Disusun Oleh :
DEPARTEMEN BIOTEKNOLOGI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kemudahan dan kelancaran yang
PROVINSI JAWA BARAT” . Paper ini disusun untuk memenuhi salah satu Tugas
mata kuliah Teknologi Ekonomi dan Aspek Hukum Produk Bioteknologi, Jurusan
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan paper ini tidak terlepas dari
bimbingan, dorongan, serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
1. Miranda Risang Ayu Palar, SH, LL.M, Ph.D, selaku dosen mata kuliah Teknologi
Ekonomi dan Aspek Hukum Produk Bioteknologi yang telah banyak membimbing
2. Seluruh teman Jurusan Bioteknologi Angkatan 2019 dan semua pihak yang telah
teknis penulisan maupun materi, maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan paper ini. Penulis berharap
semoga paper ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
November, 2019
Penulis
I
PENDAHULUAN
Hak Kekayaan Intelektual atau disingkat HKI adalah hak yang muncul
sebagai hasil olah pikir otak manusia yang menghasilkan suatu produk atau proses
yang bermanfaat untuk manusia. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa objek yang
diatur dalam HKI adalah karya-karya yang muncul atau lahir dari kemampuan
suatu metode yang baru dari suatu penelitian. Salah satunya, dapat digunakan untuk
melindungi produk atau metode baru yang muncul pada penelitian terkait deteksi gen
yang sedang dihadapi oleh berbagai negara di dunia. Resistensi antibakteri dapat
terjadi pada semua jenis bakteri baik bakteri yang menyebabkan penyakit pada
manusia maupun pada hewan. Kasus resistensi antibakteri pada hewan sudah banyak
terjadi terutama pada hewan ternak yang memicu penularan pada manusia yang
mengkonsumi produk dari ternak tersebut. Salah satu kasus resistensi antibakteri
hewan yang telah banyak terjadi adalah resistensi antibiotik pada bakteri
menurun. Penyakit ini disebabkan oleh peradangan pada jaringan internal kelenjar
susu atau ambing yang ditandai dengan perubahan fisik maupun kimia dengan
disertai atau tanpa disertai patologis kelenjar mammae (Hurley dan Morin, 2003).
berupa perubahan warna, munculnya gumpalan dan leukosit dalam jumlah yang
besar. Selain itu, penyebab mastitis juga disebabkan karena adanya kontaminasi
mastitis. Akan tetapi, pada prakteknya para peternak sering memberikan antibiotik
yang tidak sesuai dengan aturan sehingga akan berimbas pada timbulnya gejala
resistensi dimana antibiotik yang sudah digunakan tidak akan lagi bekerja terhadap
gen resistensi pada bakteri Staphylococcus aureus dengan tujuan untuk mengetahui
gen penyebab resistensi antibiotik. Hasil jangka panjang dari penelitian ini adalah
dikembangkannya antibiotik baru yang tidak akan menimbulkan resistensi pada target
serta metode baru dalam mendeteksi gen resistensi. Kedua hasil penelitian tersebut
akan diajukan untuk bisa memperoleh perlindungan HKI sehingga akan bermanfaat
bagi masyarakat.
1. Apa saja jenis-jenis Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang bisa digunakan
Penulisan dari paper ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi yang
relevan bagi masyarakat terkait pengetahuan tentang jenis-jenis HKI dan prosedur
pengajuannya dalam melindungi suatu produk atau metode dari penelitian yang sudah
dilakukan.
II
PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Produk dan metode dari penelitian ini dapat diajukan untuk mendapatkan
perlindungan hak kekayaan intelektual dari mulai pengajuan paten produk, paten
proses, rahasia dagang, dan hak cipta. Berikut akan diberikan pemaparan mengenai
pengajuan jenis-jenis Hak Kekayaan Intelektual (HKI) pada hasil dari penelitian ini
atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan invensinya (UU
No.14 Tahun 2001). Hasil akhir dari penelitian ini adalah dengan dikembangkannya
suatu produk antibiotik baru yang memiliki keunggulan untuk tidak menimbulkan
gejala resistensi pada mikroba target. Antibiotik baru dari hasil penelitian ini tentunya
telah memenuhi syarat-syarat untuk bisa diajukan sebagai paten karena mengandung
menimbulkan resistensi pada mikroba target dan apabilan mengacu pada prior art
diaplikasikan oleh oleh pihak lain semisal vendor (applicable) dan tentunya produk
antibiotik baru yang telah dihasilkan akan memiliki manfaat yang luas kepada
masyarakat sebagai pihak yang akan menjadi konsumen terhadap produk antibiotik
tersebut (Functional).
2.2 Paten Proses
Menurut pasal 1 (2) PP No.34 Tahun 1991 paten proses merupakan penjelasan
tertulis mengenai cara melaksanakan suatu invensi sehingga dapat dimengerti oleh
seseorang yang ahli pada bidang tersebut. Dalam penelitian ini, proses pendeteksian
gen resistensi pada bakteri Staphylococcus aureus memiliki potensi untuk bisa
penelitian ini merupakan suatu metode yang baru (Novelty) karena menggabungkan
beberapa prosedur penelitian menjadi suatu metode yang cukup akurat dalam
metode yang memiliki langkah-langkah inventif (having invention step) dan dapat
diaplikasikan atau dilakukan oleh pihak lain (Aplicable) serta penggunaan dari
metode ini memiliki fungsi bagi para peneliti yang akan mendeteksi gen resistensi
dengan prior art penggunaan metode ini memiliki keunggulan diantaranya jauh lebih
sederhana, tidak memakan waktu, dan hasilnya terbilang akurat. Berikut disajikan
diagram alir terkait prosedur penelitian dengan mengunakan metode ini pada Gambar
1 dibawah ini .
Sampel
Uji Coliform
Mastitis Test (CMT)
Metode
Pendeteksian
Gen Resistensi
yang Baru
Antibiotic Susceptibility Test
Pengembangan
Sequence Gen Produk
Resisten Antibiotik Baru
adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/ atau bisnis
yang mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga
kerahasiaanya oleh pemilik rahasia dagang. Hasil akhir dari penelitian ini adalah obat
antibiotik baru yang tidak akan menimbulkan gejala resisten pada mikroba target.
dan model pemetaan gen resistensi mikroba yang telah dimodifikasi sedemikian rupa
Komposisi penyusun obat dan model pemetaan dari gen resistensi tersebut sebisa
mungkin harus dijaga kerahasiaanya agar tidak terdapat pihak lain yang bisa meniru
atau bahkan mengklaim temuan tersebut dan juga menjamin pihak yang
Menurut UU No. 19 tahun 2002 menyatakan bahwa hak cipta adalah hak
salah satunya adalah ilmu pengetahuan dalam bentuk buku teori ataupun jurnal yang
sudah terpublikasi. Hasil dari penelitian ini tentunya akan ditulis kedalam bentuk
jurnal untuk dipublikasikan sehingga bisa menjadi sumber pengetahuan yang relevan
dan bisa diajukan untuk mendapatkan perlindungan hak cipta. Dalam prateknya
sebelum di publikasikan, hasil dari penelitian ini berupa produk dan metode baru
yang akan dijelaskan dalam jurnal tentunya harus sudah mendapatkan surat
penerimaan pengajuan perlindungan paten dari direktorat jenderal kekayaan
intelektual.
penyedian sumber daya genetik terkait benefit sharing yang akan didapatkan. Berikut
melindungi rahasia dagang tersebut dengan syarat apabila informasi tersebut bersifat
rahasia, mempunya nilai ekonomi, dan dijaga aspek kerahasiaanya melalui upaya
yang semestinya.
Dalam proses pengajuan hak cipta dapat melalui alur yang disediakan dalam
Gambar 3 berikut :
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. 2019. Alur Pengajuan Paten dan Hak
Cipta. Tersedia di. https://dgip.go.id/prosedur-diagram-alir-permohonan-
paten. Diakses pada Tanggal 9 Desember 2019. Pukul 8.20 WIB.
Hurley, W.L. and D.e. Morin. 2000. Mastitis Lesson A. Lactation Biology. ANSCI
308. http://classes aces.uiuc.edu/Ansci 308/. (20-12-2002).