Anda di halaman 1dari 6

Metode Deteksi Bushmeat

“Bioetik, Prospek Bioteknologi dan Biosafety”

Nama : Mutia Syafira

NPM : 250620190502

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2020
Metode-Metode untuk Mendeteksi Bushmet

ELISA TEST
Prisinsip kinerja ELISA TEST yaitu adanya hidrolisis oleh enzim
berlangsung dalam suatu waktu tertantu Reaksi harus berlangsung dalam keaadan
optimal dimana

- kadar reaktan

- temperatur

- masa inkubasi yang telah ditentukan

secara eksperimental pada setiap reagen dan produk berbeda ketentuannya


sehingga prosedur yang dikerjakan sesuai dengan pengaturan masing-masing.

Sisi Positif/Kelebihan :

 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) mengidentifikasi jenis


daging dalam jumlah sedikit dan bahkan telah dengan daging yang
mengalami perubahan karena pemrosesan sebelumnya.
 ELISA TEST dapat membantu mengidentifikasi pemalsuan kualitatif
dalam daging olahan.
 Pengujian enzimatik dan molekuler memungkinkan identifikasi campuran
daging dalam jumlah sedikit.

Sisi Negatif/Kekurangan :

 Karena masih kurang tersediaan isolate pada kit ELISA yang dibutuhkan
pada saat pengujian.
 Mebutuhkan waktu lama untuk mencocokan isolate dengan enzyme yang
sesuai, termasuk pengaturan temperature, lingkungan dll.
 Pendeteksian lebih khusus pada antibodi atau imunologi, patologi dan
virus bukan pada idetifikasian spesies.
DNA Analysis PCR (POLYMERASE CHAIN
REACTION)
Prinsip kinerja PCR yaitu metode yang cepat dan sederhana, untuk
mengkopi dan memperbanyak urutan DNA spesifik yang dinginkan hingga
mengsingkronisasi gen dengan spesies yang ingin diketahui. Dengan lahngkah-
langkah mengulangi siklus :

- Denaturasi

- Hibridasi dari DNA yang dinginkan dibantu oleh DNA primer

- Extensi regio DNA tsb oleh enzim DNA polymerase

Sisi Positif/Kelebihan :

 Analisis DNA (PCR waktu-nyata) terbukti menjadi cara yang lebih sensitif
dan akurat untuk mendeteksi jenis daging dalam produk olahan.
 Metode DNA yang divalidasi tepat menawarkan pendekatan praktis dan
mudah untuk mengidentifikasi daging hewan liar dan secara
berkesinambungan berhubungan dalam forensik margasatwa pada saat
proses pemeriksaan impor or ekspor daging yang dikirimkan.
 Metode DNA beramplifikasi langsung menggunakan pasangan primer
'universal' tunggal per gen yang umumnya menghasilkan tingkat
keberhasilan PCR> 90% di seluruh pesanan dan kuat untuk berbagai jenis
preprocessing daging dan protokol ekstraksi DNA.
 Dapat menentukan taksonomu hinggs pesises dari genetik yang mendekati
dengan adanya kolaborasi dengan data dari GenBank.
 Metode ini dapat dilakukan pada sample (daging) yang telah diolah baik
direbus, dipanggang, dan dibakar atau bahkan saat menjadi bushmeat
mentahnya.
Sisi Negatif/Kekurangan :

 Tidak bisa diujikan bertempat dimana saja harus ada laboratorium atau di
ruang uji (khusus).
 Kurang lengkapnya ketersediaan entri referensi cytb dalam database
nukleotida. Spesies yang sangat langka dan berasal dari genus yang kaya
spesies sebagian besar kurang terwakili oleh database yang ada.
 Biaya yang diperlukan cukup besar.

NANOBIOSENSOR
Nanobiosensor merupakan sistem pengukuran untuk menghubungkan
suatu bahan (Analit) yang mengkombinasikan komponen biologis dengan detektor
psikokimiawi pada skala nano. Nanobiosensor pengaplikasian ini dapat dilakukan
untuk melindungi keberadaan zat asing atau komponen asing pada bahan pangan
(Nano Science and Technology Consortium, 2020). Karakteristik sensor
ditentukan dari sejauh mana sensor

Pada nanobiosensor ttersebut memiliki kriteria atau kemampuan yang


baik dalam mengenali zat yang ingin dideteksinya yaitu :

1. Sensitifitas, merupakan ukuran seberapa sensitif sensor mengenali zat


yang akan dideteksinya. Sensor yang baik akan mampu mendeteksi zat
meskipun jumlah zat tersebut sangat sedikit dibandingkan gas di
sekelilingnya. Pada umumnya, nilai yang dihasilkan ditentukan dari jenis
material sensor dan zat yang digunakan.

2. Selektifitas, menunjukkan sejauh mana kemampuan sensor untuk


menyeleksi zat yang akan dideteksinya. Kemampuan ini sama pentingnya
dengan sensitifitas mengingat zat yang dideteksi tentunya akan
bercampur dengan gas lain yang ada disekelilingnya.
3. Waktu respon dan waktu pemulihan, waktu respon adalah kemampuan
sensor untuk mengenali zat yang akan dideteksinya, sedangkan waktu
pemulihan adalah waktu yang dibutuhkan sensor untuk kembali lagi ke
posisi normalnya ketika belum mendeteksi. Semakin cepat waktu respon
dan waktu pemulihannya, maka semakin baik sensor tersebut.

4. Stabilitas dan daya tahan, stabilitas adalah sejauh mana sensor dapat
secara konsisten memberikan informasi sensitifitas yang sama dalam
jangka waktu yang lama, sehingga sensor tersebut tahan lama dan dapat
terus digunakan.

Sisi Positif/Kelebihan :

 Teknologi mutakhir yang mulai banyak dikembangkan.


 Dapat dijadikan sebagai produk baik berupa alat untuk beberapa
kepentingan instansi yang dapat dikomersialisasikan.

Sisi Negatif/Kekurangan :

 Masih harus banyak dirancang dan dievaluasi mengenai metodenya karena


kabanyakan produk masih hanya bersifat pemeriksaan kulitatif belum
pemeriksaan kuantitatif.
 Biaya untuk pembuatan nanobiosensor tidak murah

Kesimpulan
Dapat diseimpulakan dari beberapa metode untuk pendeteksian bushmeat
terdapat beberapa spesifikasi baik dari segi kelebihan dan kekurangan namun
yang lebih efektif serta selektif dan banyak digunakan yaitu pada metode PCR
karena terdapat banyak kelebihan kegunaanya salah satunya adalah dengan
spesifikasi tinggi hingga dapat mengetahui turunan gen DNA hingga kepastiannya
menvalidasi sample dengan metode tepat dan mudah dilakukan jika dibandingkan
dengan ELISA test yang harus diatur segala bentuk pada proses pengujiannyadan
nanobiosensor yang masih harus banyak dikaji ulang untuk dijadikan sebagai
produk dengan keunggulan sensitivitas yang tinggi pada partiker terkecil
memungkinkan adanya produk baru yang dapat dijadikan uji sample secara
kuantitaf.

Daftar Pustaka
Fibriana, F., Widianti, T., Retnoningsih, A., dan Susanti. 2012. Deteksi Daging
Babi pada Produk Bakso di Pusat Kota Salatiga Menggunakan Teknik Polymerase
Chain Reaction. Jurnal Biosantifika 4(2): 106-112.

Mitchell J. Eaton. Greta L. Meyers. Sergios-Orestis Kolokotronis. Matthew S.


Leslie. Andrew P. Martin Æ George Amato.2010. Barcoding bushmeat: molecular
identification of Central African and South American harvested vertebrates.
Conserv Genet (2010) 11:1389–1404.

MSDS, (2014). “Nickel (II) Hydroxide Nanoparticles (Ni(OH)2)”.US Research


Nanomaterials, Inc., Houston, Texas.

N.V. Morf , K.L. Wood , R. Ko¨ppel , N. Felderer , M. Daniels , B. Tenger , A.


Kratzer. 2013. A multiplex PCR method to identify bushmeat species in wildlife
forensics. University of Zurich, Institute of Forensic Medicine, Zurich,
Switzerland. Tengwood Organization, Wallisellen, Switzerland. Official Food
Control Authority of the Canton of Zurich, Zurich, Switzerland.

Anda mungkin juga menyukai