NPM : 250620190001
Teknologi Biomolekuler
Pendahuluan
DNA sequencing merupakan penenentuan urutan empat blok bangun kimia disebut basa
yang menyusun molekul DNA. Urutan DNA ini menjelaskan kepada para ilmuwan mengenai
jenis infomasi genetik yang dibawa oleh molekul DNA tertentu. Sebagai contoh, para ilmuwan
menggunakan informasi urutan DNA ini untuk menentukan rentang DNA mana yang
mengandung gen dan rentang DNA mana yang membawa intruksi regulasi, menyalakan atau
mematikan gen. Selain itu, yang tepenting, untaian data dapat menyoroti perubuahan gen yang
Kemudian, sekuensing dilakukan untuk menentukan urutan nukleotida pada fragmen DNA yang
terdeteksi dari hasil visualisasi DNA yang teramplifikasi dalam proses PCR menggunakan mesin
Sekuensing DNA dapat digunakan untuk menentukan identitas atau fungsi dari suatu
fragmen DNA lainya dengan cara membandingkan sekuensnya dengan sekuens DNA lain yang
sudah diketahui. Teknik ini dapat digunakan dalam riset dasar biologi maupun berbagai bidang
Sejak pertengahan tahun 1980-an, metode sanger merupakan metode yang pertama kali
digunakan dalam deteksi DNA sequencing. Pada tahun 1986, tim Leroy Hood di California
Institute of Technology dan Applied Biosystems berhasil membuat mesin sekuensing DNA
automatis berdasarkan metode Sanger. Metode sanger merupakan metode sekuensing yang
ditemukan oleh Frederick Sanger pada tahun 1977. Prinsip kerja dari metode sanger yaitu
terminasi sinstesis DNA oleh dideoksinukleotida yang ditempatkan pada empat tabung yang
dideoksinukleosida yang digunakan untuk terminasi (Cooper 1997 : 110-111; Fairbank dan
Generasi kedua dari metode sekuensi sekunsing dikenal dengan next generation
sequencing (NGS). Filosofi dasar pembentukan mesin NGS diadaptasi dari metode sekuensing
shotgun. Istilah NGS secara kolektif digunakan untuk mendeskripsikan semua teknologi
sekuensing selain teknologi sekuensing sanger salah satunya metode nanopore sequencing.
Ide terkait metode nanopoer sequencing diajukan oleh Deamerand Branton dan secara
independen oleh Church (Pennisi, 2019). Konsep dari metode ini adalah jika basa dapat
menyebabkan ledakan arus ion yang berbeda selama DNA melintasi jalur yang kecil, yang
kemudian hal ini akan berpotensi untuk mejadi suatu metode yang baru. Pada tahun 1993,
pori beracun yang dikeluarkan oleh Staphylococcusaureus untuk mendegradasi lipid bilayer, dan
digunakan untuk mendeteksi translokasi DNA melalui α-HL nanopore (Song et al., 1996). Pada
tahun 1996, hasil translokasi DNA mereka melalui nanopore α-HL diterbitkan (Kasianowicz et
al., 1996).
Bayley melaporkan bahwa α-HL adalah protein saluran dengan ukuran 232.4
kDamembran (Gouaux dkk., 1994). Analisis struktur kristal dari α-HL mengukapkan ∼10 nm-
tinggi jamur dalam bentuk komplek homoheptamer yang mengandung ∼10 nm-lebar tutup
Diameter minimum pada situs penyempitan saluran adalah -1,4 nm, yang terhubung ke β-barel
dengan ruang depan 2,6 nm dengan diameter di sisi trans (Gambar 1A).
Molekul α-HL dimasukan kedalam lipid bilayer yang memisahkan ruang bervolume
kecil, masing-masing terhubung ke penguat penjepit (PCA) katoda dan anoda. Batasan ∼1,4 nm
dari α-HL memungkinkan untai DNA tunggal (ssDNA) atau RNA selain double-stranded
(dsDNA) setebal 2nm. Basis yang berbeda di sepanjang untai DNA yang bermuatan negatif akan
Nama : Norman Billi
NPM : 250620190001
Teknologi Biomolekuler
menyebabkan flutuasi arus listrik dalam proses translokasi melalui nanopore dibawah medan
listrik terapan.
Prinsip dari metode nanpore sequencing adalah post light sequencing dimana deteksi
optikal tidak diperlukan lagi. Pada ion torrent sequencing method diukur ion H+ yang dilepaskan
tiap ada dNTPs yang disambungkan ke rantai. Pada nanopore technology, digunakan nanopore
detectors sehingga hanya satu untai DNA yang mampu melewati pori nanopore. Selama molekul
DNA melewati pori, detektor akan merekam perubahan arus elektrik pada nanopore.
Perubahannya akan berbeda pada tiap basa yang berbeda (Madigan, dkk, 2014).
Pada metode ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebih dari metode
nanpore sequencing adalah metode yang tidak memerlukan imaging equipment untuk
perlatan terbilang murah jika dibandingkan dengan metode pendeteksi gen yang lain. Kono dkk.,
(2019) menyatakan bahwa hanya dibutuhkan biaya sekitar $1,000, termasuk peralatan dan set
Nama : Norman Billi
NPM : 250620190001
Teknologi Biomolekuler
reagen. Sequencing gen dapat dilakukan dimana saja bahkan di lapangan hal ini disebabkan
karena peralatan MinION dapat di charge menggunakan USB pada port laptop. Minimnya
analisis gambar juga menyebabkan pendeteksian tagre DNA untuk semua aktivitas screening
pada bidang kedokteran dapat dilakukan dengan cepat. Kemudian metode ini pun memiliki
tandap amplikasi DNA atau sinstesis tentunya hal ini akan membuat tidak ada perbedaan batas
pada panjang DNA yang dapat diurutkan sehingga akan menimbulkan bias dalam pembacaan
hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Coper, G.M. 1997. The Cell of Molecular Approah. Sinaur Associates, Inc, Sunderland.
Fair Bank, D.J. and W.R.Andersen. 1999.Genetic: The Contunuity of Life. Brooks/ Cole
Publishing Company, New York
Fatimawali, Badaruddin, F., dan Yusuf, I., 2011, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Resisten
Merkuri dari Muara Sungai Sario yang Dapat Digunakan untuk Detoksifikasi Limbah
Merkuri, Jurnal Ilmiah Sains, 11(2): 282-288.
Gouaux, J. E., Braha, O., Hobaugh, M. R., Song, L., Cheley, S., Shustak, C., et al.(1994).
Subunit stoichiometry of staphylococcal α-hemolysin in crystals and onmembranes: a
heptameric transmembrane pore. Proc. Natl. Acad. Sci. U.S.A. 91,12828–12831. doi:
10.1073/pnas.91.26.12828.
Madigan, M.T. dkk. 2014. Brock Biology of Microorganism, 14th Ed. San Fransisco: Pearson
Education Inc. hal. 184-189
National Human Genom Research Institute. 2015. DNA Sequencing Fact Sheet. Tersedia di
https://www.genome.gov/about-genomics/fact-sheets/DNA-Sequencing-Fact-Sheet.
Diakses pada tanggal 8 Desember 2019 Pukul 20:00 WIB.
Nama : Norman Billi
NPM : 250620190001
Teknologi Biomolekuler
Pennisi, E. (2012). Search for pore-fection. Science 336, 534–537. doi: 10.1126/sci-
ence.336.6081.534.
Song, L., Hobaugh, M. R., Shustak, C., Cheley, S., Bayley, H., and Gouaux, J. E.(1996).
Structure of staphylococcal α-hemolysin, a heptameric transmembranepore. Science 274,
1859–1865. doi: 10.1126/science.274.5294.1859.