Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

Disusun Oleh :
I NYOMAN KUSMARIANTHA, S.Pd
NIP. 19670223 199002 1 002
Pembina, IV/a/

PERIODE
1 Januari 2014 – 31 Desember 2019
IDENTITAS GURU

Nama : I NYOMAN KUSMARIANTHA, S.Pd


NIP : 19670223 199002 1 002
Tempat/Tanggal Lahir : Jembrana, 23 Pebruari 1967
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pangkat/Gol.Ruang/TMT : Pembina, IV/a/ 01 Oktober 2007
Jabatan : Guru Madya
Unit Kerja : SMP Negeri 1 Mendoyo
Alamat : Jl. Kresna, Penyaringan
:
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

Disusun Oleh :
I NYOMAN KUSMARIANTHA, S.Pd
NIP. 19670223 199002 1 002

Disahkan pada tanggal 28 Oktober 2019

Oleh:
Kepala SMP Negeri 1 Mendoyo

I NYOMAN WIRACANA
NIP. 19631209N198411 1 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena
penulis telah berhasil menyelesaikan tugas pengembangan diri. Dengan segala
kerendahan hati, penulis menyadari karena berbagai keterbatasan, belum
sepenuhnya dapat meningkatkan kompetensi peserta didik. Namun didorong oleh
niat, komitmen serta kesungguhan untuk menyegarkan wawasan dan semangat
peserta didik.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan
mutu pendidikan di indonesia. Berkaitan dengan upaya tersebut, diantaranya
adalah meningkatkan potensi para pendidik sehingga dapat melakukan
pembelajaran secara profesional, maka dari itu dinas pendidikan
kabupaten/provinsi/kementerian pendidikan dan kebudayaan mengadakan
pelatihan dan workshop bagi para pendidik.
Dengan diadakan pelatihan dan workshop tersebut diharapkan dapat
memberikan wawasan dan memperkaya khasanah tentang pembelajaran dan
penilaian bagi guru bidang study sehingga guru dapat melakukan pembelajaran
yang bervariasi dan menyenangkan.

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL ............................................................................................ i


LEMBAR IDENTITAS ....................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
2. Tujuan Umum .......................................................................................... 1
BAB II PENGEMBANGAN DIRI
1. Pelatihan Bagi pendidik untuk Memenuhi Standar Kompetensi
melalui Kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru
Sekolah Menengah Pertama ..................................................................... 1
2. Pelatihan Penyusunan Kurikulum Fleksibelitas
Sekolah Inklusif Tahap I .......................................................................... 5
3. Pelatihan Penyusunan DUPAK ................................................................ 7
BAB III PENUTUP
1. Simpulan ..................................................................................................
27
2. Saran .........................................................................................................
27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Format Rekapitulasi Kegiatan Pengembangan Diri .................................
2. Foto Copy Sertifikat dan Surat Tugas ......................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Guru sebagai tenaga pendidik profesional adalah guru yang tidak hanya
merasa puas dengan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki. Seorang
guru sebagai tenaga profesional hendaklah berusaha mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya sehingga layanan yang diberikan kepada
peserta didik adalah layanan yang semakin berkualitas.
Tugas seorang guru yang profesional tidak hanya dituntut untuk memiliki
kinerja yang baik dalam melaksanakan tugas mengajar, mendidik, dan melatih
peserta didik saja melainkan juga harus melakukan pengembangan keprofesian
berkelanjutan.
Berbagai hal bisa dilakukan oleh seorang guru untuk dapat meningkatkan
profesionalismenya. Menurut Permen Negara PAN dan RB No. 16 Tahun 2009,
seorang guru dapat melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan
melalui tiga komponen yaitu: 1) melaksanakan pengembangan diri; 2) melakukan
publikasi ilmiah; dan 3) menemukan dan menciptakan karya-karya inovatif.
Kegiatan pengembangan diri bisa dilakukan melalui dua kegiatan, yaitu
diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru. Semua kegiatan yang dilakukan oleh
guru di kelompok kerja atau MGMP termasuk ke dalam kegiatan kolektif guru
sedangkan kegiatan di luar MGMP termasuk ke dalam Diklat fungsional.
Seorang guru yang melaksanakan pengembangan diri atau kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan lainnya disamping akan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sebagai seorang guru, juga mendapat penghargaan
angka kredit yang dapat diperhitungkan untuk perkembangan kariernya.

2. Tujuan
Berdasarkan pemaparan di atas, pengembangan diri dilakukan oleh penulis
dengan tujuan:
a. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada peserta didik.
b. Mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan
pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi.
BAB II
PENGEMBANGAN DIRI

Dalam kurun waktu sampai dengan Desember 2019, penulis telah mengikuti 3
(Tiga) kegiatan pengembangan diri dengan rincian sebagai berikut :

1. Pelatihan Penyusunan Kurikulum Fleksibelitas Sekolah Inklusif Tahap I


A. Latar Belakang
Inklusif sosial adalah pendekatan untuk mencari cara agar setiap anak
tanpa kecuali dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya
dan masyarakat. Inklusif sosial juga dapat berarti bahwa hak setiap anak
dilindungi dan dipastikan agar semua anak sepenuhnya dilibatkan dalam
program pendidikan terlepas dari kondisi kemiskinan, gender, disabilitas dan
terbatasnya kesempatan pendidikan. Isu dan aspek-aspek yang terkait dengan
inklusif sosial meliputi hak anak, pendidikan inklusif, disabilitas, gender,
kemiskinan, penyakit, dan anak sebagai korban.
Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan
dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti
pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara
bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (1) yang menegaskan
“setiap warga berhak mendapatkan pendidikan”; Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 32 ayat (2) yang menegaskan “setiap warga ank a wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 5 ayat (1)
yang menegaskan “setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu”. Undang-undang inilah yang menjadi
bukti kuat hadirnya pendidikan inklusi ditengah masyarah.
Pada pendidikan dasar, kehadiran pendidikan inklusi perlu mendapat
perhatian lebih. Pendidikan inklusif sebagai layanan pendidikan yang
mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus (ABK) belajar bersama anak
normal (non-ABK) usia sebayanya di kelas ank ar/biasa yang terdekat dengan
tempat tinggalnya.
Sayangnya, sekolah Inklusi yang sudah “terlanjur” menerima tidak
langsung dengan mudahnya menangani anak-anak yang sekolah dengan
kebutuhan khusus itu. Kurikulum harus dapat disesuaikan dengan kelas yang
heterogen dengan karakteristik ABK dan regular. Guru belum siap untuk
menangani anak-anak dikelasnya dengan karakteristik yang berbeda.
Akhirnya, guru-guru yang berhadapan langsung dengan ABK di kelas
mengeluh dan sulit untuk mengajar satu metode yang sama dan dengan
perlakuakuan yang sama sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai seperti
yang diharapkan. Pengembangan kurikulum dapat dilakukan sebagai upaya
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai dalam pendidikan inklusi.
Pendidikan inklusi di sekolah belum beriringan dengan visi pendidikan
belum berdasarkan inklusi ethos yang mengedepankan keragaman dan
kesamaan hak dalam memperoleh pedidikan. Kurikulum dan metode
pengajaran yang kaku dan sulit diakses oleh ABK masih ditemukan pada
kelas inklusi. Pengintergrasian kurikulum belum dapat dilakukan oleh guru
Karena kemampuan guru yang terbatas. Guru-guru belum mendapatkan
training yang praktikal dan kebanyakan yang diberikan sifatnya hanya sebatas
sosialisasi saja. Wali kelas dan atau guru bidang studi yang kedapatan
dikelasnya ada ABK masih menunjukkan sikap “terpaksa” dalam
mendampingi ABK memahami materi.
Dengan memahami pendidikan inklusif, kepala sekolah dan pengawas
diharapkan dapat mengembangkan sekolah menuju sekolah yang berwawasan
pendidikan Inklusif. Sekolah yang berperspektif pendidikan Inklusif
menunjukkan suasana lingkungan sekolah yang ramah dan nyaman untuk
pembelajaran semua anak tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya, dan kondisi fisik. Karena itu, kepala sekolah dan pengawas sekolah
dituntut melakukan perubahan terutama dalam penyediaan akses dan sumber
daya lingkungan, fisik, sosial, maupun akademik.
Materi pendidikan inklusif ini memuat dua sub materi: (1) Konsep
pendidikan Inklusif; dan (2) Penyelenggaraan pendidikan inklusif. Materi
pendidikan Inklusif ini merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi
tuntutan kompetensi kepala sekolah/madrasah sesuai dengan Permendiknas
Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Kompetensi Kepala Sekolah, terutama pada
dimensi manajerial. Menerapkan dan melaksanakan pendidikan inklusif di
sekolah merupakan bagian dari kompetensi mengelola perubahan dan
pengembangan sekolah serta menciptakan budaya dan iklim sekolah yang
kondusif dan inovatif.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelatihan penyusunan kurikulum fleksibelitas sekolah inklusif tahap I dari
tanggal 19 sampai dengan 21 Agustus 2015 bertempat di BKKTK Propinsi
Bali

C. Jenis Kegiatan
Pelatihan Penyusunan Kurikulum Fleksibelitas Sekolah Inklusif Tahap I

D. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan Pelatihan Penyusunan Kurikulum Fleksibelitas Sekolah
Inklusif Tahap adalah semua Kepala Sekolah calon Sekolah Inklusif di
Bali

E. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan pelatihan penyusunan kurikulum fleksibelitas sekolah
inklusif tahap I yaitu :
1. Mensosialisasikan tentang konsep dasar peendidikan inklusif
2. Menambah pemahaman sekolah terkait penyelenggaraan pendidikan
inklusif
3. Mensosialisasikan tentang Konsep perlindungan anak dan Sekolah
Ramah Anak (SRA).
F. Materi
Materi utama yang diberikan dalam kegiatan Pelatihan Penyusunan
Kurikulum Fleksibelitas Sekolah Inklusif Tahap antara lain :
a) Konsep dasar pendidikan inklusif;
b) Penyelenggaraan pendidikan inklusif;
c) Konsep perlindungan anak;
d) Sekolah Ramah Anak (SRA).

G. Manfaat :
Manfaat dari kegiatan Pelatihan Penyusunan Kurikulum Fleksibelitas
Sekolah Inklusif Tahap I antara lain :
a) Lembaga pendidikan memahami konsep dasar pendidikan inklusif;
b) Lembaga pendidikan memahami tata cara Penyelenggaraan pendidikan
inklusif;
c) Lembaga pendidikan memahami konsep perlindungan anak;
d) Lembaga pendidikan memahami tata cara penyelenggaraan Sekolah
Ramah Anak (SRA).

H. Tindak lanjut
Tindak lajut yang dilakukan setelah mengikuti kegiatan Pelatihan
Penyusunan Kurikulum Fleksibelitas Sekolah Inklusif Tahap I adalah
lembaga pendidikan (sekolah) menerapkan kurikulum berbasis sekolah
inklusif

I. Dampak
Dampak setelah mengikuti kegiatan Pelatihan Penyusunan Kurikulum
Fleksibelitas Sekolah Inklusif Tahap I adalah sebagai berikut :
1. Lembaga pendidikan/ sekolah mampu menyelenggarakan pendidikan
inklusif sesuai dengan konsep dasar dan tata cara yang berlaku
2. Lembaga pendidikan/ sekolah mampu menyelenggarakan pendidikan
inklusif sesuai konsep perlindungan anak dan tata cara
penyelenggaraan Sekolah Ramah Anak (SRA).
1) Pelatihan Bagi pendidik untuk Memenuhi Standar Kompetensi melalui
Kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru Sekolah Menengah Pertama
2017
A. Latar Belakang
Standar Nasional Pendidikan menuntut agar proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berprestasi
aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa masih
banyak permasalahan yang ada pada jenjang pendidikan sekolah
menengah pertama (SMP) khususnya dalam proses belajar mengajar
siswa, guru sering menemukan kurangnya motivasi serta keaktifan belajar
siswa.
Dalam mengatasi permasalah tersebut, pemerintah telah
menyiapkan strategi melalui Kurikulum 2013 yang dipandang cocok
dilaksanakan sebagai acuan dalam pembelajaran. Dalam menerapkan
pembelajaran yang mengaplikasikan kurikulum 2013, guru diharapkan
memahami dan memiliki kompetensi sesuai yang diamanatkan undang-
undang. Memperhatikan hal tersebut sehingga dipandang perlu
dilaksanakan suatu pelatihan yang dapat membantu pendidik untuk
memenuhi standar kompetensi melalui kegiatan peningkatan kompetensi
guru Sekolah Menengah Pertama.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi
melalui kegiatan peningkatan kompetensi guru Sekolah Menengah
Pertama tahun 2017 diselenggarakan pada tanggal 27 sampai dengan 30
Oktober 2017 bertempat di SMP Swastika Karya Kabupaten Jembrana.
C. Jenis Kegiatan
Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi melalui
kegiatan peningkatan kompetensi guru Sekolah Menengah Pertama tahun
2017

D. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar
kompetensi melalui kegiatan peningkatan kompetensi guru Sekolah
Menengah Pertama tahun 2017 adalah seluruh guru PNS dan Non-PNS
SMP di Kabupaten Jembrana yang ditunjukkan melalui surat undangan.

E. Tujuan kegiatan
Tujuan kegiatan pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar
kompetensi melalui kegiatan peningkatan kompetensi guru Sekolah
Menengah Pertama tahun 2017 untuk :
a. Memberi motivasi kepada semua guru agar dapat melaksanakan
kurikulum 2013 dari tahapan merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi hasil pencapaian
kompetensi peserta didik dengan baik;
b. Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP; Instrumen
(termasuk rubrik) penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
menyajikan pembelajaran dengan langkah-langkah pendekatan ilmiah;
dan melaksanakan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
sesuai dengan kurikulum 2013 dan terintegrasi penguatan pendidikan
karakter, budaya literasi sekolah, gerakan anti kekerasan terhadap
anak, pendidikan anti narkoba, penerapan pembelajaran HOTS dan
prinsip pembelajaran abad 21

F. Materi
Materi pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi
melalui kegiatan peningkatan kompetensi guru Sekolah Menengah
Pertama tahun 2017 adalah :
a. Kebijakaan Dinas Pendidikan Kepemudaaan dan Olahraga Kabupaten
Jembrana
b. Membangun Budaya Sekolah
c. Penguatan Pendidikan Karakter
d. Membangun Budaya Literasi Sekolah
e. Gerakan Anti Kekerasan Terhadap Anak
f. Pendidikan Anti Narkoba
g. Analisis KI, KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi
h. Analisis Buku Guru
i. Penerapan Pembelajaran HOTS
j. Prinsip Pembelajaran Abad 21
k. Praktek Penyusunan RPP
l. Penyusunan Instrumen Penilaian
m. Penyusunan RPP dan Instrumen Penilaian
n. Praktek Pengolahan dan pelaporan Penilaian Hasil Belajar dan Raport
o. Praktek/ Peer Teaching
p. Refleksi

G. Manfaat
Manfaat kegiatan pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar
kompetensi melalui kegiatan peningkatan kompetensi guru Sekolah
Menengah Pertama tahun 2017 yaitu :
a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru terkait kurikulum
2013;
b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru dalam penyusunan
silabus kurikulum 2013 yang terintegrasi penguatan pendidikan
karakter, budaya literasi sekolah, gerakan anti kekerasan terhadap
anak, pendidikan anti narkoba, penerapan pembelajaran HOTS dan
prinsip pembelajaran abad 21
c. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru dalam pembuatan
rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai kurikulum 2013 yang
terintegrasi penguatan pendidikan karakter, budaya literasi sekolah,
gerakan anti kekerasan terhadap anak, pendidikan anti narkoba,
penerapan pembelajaran HOTS dan prinsip pembelajaran abad 21
d. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru dalam menyusun
penilaian dan pelaporan hasil belajar dan raport.

H. Tindak lanjut
Tindak lanjut kegiatan pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar
kompetensi melalui kegiatan peningkatan kompetensi guru Sekolah
Menengah Pertama tahun 2017 yaitu semua guru peserta pelatihan
menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai
kurikulum 2013 yang terintegrasi penguatan pendidikan karakter, budaya
literasi sekolah, gerakan anti kekerasan terhadap anak, pendidikan anti
narkoba, penerapan pembelajaran HOTS dan prinsip pembelajaran abad 21
serta melaksanakan praktek mengajar/ peer teaching.

I. Dampak
Dampak kegiatan pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar
kompetensi melalui kegiatan peningkatan kompetensi guru Sekolah
Menengah Pertama tahun 2017 yaitu
a. Guru mampu menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) sesuai kurikulum 2013 yang terintegrasi penguatan pendidikan
karakter, budaya literasi sekolah, gerakan anti kekerasan terhadap
anak, pendidikan anti narkoba, penerapan pembelajaran HOTS dan
prinsip pembelajaran abad 21
b. Guru mampu menyusun instrumen (termasuk rubrik) penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
c. Guru mampu menyajikan pembelajaran dengan langkah-langkah
pendekatan ilmiah;
d. Guru mampu melaksanakan penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang sesuai dengan kurikulum 2013 dan terintegrasi
penguatan pendidikan karakter.
2) Pelatihan Penyusunan DUPAK
A. Latar Belakang
Angka kredit merupakan salah satu bentuk penilaian prestasi kerja
bagi jabatan fungsional terhadap tugas pokok sesuai dengan bidang
profesinya. Angka kredit sangat dibutuhkan oleh seorang pejabat
fungsional dalam hal pengembangan kariernya. Dengan kata lain, tanpa
angka kredit seorang pejabat fungsional tidak dapat mengembangkan
kariernya. Untuk itu seorang pejabat fungsional dituntut untuk memiliki
pengetahuan yang memadai terkait teknis pengisian dan penyusunan angka
kredit. Profesi guru merupakan salah satu jabatan fungsional yang dalam
pengembangan kariernya atau kenaikan pangkatnya melalui penilaian
angka kredit.
Penyusunan penetapan angka kredit dibuat dalam daftar ususl
penetapan angka kredit yang disebut DUPAK. DUPAK (Daftar Usul
Penetapan Angka Kredit) jabatan guru adalah daftar/kumpulan berkas-
berkas yang berisi dokumen bukti fisik prestasi kerja yang dicapai oleh
guru yang telah diperhitungkan angka kreditnya dalam kurun waktu
tertentu. Namun ketidakfahaman para guru dalam menyusun daftar usul
penetapan angka kredit (DUPAK) akan membuat kenaikan pangkatnya
tertunda. Oleh karena itu, perlu diselenggarakan kegiatan pelatihan yang
dapat memberikan pengetahuan kepada guru terkait teknis penyusunan
DUPAK.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan pelatihan penyusunan DUPAK dilaksanakan pada tanggal 10
sampai dengan 13 Desember 2018 bertempat di Gedung kesenian Ir.
Soekarno Kabupaten Jembrana
C. Jenis Kegiatan
Pelatihan penyusunan DUPAK
D. Peserta Kegiatan
Peserta pelatihan penyusunan DUPAK adalah Guru TK/SD, SMP, SMA/K
di Kabupaten Jembrana
E. Tujuan kegiatan
Tujuan pelatihan penyusunan DUPAK yaitu :
a. Mensosialisasikan Kebijakan Tentang Kenaikan Pangkat Jabatan
Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya
b. Memberikan pengetahuan kepada para guru terkait prosedur kenaikan
jabatan dan pangkat ASN melalui mengumpulan angka kredit melalui
pengajuan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK)
c. Memberikan pemahaman pada guru terkait mekanisme dan prosedur
pengajuan daftar usul kenaikan pangkat guru
d. Memotivasi guru untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan
penyusunan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK)
e. Memotivasi guru untuk meningkatkan peran serta dalam kegiatan
pengembangan diri serta meningkatkan kemampuan dalam menyusun
karya tulis dan publikasi ilmiah
a. Melatih para guru agar dapat menyusun Daftar Usul Penetapan Angka
Kredit (DUPAK)

F. Materi pelatihan penyusunan DUPAK


1. Kebijakan Tentang Kenaikan Pangkat Jabatan Fungsional Guru Dan
Angka Kreditnya
2. Prosedur Kenaikan Jabatan Dan Pangkat Guru
3. Mekanisme Dan Prosedur Pengajuan Daftar Usul Kenaikan Pangkat
Guru
4. Simulasi Angka Kredit Guru
5. Pengembangan Diri
6. Perhitungan Angka Kredit Guru
7. Unsur-Unsur yang Menjadi Syarat Penyusunan DUPAK
8. Latihan Menyusun DUPAK
G. Manfaat
Manfaat pelatihan penyusunan DUPAK yaitu:
a. Meningkatkan pemahaman guru terkait kebijakan tentang kenaikan
pangkat jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
b. Meningkatkan pemahaman guru terkait mekanisme dan prosedur
pengajuan daftar usul kenaikan pangkat guru
c. Meningkatkan kemampuan dalam melakukan penyusunan Daftar Usul
Penetapan Angka Kredit (DUPAK)Tindak lanjut
d. Meningkatkan peran serta dalam kegiatan pengembangan diri serta
meningkatkan kemampuan dalam menyusun karya tulis dan publikasi
ilmiah
e. Guru dapat menyusun Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK)

H. Tindak lanjut kegiatan


Tindak lanjut pelatihan penyusunan DUPAK yaitu :
a. Guru menyusun Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK)
b. Guru membuat laporan tentang pengembangan diri yang telah
dilakukan
c. Guru menyusun karya tulis sebagai syarat dalam penyusunan DUPAK

I. Dampak
Dampak kegiatan pelatihan penyusunan DUPAK yaitu :
a. Guru dapat mengajukan kenaikan jabatan dan pangkat sesuai dengan
mekanisme dan prosedur pengajuan daftar usul kenaikan pangkat guru
b. Guru mampu menyusun Daftar Usul Penetapan Angka Kredit
(DUPAK)
c. Guru mampu membuat laporan tentang pengembangan diri yang telah
dilakukan
d. Guru mampu menyusun karya tulis sebagai syarat dalam penyusunan
DUPAK
BAB III
PENUTUP

1. Simpulan
Kegiatan pengembangan diri bisa dilakukan melalui dua kegiatan yaitu
diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru. Semua kegiatan yang dilakukan oleh
guru di kelompok kerja atau MGMP termasuk ke dalam kegiatan kolektif guru,
sedangka kegiatan yang diadakan di luar kolektif salah satunya termasuk ke
dalam diklat fungsional. Yaitu diklat yang diadakan oleh dinas pendidikan baik
dinas pendidikan kabupaten maupun dinas pendidikan provinsi.
Seorang guru yang melaksanakan pengembangan diri atau kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan lainya, disamping akan dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai seorang guru juga mendapat
penghargaan angka kredit yang dapat diperhitungkan untuk perkembangan
kariernya. Sehingga dengan adanya pengembangan diri ini memepermudah guru
untuk meningkatkan kompetensi guru dan memperoleh angka kredit untuk
kenaikan pangkat. Pengembangan diri ini sangat baik dan perlu dilaksanakan
secara terus menerus karena manfaatnya banyak sekali bagi guru. Hal ini terbukti
pada diri saya sendiri, setelah mengikuti workshop/diklat banyak sekali tambahan
ilmu untuk peningkatan diri dan untuk peningkatan kualitas dalam pembelajaran.

2. Saran-saran
Diharapkan dengan adanya penulisan pengembangan diri ini, pendidik
tidak hanya mendapatkan ilmu atau menambah wawasan tetapi juga diharapkan
dapat menerapkan ilmu tersebut baik kepada peserta didik maupun teman sejawat.
Kami juga berharap semoga Pemerintah/ LPMP/ Dinas Pendidikan/ MGMP dapat
selalu menyelenggarakan workshop/ diklat sehingga guru dapat mengembangkan
dirinya secara maksimal karena tanpa adanya kerjasama guru tidak akan bias
mengembangkan dirinya sendiri, Mudah-mudahan workshop/ diklat dapat
dilaksanakan secara terus – menerus dan berkelanjutan.
LAMPIRAN :
MATRIKS REKAPITULASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

No Nama Kegiatan Materi PD / Kompetensi Peran Waktu/ Jam Nama Fasilitator Tempat Institusi
Guru PD Kegiatan Penyelenggara

1. Pelatihan penyusunan Peserta 19 s.d 21 1. BKKTK Dinas Pendidikan


1. Konsep dasar pendidikan
Kurikulum Agustus 2015 Jl. Gumitir Kepemudaaan dan
inklusif;
Fleksibilitas Sekolah Tangtu Denpasar Olahraga Provinsi
2. Penyelenggaraan pendidikan
Inklusif Tahap 1 Bali
inklusif;
3. Konsep perlindungan anak;
4. Sekolah Ramah Anak (SRA).
Peran Waktu/ Jam Tempat Institusi
No Nama Kegiatan Materi PD / Kompetensi Nama Fasilitator
Guru PD Kegiatan Penyelenggara

2. Pelatihan Bagi 1. Kebijakaan Dinas Pendidikan Peserta 27 s.d 30 1. I Gede Sunarya, SMP Swastika Dinas Pendidikan
pendidik untuk Kepemudaaan dan Olahraga Oktober 2017 S.Pd Karya Negara Kepemudaaan dan
Memenuhi Standar Kabupaten Jembrana dan 21 s.d 23 2. Dwijendra, S.Pd Kabupaten Olahraga
Kompetensi melalui 2. Membangun Budaya Sekolah Nopember Jembrana Kabupaten
Kegiatan Peningkatan 3. Penguatan Pendidikan 2017 Jembrana
Kompetensi Guru Karakter
Sekolah Menengah 4. Membangun Budaya Literasi
Pertama2017 Sekolah
5. Gerakan Anti Kekerasan
Terhadap Anak
6. Pendidikan Anti Narkoba
7. Analisis KI, KD dan Indikator
Pencapaian Kompetensi
8. Analisis Buku Guru
9. Penerapan Pembelajaran
HOTS
10. Prinsip Pembelajaran Abad 21
11. Praktek Penyusunan RPP
12. Penyusunan Instrumen
Penilaian
13. Penyusunan RPP dan
Instrumen Penilaian
14. Praktek Pengolahan dan
pelaporan Penilaian Hasil
Belajar dan Raport
15. Praktek/ Peer Teaching
16. Refleksi
Peran Waktu/ Jam Tempat Institusi
No Nama Kegiatan Materi PD / Kompetensi Nama Fasilitator
Guru PD Kegiatan Penyelenggara

3. Pelatihan 1. Kebijakan Tentang Kenaikan Peserta 10 s.d 13 1. I Putu Gunarsa, M.Pd Gedung Kesenian Persatuan Guru
Penyusunan Pangkat Jabatan Fungsional Desember 2. I Gede Sumertha, S.Pd Ir. Soekarno Republik

DUPAK Guru Dan Angka Kreditnya 2018 3. Sukatno, S.Pd Indonesia (PGRI)
2. Prosedur Kenaikan Jabatan Kabupaten
Dan Pangkat Guru Jembrana
3. Mekanisme Dan Prosedur
Pengajuan Daftar Usul
Kenaikan Pangkat Guru
4. Simulasi Angka Kredit Guru
5. Pengembangan Diri
6. Perhitungan Angka Kredit
Guru
7. Unsur-Unsur yang Menjadi
Syarat Penyusunan DUPAK
8. Latihan Menyusun DUPAK

Anda mungkin juga menyukai