Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR

IPA SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI DAN


MASYARAKAT (STM) DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA
SISWA KELAS VII-K SMP NEGERI 1 NEGARA

Yulia Nur Yanti


SMP Negeri 1 Negara, Kab. Jembrana; smpn1jembrana@yahoo.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan


ketuntasan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan sains
teknologi dan masyarakat (STM) dengan metode eksperimen.
Pendekatan STM dengan metode eksperimen adalah suatu pendekatan
yang menjembatani kesenjangan antara kemajuan iptek dan nilai-nilai
iptek itu sendiri dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang di
kembangkan dengan eksperimen sehingga siswa lebih aplikatif
memahami pembelajaran sains. Penelitian tindakan kelas ini
menggunakan 2 siklus dengan tiap siklus terdiri dari : perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek
penelitian adalah siswa kelas VII-K yang terdiri dari 33 orang siswa.
Berdasarkan analisis data diperoleh persentase aktivitas siswa pada
siklus I meningkat yaitu sebesar 60% dan siklus II sebesar 78% dan
termasuk kriteria aktivitas siswa aktif. Analisis data ketuntasan hasil
belajar siswa pada pembelajaran siklus I diperoleh ketuntasan secara
klasikal sebesar 61%, pada siklus II sebesar 81%. Kesimpulan
penelitian ini adalah: (1) Peningkatan aktivitas belajar siswa
menggunakan pendekatan sains teknologi dan masyarakat (STM)
dengan metode eksperimen aktivitas belajar IPA siswa kelas VII-K
SMPN 1 Negara mengalami peningkatan sebesar 78% dengan
kategori aktif. (2) Peningkatan ketuntasan hasil belajar menggunakan
pendekatan sains teknologi dan masyarakat (STM) dengan metode
eksperimen ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas VII-K SMPN 1
Negara mengalami peningkatan sebesar 81% dengan kategori tuntas.

Kata kunci : pendekatan STM, metode eksperimen, aktivitas, hasil belajar


IPA
1. Pendahuluan
Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
berupa penemuan, penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkan pengetahuan di dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas,
2003:2). Selain itu, Sears dan Zemansky (1994:1) menyatakan bahwa IPA
merupakan ilmu yang bersifat empiris, artinya setiap hal yang dipelajari dalam
IPA didasarkan pada hasil pengamatan tentang alam dan gejala-gejalanya. IPA
tidak hanya berisi teori-teori atau rumus-rumus untuk dihafal, tetapi IPA berisi
banyak konsep yang harus dipahami secara mendalam dapat di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam pembelajaran IPA seharusnya siswa
tidak sekedar menghafalkan tetapi lebih ditekankan pada proses terbentuknya
pengetahuan dan penguasaan konsep. Pada proses pembelajaran IPA, siswa
dituntut untuk dapat membangun pengetahuan dalam dirinya sendiri dengan peran
aktifnya selama proses belajar mengajar berlangsung. Dimana pengetahuan ini
dapat di peroleh dari hal-hal yang ada disekitar yang dapat di amati.
Berdasarkan pengalaman mengajar diketahui bahwa pembelajaran IPA di
SMP sering mengalami kendala, diantaranya adalah model pembelajaran yang
kurang cocok, penggunaan media yang kurang tepat, kondisi kelas yang selalu
pasif, termasuk juga kurangnya guru memperhatikan keadaan dan minat siswa
dalam kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa di SMPN 1
Negara dan pengalaman mengajar khususnya IPA sering dikeluhkan sebagai
pelajaran yang menakutkan, membosankan, dan tidak disukai siswa. Hal ini
tampak dari observasi proses pembelajaran IPA di kelas VII SMPN 1 Negara,
dimana perilaku siswa di kelas menunjukkan sikap tidak tertarik pada saat
mengikuti pembelajaran IPA, misalnya siswa bicara sendiri, melihat keluar kelas,
atau ribut saat guru menyampaikan materi. Data obervasi di SMPN 1 Negara
khususnya siswa kelas VII menunjukkan sebagian besar siswa tidak menyukai
pelajaran IPA, dimana berdasarkan hasil ulangan bab pertama rata-rata siswa
mendapatkan nilai dibawah KKM. Hasil belajar siswa kelas VII-K masih rendah,
kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM)
Proses pembelajaran khususnya pembelajaran IPA, menuntut seorang guru
memiliki strategi mengajar yang baik dan dapat memilih metode mengajar yang
tepat agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Maka pembelajaran yang
diterapkan guru perlu dimodifikasi dengan pendekatan pembelajaran yang dapat
membangun pemikiran siswa dalam menghubungkan pelajaran sains dengan
keadaan di sekitar dan perkembangan teknologi. Pendekatan sains teknologi dan
masyarakat (STM) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat
membangun pemikiran siswa tentang literasi sains dan pemanfaatan sains dalam
kehidupan di masyarakat. Poedjiadi (2005:123) menyatakan pendekatan STM
merupakan pendekatan yang menampilkan peranan sains dan teknologi di dalam
kehidupan masyarakat karena pendidikan sains dengan pendekatan STM akan
memberikan keuntungan kepada para siswa yang ingin meningkatkan literasi
sains, perhatian terhadap sains dan teknologi serta perhatian terhadap interaksi
antara sains, teknologi dan masyarakat. Melalui pendekatan pembelajaran STM
dan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk
memperoleh pengalaman nyata, mengembangkan gagasannya sehingga siswa
diharapkan akan terbiasa sekaligus mampu membangun pengetahuannya sendiri
secara aktif tentang fenomena alam yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) bagaimanakah peningkatan aktivitas
belajar IPA menggunakan pendekatan sains teknologi dan masyarakat (STM)
dengan metode eksperimen pada siswa kelas VII-K SMPN 1 Negara; (2)
bagaimanakah peningkatan ketuntasan hasil belajar IPA menggunakan pendekatan
sains teknologi dan masyarakat (STM) dengan metode eksperimen pada siswa
kelas VII-K SMPN 1 Negara. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) meningkatkan
aktivitas belajar IPA siswa menggunakan pendekatan sains teknologi dan
masyarakat (STM) dengan metode eksperimen pada siswa kelas VII-K SMPN 1
Negara; (2) meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPA siswa menggunakan
pendekatan sains teknologi dan masyarakat (STM) dengan metode eksperimen
pada Siswa Kelas VII-K SMPN 1 Negara. Manfaat yang dapat diambil dalam
penelitian ini antara lain sebagai pengalaman belajar bagi siswa sehingga dapat
mengaplikasikan konsep-konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Bagi pendidik,
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam menentukan model
pembelajaran yang efektif yang dapat digunakan untuk mengetahui masalah-
masalah dalam pembelajaran khususnya pembelajaran IPA.

2. Metode
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan dengan subyek
penelitian siswa kelas VII-K SMP Negeri 1 Negara tahun ajaran 2018/2019.
Penelitian dilakukan pada semester ganjil dengan mengambil pokok bahasan
perubahan fisika-kimia dan perpindahan kalor. Pendekatan STM dengan metode
eksperimen adalah suatu pendekatan yang menjembatani kesenjangan antara
kemajuan iptek dan nilai-nilai iptek itu sendiri dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari yang di kembangkan dengan eksperimen sehingga siswa lebih aplikatif
memahami pembelajaran sains. Pendekatan ini dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut, tahap pendahuluan dengan menentukan tujuan dan motivasi
kepada siswa serta memberikan apersepsi melalui isu-isu; tahap inti dilakukan
dengan eksplorasi melalui eksperimen, pencarian informasi (presentasi dan
diskusi), pemantapan konsep; dan evaluasi melalui feedback kegiatan
pembelajaran dan post test.
Desain penelitian yang digunakan adalah model Hopkins. Menurut Aqib
(2006:31) yaitu penelitian tindakan kelas dalam bentuk spiral yang terdiri dari
empat fase meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat fase
tersebut saling berhubungan dalam siklus yang berulang, seperti gambar dibawah.
Identifikasi
masalah

Siklus 1
Perencanaan

refleks Tindaka
i n
observas
i

Perencanaan
Siklus 2
refleks Ulang
i
observas
i
Tindakan

a. Siklus I
1) Perencanaan Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam merencanakan tindakan yaitu
sebagai berikut:
a) Menyusun desain pembelajaran pada pokok Zat dan Perubahannya
(Perubahan fisika-kimia)
b) Menyiapkan media atau alat untuk eksperimen yang dibutuhkan saat
pembelajaran berlangsung.
c) Menentukan pembagian kelompok, siswa dibagi dalam 6 kelompok. Satu
kelompok terdiri dari 5-6 siswa yang bersifat heterogen, baik dari jenis
kelamin (pria dan wanita), dan tingkat kemampuan atau prestasi
d) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) sebagai modul eksperimen dan tes
akhir.
e) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa.
2) Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan kegiatan perencanaan di atas maka dilakukan tindakan, dan
pada saat yang sama dilakukan observasi dan pengamatan terhadap proses belajar
mengajar. Kegiatan yang dilakukan sebelum proses pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Menjelaskan tentang prosedur pendekatan sains teknologi dan masyarakat
dengan eksperimen.
Kegiatan yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung adalah
sebagai berikut:
a) Melakukan apersepsi siswa guna menggali topik permasalahan yang terjadi
disekitar disesuaikan dengan materi.
b) Membimbing siswa berkumpul pada kelompok yang sudah ditentukan guna
melakukan eksperimen.
c) Membagikan modul eksperimen atau Lembar Kerja Siswa (LKS).
d) Membimbing masing-masing kelompok untuk melakukan eksperimen.
e) Membimbing masing-masing kelompok mempersiapkan laporan akhir
kelompok yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas.
f) Membimbing siswa untuk melakukan presentasi dan diskusi.
g) Memberi kesempatan siswa lain untuk bertanya.
h) Guru dan siswa bekerjasama dalam mengevaluasi hasil diskusi.
Kegiatan yang dilakukan menjelang berakhirnya proses pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a) Memberikan tes mengenai sejauh mana siswa mampu memahami materi
Tekanan berdasarkan hasil eksperimen.
3) Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersama-sama dengan pelaksanaan tindakan,
metode yang digunakan adalah pencatatan kegiatan lapangan. Observasi yang
dipakai adalah observasi langsung dengan mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap gejala-gejala objek yang di teliti berdasarkan pedoman
observasi yang telah disusun. Hal-hal yang diamati dalam penelitian ini adalah
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4) Refleksi
Refleksi merupakan upaya untuk mengkaji apa dan bagaimana dampak
dari suatu tindakan kelas. Refleksi dilakukan dengan cara menganalisis,
memahami, menjelaskan, menyimpulkan hasil tes, observasi, wawancara, dan
catatan kegiatan lapangan.

b. Siklus II
1) Perencanaan Ulang
Perencanaan ulang dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama,
dimana guru merancang ulang kembali pembelajaran berdasarkan
pembelajaran sebelumnya guna mendapatkan hasil yag lebih baik.
2) Tindakan
Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan sains teknologi dan
masyarakat dengan metode eksperimen berdasarkan rencana pembelajaran
hasil refleksi pada siklus pertama.
3) Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti beserta observer untuk mengamati
aktivitas siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan sains teknologi dan
masyarakat dengan metode eksperimen.
4) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan jika
pada siklus kedua, hasil yang diharapkan belum terpenuhi maka disusun rencana
untuk siklus ketiga. Pelaksanan siklus berikutnya mempertimbangkan berbagai
aspek baik itu waktu dan KBM di sekolah.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu aktivitas belajar siswa
melalui observasi dan data ketuntasan hasil belajar siswa yang didapat melalui tes.
Data tersebut selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
Aktivitas siswa diperoleh dari observasi dalam kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan sains teknologi dan masyarakat dengan metode
eksperimen, dimana aktivitas siswa dapat dihitung dengan rumus persentase
aktivitas siswa:

A
Pa  x100%
N
Keterangan : Pa = Persentase aktivitas belajar siswa
A = Jumlah skor tiap indikator yang yang diperoleh siswa
N = Jumlah skor maksimum tiap indikator aktivitas siswa

Tabel 3.1 Kriteria aktivitas siswa


Nilai Kategori aktivitas
Pa ≥ 80% Sangat aktif
60% ≤ Pa < 80 % Aktif
40% ≤ Pa < 60 % Sedang
20% ≤ Pa < 40 % Kurang aktif
Pa < 20% Sangat kurang aktif

(Basir, 1988: 132).

Hasil belajar dapat dilihat dari perolehan nilai tes akhir siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan sains teknologi dan
masyarakat dengan metode eksperimen. Untuk mencari persentase ketuntasan
hasil belajar siswa digunakan rumus:
n
P1  x100 %
N
Keterangan : P1 = Persentase ketuntasan belajar siswa
n = Jumlah siswa yang tuntas belajar
N = Jumlah seluruh siswa.
Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang digunakan di SMPN 1 Negara
dinyatakan sebagai berikut :
a. Daya serap perorangan, seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan skor ≥ 78 dari skor
maksimum 100.
b. Daya serap klasikal, suatu kelas dikatakan tuntas belajar apabila terdapat
minimal 78% siswa yang telah tuntas, yakni siswa yang telah mencapi skor ≥
78 dari skor maksimum 100.

3. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas VII-K SMPN 1
Negara dilakukan dalam dua siklus. Berdasarkan analisis hasil pada pembelajaran
pada Siklus I,diketahui aktivitas rata-rata siswa kelas VII-K sebesar 60% yang
termasuk kategori sedang atau cukup aktif. Hal ini terjadi karena pada proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sains teknologi dan masyarakat
dengan eksperimen, siswa dapat belajar sesuai dengan tahap-tahap pembelajaran
dan melakukan praktik langusung serta memahami dari percobaan yang
dilakukan. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran meningkat dibandingkan
dengan aktivitas siswa pada proses pembelajaran sebelumnya.
Berdasarkan hasil post-test pada Siklus I, terdapat 12 dari 31 siswa tidak
memenuhi standar ketuntasan minimum. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar
pada siklus I sebanyak 19 orang sehingga ketuntasan belajar siswa secara klasikal
pada Siklus I adalah 61 %. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan pendekatan sains teknologi dan masyarakat dengan metode
eksperimen belum mencapai tujuan hasil belajar yang diharapkan, yaitu
ketuntasan klasikal sebesar 75% dari 100%. Dari hasil pembelajaran pada Siklus I
maka penelitian perludilanjutkan ke Siklus II dengan menganalisis hasil observasi
dan refleksi untuk perbaikan agar aktivitas dan hasil belajar meningkat.
Berdasarkan analisis hasil pembelajaran pada Siklus II, aktivitas belajar
siswa mengalami peningkatan dalam kategori aktif sebesar 78%. Pada proses
pembelajaran berlangsung siswa aktif, baik itu bertanya, menjawab pertanyaan,
bereksperimen serta mempresentasikan hasil kegiatan mereka. Hasil observasi
juga menunjukkan sikap saling kerjasama dengan teman sekelompok untuk
bertukar pikiran dan saling membantu mengatasi kesulitan belajar. berani untuk
mengungkapkan pendapat dalam menjawab pertanyaan serta percaya diri unutk
tampil kedepan kelas menyampaikan pendapat dari hasil diskusi
Berdasarkan hasil post-test pada Siklus II, terdapat 6 dari 31 siswa tidak
memenuhi standar ketuntasan belajar atau memperoleh nilai <78. Ketuntasan
belajar siswa secara klasikal pada Siklus II adalah 81%. Hal ini menunjukkan
bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan sains teknologi dan masyarakat
dengan metode eksperimentelah mencapai tujuan hasil belajar yang diharapkan,
yaitu ketuntasan klasikal sebesar 78% dari 100%.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran menggunakan pendekatan sains teknologi dan masyarakat dengan
metode eksperimen dalam pembelajaran IPA di SMPN 1 Negara dapat diterapkan
sebagai alternatif model pembelajaran IPA di sekolah tersebut. Jadi dapat
dikatakan bahwa pemanfaatan pendekatan sains teknologi dan masyarakat dengan
metode eksperimen dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar
dan ketuntasan hasil belajar IPA siswa Kelas VII-K SMPN 1 Negara. Sehingga
nantinya diharapkan siswa mampu mengambil keputusan penting tentang
masalah-masalah dalam masyarakat sehingga dapat mengambil tindakan
sehubungan dengan keputusan yang diambilnya. Dengan menerapkan konsep-
konsep sains dalam teknologi diperoleh teknologi baru ataupun solusi untuk
persoalan yang terjadi.

4. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut: (1) Peningkatan aktivitas belajar siswa menggunakan pendekatan
sains teknologi dan masyarakat dengan metode eksperimen pada siswa kelas VII-
K SMPN 1 Negara tahun pelajaran 2018/2019 mengalami peningkatan. Pada
tahap siklus I aktivitas siswa dari kategori sedang dengan besarnya prosentase
aktivitas 60% dan tahap berikutnya yakni pembelajaran pada siklus II siswa
dikategorikan aktif dengan prosentase 78%. (2) Peningkatan ketuntasan hasil
belajar dapat dicapai dengan penerapan pendekatan sains teknologi dan
masyarakat dengan metode eksperimenpada siswa kelas VII-K SMPN 1 Negara
Tahun Pelajaran 2018/2019. Pada pembelajaran siklus I terdapat 19 siswa
mencapai ketuntasan hasil belajar, dan 12 siswa dinyatakan belum tuntas dengan
persentase ketuntasan sebesar 61%. Dan pada perbaikan di siklus II, terdapat 25
siswa mencapai ketuntasan hasil belajar, dan 6 siswa dinyatakan belum tuntas
dengan persentase ketuntasan 81%. Maka berdasarkan data yang diperoleh,
penerapan pendekatan sains teknologi dan masyarakat dengan metode eksperimen
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Daftar Pustaka
Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, S. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Asiyah. 2007. “Penerapan Metode Pembelajaran Portofolio dengan Pendekatan


Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) pada Mata Pelajaran Ekonomi
Kelas X SMA Negeri 15 Semarang.” Tidak Diterbitkan. Skripsi. Semarang
: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
Basir, A. 1988. Evaluasi Pendidikan untuk Sekolah Menegah. Surabaya:
Airlangga University Press.

Depdiknas. 2003. Pengembangan Model Pembelajaran yang Efektif. Jakarta:


Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati & Moedjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Druxes, et. al. 1986. Kompendium Didaktik IPA. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fathurohman, A. 2006. “Pengaruh Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat


(STM) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Tanjung
Raja”. Tidak Diterbitkan. Skripsi. Palembang : FKIP Universitas
Sriwijaya.

Galib, L. 2002. Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam pembelajaran


Sains di sekolah. Jurnal Pendidikan dan kebudayaan, No 034. Tahun ke 8
bulan januari: 38.

Hendrawijaya, A.T. 1999. Motivasi dan Aktivitas dalam Belajar (Diktat Kuliah),
Jember: FKIP Universitas Jember.

Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang.

Ibrahim, H. M, dkk. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA Press.

Meriana, A. 2008.” Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi pada Konsep


Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Menggunakan Pendekatan Sains
Teknologi Masyarakat (STM) (Studi Kuasi Eksperimen) Siswa Kelas IX F
SMP N 2 Colomadu Tahun Ajaran 2007/2008.” Tidak Diterbitkan. Skripsi.
Surakarta : FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nasution S. 1988. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar.


Jakarta : PT. Bina Aksara.

Poedjiadi, A. 2005. Sains Teknologi Masyarat: Model Pembelajaran


Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Bebasis


Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo


Persada.

Sears dan Zemansky. 1994. IPA Universitas Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sudjana, N. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru.

Sukri. 2000. “Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran


Biologi (Studi Kuasi Eksperimen Topik Penggunaan dan Pelestarian
Keanekaragaman Hayati di Kelas I MAN Malang)”. Tidak Diterbitkan.
Tesis. Bandung : Magister Program Studi Pendidikan IPA PPS UPI.

Sumaji, et. al. 1998. Pendidikan Sains yang Humanistik. Yogyakarta: Kanisius.

Winataputra, U. 2005. Strategi Belajar Mengajr. Jakarta : Universitas Terbuka.

Wiriaatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas : Untuk Meningkatkan


Kinerja Guru Dan Dosen. Bandung : Remaja Rosdakarya

Yager, Robert E. 1994. Assessment Result with the Science/Technology/Society


Approach. Science and Children (Journal). Pdf. File.
Internet

Nurina, B. 2004. Sistem Pembelajaran KBK Terhadap Motivasi Belajar para


Peserta Didik pada Bidang Studi IPA. http://re-searchengines.com/art05-
57.html.

Rumansyah Dan Irhasyuarna, Y. 2003. Prospek Penerapan Pendekatan Sains


Teknologi Masyarakat (STM) Dalam Pembelajaran Kimia Di
Kalimantan Selatan. www.Depdiknas.90.id./jurnal/29/prospek_ penerapan
pendekatan sai. htm- 62R.

Widyatiningtyas, R. 2009. Pembentukan Pengetahuan Sains, Teknologi dan


Masyarakat dalam Pandangan Pendidikan IPA. http://educare.e-
fkipunla.net.
ARTIKEL PENELITIAN

Disusun Oleh:
Yulia Nur Yanti, S.Pd
NIP. 19850708 200902 2008

SMP NEGERI 1 NEGARA


KABUPATEN JEMBRANA
PROPINSI BALI
TAHUN 2019

Anda mungkin juga menyukai