Anda di halaman 1dari 19

JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL.

1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT


PERENCANAAN LABA PADA CV WARINGIN PUTIH SEMARANG
Novan Yudi Cahyadi, Sulistiyo
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang 50275

Abstract: This final project discusses how profit planning at CV Waringin


Putih Semarang by applying the cost volume profit analysis. The purpose of
this final project is to calculate the contribusion margin, break even point,
profit planning in 2017, margin of safety, degree of operating leverage, and
shut down point, and also to examine the asumpsions that affect profit at CV
Waringin Putih Semarang with sensitivity analysis.
The method of collecting data used in this final project is interviews, and
documentation. The data used are secondary data obtained from CV Waringin
Putih Semarang includes sales data, cost data, and general overview of the
company. The writing of this final project used description method and
exposition method. Description method used to describe the general overview of
the company, while exposition method used to calculate the approaches that
will be used to describe the cost volume profit analysis.
Based on the cost volume profit analysis has been done, obtained the weighted
average contribution margin of Rp20.638,73 per m2. Sales to break even point
as much as 24.024 m2. Sales to reach the profit target increased by 17,21 %, or
as much as 66.026 m2. Margin of safety is 63,62% and degree of operating
leverage is about 1,74, and also sales to shut down point as much as 20.655 m2.
Key Words: Cost Volume Profit Analysis, Profit Planning

Abstrak: Tugas akhir ini membahas bagaimana perencanaan laba pada CV


Waringin Putih Semarang dengan menerapkan analisis volume biaya. Tujuan
dari tugas akhir ini adalah menghitung margin kontribusinya, break even
point, perencanaan laba pada tahun 2017, margin of safety, tingkat operating
leverage, dan shut down point, dan juga untuk menguji asteredions yang
mempengaruhi keuntungan pada CV Waringin Putih Semarang. dengan
analisis sensitivitas.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah
wawancara dan dokumentasi. Data yang digunakan adalah data sekunder
yang diperoleh dari CV Waringin Putih Semarang meliputi data penjualan,
data biaya, dan gambaran umum perusahaan. Penulisan tugas akhir ini
menggunakan metode deskripsi dan metode eksposisi. Metode deskripsi yang
digunakan untuk menggambarkan gambaran umum perusahaan, sedangkan
metode exposition digunakan untuk menghitung pendekatan yang akan
digunakan untuk menggambarkan analisis volume biaya.
Berdasarkan analisis biaya perolehan volume telah dilakukan, diperoleh
marjin kontribusi rata-rata tertimbang sebesar Rp20.638,73 per m2. Penjualan
mencapai titik impas sebanyak 24.024 m2. Penjualan untuk mencapai target
laba meningkat sebesar 17,21% atau sebanyak 66,026 m2. Marjin keselamatan
adalah 63,62% dan tingkat leverage operasi sekitar 1,74, dan juga penjualan
untuk shut down point sebanyak 20.655 m2.
Kata Kunci: Analisis Laba Volume Biaya, Perencanaan Laba

AKUNBISNIS 10
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

PENDAHULUAN menerapkan Analisis Biaya Volume Laba


Latar Belakang Masalah dapat diketahui dampak perubahan
Manajemen dalam perusahaan volume terhadap perubahan biaya,
memiliki dua fungsi pokok, yaitu pendapatan, dan laba.
perencanaan dan pengendalian aktivitas Analisis Biaya Volume Laba
perusahaan. Fungsi perencanaan menyediakan data mengenai margin
merupakan langkah awal bagi manajemen kontribusi produk, titik impas (Break
dalam mengelola perusahaan sebelum Even Point), margin pengaman (Margin
melakukan pengendalian atas segala Of Safety), titik penutupan perusahaan
aktivitas yang sebelumnya telah (Shut Down Point), dan tingkat Leverage
direncanakan. Dalam membuat Operasi (Degree Of Operating Leverage),
perencanaan, manajemen memerlukan serta memungkinkan manajemen untuk
cara yang tepat agar diperoleh melakukan analisis sensitivitas untuk
perencanaan yang matang dalam memilih menguji dampak perubahan harga jual
berbagai alternatif tindakan yang akan dan biaya terhadap laba. Selain itu, bagi
dijalankan dimasa mendatang. perusahaan yang menghasilkan produk
Keberhasilan manajemen dalam lebih dari satu jenis produk, Analisis
menjalankan fungsi pokok dan tanggung Biaya Volume Laba juga dapat digunakan
jawab seringkali dilihat dari jumlah laba untuk menentukan bauran produk yang
yang diperoleh perusahaan. Setiap terbaik agar dapat mencapai laba yang
perusahaan memiliki tujuan untuk diharapkan.
memperoleh laba semaksimal mungkin. Industri pembuatan paving
Jumlah laba yang besar dinilai dapat merupakan salah satu industri yang
membuat perusahaan lebih mudah untuk membutuhkan Analisis Biaya Volume
terus menjalankan usahanya. Untuk itu, Laba dalam menjalankan usahanya.
penting bagi manajemen membuat Ditengah ramainya pembangunan kota
perencanaan laba, karena dalam yang kian meningkat, kompetitor industri
perencanaan laba manajemen dapat sejenis yang semakin banyak dan modern
memilih berbagai macam alternatif dan membuat manajemen dihadapkan dengan
kebijakan yang berguna untuk berbagai situasi sulit dalam menyediakan
meningkatkan laba dimasa yang akan produk paving yang berkualitas dengan
datang sesuai dengan jumlah laba yang harga yang bersaing. Disamping itu,
diharapkan. dengan Analisis Biaya Volume Laba
Laba yang diperoleh perusahaan memungkinkan manajemen untuk
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu harga melakukan pengendalian terhadap biaya-
jual, volume penjualan, dan biaya yang biaya yang dikeluarkan, menentukan
dikeluarkan. Ketiga faktor tersebut jumlah laba yang diinginkan, dan
memiliki keterkaitan satu sama lain. merencanakan jumlah penjualan yang
Manajemen dalam melakukan harus dicapai untuk memperoleh laba
perencanaan laba harus benar-benar yang direncanakan.
memahami hubungan antara ketiga faktor CV Waringin Putih Semarang
tersebut agar didapat perhitungan laba merupakan industri yang bergerak
yang akurat. dibidang pembuatan berbagai macam
Analisis Biaya Volume Laba (Cost jenis paving dan batako. Setiap tahunnya
Volume Profit Analysis) merupakan alat CV Waringin Putih Semarang dapat
yang sangat berguna dalam perencanaan memproduksi dan menjual puluhan ribu
dan pembuatan keputusan, khususnya meter persegi paving dan batako. Industri
dalam perencanaan laba. Analisis Biaya yang telah berdiri sejak tahun 1976 ini
Volume Laba memberikan pemahaman memiliki area pemasaran yang mencakup
tentang hubungan antara harga jual seluruh kota Semarang dan sekitarnya.
produk, volume penjualan, dan biaya yang Ditengah ramainya pembangunan kota
dikeluarkan perusahaan. Penerapan Semarang dan daerah di sekitarnya,
Analisis Biaya Volume Laba memiliki membuat CV Waringin Putih Semarang
banyak manfaat bagi manajemen dalam ingin memaksimalkan potensi yang ada
mengambil keputusan terbaik. Dengan untuk bisa memaksimalkan tingkat

AKUNBISNIS 11
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

penjualan dan memperoleh laba yang TINJAUAN PUSTAKA


optimal. Selama ini dalam menjalankan Pengertian Analisis Biaya Volume Laba
usaha CV Waringin Putih Semarang Analisis biaya volume laba (cost
belum pernah membuat perencanaan laba volume profit analysis - CVP analysis)
sehingga manajemen tidak bisa secara merupakan suatu alat yang sangat
maksimal mengendalikan tingkat berguna untuk perencanaan dan
penjualan dan biaya yang dikeluarkan. pengambilan keputusan (Hansen dan
Perumusan Masalah Mowen, 2009). Mulyadi (2015)
CV Waringin Putih Semarang menyatakan bahwa analisis hubungan
adalah industri yang memproduksi dan biaya-volume-laba (cost-volume-profit
menjual berbagai macam jenis Paving dan analysis) merupakan teknik untuk
Batako diantaranya Paving Holland, menghitung dampak perubahan harga
Paving Unipave, Paving Hexagonal, Grass jual, volume penjualan dan biaya
Block, Topi Uskup, dan Batako. terhadap laba, untuk membantu
Berdasarkan latar belakang diatas manajemen dalam perencanaan laba
diketahui CV Waringin Putih Semarang jangka pendek. Garrison et al. (2013)
belum pernah membuat perencanaan mendefinisikan analisis biaya-volume-
laba, sehingga manajemen membutuhkan laba (BVL) sebagai alat bantu yang sangat
informasi terkait faktor-faktor yang berguna bagi manajer untuk memahami
mempengaruhi laba. Analisis Biaya hubungan antara biaya, volume, dan laba.
Volume Laba menyajikan informasi yang Analisis BVL berfokus pada pengaruh
dibutuhkan oleh manajemen dalam dari kelima faktor berikut terhadap laba:
perencanaan laba. Dalam membuat a. Harga produk
perencanaan laba tahun 2017 digunakan b. Volume penjualan
data CV Waringin Putih Semarang tahun c. Biaya variabel per unit
2016 sebagai acuan. Berdasarkan uraian d. Total biaya tetap
diatas dapat disusun rumusan masalah e. Bauran produk yang dijual
sebagai berikut: Tujuan Analisis Biaya Volume Laba
a. Berapa besar Margin Kontribusi Salman dan Farid (2016)
dan Rasio Margin Kontribusi menjabarkan tujuan implementasi
produk pada CV Waringin Putih analisis biaya volume laba ini meliputi:
Semarang? a. Dalam rangka meramal laba secara
b. Berapa jumlah penjualan yang akurat, faktor yang penting adalah
harus dicapai CV Waringin Putih mengetahui hubungan antara laba
Semarang untuk mencapai titik dan biaya pada satu sisi dan volume
impas (Break Even Point)? pada sisi yang lain.
c. Berapa jumlah penjualan dan b. Analisis biaya-volume-penjualan
persentase kenaikan penjualan bermanfaat dalam menyusun
yang harus dicapai CV Waringin flexible budget yang
Putih Semarang pada tahun 2017 mengindikasikan biaya pada
jika laba ditargetkan meningkat banyak level aktivitas.
sebesar 30% dari tahun 2016? c. Analisis CVP membantu evaluasi
d. Berapa besar margin pengaman kinerja untuk tujuan pengendalian.
(Margin Of Safety) bagi CV Hal ini bisa dilakukan dengan
Waringin Putih Semarang agar melakukan review laba dan biaya
tidak mengalami kerugian? serta perubahan volume.
e. Berapa besar titik penutupan usaha d. Analisis hubungan CVP mendukung
(Shut Down Point) dan tingkat penetapan kebijakan harga yang
Operating Leverage pada CV sesuai dengan kondisi lingkungan.
Waringin Putih Semarang? e. Tarif overhead pabrik yang
f. Bagaimana menguji dampak dari ditentukan dimuka berhubungan
perubahan asumsi-asumsi dengan volume produksi, maka
perusahaan menggunakan analisis mempelajari hubungan biaya dan
sensitivitas pada CV Waringin volume adalah penting untuk
Putih Semarang? mengetahui jumlah biaya overhead

AKUNBISNIS 12
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

yang akan dibebankan ke biaya berjalan sama dengan unit yang


produk pada berbagai tingkat dijual.
operasi. Pengertian Biaya
Asumsi Analisis Biaya Volume Laba Biaya (cost) adalah pengorbanan
Simamora (2012) mengemukakan sumber ekonomi untuk memperoleh
asumsi-asumsi yang perlu diperhatikan barang atau jasa yang diharapkan
dalam penerapan analisis biaya volume memberi manfaat sekarang atau masa
laba agar diperoleh hasil analisis yang yang akan datang (Siregar et al., 2013).
tepat dan akurat. Asumsi tersebut adalah Salman dan Farid (2016) menyatakan
sebagai berikut: bahwa biaya adalah kas atau nilai
a. Semua biaya diklasifikasikan ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
sebagai biaya variabel ataupun mendapatkan barang atau jasa yang
biaya tetap. Biaya lainnya, seperti diharapkan memberi manfaat saat ini
biaya campuran, dianggap dapat atau dimasa yang akan datang bagi
dipilah-pilah menjadi unsur biaya organisasi.
variabel dan unsur biaya tetap. Berdasarkan definisi diatas, dapat
Jumlah biaya tetap sifatnya disimpulkan bahwa biaya adalah
konstan pada saat aktivitas pengorbanan sumber ekonomi, yang
berubah, dan biaya variabel per unit diukur dalam satuan uang untuk
tidak berganti ketika aktivitas memperoleh barang atau jasa yang
berubah. Efisiensi dan produktivitas diharapkan memberi manfaat saat ini
proses produksi serta tenaga kerja maupun dimasa yang akan datang.
dianggap konstan pula. Perilaku Biaya dan Klasifikasinya
b. Fungsi jumlah biaya adalah linier Perilaku biaya (cost behavior)
dalam kisaran relevan. Asumsi ini berarti bagaimana suatu biaya akan
sahih dalam kisaran relevan bereaksi atau merespons perubahan
kegiatan usaha normal. tingkat aktivitas usaha (Simamora 2012).
c. Fungsi jumlah pendapatan adalah Siregar et al. (2013) menyatakan bahwa
linier dalam kisaran relevan. Harga perilaku biaya (cost behavior) adalah pola
jual per unit dianggap konstan yang menggambarkan bagaimana jumlah
dalam kisaran volume produksi. Hal biaya bervariasi atas perubahan aktivitas
ini menyiratkan pasar yang murni bisnis. Salman dan Farid (2016)
kompetitif untuk produk atau jasa menyatakan bahwa perilaku biaya adalah
akhir. Jumlah pendapatan berubah cara biaya berubah dalam hubungannya
sebanding dengan perubahan dengan perubahan penggunaan aktivitas.
volume penjualan unit produk. Atau dengan kata lain, perilaku biaya
Harga jual rata-rata per unit adalah istilah untuk menggambarkan
produk adalah konstan. apakah biaya berubah seiring dengan
d. Analisisnya untuk sebuah produk, perubahan output.
atau bauran penjualan bermacam- Perilaku biaya terhadap perubahan
macam produk adalah konstan aktivitas perusahaan, biaya dapat dibagi
dalam kisaran relevan. Apabila menjadi tiga golongan yaitu: biaya
produk mempunyai harga jual dan variabel, biaya tetap, dan biaya campuran
biaya yang berbeda-beda, (biaya semivariabel atau biaya semitetap).
perubahan bauran penjualan akan a. Biaya Variabel
mempengaruhi hasil analisis biaya- Biaya variabel (variable cost) adalah
volume-laba. biaya yang jumlah keseluruhannya
e. Hanya ada satu pemicu biaya: bervariasi secara proporsional
volume unit produk atau nilai terhadap perubahan keluaran
penjualan. (Salman dan Farid 2016). Siregar et
f. Dalam perusahaan pabrikasi, al. (2013) mendefinisikan biaya
tingkat persediaan pada awal dan variabel (variable cost), yaitu biaya
akhir periode adalah sama. Hal ini yang jumlah totalnya berubah
menunjukkan bahwa jumlah unit sebanding dengan perubahan
yang diproduksi selama periode aktivitas dan volume produksi,

AKUNBISNIS 13
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

sementara jumlah per unitnya tidak a. Metode grafik (scatterplot method)


berubah. b. Metode titik tertinggi dan terendah
b. Biaya Tetap (highest dan lowest point method)
Biaya tetap merupakan biaya yang c. Metode regresi kuadrat terkecil
jumlah totalnya tidak berubah (least squares regression method)
dengan adanya perubahan volume Pengertian Laba
kegiatan dalam kisar (range) Laba merupakan tujuan utama
perubahan volume kegiatan sekaligus tolak ukur keberhasilan
tertentu (Mulyadi 2015). Simamora manajemen perusahaan. Dengan
(2012) menyatakan bahwa biaya memperoleh laba, manajemen dapat terus
tetap (fixed cost) ialah biaya yang mempertahankan dan mengembangkan
jumlahnya tidak berubah (konstan), kegiatan usaha. Salman dan Farid (2016)
terlepas dari perubahan tingkat menyatakan bahwa selisih antara
aktivitas dalam kisar relevan pendapatan dan biaya diistilahkan
tertentu. Jumlah biaya tetap yang dengan laba (profit) atau rugi (loss). Laba
tidak terpengaruh oleh perubahan operasi (operating income) hanya
tingkat aktivitas perusahaan mencakup pendapatan dan beban dari
menyebabkan biaya tetap per unit operasional normal perusahaan. Laba
produk menjadi berubah pada bersih (net income) adalah laba operasi
tingkat aktivitas yang berbeda- dikurangi pajak penghasilan (Hansen dan
beda. Mowen, 2009).
c. Biaya Campuran Perencanaan Laba
Biaya campuran (mixed cost) adalah Perencanaan merupakan langkah
biaya yang mengandung unsur- awal bagi perusahaan dalam menjalankan
unsur biaya variabel dan tetap. aktivitas usahanya. Perencanaan harus
Biaya campuran disebut juga biaya dibuat sebaik mungkin karena berguna
semivariabel (Simamora, 2012). sebagai acuan dan alat pengendali bagi
Siregar et al. (2013) menyatakan manajemen dalam menjalankan aktivitas
bahwa biaya campuran (mixed cost) usahanya di masa yang akan datang.
adalah biaya yang memiliki Perencanaan laba pada dasarnya
karakteristik biaya variabel merupakan perencanaan yang harus
sekaligus biaya tetap. Sebagian dari dilakukan manajemen dalam rangka
biaya campuran berubah mengikuti mencapai tujuan, yakni mencapai laba
perubahan aktivitas secara yang diharapkan. Tahap-tahap yang
proporsional. Sementara, sebagian dilakukan oleh organisasi bisnis untuk
yang lain tidak berubah meski mencapai tingkat laba yang diharapkan –
tingkat aktivitasnya berubah. sebuah proses yang disebut perencanaan
Pemisahan Biaya Campuran laba (Garrison et al., 2013).
Biaya campuran mengandung unsur Margin Kontribusi dan Rasio Margin
biaya variabel sekaligus biaya tetap. Kontribusi
Mengacu pada salah satu asumsi analisis Margin kontribusi (contribution
biaya volume laba, yakni semua biaya margin) merupakan selisih antara hasil
diklasifikasikan sebagai biaya variabel penjualan dan seluruh komponen beban
ataupun biaya tetap, diperlukan variabel (produksi, administrasi, dan
pemisahan unsur biaya variabel dan biaya penjualan) (Sodikin, 2015). Jumlah
tetap yang terdapat pada biaya campuran tersebut dapat digunakan untuk menutup
dalam penerapan analisis biaya volume biaya tetap dan memperoleh laba dalam
laba, agar diperoleh hasil analisis dan periode tersebut. Apabila margin
estimasi yang tepat dan akurat. Menurut kontribusi lebih besar dari biaya tetap,
Siregar et al. (2013) ada tiga pendekatan maka perusahaan akan memperoleh laba.
yang lazim digunakan dalam memisahkan Sebaliknya, jika margin kontribusi lebih
biaya variabel dan biaya tetap dalam kecil dari biaya tetap, maka perusahaan
biaya campuran. Ketiga metode tersebut akan mengalami kerugian. Namun,
adalah: apabila margin kontribusi dan biaya tetap
sama besar, kondisi inilah yang disebut

AKUNBISNIS 14
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

titik impas perusahaan atau break even menggunakan format margin


point. kontribusi, laporan laba rugi dapat
Rasio margin kontribusi merupakan mempermudah pengorganisasian
perbandingan antara margin kontribusi biaya-biaya perusahaan dalam
dan penjualan. Rasio ini menunjukkan kategori biaya tetap dan variabel.
persentase tiap satu rupiah penjualan Formulasi penentuan titik impas
yang dapat digunakan untuk menutup dengan pendekatan laba rugi
beban tetap dan kemudian laba (Sodikin, menurut Hansen dan Mowen (2009)
2015). Rasio margin kontribusi sangat adalah sebagai berikut:
bermanfaat bagi manajemen untuk 1) Laba Operasi = Penjualan –
mengetahui perubahan margin kontribusi Biaya variabel – Biaya tetap,
sebagai akibat perubahan setiap rupiah atau
penjualan. 2) Laba Operasi = (Harga x
Samryn (2012) mengungkapkan Jumlah unit terjual) – (Biaya
margin kontribusi dan rasio margin variabel per unit x Jumlah
kontribusi dapat ditentukan dengan unit terjual) – Biaya Tetap
formulasi sebagai berikut: b. Pendekatan margin kontribusi
a. Margin Kontribusi Metode kontribusi unit (unit
= Penjualan - Biaya Variabel contribution method) sebenarnya
b. Rasio Margin Kontribusi merupakan variasi metode
Margin Kontribusi persamaan. Metode ini terfokus
= %
Penjualan pada gagasan bahwa setiap unit
Titik Impas (Break Even Point) atau satuan produk yang terjual
Titik impas (break-even point) memberikan sebuah jumlah margin
adalah keadaan yang menunjukkan kontribusi tertentu yang akan
bahwa jumlah pendapatan yang diterima menutup biaya tetap (Simamora,
perusahaan (pendapatan total) sama 2012). Penentuan titik impas
dengan jumlah biaya yang dikeluarkan dengan pendekatan margin
perusahaan (biaya total) (Siregar et al., kontribusi dapat menggunakan
2013). Mulyadi (2015) mendefinisikan formulasi sebagai berikut (Siregar
titik impas (break-even) sebagai keadaan et al., 2013):
suatu usaha yang tidak memperoleh laba 1) Unit Impas
dan tidak menderita rugi. Dengan kata Biaya Tetap Total
=
lain, suatu usaha dikatakan impas jika Margin Kontribusi per unit
jumlah pendapatan (revenues) sama 2) Penjualan Impas (Rp)
dengan biaya, atau apabila laba =
Biaya Tetap Total
Rasio Margin Kontribusi
kontribusi hanya dapat digunakan untuk
menutup biaya tetap saja. c. Pendekatan grafis
Titik impas dapat ditentukan secara Perhitungan impas dapat dilakukan
matematis atau secara grafis, dan dapat juga dengan menentukan titik
pula dinyatakan dalam unit penjualan pertemuan antara garis pendapatan
maupun rupiah penjualan. Terdapat tiga penjualan dengan garis biaya dalam
pendekatan dalam menentukan titik suatu grafik. Titik pertemuan
impas (break even point), diantaranya: antara garis pendapatan penjualan
a. Pendekatan laba operasi (metode dengan garis biaya merupakan titik
persamaan) impas (Mulyadi, 2015). Berikut
Ancangan matematis dengan ilustrasi grafik break even point
menggunakan pendekatan laba menurut Mulyadi (2015):
operasi adalah berdasarkan pada
laporan laba rugi dengan format
margin kontribusi. Dengan

AKUNBISNIS 15
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

Pendapatan dan Biaya (Ribuan Rp)

Volume Penjualan (Unit)

Gambar 1. Grafik Titik Impas (Break Even Point)

Margin Pengaman (Margin of Safety) tetap untuk menciptakan perubahan


Margin pengaman atau margin of persentase laba yang lebih tinggi ketika
safety memberikan informasi tentang aktivitas penjualan berubah (Hansen dan
sampai sejauh mana volume penjualan Mowen, 2009). Disamping itu, Simamora
boleh turun dari penjualan yang telah (2012) menyatakan bahwa tingkat
dianggarkan, namun tidak sampai pengungkit operasi (degree of operating
merugikan perusahaan. Selisih antara leverage) ialah sebuah ukuran, pada
volume penjualan yang dianggarkan tingkat penjualan tertentu, seberapa
dengan volume penjualan impas besar persentase perubahan volume
merupakan angka margin of safety penjualan akan mempengaruhi laba
(Mulyadi, 2015). Salman dan Farid (2016) usaha. Tingkat pengungkit operasi dapat
menyatakan bahwa margin pengaman dihitung dengan menggunakan formula
adalah kelebihan penjualan yang (Garrison et al., 2013):
dianggarkan atas volume penjualan Tingkat 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 Operasi
impas. Margin Kontribusi
=
Margin pengaman dapat Laba Neto
dinyatakan dalam unit penjualan, rupiah Dengan pendekatan tingkat
penjualan dan, persentase terhadap operating leverage tersebut, manajemen
penjualan yang dianggarkan. Berikut dapat membuat proyeksi peningkatan
merupakan formulasi dalam menentukan laba dengan formula sebagai berikut:
margin pengaman menurut Simamora Persentase perubahan laba neto operasi =
(2012): Tingkat leverage operasi x Persentase
a. Margin Pengaman = Penjualan perubahan penjualan
dianggarkan – Penjualan impas Titik Penutupan Usaha (Shut Down
b. Persertase margin pengaman = Point)
Margin pengaman Titik penutupan usaha merupakan
Penjualan suatu keadaan yang menunjukkan
Pengungkit Operasi (Operating Leverage) contribution margin perusahaan hanya
Pengungkit operasi (operating bisa digunakan untuk menutup biaya
leverage) merupakan penggunaan biaya tetap yang bersifat tunai (Kusuma et al.,

AKUNBISNIS 16
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

2013). Perusahaan dapat penentuan target laba. Analisis biaya


dipertimbangkan untuk ditutup apabila volume laba dapat menunjukkan volume
hasil penjualan tidak lagi dapat menutupi produk yang harus dijual dan nilai
biaya tetap tunai. Hal itu disebabkan penjualan yang harus dicapai dengan
kelanjutan usaha harus dibiayai dari memperhitungkan biaya yang
sumber lain yang berasal dari luar dikorbankan untuk memperoleh tingkat
perusahaan. Sumber dana seperti ini laba yang diinginkan.
umumnya menimbulkan tambahan biaya Analisis target laba (target profit
tunai. Tingkat penjualan shut down point analysis) adalah mengestimasi volume
baik dalam unit maupun rupiah dapat penjualan yang diperlukan untuk
ditentukan dengan formula sebagai mencapai target laba yang diinginkan
berikut: (Garrison et al., 2013). Simamora (2012)
𝑆ℎ𝑢𝑡 𝐷𝑜𝑤𝑛 𝑃𝑜𝑖𝑛𝑡 (Unit) menyatakan bahwa besarnya keuntungan
Biaya tetap tunai yang diharapkan oleh pemodal sering
=
Margin kontribusi per unit disebut laba sasaran (target profit). Untuk
𝑆ℎ𝑢𝑡 𝐷𝑜𝑤𝑛 𝑃𝑜𝑖𝑛𝑡 (Rupiah) menghitung jumlah penjualan dan unit
Biaya tetap tunai penjualan yang harus dicapai dalam
=
Rasio margin kontribusi memperoleh laba yang diinginkan dapat
Bauran Penjualan (Sales Mix) menggunakan metode persamaan dan
Pada umumnya perusahaan metode margin kontribusi sebagai berikut:
menjual berbagai macam jenis produk a. Metode Persamaan
dengan berbagai tingkat harga jual. Jenis Metode persamaan laba digunakan
produk yang berbeda memungkinkan untuk mengetahui nilai penjualan
konsumsi biaya variabel yang berbeda yang harus dicapai untuk mencapai
pula antara satu produk dengan produk target laba. Menurut Garisson et al.
lain. Sehingga, setiap jenis produk (2013) persamaan tersebut adalah
memiliki margin kontribusi yang berbeda. sebagai berikut:
Produk dengan margin kontribusi Laba = Rasio margin kontribusi x
lebih tinggi akan memberikan proporsi Penjualan – Beban tetap
lebih besar dalam menutup biaya tetap. Untuk mengetahui unit penjualan
Sebaliknya, produk dengan margin yang harus dicapai untuk mencapai
kontribusi lebih rendah akan memberikan target laba adalah sebagai berikut:
proporsi yang lebih kecil. Oleh karena itu, Laba = Margin kontribusi per unit x
volume penjualan yang diperlukan untuk Q – Beban tetap.
mencapai titik impas maupun target laba b. Metode Margin Kontribusi
bagi perusahaan yang menjual lebih dari Metode margin kontribusi
satu jenis produk sangatlah tergantung merupakan versi pintas dari metode
pada bauran penjualan. persamaan. Untuk menghitung
Bauran penjualan (sales mix) penjualan yang harus dicapai dalam
merupakan komposisi relatif penjualan mencapai target laba menurut
produk perusahaan. Penjualan dihitung Garrison et al. (2013) adalah dengan
dengan menyatakan penjualan tiap cara sebagai berikut:
produk sebagai persentase dari total Nilai penjualan
penjualan (Samryn, 2012). Garrison et al. Target laba + Beban tetap
=
(2013) menyatakan istilah bauran Rasio margin kontribusi
penjualan (sales mix) mengacu pada Untuk mengetahui unit penjualan
proporsi relatif di mana produk yang harus dicapai untuk mencapai
perusahaan dijual. target laba adalah sebagai berikut:
Analisis Target Laba Unit penjualan
Penentuan target laba merupakan Target laba + Beban tetap
=
hal yang penting dalam perencanaan Margin kontribusi per unit
perusahaan. Laba merupakan tujuan Analisis Sensitivitas
utama sekaligus tolak ukur keberhasilan Analisis faktor-faktor yang dapat
manajemen perusahaan. Analisis biaya mempengaruhi laba perusahaan dikenal
volume laba dapat diterapkan dalam dengan analisis sensitivitas. Analisis

AKUNBISNIS 17
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

sensitivitas (sensitivity analysis) adalah Data primer, atau data


teknik “bagaimana–jika” yang menguji tangan pertama, adalah data
dampak dari perubahan asumsi-asumsi yang diperoleh langsung dari
yang mendasarinya terhadap suatu subjek penelitian dengan
jawaban (Hansen dan Mowen, 2009). mengenakan alat pengukuran
Melakukan analisis sensivitas cukup atau alat pengambilan data
mudah, yakni dengan menggunakan data langsung pada subjek sebagai
harga jual, biaya variabel, biaya tetap, sumber informasi yang dicari
dan bauran penjualan. Kemudian dengan (Azwar, 2010).
data tersebut dapat diperhitungkan titik 2. Data Sekunder
impas dan laba yang diharapkan. Data sekunder, atau data
Selanjutnya, data dapat diubah-ubah tangan ke dua adalah data
sebagaimana diinginkan untuk yang diperoleh lewat fihak
mengetahui dampak perubahan- lain, tidak langsung diperoleh
perubahan terhadap laba yang oleh peneliti dari subjek
diharapkan. penelitiannya (Azwar, 2010).
Simamora (2012) menyatakan b. Klasifikasi data menurut jenisnya
bahwa faktor-faktor yang perlu 1. Data Kuantitatif
diperhatikan dalam melakukan analisis Data kuantitatif adalah
sensitivitas adalah sebagai berikut: kumpulan angka-angka hasil
a. Perubahan harga jual observasi atau pengukuran
b. Perubahan biaya variabel (Soeratno & Arsyad, 2008).
c. Perubahan biaya tetap 2. Data Kualitatif
d. Perubahan simultan harga dan Data kualitatif adalah data
biaya yang dicatat bukan dengan
e. Pajak penghasilan angka-angka tetapi dengan
menggunakan klasifikasi-
METODE PENELITIAN klasifikasi (Soeratno &
Metode secara umum diartikan Arsyad, 2008).
sebagai suatu cara yang tepat dalam Metode Pengumpulan Data
melakukan sesuatu. Penelitian (reseach) Metode pengumpulan data yang
merupakan rangkaian kegiatan ilmiah digunakan dalam penelitian ini adalah
dalam rangka pemecahan suatu sebagai berikut:
permasalahan (Azwar, 2010). Sehingga a. Wawancara
dapat dikatakan bahwa metode penelitian Wawancara adalah proses tanya-
adalah suatu cara yang tepat dalam jawab dalam penelitian yang
melakukan rangkaian kegiatan ilmiah berlangsung secara lisan dalam
dengan tujuan memecahkan suatu mana dua orang atau lebih bertatap
permasalahan. muka mendengarkan secara
Tugas Akhir merupakan salah satu langsung informasi-informasi atau
bentuk laporan hasil penelitian. Untuk keterangan-keterangan (Narbuko
menghasilkan penulisan Tugas Akhir dan Achmadi 2010).
yang baik dan benar, serta menyajikan b. Dokumentasi
data yang akurat metode penelitian Dokumentasi adalah salah satu
memiliki peran penting didalamnya. metode pengumpulan data dengan
Metode penelitian meliputi klasifikasi cara melakukan analisis terhadap
data, metode pengumpulan data, metode semua catatan dan dokumen yang
analisis data, dan metode penulisan. dimiliki oleh organisasi yang
Klasifikasi Data terpilih sebagai objek penelitian,
Data diklasifikasikan menjadi dua, atau data dari individu sebagai
yaitu klasifikasi data menurut sumbernya objek penelitian (Efferin et al.,
dan klasifikasi data menurut jenisnya. 2004).
a. Klasifikasi data menurut Metode Analisis Data
sumbernya Metode analisis data merupakan
1. Data Primer bagian dari proses pengujian data yang

AKUNBISNIS 18
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

hasilnya digunakan sebagai bukti yang a. Metode Deskripsi


memadai untuk menarik kesimpulan Deskripsi merupakan suatu metode
penelitian. Tahap-tahap analisis yang yang berupaya untuk
akan dilakukan adalah sebagai berikut: menggambarkan sesuatu hal sesuai
a. Pengklasifikasian biaya kedalam dengan keadaan yang sebenarnya
biaya tetap dan biaya variabel. (Keraf, 2004).
Untuk biaya semivariabel b. Metode Eksposisi
dilakukan pemisahan antara biaya Tulisan eksposisi bertujuan untuk
tetap dan biaya variabel yang memberikan penjelasan atau
terkandung didalamnya. informasi yang diuraikan dalam
b. Perhitungan Margin Kontribusi dan sebuah proses (Keraf, 2004).
Rasio Margin Kontribusi. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
c. Analisis Titik Impas (Break Even Volume dan Komposisi Penjualan CV
Point). Waringin Putih Semarang
d. Perhitungan target laba pada tahun CV Waringin Putih Semarang
2017. merupakan industri yang bergerak dalam
e. Perhitungan Margin Pengaman pembuatan material bangunan berupa
(Margin Of Safety). paving dan batako. Berbagai jenis paving
f. Perhitungan Tingkat Operating yang diproduksi diantaranya Paving
Leverage Holland, Paving Hexagonal, Paving
g. Perhitungan Titik Penutupan Unipave, Grass Block, Topi Uskup dan
Usaha (Shut Down Point). Batako. Tabel 2 menyajikan komposisi
h. Analisis Sensitivitas. penjualan CV Waringin Putih Semarang
Metode Penulisan pada tahun 2016:
Metode penulisan yang digunakan
dalam Tugas Akhir ini antara lain:

Tabel 2. Komposisi Penjualan CV Waringin Putih Semarang Tahun 2016

Klasifikasi Biaya campuran (semivariabel) kedalam biaya


Langkah awal yang dilakukan dalam tetap dan biaya variabel. Tabel 3
analisis biaya volume laba adalah menyajikan biaya-biaya yang dikeluarkan
menganalisis dan mengklasifikasikan CV Waringin Putih Semarang selama
biaya menjadi biaya tetap dan biaya tahun 2016 beserta klasifikasinya:
variabel, serta memisahkan biaya

AKUNBISNIS 19
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

Tabel 3. Data Biaya CV Waringin Putih Semarang Tahun 2016 Beserta


Klasifikasinya

Pemisahan Unsur Biaya Semivariabel Untuk menentukan biaya variabel (b),


Mengacu pada salah satu asumsi dapat dihitung dengan formula sebagai
analisis biaya volume laba, yakni semua berikut:
biaya diklasifikasikan sebagai biaya (N x ∑XY) − (∑X x ∑Y)
b =
variabel dan biaya tetap, maka diperlukan N∑X 2 − (∑ X)2
pemisahan unsur biaya variabel dan biaya Untuk menentukan biaya tetap (a), dapat
tetap yang terdapat dalam biaya dihitung dengan formula sebagai berikut:
semivariabel. Pemisahan unsur biaya ∑Y − b∑X
semivariabel ini bertujuan untuk a =
N
memperoleh hasil analisis yang tepat dan Keterangan:
akurat. a = Konstanta (menggambarkan biaya
Metode regresi kuadrat terkecil tetap per jumlah pengamatan)
digunakan dalam pemisahan unsur biaya b = Koefisien (menggambarkan biaya
semivariabel pada CV Waringin Putih variabel per aktivitas)
Semarang. Persamaan dasar metode Y = Biaya Campuran (semivariabel)
regresi kuadrat terkecil adalah: X = Aktivitas
N = Jumlah pengamatan
Y = a + bX Tabel 4 menyajikan rincian biaya pada CV
Waringin Putih Semarang tahun 2016
setelah adanya pemisahan biaya
semivariabel beserta klasifikasinya:

AKUNBISNIS 20
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

Tabel 4. Rincian Biaya pada CV Waringin Putih Semarang Tahun 2016


Setelah adanya Pemisahan Biaya Semivariabel

Pengalokasian Biaya Variabel Pada e. Unipave


Masing-masing Produk = 6,50% x Rp3.074.541.289,73
Jumlah biaya variabel setiap jenis = Rp199.845.183,83
produk tidak langsung dapat diketahui, f. Batako
sehingga diperlukan pengalokasian biaya = 5,62% x Rp3.074.541.289,73
variabel untuk masing-masing jenis = Rp172.789.220,48
produk. Adapun pengalokasian biaya
variabel berdasarkan komposisi penjualan g. Grass Block
(sales mix) pada masing-masing jenis = 4,19% x Rp3.074.541.289,73
produk adalah sebagai berikut: = Rp128.823.280,04
a. Holland 6 cm K200 h. Topi Uskup
= 47,74% x Rp3.074.541.289,73 = 3,72% x Rp3.074.541.289,73
= Rp1.467.786.011,72 = Rp114.372.935,98
b. Holland 6 cm K300 Setelah biaya variabel dialokasikan
= 14,52% x Rp3.074.541.289,73 pada masing-masing jenis produk,
= Rp446.423.395,27 selanjutnya diperhitungkan biaya varibel
c. Holland 8 cm K300 per m2 untuk setiap jenis produk. Tabel 5
= 10,50% x Rp3.074.541.289,73 menyajikan perhitungan biaya variabel
= Rp322.826.835,42 per m2 produk CV Waringin Putih
d. Hexagonal Semarang.
= 7,21% x Rp3.074.541.289,73
= Rp221.674.426,99

AKUNBISNIS 21
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

Tabel 5. Perhitungan Biaya Variabel per m2


Produk CV Waringin Putih Semarang Tahun
2016

Margin Kontribusi Rata-Rata Tertimbang Rasio Margin Kontribusi =


dan Rasio Margin Kontribusi Margin Kontribusi
%
Margin Kontribusi atau laba Penjualan
kontribusi merupakan selisih antara Rasio Margin Kontribusi =
penjualan dengan biaya variabel. Berikut Rp1.162.649.210,27
%
perhitungan margin kontribusi CV Rp4.237.190.500,00
Waringin Putih Semarang tahun 2016: Rasio Margin Kontribusi = 27,44%
Margin Kontribusi = Penjualan – Biaya Berikut perhitungan margin
Variabel kontribusi per m2 masing-masing jenis
= Rp4.237.190.500,00-Rp3.074.541.289,73 produk CV Waringin Putih Semarang:
= Rp1.162.649.210,27

Tabel 6. Perhitungan Margin Kontribusi per m2 Produk CV Waringin Putih Semarang


Tahun 2016

Bagi Perusahaan yang memproduksi lebih kontribusi rata-rata tertimbang per unit
dari satu jenis produk, margin kontribusi produk. Berikut perhitungan margin
yang digunakan dalam penerapan analisis kontribusi rata-rata tertimbang CV
biaya volume laba adalah margin Waringin Putih Semarang:

AKUNBISNIS 22
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

Tabel 7. Perhitungan Margin Kontribusi Rata-rata Tertimbang CV Waringin Putih


Semarang Tahun 2016

Analisis Titik Impas (Break Even Point) menghendaki peningkatan laba sebesar
Perhitungan Break Even Point bagi 30% dari laba tahun 2016. Peningkatan
perusahaan yang menjual lebih dari satu jumlah laba tersebut didasari atas
produk adalah sebagai berikut: keberhasilan CV Waringin Putih
Titik Impas (Unit) Semarang pada tahun 2016 memperoleh
= peningkatan laba sebesar 25% dari laba
Biaya Tetap Total tahun 2015 dan ingin meningkatkan
Margin Kontribusi Rata-rata Tertimbang perolehan laba pada tahun 2017. Dalam
Titik Impas (Rp) membuat perencanaan laba tahun 2017,
= CV Waringin Putih Semarang
Biaya Tetap Total menggunakan data realisasi penjualan
Rasio Margin Kontribusi Rata-rata Tertimbang dan biaya tahun 2016 sebagai acuan.
Berikut perhitungan Break Even Berikut perhitungan target laba CV
Point (m2) CV Waringin Putih Semarang Waringin Putih Semarang untuk tahun
tahun 2016: 2017:
Titik Impas (m2) Target Laba Tahun 2017
=
Biaya Tetap Total = 130% x Laba Tahun 2016
Margin Kontribusi Rata-rata Tertimbang = 130% x Rp666.833.845,00
Rp495.815.365,27
Titik Impas (m ) =2
= Rp866.883.998,50
Rp20.638,73
Titik Impas (m2) = 24.023,54 = 24.024 m2 Untuk mencapai target laba
Berikut perhitungan Break Even tersebut berikut estimasi penjualan yang
Point (Rp) CV Waringin Putih Semarang harus dicapai oleh CV Waringin Putih
tahun 2016: Semarang Tahun 2017:
Titik Impas (Rp) Unit penjualan untuk mencapai target laba
Biaya Tetap Total =
= Biaya tetap + Target laba
Rasio Margin Kontribusi Rata-rata Tertimbang
Rp495.815.365,27
Titik Impas (Rp) = Margin kontribusi Rata-rata Tertimbang
27,44%
Titik Impas (Rp) = Rp1.806.907.307,84 Unit penjualan untuk mencapai target laba
Rp495.815.365,27 + Rp866.883.998,50
Berdasarkan perhitungan Break =
Even Point di atas, diketahui Break Even Rp20.638,73
Point CV Waringin Putih Semarang Unit penjualan untuk mencapai target laba
Rp1.362.699.363,77
berada pada tingkat penjualan 24.024 m2 = = 66.026,32 = 66.026 m2
Rp20.638,73
atau dengan nilai penjualan sebesar Dari hasil perhitungan estimasi
Rp1.806.907.307,84 penjualan di atas, dapat diketahui untuk
mencapai target laba pada tahun 2017,
Perencanaan Laba CV Waringin Putih Semarang harus
Pada tahun 2017 pihak manajemen melakukan penjualan sebanyak 66.026 m2
CV Waringin Putih Semarang paving, dan batako, atau senilai dengan

AKUNBISNIS 23
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

Rp4.966.205.500,00. Dengan kata lain, CV Tingkat Leverage Operasi =


Waringin Putih Semarang harus Margin Kontribusi
meningkatkan penjualannya sebesar Laba Neto
sebanyak 9.692 m2 dengan nilai penjualan Tingkat Leverage Operasi =
Rp729.015.000,00 atau sebesar 17,21% Rp1.162.649.210,27
dari tahun 2016. Rp666.833.845,00
Margin Pengaman (margin of safety) Tingkat Leverage Operasi = 1,74
Perhitungan margin pengaman (Rp) Berdasarkan perhitungan tingkat
CV Waringin Putih Semarang tahun 2017 operating leverage di atas, dapat
adalah sebagai berikut: diketahui bahwa suatu perubahan
Margin Pengaman (Rp) penjualan akan mengakibatkan
= Penjualan dianggarkan – Penjualan perubahan 1,74 kali lipat terhadap laba
impas pada CV Waringin Putih Semarang.
Margin Pengaman (Rp) Dengan demikian, diketahui apabila laba
= Rp4.966.205.500,00-Rp1.806.907.307,84 pada tahun 2017 meningkat sebesar 30%
= Rp3.159.298.192,16 dari laba tahun 2016, maka jumlah
Perhitungan margin pengaman (m2) penjualan CV Waringin Putih Semarang
CV Waringin Putih Semarang tahun 2017 akan meningkat 17,21% (30%/1,74) atau
adalah sebagai berikut: sebesar Rp4.966.205.500,00, dengan
Margin Pengaman (m2) = Penjualan selisih pembulatan Rp205.485,05.
dianggarkan – Penjualan impas Titik Penutupan Usaha (Shut Down
Margin Pengaman (m2) = 66.026 – 24.024 Point)
Margin Pengaman (m2) = 42.002 m2 Perhitungan shut down point bagi
Perhitungan persentase margin perusahaan yang menjual lebih dari satu
pengaman CV Waringin Putih Semarang produk adalah sebagai berikut:
tahun 2017 adalah sebagai berikut: SDP (Unit)
% margin pengaman=
Margin pengaman (Rp)
% =
Penjualan dianggarkan Biaya Tetap Tunai
Rp3.159.298.192,16
% margin pengaman = % Margin Kontribusi Rata-rata Tertimbang
Rp4.966.205.500,00
Persentase margin pengaman = 63,62% SDP (Rp)
Pengungkit Operasi (Operating Leverage) =
Perhitungan tingkat operating Biaya Tetap Tunai
leverage CV Waringin Putih Semarang Rasio Margin Kontribusi Rata-rata Tertimbang
tahun 2016 adalah sebagai berikut: Berikut perhitungan titik
penutupan usaha (shut down point) pada
CV Waringin Putih Semarang tahun 2016:
Tabel 8. Rincian Biaya Tetap Tunai CV Waringin Putih Semarang Tahun 2016

Perhitungan shut down point (m2) CV SDP (m2) = 20.654,87 = 20.655 m2


Waringin Putih Semarang: Perhitungan shut down point (Rp)
Biaya Tetap Tunai CV Waringin Putih Semarang:
SDP (m2) =
Margin Kontribusi Rata-rata Tertimbang
Rp426.290.365,27
SDP (Rp)
SDP (m2) = Biaya Tetap Tunai
Rp20.638,73 =
Rasio Margin Kontribusi Rata-rata Tertimbang

AKUNBISNIS 24
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

Rp426.290.365,27
SDP (Rp) = c. CV Waringin Putih Semarang
27,44%
menargetkan jumlah laba pada
SDP (Rp) = Rp1.553.536.316,58
tahun 2017 meningkat sebesar 30%
dari laba 2016 atau memperoleh
Grafik Biaya Volume Laba
laba sebesar Rp866.883.998,50.
Grafik biaya volume laba pada
Jumlah laba tersebut dapat dicapai
Gambar 1 menggambarkan:
perusahaan dengan melakukan
a. Titik impas (break even point)
penjualan sebesar
berada pada perpotongan garis total
Rp4.966.205.500,00 atau sebanyak
penjualan dengan garis total biaya.
66.026 m2 paving dan batako
Untuk mencapai titik impas, CV
dengan total biaya yang
Waringin Putih Semarang harus
dikeluarkan adalah sebesar
menjual 24.024 m2 dengan nilai
Rp4.099.336.043,28.
penjualan sebesar
d. Margin pengaman (margin of safety)
Rp1.806.907.307,84. Area dibawah
berada diantara total penjualan
titik impas merupakan area rugi,
yang dianggarkan sebesar
sedangkan area diatas titik impas
Rp4.966.205.500,00 dengan total
merupakan area laba.
penjualan pada titik impas sebesar
b. Titik penutupan usaha (shut down
Rp1.806.907.307,84. Margin
point) berada pada perpotongan
pengaman ini menunjukkan nilai
garis total penjualan dengan garis
penjualan sebesar
total biaya tunai. Untuk tetap dapat
Rp3.159.298.192,16 atau sebesar
menjalankan usahanya CV
63,62% dari penjualan yang
Waringin Putih Semarang minimal
dianggarkan dengan jumlah
harus menjual 20.655 m2 dengan
penjualan produk sebanyak 42.002
nilai penjualan sebesar
m2.
Rp1.553.536.316,58.

Gambar 1. Grafik Biaya Volume Laba CV Waringin Putih Semarang

Analisis Sensitivitas dengan analisis sensitivitas. Berikut


Analisis faktor-faktor yang dapat merupakan analisis sensitivitas terhadap
mempengaruhi laba perusahaan dikenal asumsi-asumsi yang memperlihatkan

AKUNBISNIS 25
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

perubahan faktor-faktor yang dapat a. Analisis Sensitivitas Akibat Perubahan


mempengaruhi laba pada CV Waringin Putih Harga Jual Sebesar 7%
Semarang.
Tabel 9. Perhitungan Analisis Sensitivitas akibat Perubahan Harga Jual pada CV Waringin
Putih Semarang Tahun 2016

b. Analisis Sensitivitas Akibat Perubahan


Biaya Variabel Sebesar 9%.
Tabel 10. Perhitungan Analisis Sensitivitas akibat Perubahan Biaya Variabel pada CV Waringin
Putih Semarang Tahun 2016

AKUNBISNIS 26
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

c. Analisis sensitivitas akibat perubahan simultan harga jual dan biaya variabel
Tabel 11. Perhitungan Analisis Sensitivitas akibat Perubahan Simultan Harga Jual dan Biaya
Variabel pada CV Waringin Putih Semarang Tahun 2016

KESIMPULAN 5. Penjualan pada titik penutupan usaha


Analisis biaya volume laba sebagai (shut down point) pada CV Waringi
alat perencanaan laba pada CV Waringin Putih Semarang tahun 2016 adalah
Putih Semarang telah dilakukan pada bab 20.655 m2 senilai dengan
4, maka dapat diambil kesimpulan sebagai Rp1.553.536.316,58. Besarnya tingkat
berikut: operating leverage pada CV Waringin
1. Total margin kontribusi pada CV Putih Semarang tahun 2016 adalah
Waringin Putih Semarang tahun 2016 1,74.
adalah Rp1.162.649.210,27, dengan 6. Turunnya margin kontribusi sebagai
Margin Kontribusi Rata-rata akibat dari penurunan harga atau
Tertimbang adalah Rp20.638,73 dan peningkatan biaya variabel
Rasio Margin Kontribusi Rata-rata berdampak pada meningkatnya
Tertimbang adalah 27,44%. penjualan untuk mencapai titik
2. Penjualan pada titik impas (break impas, target laba, dan shut down
even point) CV Waringi Putih point. Meningkatnya margin
Semarang tahun 2016 adalah 24.024 kontribusi sebagai akibat dari
m2 senilai dengan Rp1.806.907.307,84. peningkatan harga jual atau
3. Total penjualan untuk mencapai penurunan biaya variabel
target laba tahun 2017 adalah 66.026 menyebabkan turunnya penjualan
m2 senilai dengan Rp4.966.205.500,00 untuk mencapai titik impas, target
atau meningkat sebesar 17,21% dari laba dan shut down poin. Apabila
penjualan tahun 2016. harga jual dan biaya variabel turun
4. Besarnya margin pengaman (margin secara simultan, maka kuantitas
of safety) pada CV Waringi Putih penjualan akan meningkat sedangkan
Semarang tahun 2017 adalah sebesar total penjualan akan menurun untuk
63,62% dengan nilai penjualan mencapai titik impas, target laba, dan
sebesar Rp3.159.298.192,16 atau shut down point. Sebaliknya, apabila
sebanyak 42.002 m2. harga jual dan biaya variabel
meningkat secara simultan, maka

AKUNBISNIS 27
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN / VOL. 1, NO 1, MEI 2018
ISSN 2622-6529

kuantitas penjualan akan menurun Salman, Kautsar Riza dan Mochammad


tetapi total penjualan akan meningkat Farid. 2016. Akuntansi Manajemen
untuk mencapai titik impas, target Alat Pengukuran dan Pengambilan
laba, dan shut down point. Keputusan Manajerial. Jakarta:
Indeks.
DAFTAR PUSTAKA Samryn, L.M. 2012. Akuntansi Manajemen
Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Informasi Biaya untuk
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mengendalikan Aktivitas Operasi &
Efferin, Sujoko, dkk. 2004. Metode Investasi. Jakarta: Kencana Prenada
Penelitian Untuk Akuntansi. Malang: Media Group.
Bayumedia Publishing. Simamora, Henry. 2012. Akuntansi
Garrison, dkk. 2013. Akuntansi Manajerial Manajemen Edisi III. Riau: Star Gate
Edisi 14 Buku 1. Jakarta: Salemba Publisher.
Empat. Sodikin, Slamet Sugiri. 2015. Akuntansi
Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. Manajemen Sebuah Pengantar.
2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Salemba Empat. Soeratno, dan Lincolin Arsyad. 2008.
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Jakarta: Metodologi Penelitian untuk Ekonomi
Nusa Indah. dan Bisnis. Yogyakarta: UPP STIM
Kusuma, Hadri, dkk. 2013. Akuntansi YKPN.
Manajemen. Yogyakarta: Supardi. 2005. Metodologi Penelitian
EKONISIA. Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: UII
Mulyadi. 2015. Akuntansi Manajemen: Press.
Konsep, Manfaat & Rekayasa. Siregar, Baldric, dkk. 2013. Akuntansi
Jakarta: Salemba Empat. Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2010.
Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara.

AKUNBISNIS 28

Anda mungkin juga menyukai