php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 1-9
1, 2, 3Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen SUKMA, Medan, Indonesia
(* : coressponding author)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun analisis titik impas bagi UD. Marsinondang Mak Ogek sehingga
kedepannya dapat diketahui berapa unit dan berapa total penjualan yang harus dicapai agar UMKM tidak
memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Hal ini perlu dilakukan agar UMKM dapat merencanakan
besarnya laba yang ditargetkan serta dapat melihat struktur biaya yang dikeluarkan dalam mengerjakan
sebuah produk. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif, dimana peneliti melakukan
observasi, pengamatan dan wawancara terhadap objek penelitian yaitu UD. Marsinondang Mak Ogek.
Hasil analisis titik impas menunjukkan bahwa UD. Marsinondang mengalami kerugian dalam penjualan
produk Snack sebesar Rp.4.479.000, karena nilai penjualan lebih kecil dari nilai titik impas. Sementara itu,
produk Cookies dan Pastry merupakan produk yang penjualannya melebihi titik impas sehingga UD.
Marsinondang Mak Ogek berhasil memperoleh laba sebesar Rp.228.066.674 dari produk Cookies dan
Rp.60.094.542 untuk produk Parcel. Untuk meningkatkan kinerja usahanya, UD. Marsinondang Mak Ogek
dapat melakukan pengendalian biaya terhadap perjualan produk Snack melalui investasi peralatan mesin
yang memudahkan proses prosuksi dan mngurangi biaya tenaga kerja langsung.
Kata Kunci: analisis titik impas, perencanaan laba, pengendalian biaya, kinerja UMKM
1. PENDAHULUAN
Tujuan akhir dari setiap perusahaan adalah mempertahankan dan memaksimalkan keuntungan
(laba), dimana untuk pencapaiannya memerlukan penerapan strategi manajemen yang benar
dalam perusahaan, perolehan laba dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu volume produksi, harga jual,
dan biaya. Biaya menentukan haraga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga
jual mempengaruhi volume penjualan, volume penjualan juga mempengaruhi volume produksi,
sedangkan volume produksi akan mempengaruhi biaya. Analisa break event adalah suatu teknik
analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan
volume aktivitas. Masalah break event baru akan muncul dalam perusahaan apabila perusahaan
tersebut mempunyai Biaya Variabel dan Biaya Tetap [1].
Titik impas (break event point) merupakan kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh laba
dan tidak juga menderita kerugian. Titik impas sering juga disebut titik pulang pokok,
merupakan titik dimana penjualan dapat menutup biaya, sekaligus menunjukkan besarnya
keuntungan atau kerugian perusahaan jika penjualan melampaui atau berada dibawah titik [2].
Analisis titik impas bertujuan mengetahui pola atau tren dari sebuah biaya dan laba yang
dihasilkan. Dimana besaran biaya menentukan harga jual produk, harga jual mempengaruhi
volume penjualan, dan volume penjualan mempengaruhi tingkat produksi dan pada akhirnya
687
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 1-9
mempengaruhi biaya. Analisis titik impas merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
untuk membuat perencanaan laba. Analisa titik impas mampu memberikan informasi kepada
manajemen perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan serta hubungannya
dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan, yang
pada akhirnya memungkinkan manajemen untuk merencanakan, mengendalikan dan membuat
keputusan terkait jumlah laba yang diinginkan serta mengantisipasi perubahan yang mungkin
terjadi atas harga jual dan biaya yang dikeluarkan. Jika titik impas telah diketahui, manajemen
dapat merencanakan jumlah laba yang diinginkan, meminimalkan kerugian, memaksimalkan
keuntungan dan membuat ramalan penjualan.
UD. Marsinondang Mak Ogek adalah salah satu UMKM yang berada di kota Pematangsiantar.
UMKM ini sudah berdiri sejak tahun 1990. Usaha utamanya adalah pembuatan aneka snack, kue
kering, dan jajanan yang biasa dikonsumsi masyarakat pada hari besar keagamaan seperti
Natal, Tahun Baru, Hari Raya Idul Fitri, dan Idul Adha. UD. Marsinondang Mak Ogek mulanya
adalah bisnis ibu rumah tangga dimana yang menjadi pelanggannya adalah para tentangga.
Kemuadian karena kualitas dan cita rasa yang lezat, usaha ini semakain berkembang hingga
akhirnya memiliki puluhan reseller. Reseller tersebut tersebar pada sejumlah kota seperti
Tebing Tinggi, Medan, Binjai, Rantau Prapat, Pekan Baru, Bagan Batu, dan Kuala Simpang.
Sampai 2021, omset penjualan UD Marsinondang Mak Ogek pada 2021 mencapai 600.000.000
rupiah.
Observasi awal peneliti terhadap kegiatan UD. Marsinondang Mak Ogek, didapati bahwa
belum terdapat mekanisme pengelolaan biaya produksi yang memadai. Pemilik UD.
Marsinondang Mak Ogek, Ibu Sukini menyatakan bahwa selama ini beliau hanya menyisihkan
sejumlah uang hasil penjualan untuk diputarkan kembali menjadi modal usaha. Tidak ada
klasifikasi biaya tetap maupun biaya variabel dari setiap aktifitas produksi. Kondisi ini
menyebabkan tidak tersedianya pos atau anggaran untuk aktifitas yang dianggap diluar
produksi, misalnya biaya pemeliharaan mesin adon, oven, dan peralatan lainnya. Selain itu, ibu
Sukini juga tidak mngetahui secara pasti berapa besarnya laba yang diperolehnya dalam satu
tahun. Karena tidak ada pencatatan yang memadai dalam aktifitas produksi. Hal ini sangat lazim
terjadi pada UMKM, dimana dana pribadi sering sekali bercampur dengan dana usaha.
Kurangnya kesadaran dan disiplin dalam membukukan transaksi dan pengelolaan keuangan,
padatnya aktivitas produksi dan pemasaran, serta kurangnya informasi mengenai pengelolaan
keuangan yang benar dan sesuai standart yang berlaku menjadikan pelaku UMKM
mengabaikan pentingnya laporan keuangan bagi usaha mereka[3]. Fokus UMKM adalah inovasi
produk dan pengembangan pasar agar pendapatan semakin meningkat [4][5].
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun analisis titik impas bagi UD. Marsinondang Mak Ogek
sehingga kedepannya dapat diketahui berapa unit dan berapa total penjualan yang harus
dicapai agar UMKM tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Hal ini perlu
dilakukan agar UMKM dapat merencanakan besarnya laba yang ditargetkan serta dapat melihat
struktur biaya yang dikeluarkan dalam mengerjakan sebuah produk. Ketika struktur biaya
sudah diketahui, maka UMKM akan mudah dalam mengendalikan biaya tersebut. Dengan
demikian laba yang dihasilkan akan optimal.
b. Metode grafik
Metode grafik mengidentifikasi titik impas dengan melihat titik persilangan antara garis
Penjualan dengan garis Biaya Total. Dari titik persilangan ini, dapat ditarik garis lurus
vertikal kebawah sampai menyentuh sumbu Y maka akan menunjukkan besarnya nilai titik
impas dalam satuan unit, sedangkan bila ditarik garis horizontal ke samping sampai sumbu
Y, maka akan terlihat besaran nilai titik impas dalam satuan rupiah.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam menentukan grafik titik impas yaitu:
Langkah 1: Membuat grafik X dan Y, dengan sumbu X menunjukan jumlah unit (output) dan
sumbu Y menunjukan biaya dan permintaan.
Langkah 2: Membuat titik pada sumbu Y yang menunjukan nilai Biaya tetap total (Total
Fixed cost = TFC), kemudian tariklah garis lurus dari titik tersebut sejajar sumbu
X.
Langkah 3: Membuat titik pertemuan antara jumlah unit terjual dengan jumlah rupiah dari
unit terjual, kemudian menarik garis dari titik 0 melalui titik tersebut. Garis yang
terbentuk disebut garis penerimaan total (Total Revenue = TR)
Langkah 4: Menarik garis dari titik perpotongan biaya tetap dengan sumbu Y (pada langkah
2 di atas) yang menunjukan garis biaya total (TC).
2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif, dimana peneliti melakukan
pengamatan, observasi dan wawancara terhadap narasumber terkait objek penelitian. Objek
penelitian adalah UD. Marsinondang Mak Ogek yang berada di Pematangsiantar. Pengumpulan
data dilaksanakan dengan 1) observasi yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan
langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam
hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi
penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. 2)
wawancara yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menanyakan kepada narasumber
mengenai segala hal yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan.
Analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penggunaan metode analisis
deskriptif bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan terperinci mengenai
suatu keadaan berdasarkan data/informasi yang telah diperoleh, kemudian dikumpulkan,
diklasifikasikan dan diiterpretasikan sehingga didapat informasi yang diperlukan untuk
Tabel 1
Biaya Produksi dan Operasional
BiayaOperasional/Non
operasional:
-biaya pengadaan bahan baku 8.008.000 37.901.250 16.656.000
-Biaya perawatan & perlengkapan 5.320.800 4.621.250 6.556.100
-biaya kendaraan 4.352.000 6.546.250 5.490.500
-biaya lainnya dan umum 2.576.000 2.096.250 2.886.000
Tabel 2
Total Penjualan dan Harga Jual per Unit
Produ Total
Harga jual per pack Total unit yang terjual
k Penjualan
Untuk melakukan analisis titik impas, pertama kali yang perlu dilakukan adalah
mengklasifikasikan biaya-biaya yang ada menjadi biaya tetap, biaya variabel, atau semi
variabel. Pada kasus UD. Marsinondang Mak Ogek, peneliti tidak menetapkan jenis biaya semi
variabel. Setelah diklasifikasi, diperoleh data seperti disajikan pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Jenis Produk
Setelah dilakukan klasifikasi biaya, selanjutkan kita menghitung besarnya biaya tetap dan biaya
variabel per unit. Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5 berikut ini.
Tabel 4
Besaran Biaya Tetap
Tabel 5
Besaran Biaya Variabel per unit
Total biaya
variabel per 68.576.000 27.321 274.575.150 51.709 92.565.150 53.817
unit
Setelah besaran biaya tetap dan biaya variabel diperoleh, langkah selanjutnya adalah
menghitung besaran titik impas baik secara unit maupun rupiah. Rumus besaran titik impas
secara unit adalah:
Maka titik impas untuk UD. Marsinondang Mak Ogek adalah sebagai berikut:
1. Produk Snack
- Secara unit
Titik impas (unit) = 20.256.800………
35.000 – 27.321
= 2.638 unit
- Secara rupiah
Titik impas (Rp) = 20.256.800
1- 68.576.000
87.850.000
= 92. 329.557
Dibulatkan Rp. 92.330.000,-
2. Produk Cookies
- Secara unit
Titik impas (unit) = 51.165.000………
75.000 – 51.709
= 2.197 unit
- Secara rupiah
Titik impas (Rp) = 51.165.000
1- 274.575.150
398.250.000
= 164.758.326
Dibulatkan Rp. 164.758.000
3. Produk Parcel
- Secara unit
Titik impas (unit) = 92.565.000………
85.000 – 53.817
= 1.013 unit
- Secara rupiah
Titik impas (Rp) = 92.565.000
1- 92.565.000
146.200.000
= 86.105.458
Dibulatkan Rp. 86.105.000
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa untuk mencapai titik impas dalam
penjualan rupiah produk Snack harus mampu mencapai penjualan senilai Rp.92.329.000 atau
sebanyak 2.638 pak. Produk Cookies memiliki posisi titik impas penjualan Rp.164.758.000 atau
pun perusahaan harus mampu menjual sebanyak 2.197unit agar produk Cookies ini tidak
Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022
693
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 1-9
4. KESIMPULAN
5. REFRENSI
[1] M. Malombeke, “Analisis Break Even Point Sebagai Dasar Perencanaan Laba Holland Bakery
Manado,” J. EMBA, vol. 1, no. 3, pp. 806–817, 2013.
[2] R. Hasbullah, M. Dzulkirom, and M. Saifi, “Analisis Break Even Point Sebagai Salah Satu Alat
Perencanaan,” J. Adm. Bisnis, vol. 26, no. 1, pp. 1–7, 2015.
[3] A. Fitriati, N. Tubastuvi, and S. Anggoro, “The Role of AIS Success on Accounting Information
Quality,” Int. J. Bus. Manag. Technol., vol. 4, no. 2, pp. 43–51, 2020.
[4] D. Sahputra, “Survei BI : 87,5 Persen UMKM Indonesia Terdampak Pandemi Covid-19,” Bisnis.com,
2021. https://ekonomi.bisnis.com/read/20210319/9/1370022/survei-bi-875-persen-umkm-
[5] N. K. Sinarwati, E. Sujana, and N. T. Herawati, “Peran Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Mobile
Bagi Peningkatan Kinerja Umkm,” J. KRISNA Kumpul. Ris. Akunt., vol. 11, no. 1, pp. 26–32, 2019.
[6] M. Yusuf, “Analisa Break Event Point (BEP) Terhadap Laba Perusahaan,” Esensi, J. Bisnis dan
Manaj., vol. 4, no. 1, pp. 1–46, 2014, [Online]. Available:
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/1268/1127.