Anda di halaman 1dari 9

https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.

php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 1-9

Penerapan Analisis Titik Impas (Break Event Point) Sebagai


Alat Pengendalian Biaya Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja
UMKM
Muliyani1*, Kartika Sari Lubis2, Ahmad Albar Tanjung3

1, 2, 3Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen SUKMA, Medan, Indonesia

Email: 1diajeng.mulyani@gmail.com, 2 kartikalubis77@gmail.com, 3 4lb4r.tanjung@gmail.com

(* : coressponding author)
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun analisis titik impas bagi UD. Marsinondang Mak Ogek sehingga
kedepannya dapat diketahui berapa unit dan berapa total penjualan yang harus dicapai agar UMKM tidak
memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Hal ini perlu dilakukan agar UMKM dapat merencanakan
besarnya laba yang ditargetkan serta dapat melihat struktur biaya yang dikeluarkan dalam mengerjakan
sebuah produk. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif, dimana peneliti melakukan
observasi, pengamatan dan wawancara terhadap objek penelitian yaitu UD. Marsinondang Mak Ogek.
Hasil analisis titik impas menunjukkan bahwa UD. Marsinondang mengalami kerugian dalam penjualan
produk Snack sebesar Rp.4.479.000, karena nilai penjualan lebih kecil dari nilai titik impas. Sementara itu,
produk Cookies dan Pastry merupakan produk yang penjualannya melebihi titik impas sehingga UD.
Marsinondang Mak Ogek berhasil memperoleh laba sebesar Rp.228.066.674 dari produk Cookies dan
Rp.60.094.542 untuk produk Parcel. Untuk meningkatkan kinerja usahanya, UD. Marsinondang Mak Ogek
dapat melakukan pengendalian biaya terhadap perjualan produk Snack melalui investasi peralatan mesin
yang memudahkan proses prosuksi dan mngurangi biaya tenaga kerja langsung.

Kata Kunci: analisis titik impas, perencanaan laba, pengendalian biaya, kinerja UMKM

1. PENDAHULUAN
Tujuan akhir dari setiap perusahaan adalah mempertahankan dan memaksimalkan keuntungan
(laba), dimana untuk pencapaiannya memerlukan penerapan strategi manajemen yang benar
dalam perusahaan, perolehan laba dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu volume produksi, harga jual,
dan biaya. Biaya menentukan haraga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga
jual mempengaruhi volume penjualan, volume penjualan juga mempengaruhi volume produksi,
sedangkan volume produksi akan mempengaruhi biaya. Analisa break event adalah suatu teknik
analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan
volume aktivitas. Masalah break event baru akan muncul dalam perusahaan apabila perusahaan
tersebut mempunyai Biaya Variabel dan Biaya Tetap [1].
Titik impas (break event point) merupakan kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh laba
dan tidak juga menderita kerugian. Titik impas sering juga disebut titik pulang pokok,
merupakan titik dimana penjualan dapat menutup biaya, sekaligus menunjukkan besarnya
keuntungan atau kerugian perusahaan jika penjualan melampaui atau berada dibawah titik [2].
Analisis titik impas bertujuan mengetahui pola atau tren dari sebuah biaya dan laba yang
dihasilkan. Dimana besaran biaya menentukan harga jual produk, harga jual mempengaruhi
volume penjualan, dan volume penjualan mempengaruhi tingkat produksi dan pada akhirnya

687
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 1-9

mempengaruhi biaya. Analisis titik impas merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
untuk membuat perencanaan laba. Analisa titik impas mampu memberikan informasi kepada
manajemen perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan serta hubungannya
dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan, yang
pada akhirnya memungkinkan manajemen untuk merencanakan, mengendalikan dan membuat
keputusan terkait jumlah laba yang diinginkan serta mengantisipasi perubahan yang mungkin
terjadi atas harga jual dan biaya yang dikeluarkan. Jika titik impas telah diketahui, manajemen
dapat merencanakan jumlah laba yang diinginkan, meminimalkan kerugian, memaksimalkan
keuntungan dan membuat ramalan penjualan.
UD. Marsinondang Mak Ogek adalah salah satu UMKM yang berada di kota Pematangsiantar.
UMKM ini sudah berdiri sejak tahun 1990. Usaha utamanya adalah pembuatan aneka snack, kue
kering, dan jajanan yang biasa dikonsumsi masyarakat pada hari besar keagamaan seperti
Natal, Tahun Baru, Hari Raya Idul Fitri, dan Idul Adha. UD. Marsinondang Mak Ogek mulanya
adalah bisnis ibu rumah tangga dimana yang menjadi pelanggannya adalah para tentangga.
Kemuadian karena kualitas dan cita rasa yang lezat, usaha ini semakain berkembang hingga
akhirnya memiliki puluhan reseller. Reseller tersebut tersebar pada sejumlah kota seperti
Tebing Tinggi, Medan, Binjai, Rantau Prapat, Pekan Baru, Bagan Batu, dan Kuala Simpang.
Sampai 2021, omset penjualan UD Marsinondang Mak Ogek pada 2021 mencapai 600.000.000
rupiah.
Observasi awal peneliti terhadap kegiatan UD. Marsinondang Mak Ogek, didapati bahwa
belum terdapat mekanisme pengelolaan biaya produksi yang memadai. Pemilik UD.
Marsinondang Mak Ogek, Ibu Sukini menyatakan bahwa selama ini beliau hanya menyisihkan
sejumlah uang hasil penjualan untuk diputarkan kembali menjadi modal usaha. Tidak ada
klasifikasi biaya tetap maupun biaya variabel dari setiap aktifitas produksi. Kondisi ini
menyebabkan tidak tersedianya pos atau anggaran untuk aktifitas yang dianggap diluar
produksi, misalnya biaya pemeliharaan mesin adon, oven, dan peralatan lainnya. Selain itu, ibu
Sukini juga tidak mngetahui secara pasti berapa besarnya laba yang diperolehnya dalam satu
tahun. Karena tidak ada pencatatan yang memadai dalam aktifitas produksi. Hal ini sangat lazim
terjadi pada UMKM, dimana dana pribadi sering sekali bercampur dengan dana usaha.
Kurangnya kesadaran dan disiplin dalam membukukan transaksi dan pengelolaan keuangan,
padatnya aktivitas produksi dan pemasaran, serta kurangnya informasi mengenai pengelolaan
keuangan yang benar dan sesuai standart yang berlaku menjadikan pelaku UMKM
mengabaikan pentingnya laporan keuangan bagi usaha mereka[3]. Fokus UMKM adalah inovasi
produk dan pengembangan pasar agar pendapatan semakin meningkat [4][5].
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun analisis titik impas bagi UD. Marsinondang Mak Ogek
sehingga kedepannya dapat diketahui berapa unit dan berapa total penjualan yang harus
dicapai agar UMKM tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Hal ini perlu
dilakukan agar UMKM dapat merencanakan besarnya laba yang ditargetkan serta dapat melihat
struktur biaya yang dikeluarkan dalam mengerjakan sebuah produk. Ketika struktur biaya
sudah diketahui, maka UMKM akan mudah dalam mengendalikan biaya tersebut. Dengan
demikian laba yang dihasilkan akan optimal.

Metode Penentuan Titik Impas


Analisis titik impas dapat dilakukan dengan dengan 4 metode yaitu [6]:
a. Metode aljabar
Metode ini dapat dikerjakan berdasarkan 2 pendekatan yaitu:
● Titik Impas berdasarkan rupiah

Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022


688
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 1-9

Perhitungan titik impas menggunakan pendekatan ruapiah dilakukan dengan membagi


jumlah biaya tetap dengan rasio margin income. Dimana rasion margin income adalah
selisih antara biaya variabel dengan hasil penjualan. Secara sistematis, rumus
perhitungan titik impas berdasarkan pendekatan rupiah adalah:

● Titik Impas berdasarkan unit


Pendekatan ini dilakukan dengan mengurangi hasil penjualan dengan membagikan biaya
tetap dengan hasil pengurangan penjulana per unit dengan biaya variabel per unit.

b. Metode grafik
Metode grafik mengidentifikasi titik impas dengan melihat titik persilangan antara garis
Penjualan dengan garis Biaya Total. Dari titik persilangan ini, dapat ditarik garis lurus
vertikal kebawah sampai menyentuh sumbu Y maka akan menunjukkan besarnya nilai titik
impas dalam satuan unit, sedangkan bila ditarik garis horizontal ke samping sampai sumbu
Y, maka akan terlihat besaran nilai titik impas dalam satuan rupiah.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam menentukan grafik titik impas yaitu:
Langkah 1: Membuat grafik X dan Y, dengan sumbu X menunjukan jumlah unit (output) dan
sumbu Y menunjukan biaya dan permintaan.
Langkah 2: Membuat titik pada sumbu Y yang menunjukan nilai Biaya tetap total (Total
Fixed cost = TFC), kemudian tariklah garis lurus dari titik tersebut sejajar sumbu
X.
Langkah 3: Membuat titik pertemuan antara jumlah unit terjual dengan jumlah rupiah dari
unit terjual, kemudian menarik garis dari titik 0 melalui titik tersebut. Garis yang
terbentuk disebut garis penerimaan total (Total Revenue = TR)
Langkah 4: Menarik garis dari titik perpotongan biaya tetap dengan sumbu Y (pada langkah
2 di atas) yang menunjukan garis biaya total (TC).

2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif, dimana peneliti melakukan
pengamatan, observasi dan wawancara terhadap narasumber terkait objek penelitian. Objek
penelitian adalah UD. Marsinondang Mak Ogek yang berada di Pematangsiantar. Pengumpulan
data dilaksanakan dengan 1) observasi yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan
langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam
hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi
penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. 2)
wawancara yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menanyakan kepada narasumber
mengenai segala hal yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan.
Analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penggunaan metode analisis
deskriptif bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan terperinci mengenai
suatu keadaan berdasarkan data/informasi yang telah diperoleh, kemudian dikumpulkan,
diklasifikasikan dan diiterpretasikan sehingga didapat informasi yang diperlukan untuk

Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022


689
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 1-9

menganalisa masalah yang ada.

Tahapan dalam melakukan analisis titik impas dilakukan dengan:


a. Mengumpulkan data harga jual produk, banyaknya unit yang terjual, dan nilai penjualan
dalam setahun
b. Menentukan data biaya yang dikeluarkan oleh UD. Marsinondang Mak Ogek dalam
menjalankan produksinya
c. Mengklasifikan jenis biaya menjadi biaya tetap dan biaya variabel
d. Menghitung besarnya biaya tetap dan biaya variabel
e. Menghitung besarnya titik impas secara unit dan rupiah

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan pengamatan, observasi dan wawancara didapati biaya produksi dan operasional
UD. Marsinondang Mak Ogek untuk 3 produk utamanya yaitu Snack, Cookies dan Parcel.

Tabel 1
Biaya Produksi dan Operasional

Uraian Snack Cookies Parcel


BiayaProduksi:
185.910.00
-biaya bahan baku 33.912.000 48.814.500
0
-biaya tenaga kerja Langsung 15.206.000 28.323.000 12.773.000
-biaya kemasan 907.200 8.138.900 4.350.000
-biaya listrik 5.432.500 15.295.000 6.443.000
-biaya gas 10.893.700 31.720.250 17.904.650
-biaya lain-lain 2.224.600 5.188.000 2.280.000

BiayaOperasional/Non
operasional:
-biaya pengadaan bahan baku 8.008.000 37.901.250 16.656.000
-Biaya perawatan & perlengkapan 5.320.800 4.621.250 6.556.100
-biaya kendaraan 4.352.000 6.546.250 5.490.500
-biaya lainnya dan umum 2.576.000 2.096.250 2.886.000

Tabel 2
Total Penjualan dan Harga Jual per Unit

Produ Total
Harga jual per pack Total unit yang terjual
k Penjualan

Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022


690
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 1-9

Snack 87.850.000 35.000 2.510


Cookies 398.250.000 75.000 5.310
Parcel 146.200.000 85.000 1.720

Untuk melakukan analisis titik impas, pertama kali yang perlu dilakukan adalah
mengklasifikasikan biaya-biaya yang ada menjadi biaya tetap, biaya variabel, atau semi
variabel. Pada kasus UD. Marsinondang Mak Ogek, peneliti tidak menetapkan jenis biaya semi
variabel. Setelah diklasifikasi, diperoleh data seperti disajikan pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Jenis Produk

Uraian Snack Cookies Parcel


Biaya variabel
Biaya produksi:
- Biaya bahan baku 33.912.000 185.910.000 48.814.500
- Biaya tenaga kerja langsung 15.206.000 28.323.000 12.773.000
Biaya Overhead
- Biaya listrik 5.432.500 15.295.000 6.443.000
- Biaya gas 10.893.700 31.720.250 17.904.650
-biaya kemasan 907.200 8.138.900 4.350.000
- Biaya Lain-lain 2.224.600 5.188.000 2.280.000
19.458.000 60.342.150 30.977.650
Biaya tetap
Biaya pemasaran:
- Biaya kendaraan 4.352.000 6.546.250 5.490.500
Biaya Adm. & umum:
- Biaya pengadaan bahan baku 8.008.000 37.901.250 16.656.000
- Biaya perawatan perlengkapan 5.320.800 4.621.250 6.556.100
- Biaya lainnya/umum 2.576.000 2.096.250 2.886.000

Setelah dilakukan klasifikasi biaya, selanjutkan kita menghitung besarnya biaya tetap dan biaya
variabel per unit. Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5 berikut ini.

Tabel 4
Besaran Biaya Tetap

Uraian Snack Cookies Parcel


Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022
691
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 1-9

- Biaya pemasaran 4.352.000 6.546.250 5.490.500


- Biaya adm. & umum Jumlah 15.904.800 44.618.750 26.098.100
20.256.800 51.165.000 31.588.600

Tabel 5
Besaran Biaya Variabel per unit

Snack (terjual 2.510) Cookies (terjual 5.310) Parcel (terjual 1.720)


Uraian
Total (Rp) Per unit Total (Rp) Per unit Total (Rp) Per unit
(Rp) (Rp) (Rp)
Biaya Variabel;
- Biaya bahan
33.912.000 48.814.500
baku 13.511 185.910.000 35.011 28.381
- Biaya tenaga
15.206.000 28.323.000 12.773.000
kerja langsung 6.058 5.334 7.426
- Biaya overhead
19.458.000 60.342.150 30.977.650
pabrik 7.752 11.364 18.010

Total biaya
variabel per 68.576.000 27.321 274.575.150 51.709 92.565.150 53.817
unit

Setelah besaran biaya tetap dan biaya variabel diperoleh, langkah selanjutnya adalah
menghitung besaran titik impas baik secara unit maupun rupiah. Rumus besaran titik impas
secara unit adalah:

Dan rumus untuk titik impas secara rupiah adalah:

Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022


692
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 1-9

Maka titik impas untuk UD. Marsinondang Mak Ogek adalah sebagai berikut:

1. Produk Snack
- Secara unit
Titik impas (unit) = 20.256.800………
35.000 – 27.321
= 2.638 unit

- Secara rupiah
Titik impas (Rp) = 20.256.800
1- 68.576.000
87.850.000
= 92. 329.557
Dibulatkan Rp. 92.330.000,-

2. Produk Cookies
- Secara unit
Titik impas (unit) = 51.165.000………
75.000 – 51.709
= 2.197 unit

- Secara rupiah
Titik impas (Rp) = 51.165.000
1- 274.575.150
398.250.000
= 164.758.326
Dibulatkan Rp. 164.758.000

3. Produk Parcel
- Secara unit
Titik impas (unit) = 92.565.000………
85.000 – 53.817
= 1.013 unit

- Secara rupiah
Titik impas (Rp) = 92.565.000
1- 92.565.000
146.200.000
= 86.105.458
Dibulatkan Rp. 86.105.000

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa untuk mencapai titik impas dalam
penjualan rupiah produk Snack harus mampu mencapai penjualan senilai Rp.92.329.000 atau
sebanyak 2.638 pak. Produk Cookies memiliki posisi titik impas penjualan Rp.164.758.000 atau
pun perusahaan harus mampu menjual sebanyak 2.197unit agar produk Cookies ini tidak
Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022
693
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 1-9

mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.


Parcel agar berada pada posisi titik impas harus mampu mencapai angka penjualan Rp.
86.105.000 atau lebih dari penjualan tersebut agar kiranya perusahaan tidak akan menderita
kerugian saat memproduksi produk ini, dan untuk mencapai titik impas dalam unit penjualan
produk Parcel ini harus mampu menjual sebanyak 1.013 unit.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:


1. Pada kurun 2021, UD. Marsinondang Mak Ogek berhasil menjual produk Snack sebanyak
2.510 unit atau senilai 87.850.000. Perhitungan titik impas menunjukkan bahwa untuk
mencapai titik impas dalam penjualan rupiah produk Snack harus mampu mencapai
penjualan senilai Rp.92.329.000 atau sebanyak 2.638 unit. Berdasarkan analisis didapati
bahwa UD. Marsinondang Mak Ogek mengalami kerugian sebesar Rp.4.479.000, karena nilai
penjualan lebih kecil dari nilai titik impas.
Berdasarkan hasil penelusuran biaya didapati bahwa besarnya tenaga kerja langsung untuk
menghasilkan 1 unit Snack relative besar yaitu Rp6.058, lebih besar dibandingkan biaya
tenaga kerja langsung untuk membuat Cookies. Hal ini terjadi karena proses pembauatan
snack lebih banyak melibatkan tenaga manusia daripada menggunakan mesin.
2. Dalam penjualan produk Cookies mencapai 5.310 unit dengan nilai Rp.398.250.000,
sementara hasil perhitungan menunjukkan titik impas berada pada penjualan sebanyak
2.197 unit nilai Rp.164.758.326. Hasil analisis ini menggambarkan laba yang diperoleh UD.
Marsinondang Mak Ogek pada penjualan produk Cookies yaitu sebesar Rp.228.066.674,-.
3. Dalam penjualan produk Parcel mencapai 1.720 unit dengan nilai Rp.146.200.000,
sementara hasil perhitungan menunjukkan titik impas berada pada penjualan sebanyak
1.013 unit nilai Rp.86.105.458. Hasil analisis ini menggambarkan laba yang diperoleh UD.
Marsinondang Mak Ogek pada penjualan produk Parcel yaitu sebesar Rp.60.094.542,-.
4. UD. Marsinondang perlu mempertimbangkan pengadaan peralatan/ mesin pendukung
proses pembuatan produk Snack untuk mengendalikan biaya tenaga kerja langsung. Hal
ini dilakukan agar kedepannya UD. Marsinondang Mak Ogek tidak lagi mengalami
kerugian dari penjualan produk Snack.

5. REFRENSI
[1] M. Malombeke, “Analisis Break Even Point Sebagai Dasar Perencanaan Laba Holland Bakery
Manado,” J. EMBA, vol. 1, no. 3, pp. 806–817, 2013.

[2] R. Hasbullah, M. Dzulkirom, and M. Saifi, “Analisis Break Even Point Sebagai Salah Satu Alat
Perencanaan,” J. Adm. Bisnis, vol. 26, no. 1, pp. 1–7, 2015.

[3] A. Fitriati, N. Tubastuvi, and S. Anggoro, “The Role of AIS Success on Accounting Information
Quality,” Int. J. Bus. Manag. Technol., vol. 4, no. 2, pp. 43–51, 2020.

[4] D. Sahputra, “Survei BI : 87,5 Persen UMKM Indonesia Terdampak Pandemi Covid-19,” Bisnis.com,
2021. https://ekonomi.bisnis.com/read/20210319/9/1370022/survei-bi-875-persen-umkm-

Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022


694
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 1-9

indonesia-terdampak-pandemi-covid-19#:~:text=Bisnis.com%2C JAKARTA – Bank,terdampak


negatif di sisi penjualan.

[5] N. K. Sinarwati, E. Sujana, and N. T. Herawati, “Peran Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Mobile
Bagi Peningkatan Kinerja Umkm,” J. KRISNA Kumpul. Ris. Akunt., vol. 11, no. 1, pp. 26–32, 2019.

[6] M. Yusuf, “Analisa Break Event Point (BEP) Terhadap Laba Perusahaan,” Esensi, J. Bisnis dan
Manaj., vol. 4, no. 1, pp. 1–46, 2014, [Online]. Available:
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/1268/1127.

Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022


695

Anda mungkin juga menyukai