Anda di halaman 1dari 16

1

ANALISIS BIAYA, VOLUME, LABA, DAN TITIK IMPAS


SEBAGAI ALAT BANTU MENGHITUNG LABA JANGKA
PENDEK PADA
KONVEKSI KANAYA
Abstrak
Perusahaan selalu mengharapkan laba yang semakin meningkat dari produksi sebelumnya.
Dalam hal ini perusahaan dapat menggunakan analisis biaya, volume, laba dan titik impas
sebagai alat bantu yang dapat mempermudah menghitung laba serta pertambahan produksi
yang harus dilakukan perusahaan dalam mencapai target laba yang diinginkan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui titik impas, batas keamanan, tuasan operasi, titik
penutupan perusahaan serta target laba yang diinginkan Konveksi Kanaya. Dari hasil
penelitian yang dilakukan penulis, Konveksi kanaya mencapai titik impas pada 124 potong
pakaian atau saat penjualan perusahaan sebesar Rp 8.075.388; batas keamanan sebesar Rp
30.924.612 tuasan operasi 1 kali dan titik penutupan usaha sebesar 99 potong pakaian atau
Rp6.457.257 . Jika perusahaan menghendaki laba 30% pada bulan berikutnya yaitu menjadi
Rp 13.167.700 maka perusahaan harus menambah produksinya menjadi 743 potong pakaian
Kata Kunci: Analisis Biaya, Volume, Laba, Titik Impas, Perhitungan Laba
PENDAHULUAN
Pada umumnya, tujuan setiap perusahaan dalam kegiatannya adalah memperoleh laba.
Laba seringkali dijadikan tolak ukur berhasil atau tidaknya perusahan. Perusahaan harus
teliti dalam merencanakan dan memutuskan kebijakan yang harus dijalankan selama proses
produksi.
Tingkat laba yang tinggi sering dikaitkan dengan harga jual yang tinggi. Padahal ada
beberapa faktor lain yang mempengaruhi laba suatu perusahaan selain harga jual produk,
diantaranya adalah volume penjualan produk serta biaya. Ketiga faktor saling berhubungan
dan mempengaruhi satu sama lain.
Biaya adalah salah satu faktor paling penting dalam menentukan harga jual. Harga jual
akan mempengaruhi volume pejualan, volume penjualan mempengaruhi volume produksi
selanjutnya, kemudian volume produksi akan mempengaruhi biaya, dan seterusnya.
Dalam hal ini pihak perusahaan dapat menggunakan analisis biaya, volume, dan laba
serta break event point (BEP) atau analisis titik impas. Kedua analisis ini dapat dijadikan alat
bantu dalam menghitung laba perusahaan dalam jangka pendek di masa yang akan datang.

TINJAUAN PUSTAKA

1.
2.
3.
4.
5.

1.

2.

3.

1.

2.

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2006 : 206) "Analisis biaya, volume, dan laba
(cost, volume, and profit = CVP) adalah suatu analisi untuk mengetahui hubungan antara
biaya, volume penjualan, laba dan bauran produk untuk encapai tingkat laba yang
diinginkan".
Selain itu analisis biaya, volume dan laba data digunakan untuk hal-hal berikut :
Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian
Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan
tertentu
Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian
Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan
Menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang ditargetkan
Perusahaan yang menggunakan analisis CVP dapat memperoleh beberapa
keuntungan sebagai berikut :
Analisis CVP didasarkan pada asumsi beikut ini : bahwa semua biaya dapat dipisahkan
menjadi bagian yang variabel dan bagian yang tetap, dan bahwa total biaya tetap dalah
konstan sepanjang rentang analisis, dan total biaya variabel berubah secara proporsional
terhadap perubahan dalam volume.
Penjualan yang jatuh dibawah titik impas akan mengakibatkan perusahaan rugi, dengan
anlisis CVP perusahaan dapat menentukan margin of safety, yang mengindikasikan berapa
banyak penjualan dapat turun dari tingkat yang ditargetkan sebelum perusahaan mengalami
kerugian.
Perusahaan dapat menentukan volume penjualan dan bauran produk yang diperlukan untuk
mencapai target laba.
Analisis CVP juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
Data untuk analisis CVP tidak dapat diambil langsung dari laporan laba rugi berdasarkan
perhitungan biaya penyerapan penuh, karena dampak dari aktivitas atas biaya tidak dapat
ditentukan secara langsung.
Adanya ketidakpastian yang signifikan pada anlisis CVP yaitu dari faktor faktor model
CVP, harga, tingkat penjualan yang diharapkan, biaya variabel, dan biaya tetap sehingga
manajer enggan mengambil resiko tersebut.
Analisis Titik Impas atau Break Event Point (BEP)
Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2006 : 207), Analisis titik impas atau break
event point (BEP) adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk mengetahui pada
volume penjualan dan produksi berapakah suatu perusahaan yang bersangkutan tidak
menderita kerugian dan tidak memperoleh laba. Perngertian lain juga disampaikan oleh
Mulyadi (2001 ; 232), Analisis impas merupakan suatu cara untuk mengetahui volume

penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh
laba. Dengan kata lain, titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan ang
pendapatan penjualannya sama dengan jumlah total biayanya.
Batas Keamanan atau Margin of Safety (MOS)
Batas keamanan (margin of safety) merupakan hasil penjualan pada tingkat titik impas
dihubungkan dengan penjualan yang dianggarkan atau penjualan pada tingkat tertentu, maka
akan di dapat informasi seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga perusahaan
tidak menderita kerugian. hubungan atau selisih antara penjualan dianggarkan atau tingkat
penjualan tertentu dengan penjualan titik impas disebut dengan batas keamanan bagi
perusahaan dalam melakukan penurunan penjualan.
Batas keamanan dinyatakan dalam presentasi dari penjualan yang disebut Rasio
Batas Keamanan (Margin of Safety MOS)
Tuasan Operasi atau Degree of Leverge (DOL)
Tuasan operasi atau degree od leverage merupakan pengukuran yang mengacu pada
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kenaikan laba apabila terdapat perubahan
volume penjualan. Perusahaan yang memiliki tuasan operasi yang tinggi maka labanya
sangat sensitif atau peka terhadap perubahan penjualan.
Titik Penutupan Usaha atau Shut-down Point (SDP)
Menurut Dr Darsono Prawiro Negoro dan Ari Perwanti ( 2009: 249) "Titik Penutupan
usaha yaitu informasi yang dibutuhkan oleh manajemen tentang berapa jumlah nilai
penjualan minimum sehingga perusahaan tidak layak untuk dilanjutkan". Suatu usaha harus
dihentikan apabila pendapatan yang diperoleh tidak dapat menutupi biaya tunainya.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian menggunakan analisis kuantitatif dan tidak terlepas dari analisis deskriptif
yang penggunaanya dituangkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Alat analisis yang digunakan penulis antara lain sebagai berikut :
a. Perhitungan Titik Impas atau Break Event Point (BEP) Multiproduk
BEP multi produk dalam satuan unit=
biayatetap
( L .kontribusi per unit x proporsi)+( L . kontribusi perunitx proposi)

b. Perhitungan Batas Keamanan atau Margin of Safety (MOS)


Penjualan yang Dianggarkan Penjualan BEP
MOS (%)
= ------------------------------------------------------------------- x 100%
Penjualan yang Dianggarkan
c. Perhitungan Tuasan Operasi atau Degree of Leverge (DOL)
Laba Kontribusi
= -----------------------------------Laba Bersih

DOL

d. Perhitungan Titik Penutupan Usaha atau Shut Down Point (SDP)


Biaya Tetap Tunai
SDP (Unit)
= ----------------------------------------Laba Kontribusi per unit
e.

Perhitungan Target Laba Perusahaan


Biaya tetap + Laba Target
Penjualan Target= -----------------------------------Laba Kontribusi per unit

PEMBAHASAN
Konveksi Kanaya bergerak dalam bidang tekstil dimana setiap bulannya konveksi
kanaya memproduksi pakaian wanita. Setiap bulannya, konveksi Kanaya memproduksi dua
macam model pakaian wanita sebanyak 50 lusin atau 600 potong pakaian. Produksi
konveksi Kanaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Produksi Konveksi Kanaya
Jenis Produksi
Jumlah Produksi
Kemeja

360 potong

Dress

240 potong

Jumlah Produksi

600 potong

Sumber : Konveksi Kanaya


Perincian Biaya Produksi
Berikut ini adalah rincian biaya produksi untuk membuat 600 potong pakaian wanita.
1. Biaya Bahan Baku
a. Biaya Bahan Baku Kemeja
Biaya Bahan Baku Kemeja
N
Bahan
Kuantit
@ Harga
Jumlah

o
1.

as
Kain katun rayon
Merah muda
Kuning
Ungu

TOTAL
2.

Benang

126
yard
180
yard
234
yard
540
yard

Rp16000/y
ard

60 pcs

Rp
1.000/pcs
3.
Kancing
2160
Rp
pcs
550/pcs
4.
Karet
360 pcs
Rp 500/m
5.
Bisband
180 pcs
Rp 2.500/m
6.
Kain keras
108
Rp
yard
6000/yard
Total Biaya Bahan Baku Kemeja
Sumber : Konveksi Kanaya
Keterangan :
1 yard kain = 0,9144 meter
1 potong kemeja memerlukan 1,5 yard kain atau 1,3716 meter kain

Rp 2.016.000
Rp 2.880.000
Rp 3.744.000

Rp 8.640.000
Rp

60.000

Rp 1.188.000
Rp
Rp
Rp

180.000
450.000
648.000

Rp 11.166.000

b. Biaya Bahan Baku Dress


N
o.
1.
2.
3.
4.
5.

Biaya Bahan Baku Dress


Bahan
Kuantit
@ Harga
as
Bahan katun
264
Rp15.000/ya
motif
yard
rd
Benang
70
Rp
pcs
1.000/pcs
Benang karet
1200
Rp
pcs
550/pcs
Kancing
240
Rp
pcs
2.000/pcs
Backle bra
240
Rp1.000/pas
pasang
ang
Total Biaya Bahan Baku Dress

Sumber : Konveksi Kanaya


Keterangan :
1 yard kain = 0,9144 meter

Jumlah
Rp3.960.0
00
Rp
70.000
Rp
660.000
Rp
480.000
Rp
240.000
Rp5.410.0
00

1 potong dress memerlukan 1,1 yard kain atau 1,00584 meter kain
2. Biaya Tenaga Kerja
Konveksi Kanaya mempekerjakan 13 orang karyawan yang dengan gaji setiap bulannya
berbeda-beda sesuai dengan bidangnya.
Biaya Tenaga Kerja
N
Tenaga Kerja
Banyak
Biaya
Jumlah
o
karyaw
tenaga kerja
an
1
Bagian pola dan
.
pemotongan
1 orang
Rp25.000/ha Rp 750.000
ri
2
Bagian
8 orang
Rp8000/pot Rp 4.800.000
.
penjahitan
ong
3
Bagian finishing
1 orang
Rp25.000/ha Rp 750.000
.
ri
4
Bagian Ironing
2 orang
Rp25.000/ha Rp 1.500.000
.
ri
5
Bagian Quality
1 orang
Rp30.000/ha Rp 900.000
.
Control
ri
Total Biaya Tenaga Kerja
Rp 8.700.000
Sumber : Konveksi Kanaya
3. Biaya Overhead Pabrik
a. Biaya Bahan Penolong
Biaya Penolong
N
Bahan
Kuantit
@ Harga
Jumlah
o
Penolong
as
1.
Jarum
2 lusin
Rp10.000/lusi Rp
n
20.0000
2.
Gas untuk
3
Rp75.000/tab Rp
ironing
tabung
ung
225.000
3.
Plastik
600 lembar
Rp
Rp120.000
Kemasan
200/lembar
Total Biaya Penolong
Rp365.000
Sumber : Konveksi Kanaya
b. Biaya Depresiasi
Biaya depresiasi untuk setiap peralatan yang digunakan konveksi Kanaya dalam
memproduksi pakaian dihitung dengan menggunakan metode garis lurus untuk setiap tahun

N
o.

Peralatan

Biaya Depresiasi Peralatan


Kuantit
Biaya
as
Depresiasi /

Jumlah

1.

Meja potong

1 buah

2.

Mesin potong

1 buah

3.

Mesin obras

1 buah

4.

Mesin jahit

8 buah

5.

Mesin neci

1 buah

6.

Mesin pasang
1 buah
kancing
Mesin setrika
1 buah
uap
Total Biaya Depresiasi

7.

buah
Rp
35.000
Rp
77.750
Rp
35.000
Rp
22.500
Rp
22.500
Rp102.000
Rp
77.500

Rp
35.000
Rp
77.750
Rp
35.000
Rp180.0
00
Rp
22.500
Rp102.0
00
Rp
77.750
Rp530.0
00

c.

Biaya Sewa Gedung


Konveksi Kanaya menyewa sebuah ruko dengan harga Rp1.850.000 per bulan
d. Biaya Listrik dan Telepon
Setiap bulannya biaya listrik yang dikeluarkan konveksi Kanaya adalah sebesar
Rp750.000, dimana Rp225.000 berupa abodemen, sedangkan untuk biaya telepon biaya
yang dikeluarka sebesar Rp100.000, dimana Rp40.000 berupa abodemen.
Penggolongan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Adapun Penggolongan biaya tetap dan biaya variabel dalam konveksi kanaya adalah
sebagai berikut :
Rincian Penggolongan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
N
Keterangan
Biaya Tetap
Biaya
o
Variabel
1.
Biaya bahan baku
Kemeja
Rp 11.166.000
Dress
Rp 5.410.000
2.
Biaya tenaga kerja
Rp 8.700.000
3.
Biaya bahan
Rp
365.000
penolong
4.
Biaya depresiasi
Rp
530.000
5.
Biaya sewa gedung
Rp1.850.00
0
6.
Biaya listrik
Rp
Rp
525.000

7.

225.000
Rp
Rp
60.000
40.000
Rp2.645.00 Rp 26.226.000
0

Biaya telepon
Total

Sumber : Konveksi Kanaya


Alokasi Biaya
Pengalokasi biaya dilakukan untuk mempermudah dalam melihat rician biaya tetap dan
biaya variabel sesuai dengan persentase dua macam pakaian wanita yang diproduksi.
Proporsi produksi dua macam pakaian wanita disajikan dalam bentuk persentase sebagai
berikut
Proporsi Produksi
Jenis Produksi
Kuantitas

N
o
1.

Kemeja

360 potong

2.

Dress

240 potong

Total

No
.

1.
2.

3.
4.

Keteranga
n
Biaya
Tetap
Biaya
depresiasi
Biaya
sewa
gedung
Biaya
listrik
Biaya
telepon

600 potong

Persentase
360
----- x 100% =
60%
600
240
----- x 100% =
40%
600
100 %

Alokasi Biaya
Pembebanan
Kemeja
Dress
(60%)
(40%)
360 potong
240 potong

Jumlah
(100%)
600 potong

Rp
318.000
Rp1.110.00
0

Rp
212.000
Rp
740.000

Rp
530.000
Rp1.850.00
0

Rp
135.000
Rp
24.000

Rp
90.000
Rp
16.000

Rp
225.000
Rp
40.000

Total Biaya Tetap

Rp1.587.00
0

Biaya
Variabel
1.
Biaya
bahan
Rp 11.166.000
baku
Kemeja
Dress
2.
Biaya
Rp 5.220.000
tenaga
kerja
3.
Biaya
Rp 219.000
bahan
penolong
4.
Biaya
Rp 315.000
listrik
5.
Biaya
Rp
36.000
telepon
Total Biaya
Rp 16.956.000
Variabel
Sumber : Konveksi Kanaya

Rp1.058.00
0

Rp2.645.00
0

Rp 5.410.000

Rp 11.166.000
Rp 5.410.000

Rp 3.480.000

Rp 8.700.000

Rp

146.000

Rp

365.000

Rp

210.000

Rp

525.000

Rp

24.000

Rp

60.000

Rp 9.270.000

Rp 26.226.000

Perhitungan Laba April 2012


Dibawah ini adalah data penjualan dan biaya konveksi Kanaya pada bulan April 2012 :
Data Penjualan dan Biaya
Kemeja
Dress
TOTAL
Ket. Per unit
Jumlah
Per unit
Jumlah
Produksi

360 potong

240 potong

600 potong

Harga
Jual

Rp75.000

Rp27.000.00
0

Rp50.00
0

Rp12.000.00
0

Rp39.000.00
0

B.variabe
l

Rp47.100

Rp16.956.00
0

Rp38.62
5

Rp
9.270.000

Rp26.226.00
0

10

Laba
kontribui

Rp27.900

Rp10.044.00
0

Rp11.37
5

Rp
2.730.000

Biaya
tetap

Rp12.774.00
0

Rp2.645.000

Dari data diatas kita dapat menyusun laporan laba/rugi pada bulan April 2012 adalah
sebagai berikut:
Laporan Laba/Rugi Konveksi Kanaya April 2012
Keterangan
Kemeja
Dress
Total
Volume
360 potong
240 potong
600 potong
penjualan
Harga jual /
Rp75.000
Rp50.000
potong
TOTAL
PENJUALAN
Rp 27.000.000
Rp 12.000.000
Rp 39.000.000
Biaya variabel
(Rp16.956.000 (Rp 9.270.000)
(Rp26.226.000
)
)
LABA
KONTRIBUSI
Rp10.044.000
Rp 2.730.000
Rp 12.774.000
Biaya tetap
(Rp1.587.000)
(Rp1.058.000)
(Rp
2.645.000)
LABA
Rp 8.457.000
Rp 1.672.000
Rp 10.129.000
BERSIH

Perhitungan Titik Impas atau Break Even Point (BEP) Multiproduk


BEP multiproduk dalam satuan unit =
Biaya Tetap
---------------------------------------------------------------------------------------------(L.kontribusia per unit x Proporsia) + (L.kontribusib per unit x Proporsib)
Rp 2.645.000
BEP multiproduk (unit) = -------------------------------------------------------(Rp 27.900 x 60%) + (Rp 11.375 x 40%)
Rp2.645.000
= ---------------------------------------Rp 16.740 + Rp 4.550

11

Rp2.645.000
= --------------------------Rp 21.290
laba kontribusi per unit
BEP multiproduk
= 124.2367309 124 potong
BEP multiproduk kemeja = 124 x 60% = 74.4 74 potong
BEP multiproduk dress = 124 x 40% = 49.6 50 potong
BEP multiproduk dalam rupiah =
Biaya tetap
----------------Rasio laba kontribusi

Rasio Laba Kontribusi

Laba Kontribusi
= --------------------- x 100%
Penjualan
= Rp12.774.000
--------------------- x100%
Rp39.000.000

= 32.7538462 % 33%
Rp2.645.000
BEP multiproduk (rupiah) = --------------------33%
= Rp 8.075.387,51 Rp 8.075.388
BEP multiproduk dalam rupiah juga dapat dihitung dengan menggunakan BEP multiproduk
dalam satuan sesuai dengan harga jual produk per unit
BEP multiproduk kemeja = Rp 75.000 x 74 potong pembulatan
= Rp 5.590.653
BEP multiproduk dress = Rp 50.000 x 50 potong pembulatan
= Rp 2.484.735
BEP multiproduk dalam rupiah
Rp 5.590.653 + Rp 2.484.735 = Rp 8.075.388
PEMBUKTIAN
(Pembuktian dihitung dengan menggunakan hasil sebelum pembulatan)

12

Penjualan
kemeja
(74* x Rp75.000)
dress
(50* x Rp50.000)
Total Penjualan
Biaya Variabel
kemeja (74* x Rp47.100)
dress
(50* x Rp38.625)
Total Biaya Variabel
Laba Kontribusi
Biaya Tetap

Rp5.590.653
Rp2.484.735
Rp8.075.388
Rp3.510.930
Rp1.919.457
(Rp5.430.388)
Rp2.645.000
(Rp2.645.000)
0

*hasil pembulatan
Dari perhitungan kedua produk diatas dapat diketahui bahwa perusahaan akan mencapai titik
impas yaitu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami untung maupun rugi saat
perusahaan memproduksi 124 potong pakaian atau saat penjualan perusahaan sebesar Rp
8.075.388,Perhitungan Batas Keamanan atau Margin of Safety (MOS)
Data diatas dapat digunakan untuk menghitung Margin od Safety atau titik
dimana volume penjualan maksimum boleh turun namun perusahaan tidak mengalami
kerugian
MOS (Rp)
= Penjualan yang Dianggarkan Penjualan BEP
= Rp 39.000.000 Rp 8.075.388
= Rp 30.924.612
Penjualan yang Dianggarkan Penjualan BEP
MOS (%)= ------------------------------------------------------------------- x 100%
Penjualan yang Dianggarkan
Rp39.000.000 Rp8.075.388
= ---------------------------------------------------- x 100%
Rp39.000.000
= 79,2938782 % 79 %
Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa perusahaan boleh menurunkan volume
penjualannya sebesar 79% atau sebesar Rp 30.924.612 tanpa harus menimbulkan kerugian
bagi perusahaan.
Perhitungan Tuasan Operasi atau Degree of Leverge (DOL)

13

Suatu ukuran pada tingkat penjualan tertentu, seberapa besar prosentase


perubahan volume penjualan akan mempengaruhi laba. Perhitungan ini dilakukan untuk
melihat seberapa sensitif laba terhadap perubahan penjualan
Laba Kontribusi
DOL
= -----------------------------------Laba Bersih
Rp 12.774.000
= ----------------------------------Rp 10.129.000
= 1,261131405 1
Dari perhitungan kedua produk dapat dilihat bahwa degree of laverage pada bulan April
sebanyak 1 . Hal ini berarti setiap perubahan penjualan sebanyak 1% akan mempengaruhi
laba sebesar 1% .
Perhitungan Titik Penutupan Usaha atau Shut Down Point (SDP)
Shut Down Point adalah titik dimana perusahaan sebaiknya menghentikan
usahanya karena perusahaan sudah tidak mampu lagi untuk menutup biaya tunai tahun
berjalan.
Biaya Tetap Tunai
SDP (Unit)
= ----------------------------------------Laba Kontribusi per unit
Biaya Tetap Tunai
SDP (Rp) = ----------------------------------Rasio Laba Kontribusi

Data Biaya Tetap Tunai


Keterangan

N
o.
1.

Biaya Sewa Gedung

2.

Biaya Listrik

3.

Biaya Telepon
Total

Biaya Tetap
Rp
1.850.000
Rp
225.000
Rp
40.000
Rp
2.115.000

14

Rp 2.115.000
SDP (Unit)
= --------------------------Rp 21.290
= 99,34 unit 99 potong
Kemeja = 99 x 60 % = 59,61 59 potong
Dress
= 99 x 40 % = 39,74 40 potong
Rp 2.115.000
SDP (Rp) = --------------------------- = Rp6.457.256,928 Rp6.457.257
33%
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa perusahaan sebaiknya menghentikan
usahanya saat pendapatan penjualan perusahaan berada pada titik penutupan usaha sebesar
Rp6.457.257 atau 99 potong dengan komposisi 59 potong kemeja dan 40 potong dress
Perhitungan Target Laba Perusahaan
Dalam melakukan proses produksi setiap bulan, suatu perusahaan pasti
mempunyai target laba yang akan diakan dicapai perusahaan pada bulan berikutnya. Dalam
hal ini konveksi Kanaya menargetkan pencapaian laba dibulan Mei 2012 sebesar 30% dari
pencapaian laba bersih dibulan sebelumnya (April 2012).
Kenaikan laba yang diinginkan = 30% x laba bersih bulan April 2012-04-23
= 30% x Rp10.129.000
= Rp 3.038.700
Laba yang diharapkan pada bulan Mei 2012 adalah sebesar
Rp10.129.000 + Rp 3.038.700 = Rp 13.167.700

Penjualan Target

Biaya tetap + Laba Target


= -----------------------------------Laba Kontribusi per unit
Rp2.645.000+ Rp13.167.7000
= ---------------------------------------Rp 21.290

Rp15.812.700
= -----------------------Rp21.290
Penjualan Target = 742,7289807 743 potong

15

Dengan proporsi penjualan :


Penjualan Kemeja = 743 x 60% = 445,64 446 potong
Penjualan Dress = 743 x 40% = 297,09 297 potong
PEMBUKTIAN
(Pembuktian dihitung dengan menggunakan hasil sebelum pembulatan)
Penjualan
kemeja
(446* x Rp75.000)
Rp33.422.804
dress
(297* x Rp50.000)
Rp14.854.580
Total Penjualan
Rp48.277.384
Biaya Variabel
kemeja (446* x Rp47.100)
Rp20.989.521
dress
(297* x Rp38.625)
Rp11.475.163
Total Biaya Variabel
(Rp32.464.684)
Laba Kontribusi
Rp15.812.700
Biaya Tetap
(Rp 2.645.000)
Laba Bersih
Rp13.167.700
*hasil pembulatan
Besar penambahan dari bulan April ke Mei
743 potong 600 potong = 143 potong ( 86 potong kemeja dan 57 potong dress)
Dari perhitungan tersebut, perusahaan dapat mencapai laba yang ditargetkan yaitu sebesar
30% dari laba bersih bulan April 2012 jika perusahaan menambah hasil produksinya menjadi
743 potong pada bulan Mei 2012 dengan komposisi 446 potong kemeja dan 297 potong
dress.

KESIMPULAN
1.

Pada bulan April 2012, perusahaan mencapai titik impas atau break event pada kapasitas
penjualan sebesar 124 potong pakaian untuk kedua produk atau sebesar Rp 8.075.388
dengan komposisi 74 potong untuk penjualan kemeja dan 50 potong untuk penjualan dress
dimana pada titik tersebut perusahaan tidak mendapatkan keuntungan maupun mengalami
kerugian
2. Batas keamanan perusahaan (MOS) adalah sebesar Rp 30.924.612 atau 79% yang berarti
perusahaan boleh menurunkan produksi serta penjualannya tanpa harus mengalami kerugian.
Tuasan operasi perusahaan (DOL) adalah sebesar 1, yang berarti perubahan komposisi
penjualan perusahaan sebanyak 1% akan mempengaruhi laba perusahaan sebanyak 1%.
Dalam hal ini perusahaan disarankan untuk menutup usahanya apabila pendapatan penjualan
perusahaan berada pada titik penutupan usaha (SDP) sebesar Rp6.457.257 atau 99 potong
dengan komposisi 59 potong kemeja dan 40 potong dress.

16

3. Jika pada untuk bulan Mei perusahaan menargetkan laba sebesar 30% dari laba bersih bulan
April maka perusahaan akan mendapatkan laba sebesar Rp13.167.700, untuk itu perusahaan
harus meningkatkan produksi dan penjualan untuk kedua produk yang dihasilkan menjadi
743 potong dengan komposisi 446 potong kemeja dan 297 potong dress.
DAFTAR PUSTAKA
Armila Krisna Warindrani, 2006, Akuntansi Manajemen, Graha Ilmu, Bandung
Bastian Bustami dan Nurlela, 2006, Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut : Kajian Teori dan
Aplikasi, Graha Ilmu, Bandung
_______________________, 2007, Akuntansi Biaya : Teori & Aplikasi, Graha Ilmu,
Bandung
Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti,2009, Akuntansi Manajemen, Mitra Wacana
Media, Jakarta
Hansen, Don R and Maryanne M. Mowen, 2009, Akuntansi Manajerial, Salemba Empat,
Jakarta
Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/manajemen_keuangan_2/bab2risiko_leverage.pdf

Anda mungkin juga menyukai