UNNES
METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
Oleh:
Menurut H. Nystrom
Pasar menurut H. Nystrom diartikan sebagai tempat penyaluran
barang dan jasa dari tangan produsen ke konsumen. Singkatnya, pengertian
pasar adalah tempat transaksi barang dan jasa antara produsen dan
konsumen.
Menurut Simamora
Arti pasar menurut Simamora adalah sekumpulan orang yang
memiliki kebutuhan dan keinginan terhadap produk tertentu, memiliki
kemampuan dan kemauan untuk membeli produk tersebut dan memiliki
kesempatan untuk memutuskan membeli sebuah produk.
Pasar memiliki ciri-ciri dan karakteristik tertentu meliputi adanya penjual dan pembeli serta
kegiatan lain. Berikut merupakan ciri-ciri pasar selengkapnya.
b. Menurut Strukturnya
Pasar persaingan sempurna, yakni jenis pasar yang terdapat banyak penjual dan
pembeli dimana mereka sudah tahu keadaan di dalam pasar tersebut.
Pasar persaingan tidak sempurna, yakni jenis pasar yang terdapat banyak pembeli,
namun hanya sedikit penjual, bisa berupa pasar monopoli, pasar monopolistik atau
pasar oligopoli.
Saat ini pertumbuhan pasar modern diberbagai kota besar di Indonesia telah merambah
hingga ke pelosok daerah tingkat Kabupaten. Menurut data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia
(IKAPPI) antara tahun 2007-2011 atau dalam kurun 4 tahun menyebutkan jumlah pasar
tradisional turun drastis dari 13.540 menjadi 9.950 dengan jumlah pedagang pasar tradisional
berkisar 12.625.000 orang, menurut data Kementrian Perdagangan tahun 2011 dari 9.950 pasar
tradisional sebanyak 3.800 diantaranya sudah lenyap. Data-data tersebutmencerminkan posisi
pasar tradisional didalam kehidupan masyarakat kian mengkhawatirkan para pedagang kecil,
ditambah lagi saat ini pasar tradisional tumbuh melambat sebesar 8,1% sementara pasar
modern tumbuh berkembang sebesar 31,4% (Sindonews, 2018).
Ciri khas pasar tradisional adalah secara fisik berada dekat dengan kehidupan masyarakat
atau tempat tinggal yang menggambarkan kehidupan sosial yang kental dan harmonis dimana
antara pembeli dan penjual lebih terasa dekat karena adanya interaksi yang berulang-ulang dan
mendalam dengan keunggulan bersaing secara alamiah. Peran pasar tradisional ini sangat
menolong kehidupan masyarakat kecil yang menggantungkan hidupnya dalam kegiatan
berdagang, karena didalam pasar tradisional terdapat banyak aktor yang memiliki arti penting
dan berusaha untuk mensejahterakan kehidupannya baik itu pedagang, pembeli, pekerja
panggul, pemerintah daerah ataupun pusat. Sebaliknya pasar modern dalam bertransaksi
antara penjual dan pembeli tidak perlu dilakukan secara langsung atau tatap muka, melainkan
pembeli cukup dengan datang dan melihat label harga pada barang yang akan dibeli. Kesemua
kegiatan tersebut dilakukan dalam bangunan atau gedung dengan segala pelayanannya secara
mandiri oleh pramuniaga. Pasar modern secara umum menjual produk-produknya yang memiliki
masa kadaluarsa, sedangkan pasar tradisional seperti yang kita ketahui menjual segala jenis
barang kebutuhan yang sifat daur hidup produknya terbatas dan bervariasi. Kompleksnya
persaingan bisnis antara pasar tradisional dengan pasar modern di Kabupaten Labuhanbatu
menyebabkan pasar tradisional atau pedagang kecil semakin tidak berdaya menerima kehadiran
pasar modern. Hal ini menuntut pasar tradisional lebih kreatif dan bijaksana dalam menghadapi
kenyataan agar dapat bersaing secara sehat dengan pasar modern.
Meskipun Pemerintah telah membuat kebijakan dan peraturan yang tertuang dalam Perpres
No. 112 Tahun 2007 dan Permendagri No. 53 Tahun 2008 yang mengatur tentang pasar
modern dan pasar tradisional. Akan tetapi, pada kenyataannya peraturan tersebut tidak
diimplementasikan dengan baik. Banyak peraturan yang tidak dipatuhi oleh pendiri pasar
modern, misalnya masalah perizinan, jarak yang terlalu dekat dengan pasar tradisional,
penyediaan tempat usaha bagi pedagang kecil.
Sejarah berdirinya pasar tradisional adalah tempat bertemunya antara penjual (pedagang)
dan pembeli (masyarakat), dimana didalamnya terdapat interaksi sosial yang alami dimana
penjual ingin menukarkan barang-barangnya dengan sejumlah uang, sebaliknya pembeli ingin
menukarkan uang dengan memperoleh barang atau jasa. Namun, dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pengembangan dan pemberdayaan pasar tradisional kini dibangun
dan dikelola oleh Pemerintah agar para pedagang dan masyarakat lebih leluasa dan tertib.
Pemerintah Daerah, Swasta, dan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah
termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda
yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi
dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui
tawar-menawar (Perpres No.112 Tahun 2007).
Pasar tradisional merupakan bentuk usaha ritel yang melibatkan banyak pedagang dengan
skala kecil. Bangunan di pasar tradisional relatif sederhana, terdiri dari kios-kios, los, dan juga
tenda-tenda untuk berjualan dengan suasana yang relatif kurang menyenangkan (ruang usaha
sempit, sarana parkir kurang memadai, kurang menjaga kebersihan pasar danpenerangan yang
kurang baik. Barang yang diperdagangkan adalah kebutuhan sehari-hari, harga barang yang di
perdagangkan relatif murah dengan mutu yang kurang diperhatikan dan cara pembelinya
dilakukan dengan tawar menawar. Keadaan pasar tradisional kurang berkembang dan
cenderung tetap tanpa banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Kesan kotor, kumuh,
becek masih melekat pada pasar tradisional, harga tidak pasti, barang tidak lengkap
menyebabkan pasar tradisional kehilangan pembelinya. Namun pasar tradisional tetap memiliki
keunggulan, yaitu dari segi interaksi dan komunikasi sosial di mana terjadi keakraban antara
penjual dengan pembeli, penjual mengenal konsumen dengan baik (Masni, 2014).