Anda di halaman 1dari 11

DESAIN PASAR KREMPYENG MENJADI PASAR MAHASISWA

UNNES
METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Oleh:

1. Yulia Putri Lestari 5101417032


2. Ulfa Dyah Amini 5101417049
3. Aprillia Tirta Sari 5101417059

TEKNIK SIPIL PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasar merupakan salah satu sarana untuk mendistribusikan hasil usaha masyarakat dan
merupakan hal yang penting untuk kelangsungan berjalannya roda ekonomi suatu daerah.
Pasar krempyeng berada di desa Sekaran Gunungpati kota Semarang yang terletak di
kawasan Universitas Negeri Semarang. Pasar krempyeng mempunyai lokasi yang strategis untuk
jangkauan mahasiswa karena lokasinya yang berada di jalan utama kawasan UNNES yaitu Jl.
Taman Siswa, bukan hanya letaknya saja yang strategis pasar krempyeng juga terkenal dengan
beragam makanan, dari jajanan pasar hingga lauk pauk untuk makan besar. Selain itu harganya
yang sesuai dengan kantong mahasiswa membuat banyak mahasiswa UNNES memilih untuk
berbelanja di pasar krempyeng.
Akan tetapi, sangat disayangkan pasar krempyeng hanya bisa dikunjungi pada pagi hari
saja atau biasa disebut pasar tiban dan makanan yang dijual hanya jenis makanan berat dan sudah
siap saji untuk mahasiswa yang mencari sayur-sayuran atau bahan mentah di pasar krempyeng
hanya ada pada waktu tertentu. Wilayah Sekaran khususnya wilayah kampus UNNES belum
memiliki pasar tradisional yang digunakan sebagai fasilitas untuk masyarakat Sekaran dalam
berbelanja kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan dagang. Membuat warga Sekaran harus
turun ke bawah (pusat kota) dengan jarak tempuh yang lumayan jauh jika ingin berbelanja
kebutuhan yang tidak ada di Sekaran. Pasar krempyeng didesain sebagai pasar Tradisional
merupakan hal yang dibutuhkan oleh warga Sekaran.
Fakta lain yang terdapat di pasar krempyeng/pasar tiban di sekaran ini, karena belum ada
keteraturan dan ketertataan pasar, jadi ada beberapa kegiatan yang terhambat karena banyaknya
titik-titik parkir yang tidak teratur. Ditambah lagi banyak kendaraan pribadi yang parkir untuk
menunggu orang yang diantarkan belanja atau sekedar mahasiswa yang ingin beli jajanan fast
food sehingga mereka parkir di pinggir jalan. Tentu saja hal ini seringkali mengganggu
kelancaran sirkulasi jalan yang berada di sekitar lingkungan pasar. Selain itu penataan lapak
jualan juga kurang rapi dan menarik.
Pasar rakyat yang nyaman dan efektif akan meningkatkan perekonomian suatu daerah,
sebaliknya pasar rakyat yang tidak nyaman dan tidak efektif akan menghambat peningkatan
perekonomian suatu daerah.
1.2 Tujuan
1) Untuk menerapkan desain konsep pasar yang tertata dan efisien sehingga memberi
kenyamanan bagi penjual maupun pembeli dalam kegiatan pasar.
2) Memberikan fasilitas dalam kegiatan jual beli yang lebih beragam kepada masyarakat.
3) Untuk menambah pengoptimalan fungsi pasar tiban menjadi pasar tradisional dengan
penambahan fasilitas yang dibutuhkan masyarakat selaku pengguna aktif dalam
bangunan pasar.
4) Mengurangi kemacetan lalu lintas yang biasa terjadi yang diakibatkan karena kendaraan
pengunjung yang belalulalang di pinggir jalan dikarenakan tidak ada tempat parkir
khusus untuk pengunjung.

1.3 Rumusan Masalah


1) Rumusan masalah secara umum
Bagaimana mendesain pasar tiban menjadi bangunan pasar tradisional Gunung
Pati yang mampu mengoptimalkan fungsi pasar dan memenuhi kebutuhan
pengguna pasar.
2) Rumusan masalah secara khusus
 Bagaimana penerapan konsep pasar tradisional yang memiliki lahan
terbatas.
 Apa saja fasilitas yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan fungsi
bangunan pasar tradisional.
1.3 Metode Pembahasan
1) Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan, studi pustaka (literatur),
dokumentasi lapangan dan wawancara pengguna. Observasi dilakukan dengan cara
mengamati kondisi fisik lapangan dan kelangsungan aktivitas sehari-hari yang terjadi
disana untuk mengetahui data jumlah pedagang dan lapaknya. Hasil observasi akan
didokumentasikan melalui alat-alat seperti kamera, kertas, pensil, penggaris dan meteran.
Studi pustaka adalah berbagai pustaka pendukung dalam pembahasan data yang telah
didapatkan seperti buku, jurnal, atau berbagai literatur yang sesuai dengan persoalan yang
dibahas. Wawancara dengan pedagang, pembeli, dan pengelola pasar juga diperlukan
dalam pencarian kelengkapan data.
2) Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan penjabaran dari masalah-masalah yang ditemukan dan
menganalisisnya berdasarkan literatur yang relevan atau sesuai dengan permasalahan
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pasar


a. Pasar Secara Umum
Pengertian pasar secara umum adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi,
prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur tempat usaha menjual barang, jasa dan tenaga
kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang atau alat tukar yang berlaku.

b. Arti Pasar Menurut KBBI


Pengertian pasar menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah tempat
orang berjual beli. Definisi lainnya menurut KBBI, pasar adalah kekuatan penawaran dan
permintaan, tempat penjual yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang dan pembeli
yang ingin menukar uang dengan barang atau jasa.

c. Pengertian Pasar Menurut Para Ahli


Berikut ini adalah definisi dan pengertian pasar menurut para ahli ekonomi beserta
penjelasannya lengkap.

 Menurut William J. Stanton


Pengertian pasar menurut William J. Stanton adalah sekumpulan
orang yang memiliki keinginan untuk puas, uang yang digunakan untuk
berbelanja, serta memiliki kemauan untuk membelanjakan uang tersebut.

 Menurut H. Nystrom
Pasar menurut H. Nystrom diartikan sebagai tempat penyaluran
barang dan jasa dari tangan produsen ke konsumen. Singkatnya, pengertian
pasar adalah tempat transaksi barang dan jasa antara produsen dan
konsumen.

 Menurut Kotler dan Amstrong


Definisi pasar menurut Kotler dan Amstrong merupakan
seperangkat pembeli aktual dan juga potensial dari suatu produk atau jasa.
Ukuran dari pasar itu sendiri tergantung dengan jumlah orang yang
menunjukkan tentang kebutuhan, mempunyai kemampuan dalam
bertransaksi.

 Menurut Simamora
Arti pasar menurut Simamora adalah sekumpulan orang yang
memiliki kebutuhan dan keinginan terhadap produk tertentu, memiliki
kemampuan dan kemauan untuk membeli produk tersebut dan memiliki
kesempatan untuk memutuskan membeli sebuah produk.

 Menurut Philip dan Duncanadan


Pengertian pasar diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk
menempatkan barang yang dibutuhkan oleh konsumen. Singkatnya pasar
merupakan tempat untuk meletakkan barang-barang untuk dibeli
konsumen.

 Menurut Atep Adya Barata


Arti pasar menurut Atep Adya Barata adalah tempat dimana
berkumpulnya penjual dan calon pembeli, baik secara langsung maupun
tak langsung saling berhubungan melaksanakan pertukaran, baik barang
maupun jasa.

 Menurut Handri Ma’aruf


Menurut Handri Ma’ruf, pengertian pasar ada tiga. Yang pertama
dapat diartikan tempat yakni sebuah tempat untuk bertemunya para penjual
dengan pembeli. Yang kedua dapat diartikan sebuah penawaran dan
permintaan yakni tempat terjadinya kegiatan transaksi jual beli. Yang ketiga
pengertian pasar diartikan sebagai sekumpulan anggota masyarakat yang
mempunyai kebutuhan serta daya beli.
 Menurut Kotler (2002)
Pendapat Kotler pada tahun 2002 mengemukakan bahwa pasar
adalah suatu tempat fisik dimana pembeli dan penjual berkumpul untuk
mempertukarkan barang.
 Menurut America Marketing Association
Definisi pasar menurut America Marketing Association atau
Asosiasi Pemasaran Amerika adalah tempat pelaksanaan kegiatan usaha
perdagangan yang kemudian diarahkan secara khusus untuk barang dan jasa
dari produsen ke konsumen.

 Menurut Dr. Winardi SE


Pengertan pasar menurut Dr. Winardi SE dapat diartikan sebagai
sebuah tempat dimana secara ideal harga-harga pada waktu tertentu adalah
sama untuk semua penjual dan pembeli.

2.2 Ciri-Ciri Pasar.

Pasar memiliki ciri-ciri dan karakteristik tertentu meliputi adanya penjual dan pembeli serta
kegiatan lain. Berikut merupakan ciri-ciri pasar selengkapnya.

a. Adanya penjual dan pembeli yang saling bertransaksi


b. Ada barang atau jasa yang diperjualbelikan
c. Ada harga yang dipatok terhadap produk yang ditawarkan
d. Terjadi proses permintaan dan tawar menawar
e. Terjadi transaksi jual beli antara penjual dan pembeli
f. Transaksi selesai ketika terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

2.3 Jenis-Jenis Pasar


Terdapat beberapa jenis-jenis pasar yang dapat dibedakan menurut wujudnya, strukturnya,
cara transaksinya, jenis barangnya, waktunya serta luas kegiatannya.
a. Menurut Wujudnya
 Pasar nyata (konkret), yakni jenis pasar dimana penjual dan pembeli bertemu secara
langsung untuk melakukan transaksi jual beli terhadap suatu barang tertentu.
 Pasar tak nyata (abstrak), yakni jenis pasar dimana penjual dan pembeli tidak
melakukan transaksi jual beli secara langsung, melainkan hanya menggunakan
surat dagangan saja.

b. Menurut Strukturnya
 Pasar persaingan sempurna, yakni jenis pasar yang terdapat banyak penjual dan
pembeli dimana mereka sudah tahu keadaan di dalam pasar tersebut.
 Pasar persaingan tidak sempurna, yakni jenis pasar yang terdapat banyak pembeli,
namun hanya sedikit penjual, bisa berupa pasar monopoli, pasar monopolistik atau
pasar oligopoli.

c. Menurut Cara Transaksinya


 Pasar tradisional, yakni jenis pasar dimana penjual dan pembeli dapat saling tawar
menawar harga barang yang dijual secara langsung.
 Pasar modern, yakni jenis pasar yang bersifat modern dimana harga barang sudah
pas dan tidak bisa ditawar lagi.

2.4 Perkembangan Pasar di Indonesia

Saat ini pertumbuhan pasar modern diberbagai kota besar di Indonesia telah merambah
hingga ke pelosok daerah tingkat Kabupaten. Menurut data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia
(IKAPPI) antara tahun 2007-2011 atau dalam kurun 4 tahun menyebutkan jumlah pasar
tradisional turun drastis dari 13.540 menjadi 9.950 dengan jumlah pedagang pasar tradisional
berkisar 12.625.000 orang, menurut data Kementrian Perdagangan tahun 2011 dari 9.950 pasar
tradisional sebanyak 3.800 diantaranya sudah lenyap. Data-data tersebutmencerminkan posisi
pasar tradisional didalam kehidupan masyarakat kian mengkhawatirkan para pedagang kecil,
ditambah lagi saat ini pasar tradisional tumbuh melambat sebesar 8,1% sementara pasar
modern tumbuh berkembang sebesar 31,4% (Sindonews, 2018).
Ciri khas pasar tradisional adalah secara fisik berada dekat dengan kehidupan masyarakat
atau tempat tinggal yang menggambarkan kehidupan sosial yang kental dan harmonis dimana
antara pembeli dan penjual lebih terasa dekat karena adanya interaksi yang berulang-ulang dan
mendalam dengan keunggulan bersaing secara alamiah. Peran pasar tradisional ini sangat
menolong kehidupan masyarakat kecil yang menggantungkan hidupnya dalam kegiatan
berdagang, karena didalam pasar tradisional terdapat banyak aktor yang memiliki arti penting
dan berusaha untuk mensejahterakan kehidupannya baik itu pedagang, pembeli, pekerja
panggul, pemerintah daerah ataupun pusat. Sebaliknya pasar modern dalam bertransaksi
antara penjual dan pembeli tidak perlu dilakukan secara langsung atau tatap muka, melainkan
pembeli cukup dengan datang dan melihat label harga pada barang yang akan dibeli. Kesemua
kegiatan tersebut dilakukan dalam bangunan atau gedung dengan segala pelayanannya secara
mandiri oleh pramuniaga. Pasar modern secara umum menjual produk-produknya yang memiliki
masa kadaluarsa, sedangkan pasar tradisional seperti yang kita ketahui menjual segala jenis
barang kebutuhan yang sifat daur hidup produknya terbatas dan bervariasi. Kompleksnya
persaingan bisnis antara pasar tradisional dengan pasar modern di Kabupaten Labuhanbatu
menyebabkan pasar tradisional atau pedagang kecil semakin tidak berdaya menerima kehadiran
pasar modern. Hal ini menuntut pasar tradisional lebih kreatif dan bijaksana dalam menghadapi
kenyataan agar dapat bersaing secara sehat dengan pasar modern.

Meskipun Pemerintah telah membuat kebijakan dan peraturan yang tertuang dalam Perpres
No. 112 Tahun 2007 dan Permendagri No. 53 Tahun 2008 yang mengatur tentang pasar
modern dan pasar tradisional. Akan tetapi, pada kenyataannya peraturan tersebut tidak
diimplementasikan dengan baik. Banyak peraturan yang tidak dipatuhi oleh pendiri pasar
modern, misalnya masalah perizinan, jarak yang terlalu dekat dengan pasar tradisional,
penyediaan tempat usaha bagi pedagang kecil.

2.5 Pasar Tradisional Indonesia

Sejarah berdirinya pasar tradisional adalah tempat bertemunya antara penjual (pedagang)
dan pembeli (masyarakat), dimana didalamnya terdapat interaksi sosial yang alami dimana
penjual ingin menukarkan barang-barangnya dengan sejumlah uang, sebaliknya pembeli ingin
menukarkan uang dengan memperoleh barang atau jasa. Namun, dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pengembangan dan pemberdayaan pasar tradisional kini dibangun
dan dikelola oleh Pemerintah agar para pedagang dan masyarakat lebih leluasa dan tertib.
Pemerintah Daerah, Swasta, dan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah
termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda
yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi
dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui
tawar-menawar (Perpres No.112 Tahun 2007).

Pasar tradisional merupakan bentuk usaha ritel yang melibatkan banyak pedagang dengan
skala kecil. Bangunan di pasar tradisional relatif sederhana, terdiri dari kios-kios, los, dan juga
tenda-tenda untuk berjualan dengan suasana yang relatif kurang menyenangkan (ruang usaha
sempit, sarana parkir kurang memadai, kurang menjaga kebersihan pasar danpenerangan yang
kurang baik. Barang yang diperdagangkan adalah kebutuhan sehari-hari, harga barang yang di
perdagangkan relatif murah dengan mutu yang kurang diperhatikan dan cara pembelinya
dilakukan dengan tawar menawar. Keadaan pasar tradisional kurang berkembang dan
cenderung tetap tanpa banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Kesan kotor, kumuh,
becek masih melekat pada pasar tradisional, harga tidak pasti, barang tidak lengkap
menyebabkan pasar tradisional kehilangan pembelinya. Namun pasar tradisional tetap memiliki
keunggulan, yaitu dari segi interaksi dan komunikasi sosial di mana terjadi keakraban antara
penjual dengan pembeli, penjual mengenal konsumen dengan baik (Masni, 2014).

Anda mungkin juga menyukai