Anda di halaman 1dari 23

Nama : Devy Diantie

Nim : PO.62.20.1.16.130

MK : Penkes DM

Jurnal Keperawatan tentang Insulin

No Judul Peneliti Metoda Penelitian Sasaran Hasil Penelitian


Penelitian dan
Lokasi
1. Analisis Mally Penelitian ini dilakukan Pasien Hasil penelitian
Cost of G.Sholih di salah satu rumah sakit Diabetes berdasarkan karakteristik
Illness , Ahmad di kota Bandung dengan Melitus populasi pasien DM tipe
Terapi Muhtadi, nomor etik Tipe 2 di 2 rawat jalan tahun 2013
Insulin Siti LB.02.01/CO2/672/V/01 Rumah yaitu berjumlah 573
dan Saidah 4. Metode penelitian Sakit Dr. pasien, namun data yang
Kombinasi yang digunakan yaitu Hasan dapat ditelusuri sebanyak
Insulin- cross-sectional dengan 417 pasien. Sebanyak
Sadikin
Metformin pengambilan data secara 260 pasien di antaranya
Bandung
pada retrospektif pada data
mendapat obat DM selain
Pasien rekam medis pasien
insulin dan kombinasi
Diabetes rawat jalan dengan lama
insulin-metformin.
Melitus terapi 6 bulan pada tahun
Tipe 2 di 2013. Lama terapi Banyaknya rekam medik
Salah Satu berdasarkan pada yang sesuai dengan
Rumah pemeriksaan HbA1C kriteria yaitu 157 data
Sakit di yang dilakukan tiap 3–6 rekam medik pasien.
Bandung bulan. Objek dalam Terdapat sebanyak 139
penelitian ini adalah data kelompok yang
rekam medis pasien DM menggunakan insulin dan
tipe 2 yang berobat 18 kelompok yang
secara rutin setiap bulan menggunakan kombinasi
dengan lama terapi 6 insulin-metformin.
bulan di Poliklinik Biaya medik langsung
Endokrinologi salah satu adalah biaya yang
rumah sakit di kota dikeluarkan oleh pasien
Bandung selama tahun DM tipe 2 selama pasien
2014 yang memenuhi itu terapi rawat jalan
kriteria inklusi dan selama 6 bulan terapi,
ekslusi. yaitu dari awal terapi
Kriteria inklusi adalah hingga bulan ke-6. Biaya
data rekam medis pasien medik langsung yang
rawat jalan terdiagnosis
diperoleh dari biaya
DM tipe 2, mendapatkan
kunjungan ke dokter,
pengobatan insulin,
kombinasi metformin-
biaya obat, biaya
insulin, berusia >18–50 komplikasi, dan biaya
tahun, kadar HbA1c pemeriksaan
>7%, kadar GDP >130 laboratorium. Biaya
mg/dL, dan rutin kunjungan pasien ke
melakukan pengecekan klinik merupakan biaya
kadar HbA1c setiap 6 langsung yang
bulan sekali. Kriteria dikeluarkan pasien untuk
ekslusi adalah data rekam biaya administrasi dan
medis pasien yang periksa dokter setiap
mendapatkan pengobatan bulannya, yaitu sebesar
antidiabetes selain insulin Rp25.000,00 untuk setiap
dan kombinasi insulin- kali kunjungan. Biaya
metformin, pasien obat adalah biaya
dengan gangguan fungsi langsung yang
ginjal, dan pasien dengan dikeluarkan oleh pasien
gangguan fungsi hati. untuk mengatasi diabetes
Data penelitian adalah
melitus, yaitu insulin
data rekam medis yang
atau kombinasi insulin-
diperoleh dari Bagian
metformin. Pada terapi
Rekam Medik dan Poli
Endokrinologi di rumah insulin, biaya obat
sakit tempat penelitian antidiabetik
berlangsung. Data mendominasi biaya
karakteristik pasien pengobatan DM tipe 2,
meliputi usia, jenis yaitu sebesar
kelamin dan nomor Rp373.000,00 per bulan
rekam medik. Data biaya dengan persentase
medik langsung meliputi 65,28%, sedangkan
biaya kunjungan ke untuk terapi kombinasi
dokter, biaya insulin-metformin yaitu
pemeriksaan sebesar Rp50.750,00 per
laboratorium, biaya bulan dengan persentase
penggunaan obat insulin 41,43%. Dosis
dan kombinasi pemberian terapi insulin
metformin-insulin (nama, tunggal jauh lebih besar
dosis, frekuensi), daripada kombinasi
sedangkan biaya tidak insulin-metformin,
langsung non-medis sehingga total biaya rata-
merupakan besar rata per bulan yang
potensial pendapatan
dikeluarkan pada
yang hilang
pemberian insulin
(produktivitas kerja) per
hari setiap kali pasien
tunggal jauh lebih besar.
melakukan kunjungan ke Biaya komplikasi terapi
rumah sakit. Harga obat insulin yang lebih besar
diperoleh dari dibandingkan dengan
formularium Daftar kombinasi
Harga Plafon Obat insulin-metformin
(DHPO) rumah sakit, menyebabkan timbulnya
sedangkan biaya potensi pengeluaran
laboratorium dan alat biaya yang lebih besar
kesehatan diperoleh dari dibandingkan kombinasi
data keuangan rumah insulin-metformin.
sakit. Biaya komplikasi Komplikasi yang terjadi
adalah biaya pengobatan adalah neuropati,
yang dikeluarkan oleh hipertensi, coronary
pasien untuk mengatasi artery disesase (CAD),
penyakit atau keluhan dan dislipidemia. Biaya
akibat diabetes. komplikasi pada terapi
Penghitungan COI insulin dan kombinasi
menggunakan biaya dari insulin-metformin
total medis langsung
(direct cost) dan biaya berturut-turut Rp9.176,47
tidak langsung non-medis dan Rp1.053,92. Jenis
(indirect non-medical komplikasi yang paling
cost). Biaya tidak banyak adalah hipertensi
langsung diperoleh dari pada kelompok terapi
pendekatan human insulin dan dislipidemia
capital (HC) yang pada kelompok terapi
merupakan suatu kombinasi
perhitungan angka insulin-metformin. Biaya
produktivitas yang hilang
pemeriksaaan
selama pasien menderita
laboratorium adalah
DM tipe 2 per periode
biaya langsung yang
tertentu. Hasil
perhitungan COI dikeluarkan oleh pasien
dianalisis menggunakan untuk mengevaluasi hasil
student t-test dengan terapi yang terdiri atas
tingkat kepercayaan 95% pemeriksaan kadar Gula
untuk menilai perbedaan Darah Puasa (GDP),
yang bermakna antara Gula Darah 2 Jam PP
kelompok insulin dan (GD2PP), HbA1C, biaya
kombinasi insulin pemeriksaan lipid
metformin (kolesterol total, High
Density Lipoprotein
(HDL), Low Density
Lipoprotein (LDL) dan
trigliserida), biaya
pemeriksaan kadar
kreatinin, urin rutin,
ureum dan pemeriksaan
laboratorium lainnya.
Biaya tidak langsung
diperoleh dari hilangnya
produktivitas/pendapata
n pasien yang dihitung
berdasarkan banyaknya
hari kunjungan selama
pasien berobat jalan di
Poliklinik Endokrinologi.
Rumah sakit tempat
dilaksanakannya
penelitian ini merupakan
rumah sakit rujukan di
Jawa Barat sehingga
upah minimum diambil
berdasarkan upah
minimum provinsi Jawa
Barat. Dikarenakan
ketersediaan data
mengenai upah
minimum kota Bandung
tahun 2013 di Badan
Pusat Statistika (BPS)
terbatas/tidak tersedia,
maka kehilangan
pendapatan dihitung
berdasarkan
upah/gaji/pendapatan
per bulan dari buruh/
karyawan/pegawai
provinsi Jawa Barat yang
diperoleh dari Badan
Pusat Statistik (BPS)
tahun 2013, dan
diperoleh rata-rata
upah/ gaji/pendapatan
buruh/karyawan/pegaw
ai per bulan provinsi
Jawa Barat tahun 2013
sebesar Rp1.663.361,00
per orang. Hasil
penelitian menunjukkan
pasien melakukan rata-
rata 7 hari kunjungan ke
Poliklinik Endokrinologi
selama 6 bulan terapi
(hal ini didasarkan pada
gold standard HbA1C
yang dilakukan tiap 6
bulan), sehingga
diperoleh potensi
kehilangan pendapatan
per hari-nya yaitu
Rp538.146,22 pada
terapi insulin dan
Rp516.650,02 untuk
terapi kombinasi insulin-
metformin. Nilai COI
selama terapi 6 bulan
pada terapi insulin
Rp3.966.381,51
(Rp661.063,59/bulan)
dan Rp2.598.991,69
(Rp433.165,28/bulan)
pada terapi kombinsi
insulin-metformin
sehingga biaya kesakitan
terapi kombinasi insulin
dan metformin lebih
kecil dibandingkan
dengan terapi insulin.
Dari kedua komponen
biaya tersebut, secara
statistik data
berdistribusi normal
sehingga pengolahan
data menggunakan
student t-test dan tingkat
kepercayaan 95%
dengan sofware SPSS
15.0. Diperoleh nilai
biaya kesakitan kedua
terapi tersebut memiliki
perbedaan yang
signifikan yaitu one
tailed p=0,004 (nilai
signifikansi p<0,05).
Berdasarkan data di atas,
maka biaya kesakitan
terapi kombinasi insulin-
metformin secara
signifikan lebih kecil bila
dibandingkan dengan
terapi insulin. Uraian
biaya yang dikeluarkan
pasien selama
menggunakan obat
insulin dan kombinasi
insulin-metformin
selama 6 bulan terapi.
2. Hubungan Riza Penelitian ini Pasien Penelitian ini diawali
Antara Alfian menggunakan desain dan dengan pengumpulan data
Pengetahu cross sectional keluarga karakteristik pasien yang
an Dengan yang bersifat prospektif pasien didapatkan dari
Kepatuha untuk mengetahui Diabete lembar penilaian
n Tentang hubungan antara Melitus di kesehatan pasien dan data
Pengguna pengetahuan dan Poliklinik klinik yang didapatkan
kepatuhan penggunaan dari rekam medis pasien.
an Insulin RSUD DR.
insulin pada pasien Karakteristik data subjek
Pada Moch
diabetes mellitus rawat penelitian seperti tersaji
Pasien jalan di poliklinik Ansari pada tabel I. Berdasarkan
Diabetes penyakit dalam Rumah Saleh data karakteristik pasien,
Melitus Di Sakit Dr. H. Moch Ansari Banjarma dapat dilihat bahwa
Poliklinik Saleh Banjarmasin. sin mayoritas subyek
Penyakit Sampel yang memenuhi penelitian adalah
Dalam kriteria inklusi dan perempuan sebesar 33
RSUD eksklusi sejumlah 52 pasien (63,46%)
DR.Moch pasien. Sampel diambil sedangkan laki laki hanya
Ansari dengan menggunakan 19 pasien (36,54%). Usia
Saleh metode yang paling mendominasi
Banjarmas purposive sampling.
adalah pada rentang usia
in Kriteria inklusi
lebih dari 50 tahun yaitu
dalam penelitian ini
34 pasien (65,38%).
adalah pasien usia 18-65 Pendidikan pasien
tahun dengan diagnosa didominasi oleh
diabetes mellitus, pendidikan tingkat
mendapatkan terapi Perguruan Tinggi yaitu
insulin, minimal telah sebanyak 17 pasien
menggunakan satu pen (32,70%). Tingkat
insulin dan bersedia pekerjaan didominasi oleh
mengikuti penelitian
pasien tidak bekerja
dengan mengisi
sejumlah 26 pasien
informed consent
. Kriteria eksklusinya (50,00%). Kategori lama
adalah pasien yang penggunaan insulin
mengalami ketulian didominasi oleh pasien
dan buta huruf. Uji yang telah menggunakan
statistik yang digunakan insulin selama satu
adalah uji distribusi sampai lima tahun dengan
frekuensi dan uji korelasi jumlah 26 pasien
Spearman. Data (50,00%). Berdasarkan
penelitian hasil yang terlihat, pasien
dikumpulkan pada dengan tingkat
periode Desember 2015 pengetahuan
sampai Januari 2016. tentang penggunaan
Pengumpulan data insulin kategori kurang
dilakukan dengan sejumlah 3 pasien
melakukan wawancara
(5,77%),
dan mengisi
tingkat pengetahuan
kuesioner pengetahuan
tentang penggunaan cukup sejumlah 16 pasien
insulin dan kuesioner (30,77%), dan kategori
kepatuhan Morisky yang mendominasi tingkat
Medication Adherence penegtahuan pasien
Scale (MMAS). Uji adalah tingkat
pendahuluan untuk pengetahuan baik
menentukan validitas dan sejumlah 33 pasien
reliabilitas kuesioner (63,46%). Pengetahuan
dilakukan pada 30 pasien. memegang peranan
Kuesioner dinyatakan penting untuk menunjang
valid karena nilai R keberhasilan terapi
hitung lebih besar diabetes mellitus. Pasien
dibanding nilai R tabel yang menjalani terapi
yang diabetes mellitus dengan
dipersyaratkan. Nilai uji berbekal pengetahuan
realibilitas
mengenai penyakit dan
Cronbach alpha
terapinya cenderung akan
kuesioner pengetahuan
setelah diuji adalah 0,650 lebih bagus luaran
dan kuesioner kepatuhan terapinya. Pasien diabetes
0,645 mengindikasikan mellitus selain
bahwa kuesioner yang mendapatkan terapi anti
akan digunakan dalam diabetika oral juga
penelitian ini sudah mendapatkan terapi
reliabel. Data yang insulin. Pada penggunaan
diperoleh dianalisis insulin, pengetahuan
dengan SPSS 18.00 dan pasien mutlak diperlukan
data hasil analisis
ditampilkan dalam mean terkait tujuan dan
± standar deviasi. Nilai P cara penggunaannya.
<0,05 dianggap secara Pemahaman pasien yang
statistika signifikan. salah dan tidak benar
mengenai penggunaan
insulin dapat
menghambat proses
terapi yang dijalani.
Penggunaan insulin juga
memiliki efek berbahaya
apabila pasien salah
dalam menggunakannya.
Insulin adalah obat anti
diabetes mellitus yang
bekerja dengan onset
yang cepat. Apabila
terjadi kesalahan pada
dosis maka akan terjadi
dua kemungkinan. Apabila
terjadi kelebihan dosis
maka pasien akan
langsung mengalami
kondisi hipoglikemik yang
membahayakan dan
apabila terjadi
kekurangan dosis maka
kadar gula dalam darah
tetap akan bertahan pada
level yang tinggi.
Pengetahuan mengenai
waktu penggunaan
insulin juga wajib dimiliki
oleh pasien. Insulin
digunakan lima belas
menit sebelum makan
dengan tujuan untuk
menurunkan kadar
glikemik darah yang akan
mencapai puncak segera
setelah selesai makan.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
pasien diabetes melitus
dengan tingkat kepatuhan
rendah 21 pasien
(40,38%), tingkat
kepatuhan sedang 23
pasien (44,24%), dan
tingkat kepatuhan tinggi 8
pasien (15,38%).
Kuesioner MMAS
menyediakan informasi
mengenai kebiasaan
yang berhubungan
dengan rendahnya
kepatuhan. Kebanyakan
pasien diabetes melitus
akan mengabaikan
pentingnya pengobatan
anti diabetika
menggunakan insulin. Hal
ini yang mungkin
disebabkan oleh
ketidaksengajaan
(contohnya kelalaian atau
terlupa), sengaja (tidak
minum obat saat merasa
penyakitnya bertambah
parah atau membaik), dan
kurangnya pengetahuan
tentang diabetes melitus
dan
tujuan pengobatannya
(Alfian, 2015). Terapi
insulin harus dijalani
dengan teratur, sama hal
nya dengan terapi anti
diabetika oral.
Kepatuhan penggunaan
insulin mutlak diperlukan
mengingat
tujuan penggunaan
insulin sendiri yaitu untuk
mempertahankan kadar
glikemik darah agar
senantiasa berada dalam
rentang normal. Pasien
yang mendapatkan terapi
insulin adalah pasien
yang telah menjalani
terapi antidiabetika oral,
tetapi antidiabetika oral
tersebut dirasa masih
belum optimal untuk
mencapai keberhasilan
terapi yang diinginkan.
Dengan kata lain, pasien
yang mendapatkan terapi
insulin adalah pasien yang
kondisi diabetes
mellitusnya relatif
lebih parah dibandingkan
dengan pasien yang hanya
mendapatkan terapi anti
diabetika oral (Farsaei
dkk, 2014). nsulin dapat
berdampak pada tidak
terkontrolnya kadar
glikemik darah, lebih
lanjut dapat
menyebabkan kerusakan
organ-organ tubuh
seperti pembuluh darah,
ginjal dan jantung (Alfian,
2015). Pada tabel IV dapat
dilihat berbagai alasan
ketidak patuhan pasien
dalam menggunakan
insulin. Alasan
ketidakpatuhan pasien
tertinggi adalah lupa dan
merasa kondisi lebih
buruk setelah
menggunakan insulin.
Alasan lupa memang
adalah alasan yang paling
lazim ditemukan pada
pasien rawat jalan.
Alasan lupa harusnya
dapat diminimalisis
dengan menggunakan
suatu metode pengingat
untuk menggunakan
insulin secara teratur.
Sebagai contoh pasien
bisa menggunakan alarm
untuk meningkatkan
kepatuhan. Alasan kondisi
lebih buruk dapat
disebabkan karena cara
penggunaan insulin yang
salah. Apabila insulin
digunakan dengan cara
yang salah maka tidak
akan terjadi efek
pengontrolan kadar
glikemik darah (Raut dkk,
2014). Secara teori,
pengetahuan mengenai
pengobatan berkorelasi
dengan kepatuhan pasien.
Berdasarkan hasil uji
korelasi yang tertera pada
tabel V didapatkan bahwa
korelasi antara
pengetahuan dan
kepatuhan penggunaan
insulin pada pasien
diabetes mellitus
tidak bermakna secara
statistik. Hal ini mungkin
disebabkan
karena banyaknya faktor
lain yang mempengaruhi
kepatuhan pasien dalam
menggunakan insulin
selain pengetahuan.
Faktor lain yang dapat
memiliki korelasi yang
signifikan dengan
kepatuhan penggunaan
insulin adalah tingkat
keparahan penyakit dan
adanya intervensi
langsung dari tenaga
kesehatan untuk
menggunakan insulin.
3. Pola Inayah, Desain penelitian yang Pasien Pada penelitian ini setelah
Pengguna M.Yulis digunakan adalah Diabetes dilakukan pemilihan
an Insulin Hamidy, deskriptif cross-sectional. Melitus sampel penelitian
pada Roza Populasi penelitian ini Tipe 2 berdasarkan kriteria
Pasien Putri adalah pasien DM tipe 2 Rawat inklusi dan
Diabetes Rachma rawat inap di Rumah Inap Di eksklusi didapatkan
Melitus Yuki Sakit Rumah jumlah sampel sebanyak
X Pekanbaru periode Sakit X 63
Tipe 2
Januari-Desember 2014. Pekanbar orang. Karakteristik
Rawat
Sampel penelitian ini u subjek penelitian di
Inap Di
diambil secara total Rumah
Rumah
sampling Sakit X Pekanbaru
Sakit X
dengan kriteria inklusi berdasarkan umur dan
Pekanbaru
yaitu usia > 18 tahun, kadar
Tahun
data GDS. Karakteristik
2014
rekam medis lengkap subyek penelitian ini
sesuai kebutuhan terbanyak berjenis
penelitian kelamin perempuan
dan kriteria eksklusi yaitu (55,6%), biaya
hamil. Data dikumpulkan pengobatan ditanggung
secara langsung dari BPJS (49,2%), status
rekam medis yang pekerjaan ibu rumah
ditelusuri tangga (49,2%) serta
menggunakan ICD 10 diagnosis rawat inap
dengan kode E10 - 14. adalah DM tipe 2 dengan
Kemudian data yang komplikasi (38,1%). Pola
didapatkan dikumpulkan Penggunaan Insulin
berdasarkan variabel Jumlah penggunaan
penelitian dan diolah insulin pada seluruh
secara subjek adalah 69 kali
komputerisasi kemudian pemakaian insulin. Pola
disajikan dalam bentuk penggunaan insulin pada
tabel sesuai dengan penelitian ini digolongkan
tujuan penelitian. berdasarkan lama kerja
Penelitian insulin, dosis harian dan
ini bertujuan untuk jenis kombinasi yang lebih
mengetahui pola rinci. Berdasarkan lama
penggunaan kerja insulin, penggunaan
insulin pada pasien DM insulin terbanyak pada
tipe 2 rawat inap di subyek adalah short-
Rumah acting insulin sebesar
Sakit X Pekanbaru tahun 46,4%. Dosis harian
2014. terbanyak digunakan
adalah < 20 IU dari
seluruh jenis insulin yang
digunakan pada subyek
penelitian ini. Lebih dari
dua pertiga subyek
penelitian menggunakan
insulin tunggal/ tanpa
kombinasi, sedangkan
kombinasi insulin
terbanyak adalah
menggunakan insulin
tunggal/ tanpa kombinasi,
sedangkan kombinasi
insulin terbanyak adalah
kombinasi insulin dengan
OHO (22,2%) disusul
kombinasi 2 jenis insulin
(9,5%) yaitu jenis
Longacting
insulin + Rapid-acting
insulin (7,9%) dan
Long-acting insulin +
premixed-acting insulin.
4. Hubungan Grasela Desain penelitian yang Pasien Berdasarkan penelitian ini
Pengetahu Singal, digunakan adalah Diabetes diperoleh bahwa sebagian
an Mario E. penelitian Observasional Melitus besar usia responden yang
Tentang Katuuk, Analitik, dengan Tipe 2 di menyandang DM tipe 2
Terapi Yolanda menggunakan Rumah yaitu responden yang
Insulin B.Bataha pendekatan Cross Sakit berumur 57-67 tahun
Dengan Sectional. Pancaran dengan jumlah 20
Inisiasi Penelitian telah dilakukan Kasih responden (33,3%).
Insulin di Poli Interna, GMIM Ganong (2008)
Pada ruang rawat inap Hana, Manado menjelaskan bahwa
Pasien Yehezkiel dan Lukas peningkatan resiko
Diabetes Rumah Sakit Pancaran diabetes sesuai dengan
Melitus Kasih GMIM Manado usia khususnya pada
Tipe 2 di pada tanggal 22 Maret- 7 usia lebih dari 40 tahun
Rumah April 2017 dengan karena pada usia
Sakit populasi yaitu 622 tersebut mulai terjadi
Pancaran penderita Diabetes peningkatan intoleransi
Kasih Mellitus tipe 2 yang ada glukosa. Adanya proses
GMIM di Rumah Sakit penuaan
Manado Pancaran Kasih GMIM menyebabkan
Manado berdasarkan berkurangnya kemampuan
data pada bulan Agustus sel
2016. Sampel β pankreas dalam
diambil dengan memproduksi insulin.
menggunakan Random Hasil penelitian Rochmi
Sampling dengan jumlah (2012) juga
yaitu 60 responden menyatan bahwa umur
sesuai dengan kriteria sangat erat kaitannya
inklusi : pasien DM dengan terjadinya
tipe 2 dengan indikasi kenaikan kadar glukosa
untuk menggunakan darah, sehingga semakin
insulin, pasien DM tipe 2 meningkat usia
yang datang maka prevelensi diabetes
berobat dan dirawat di dan gangguan
Rumah Sakit Pancaran toleransi glukosa semakin
Kasih GMIM Manado, tinggi. Penelitian ini
pasien DM tipe 2 diperoleh bahwa sebagian
yang bersedia menjadi Penelitian ini diperoleh
responden dan telah bahwa sebagian
menandatangani lembar besar jenis kelamin
persetujuan dan responden yang
responden yang menyandang DM tipe 2
berkomunikasi dengan yaitu responden yang
baik berjenis kelamin
dan kooperatif. Kriteria perempuan dengan jumlah
eksklusi : mengalami 39 responden ( 65%).
gangguan fisik Guyton dan Hall
(pendengaran atau (2007) memaparkan
penglihatan) dan tidak bahwa perempuan pada
bersedia menjadi usia lebih dari 40 tahun
responden. lebih beresiko
Instrumen pada penelitian menderita penyakit DM
ini tipe 2 dikarenakan
menggunakan lembar pada wanita yang telah
kuesioner yang akan mengalami
diberikan kepada menopause, kadar gula
responden pasien dalam darah lebih
Diabetes tidak terkontrol
Melitus tipe 2 di Rumah dikarenakan terjadi
Sakit Pancaran penurunan produksi
Kasih GMIM Manado. hormon esterogen dan
Analisa univariat progesteron yang dapat
pada penelitian ini adalah mempengaruhi selsel
karakteristik tubuh dalam merespon
responden yaitu jenis insulin. Sama
kelamin, umur, tingkat halnya dengan penelitian
pendidikan dan lamanya yang dilakukan
mengalami DM. oleh Fauziyah (2012)
Analisa bivariat dalam diperoleh data 26 orang
penelitian ini akan (48,1%) responden
dicari hubungan berjenis kelamin laki-laki
pengetahuan terapi dan 28 orang (51,9%)
insulin responden berjenis
dengan keputusan kelamin perempuan.
menggunakan insulin. Uji Namun penelitian Arifin
statistik yang digunakan (2011) didapatkan bahwa
adalah uji chi-square responden yang
dengan tingkat berjenis kelamin laki-laki
kepercayaan 95% (α : sebanyak 52
0.05). responden (54,2%) dan
perempuan sebanyak
44 responden (45,8%).
Penelitian ini diperoleh
bahwa sebagian besar
responden mempunyai
pendidikan SMA dengan
jumlah 21 responden
(35%). Penelitian yang
dilakukan oleh Yilmaz,
dkk (2016) bahwa kurang
adekuatnya informasi dan
kesalahpahaman
berkonstribusi pada
penolakkan terhadap
inisiasi insulin. Jika pasien
sudah dianjurkan
untuk menggunakan
insulin, maka insulin
menjadi hal yang
dibutuhkan, sehingga
penting untuk mengubah
sikap dari pasien
terutama pada pasien
dengan pendidikan
rendah seperti diberikan
edukasi mengenai
perkembangan sifat
natural dari diabetes,
peran insulin dan
mekanisme kerja insulin.
Penelitian yang dilakukan
Navsa, dkk
dalam Lestari (2013)
penolakan insulin lebih
besar pada pasien yang
memiliki
kepercayaan benar tentang
insulin. Peneliti
berpendapat hal tersebut
terjadi karena tidak
adanya faktor penggerak
dalam mencapai
perubahan perilaku yang
diharapkan.
Perubahan perilaku
seseorang dipengaruhi
oleh kepercayaan atau
presepsi akan adanya
manfaat, hambatan,
keparahan dan
kerentanan suatu penyakit
tetapi untuk
mencapai suatu perubahan
perilaku
diperlukan faktor
penggerak yang mampu
mengarahkan pasien.
Petugas kesehatan
memiliki peran penting
dalam pemberian
nasehat dan edukasi.
Nasehat akan
tersampaikan jika ada
interaksi yang baik
antara pasien dengan
petugas kesehatan.
Penolakan terhadap
insulin bisa terjadi
karena kurangnya
interaksi pasien dengan
petugas kesehatan
menyebabkan perubahan
perilaku yang diharapkan
tidak terjadi
padahal pasien sudah
memiliki dasar yang
baik terkait insulin.
5. Total Luh Putu Penelitian ini merupakan Pasien Demografi Subjek
BiayaTera Febryan penelitian deskriptif yang Diabetes Penelitian
pi Insulin a dilakukan pada bulan Melitus Total pasien DM tipe 2
Pada Larasant Maret sampai dengan Tipe 2 rawat jalan yang menjadi
Kasus y, I bulan Juni 2016 di rumah rawat subjek penelitian
Diabetes Gusti sakit pemerintah yang jalan berjumlah 184 orang.
Melitus Ngurah ada di Kotamadya tanpa
Sebaran data demografi
Tipe 2 Agung Denpasar. peyakit
pasien dapat dilihat pada
Rawat Dewanta Subjek Penelitian penyerta
gambar 1. Sebagian besar
Jalan di ra Putra, Populasi penelitian dan
Kota Made adalah seluruh pasien berdomisi pasien berjenis kelamin
Madya Ary DM tipe 2 rawat jalan li laki-laki (55,98%).
Denpasar Sarasmit tanpa penyakit penyerta diwilayah Penelitian2,7 menun-jukkan
a dan berdomisili di kota hasil yang sama, dimana
wilayah kotamadya madya rasio pasien dengan jenis
Denpasar. Kriteria inklusi Denpasar kelamin laki – laki pada
dalam penelitian adalah kasus diabetes mellitus
pasien yang mendapatkan tipe 2 lebih tinggi
terapi insulin tunggal dibandingkan dengan
atau terapi insulin pasien berjenis kelamin
kombinasi dan bersedia perempuan. Angka
ikut dalam penelitian kejadian yang lebih tinggi
(menandatangani lembar
pada laki – laki dapat
Informed Consent).
disebabkan karena adanya
Kriteria eksklusi dalam
insidensi peningkatan
penelitian ini adalah diagnosa kejadian
pasien DM tipe 2 dengan diabetes melitus pada laki
penyakit penyerta serta - laki sejak tahun 2010
pasien dengan data resep, yaitu sebesar 177%.
lembar administrasi Berdasarkan kelompok
dan/atau rekam medis usia, terlihat adanya
yang tidak lengkap.
peningkatan jumlah
Seluruh pasien yang
pasien seiring dengan
memenuhi kriteria inklusi
peningkatan kelompok
serta tidak memenuhi
kriteria eksklusi selama usia, dimana jumlah
periode penelitian pasien DM tipe 2 paling
diambil sebagai subjek banyak ada pada
penelitian. kelompok usia 55 tahun
Pengumpulan dan sampai dengan 64 tahun,
Analisa Data kemudian mengalami
Data regimen terapi penurunan pada
insulin dan biayanya kelompok usia
diperoleh dari rekam berikutnya. Hal ini sesuai
medis pasien pada bagian dengan hasil riset pusat
rekam medis, lembar data dan informasi14,
administrasi rumah sakit, dimana angka kejadian
data resep dan laporan
dari diabetes melitus tipe
terapi pasien pada
2 meningkat seiring
instalasi farmasi. Riwayat
dengan peningkatan usia.
sosial pasien diambil dari
rekam medis pasien dan Penurunan jumlah pasien
dikonfirmasi dengan pada kelompok usia ≥ 65
melakukan wawancara tahun dapat disebabkan
kepada pasien. Total karena pasien yang
biaya dihitung termasuk kategori usia
berdasarkan biaya medis lanjut (≥65 tahun)
langsung (jasa dokter, tes umumnya lebih banyak
laboratorium, biaya obat menderita penyakit
dan biaya penyiapan obat penyerta8 sehingga tidak
serta alat kesehatan), menjadi subjek penelitian.
biaya non medis Data demografi pekerjaan
langsung (biaya pasien diperlukan dalam
administrasi dan
perhitungan biaya non
transportasi) serta biaya
medis tidak langsung
non medis tidak langsung
yaitu hilangnya gaji/upah
(hilangnya gaji/upah
karena tidak masuk karena tidak masuk kerja.
kerja). Pasien dengan pekerjaan
Data dianalisis secara sebagai pegawai negeri
deskriptif untuk sipil adalah sebesar
mengetahui demografi 39,53% dan merupakan
pasien (usia, jenis jenis pekerjaan yang
kelamin, wilayah tempat paling banyak.
tinggal, pekerjaan pasien Berdasarkan riwayat
dan jenis insulin yang sosial pasien pada rekam
diperoleh). Alamat medis dan konfirmasi
tempat tinggal pasien di kepada pasien, golongan
input pada aplikasi tertinggi pasien dengan
google map untuk
mengetahui jarak antara pekerjaan PNS adalah
tempat tinggal ke rumah golongan IVa dengan gaji
sakit tempat pasien rawat pokok sebesar Rp.
jalan. Biaya transportasi 4.616.600,- per bulan
dihitung berdasarkan berdasarkan peraturan
jarak tempuh (pergi pemerintah Republik
pulang) dalam satuan
Indonesia14. Pada
kilometer dikalikan nilai
kelompok pekerjaan
biaya operasional
pegawai swasta, terdapat
kendaraan di kotamadya
Denpasar. Nilai pasien yang memiliki gaji
hilangnya gaji/upah pokok tetap yaitu pasien
karena tidak masuk kerja yang bekerja di
dihitung berdasarkan perusahaan swasta.
nilai gaji/upah pokok Namun terdapat pula
pasien dibagi jumlah hari pasien pegawai swasta
kerja effektif dalam bulan dengan penghasilan tidak
yang bersangkutan. tetap dan kelompok
Untuk pegawai swasta pekerja wiraswasta
atau wiraswasta dengan dengan penghasilan yang
pendapatan tidak tetap, fluktuatif, sehingga
gaji/upah dihitung perhitungan gaji/upah
menggunakan
untuk biaya non medis
pendekatan upah
tidak langsung di
minimum kotamadya
dasarkan pada nilai upah
Denpasar perbulan dibagi
hari kerja effektif pada minimum regional (UMR)
bulan yang bersangkutan. kotamadya Denpasar
Masing–masing biaya yaitu sebesar Rp.
dikelompokan 2.007.000,- per bulan13.
berdasarkan Berdasarkan tempat
klasifikasinya, kemudian tinggal, hasil penelitian
di total sehingga menunjukkan tempat
mendapatkan total biaya tinggal pasien menyebar
terapi secara keseluruhan. merata pada 4 kecamatan
di kotamadya Denpasar.
Pasien paling banyak
berdomisili di kecamatan
Denpasar Timur yaitu
sebesar 27,91%, dengan
perbedaan sebesar 6,98%
dengan pasien yang
berdomisili di Denpasar
Utara sebagai tempat
domisili yang paling
sedikit. Tempat domisili
di gunakan dalam
perhitungan biaya
transportasi menuju dan
kembali dari tempat rawat
jalan. Biaya transport
dihitung dengan
menggunakan biaya
operasional kendaraan di
kotamadya Denpasar6
yaitu sebesar Rp.3.119,-.
Total Biaya Terapi
Insulin
Hasil penelitian (Tabel I)
menunjukkan bahwa
terdapat total 4 jenis
insulin dengan 8 nama
dagang yang digunakan
oleh pasien yang menjadi
subjek penelitian. Rapid
acting insulin merupakan
jenis insulin yang paling
banyak diresepkan untuk
pasien DM tipe 2 rawat
jalan di rumah sakit
umum kotamadya
Denpasar dengan total
penggunaan sebesar
52,17%. Kemudian
terdapat golongan long
acting insulin dengan
persentase penggunaan
sebesar 40,22% pada
posisi kedua. Hasil yang
diperoleh pada penelitian
ini sesuai dengan hasil
penelitian5 mengenai pola
penggunaan insulin pada
pasien diabetes mellitus
tipe 2. Rapid acting insulin
merupakan jenis insulin
bolus. Jenis insulin ini
digunakan sebagai terapi
augmentasi pada pasien
diabetes melitus tipe 2.
Insulin bolus digunakan
untuk mengatasi
peningkatan glukosa
setelah makan dan
mempertahankan kadar
glukosa darah 2 jam
postprandial 1,15. Long
acting insulin merupakan
jenis insulin basal. Jenis
insulin ini merupakan
terapi lini pertama pada
pasien yang baru pertama
kali memperoleh insulin.
Penggunaan insulin basal
merupakan jenis insulin
yang paling nyaman dari
aturan pakai dan biaya
yang lebih murah
dibandingkan insulin
bolus1.
Perhitungan biaya
penggunaan insulin
perbulan pada pasien DM
tipe 2 rawat jalan di
Kotamadya Denpasar
(Tabel II). Biaya medis
langsung adalah biaya
yang dikeluarkan pasien
untuk membayar produk
medis dan pelayanan
untuk mencegah, deteksi,
dan atau menyembuhkan
penyakit. Biaya medis
langsung yang dihitung
dalam penelitian ini
meliputi jasa dokter, tes
laboratorium, biaya obat
dan biaya penyiapan obat
serta alat kesehatan. Hasil
penelitian menunjukan
bahwa Humulin N
(intermediet acting insulin)
memberikan total biaya
medis paling rendah yaitu
sebesar Rp. 347.864,-.
Humulin N adalah insulin
basal dengan kandungan
insulin NPH.
Penggunaan insulin NPH
berdasarkan penelitian19
memberikan total biaya
medis yang lebih rendah
dibandingkan jenis insulin
basal lainnya dan jenis
premixed insulin. Hasil
penelitian tersebut19 sesuai
dengan yang diperoleh
dalam penelitian ini,
dimana Humulin N
memberikan total biaya
medis lebih rendah
dibandingkan insulin
basal lainnya (levemir dan
lantus) serta premixed
insulin (novomix dan
humalog mix).
Biaya non medis langsung
adalah biaya untuk
membayar pelayanan dan
bukan untuk biaya
perawatan medis. Biaya
non medis langsung yang
dihitung dalam penelitian
ini adalah biaya
administrasi dan biaya
transportasi. Biaya
administrasi mengikuti
ketetapan biaya
administrasi masing –
masing rumah sakit yaitu
berdasarkan kelas
perawatan dan tipe rumah
sakit. Besaran biaya
transportasi
menggunakan
perhitungan tarif biaya
operasional kendaraan di
kotamadya Denpasar per
kilometer jarak tempuh
pergi pulang pasien
berdasarkan penelitian6.
Kisaran biaya non medis
langsung pada penelitian
ini adalah Rp. 88.635
sampai dengan Rp.
111.265.
Biaya non medis tidak
langsung adalah biaya
yang mengurangi
produktivitas. Biaya non
medis tidak langsung
yang dihitung dalam
penelitian ini adalah
hilangnya gaji/upah
karena tidak masuk kerja.
Berdasarkan wawancara
yang dilakukan pada
pasien, pasien dengan
pekerjaan PNS tidak
mengalami pengurangan
gaji pokok karena tidak
masuk kerja dengan
keterangan sakit. Pasien
yang telah pensiun dan
pasien yang tidak
bekerja/IRT juga tidak
menyumbangkan biaya
non medis langsung.
Sehingga biaya non medis
tidak langsung hanya
berasal dari pasien
dengan pekerjaan
pegawai swasta dan
wiraswasta. Berdasarkan
data biaya non medis
dapat dihitung besar
pengeluaran pasien yang
tidak berkaitan dengan
biaya medis langsung.
Rata – rata pengeluaran
pasien untuk biaya non
medis adalah sebesar Rp.
176.511,- per bulan yaitu
sebesar 31,21% dari total
biaya regimen insulin.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa total
biaya penggunaan insulin
per bulan berada pada
kisaran Rp. 528.480
(Lantus solostar) sampai
dengan Rp 685.066
(Humalog mix), dengan
rata – rata biaya total
sebesar Rp. 565.474.
Alokasi biaya medis
langsung adalah sebesar
68,79% dari total biaya
keseluruhan. Singh17
melaporkan bahwa
sebagian besar total biaya
terapi diabetes mellitus
tipe 2 memang berkaitan
dengan biaya medis
langsung, dimana pada
penelitian tersebut biaya
medis langsung mencapai
86,63% dari total biaya
keseluruhan. Jenis terapi
yang diperoleh pasien
merupakan faktor
penentu yang kuat dari
total biaya yang
dibutuhkan untuk
penanganan diabetes
mellitus tipe 216.
Perhitungan total biaya
penggunaan insulin pada
pasien DM tipe 2
menunjukkan bahwa
pasien yang memperoleh
terapi insulin tidak hanya
mengeluarkan biaya
untuk terapi medis yang
diperlukan untuk
penyakit DM tipe 2 yang
dideritanya, namun juga
mengeluarkan biaya
untuk pengurangan
produktivitas dan
pelayanan non medis.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
alokasi biaya non medis
langsung sebesar 17,17%
dan biaya non medis tidak
langsung sebesar 14,05%.
American Diabetes
Association1 menyatakan
bahwa pengurangan
produktivitas dan
peningkatan kebutuhan
akan pelayanan non
medis karena penyakit
diabetes mencapai angka
20% dari total
pengeluaran kesehatan
dan terus meningkat
setiap tahunnya. Dimana
peningkatan biaya non
medis juga dikaitkan
dengan menurunnya
produktivitas saat kerja,
meningkatnya jumlah hari
tidak masuk kerja dan
hilangnya kapasitas
produksi karyawan1.
Penelitian ini memiliki
beberapa kekurangan,
antara lain adalah
perhitungan total biaya
insulin dilakukan hanya
untuk biaya medis
langsung, biaya non
medis langsung dan biaya
non medis tidak langsung
dan belum
memperhitungkan biaya
tak teraba seperti rasa
tidak nyaman maupun
rasa sakit yang
berhubungan dengan
kondisi patologis yang di
derita pasien. Kekurangan
yang lain adalah tidak
dihitungnya biaya medis
yang timbul karena
munculnya efek samping
obat yang mungkin
dirasakan pasien dan
biaya tambahan untuk
makanan, minuman atau
alat kesehatan yang
diperlukan oleh pasien.
Sehingga kemungkinan
total biaya riil akan
semakin besar. Hasil
penelitian ini dapat
menjadi gambaran bahwa
dalam terapi insulin pada
pasien DM tipe 2 atau
terapi obat lainnya,
masing – masing regimen
obat dalam kelas terapi
yang sama dapat
memberikan perbedaan
biaya dalam rangka
mencapai effektivitas
terapi tertentu yang
diharapkan. Selain itu
terdapat biaya lain selain
biaya medis langsung
yang dapat
mempengaruhi
pengeluaran pasien untuk
memperoleh pengobatan
yang diperlukan.

Sumber :

1. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Maret 2018 Vol 7 No. 1, hlm 10-18 ( http://ijcp.or.id )
2. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016
(https://www.scribd.com/document/361566585/Jurnal-Insulin)
3. JIK, Jilid 10, Nomor 1, Maret 2016, Hal 38-43
(https://www.researchgate.net/publication/323106477_Pola_Penggunaan_Insulin_Pada_Pa
sien_Diabetes_Melitus_Tipe_2_Rawat_Inap_Di_Rumah_Sakit_X_Pekanbaru_Tahun_2014/fu
lltext/5a7f9308aca272a73768281c/323106477_Pola_Penggunaan_Insulin_Pada_Pasien_Dia
betes_Melitus_Tipe_2_Rawat_Inap_Di_Rumah_Sakit_X_Pekanbaru_Tahun_2014.pdf?origin
=publication_detail )
4. E-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Mei 2017
(https://media.neliti.com/media/publications/111282-ID-hubungan-pengetahuan-tentang-
terapi-insu.pdf )
5. Volume 7 Nomor 1 – Maret 2017
(https://jurnal.ugm.ac.id/jmpf/article/download/29381/pdf)

Anda mungkin juga menyukai