Wacana deskripsi ada dua macam,yaitu wacana deskripsi yang faktawi dan wacana deskripsi
yang khayali.Wacana deskripsi faktawi merupakan wacana yang berusaha memberikan
bangun,ukuran,susunan,warna,bahan sesuatu menurut kenyataannya,dengan tujuan untuk
memberitahu/memberi informasi saja. Perian faktawi ini harus lengkap,sehingga dapat memberikan
gambaran yang jelas.Dalam menyusun wacana deskripsi yang faktawi ada beberapa pedoman,yaitu (1)
membayangkan pertanyaan yang mungkin diutarakan oleh pembaca/pendengar, dan berusaha
menjawab pertanyaan dalam suatu perian,(2) menetukan sudut pandang pemberian sebagai pegangan
dan (3) mengatur rincian perian dari yang sifatnya mencolok sampai pada kurang mencolok.wacana ini
berusaha memberikan ciri-ciri fisik,cara-cara berlaku,sikap-sikap seseorang,keadaan suatu tempat
menurut khayalan penulisannya.Untuk mencapai hal itu,ada tiga syarat yang harus diperhatikan,yaitu
(1)pengamatan yang tajam ,(2) adanya kesan utama yang menjadi pusat perian dan (3) pemulihan kata-
kata yang tepat.
Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitusebagai berikut.
a. Deskripsi Imajinatif/Impresionis ialah deskripsi yang menggambarkan objek benda
sesuai kesan/imajinasi si penulis.
Contoh deskripsi Impresionistis dalam sebuah cerita:
Jam dinding kamar menunjukkan pukul sepuluh lewatsembilan belas menit. Di luar hujan
masih saja turun denganderasnya.Angin yang menerobos masuk melalui kisi-kisi terasadingin
menusuk kulit.Piama yang melekat di tubuhku tidakbanyak membantu menahan dingin sehingga
agar lebih hangatkupakai lagi jaket tebal. Agak menolong, memang.Akan tetapi, kantuk hebat
datang. Padahal besok aku harusbangun lebih pagi. Akhirnya, daripada melamun tidak
menentu,kuputuskan akan melanjutkan membaca. Aku kembali ke mejabelajar, kunyalakan
kembali lampu belajar dan mulai membacasambil duduk bersandar di kursi.Tiba-tiba kantuk
hebat datang menyerang. Belum lagi selesaikalimat yang sedang kubaca, buku yang kupegang
terlepas daritangan.
Aku tidak lagi berada di kamarku, tetapi di suatu ruanganbersama-sama dengan
sekelompok orang yang sama sekali belumpernah kulihat sebelumnya. Bau asap tembakau
memenuhiruangan itu, tapi tak seorang pun yang kelihatan peduli.Kami semua duduk di kursi
yang diatur membentuk sebuahlingkaran, mirip dengan ruangan diskusi. Semua tampak
duduktenang, semua kelihatan sedang menulis, dan tidak seorang punyang kelihatan peduli
pada orang lain di ruangan itu.
Tidak ada yang ganjil terlihat.Malah terasa suasana persisseperti di ruang kuliah. Di
sebelah kananku ada sebuah pintu,di dekatnya beberapa jendela kaca. Ada dua baris jendela
kaca,masing-masing terdiri atas empat jendela, yang menyebabkanruangan ini cukup terang. Di
atas ruangan, tergantung di langit-langit,ada empat pasang lampu neon 40 watt.Dinding
sebelah kiri kosong, tidak ada apa-apa di sana. Warnahijau muda dinding itu sudah perlu
dilebur kembali, di sana-sinikelihatan coret-coretan tangan-tangan jahil.
(Dikutip dari wacana berjudul Banjir, oleh. Ramadhan Syukur dalam
buku: Menulis secara Populer, karya Ismail Marahimin, 2001)