Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRATIKUM

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PENYAKIT CACAR PADA AYAM

TILIK DAN BANGSA TERNAK (PTT 1112)

Oleh :

Nama : Eggy Irman Maulana

NPM : 19741025

PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019
BAB I
PENDAHULUAN

Ternak ayam lokal hampir semuanya dipelihara oleh peternak kecil di perkotaan maupun di
pedesaan. Umumnya ayam dipelihara secara ekstensif (tidak dikandangkan) dan bila
dikandangkan tempatnya sangat dekat bahkan berbaur dengan pemukiman. Pembudidayaan
ayam lokal belum mengikuti good farming practice, sehingga sangat rentan terhadap serangan
berbagai penyakit. Penyakit fowl pox atau penyakit cacar merupakan salah satu penyakit yang
sering di derita oleh unggas.
Tujuan penyusunan makalah tentang Penyakit Fowl Pox pada Unggas adalah untuk mengetahui
bagaimana ciri-ciri penyakit fowl pox, infeksi fowl pox, gejala fowl pox dan pencegahan
penyakit fowl pox pada unngas.
Manfaat dari mempelajari penyakit fowl fox pada unngas yaitu dapat berupaya untuk memutus
mata rantai utama penyebaran penyakit fowl pox antar unggas maupun manusia.

BAB II
ISI

2.1. Pengenalan Penyakit Fowl Pox pada Unggas


Fowl pox disebut juga sorehead, avian dhypteria atau cacar ayam adalah penyakit cacar yang
menyerang unggas terutama ayam. Pada bentuk kering angka kesakitan dan angka kematian
rendah (1-2)%, tetapi pada bentuk basah angka kematian bisa mencapai 5%. Fowl Pox
merupakan penyakit infeksi yang penularanya sangat lambat. Pada ayam petelur umumnya
menginfeksi pada saat mulai bertelur. Pada ayam pedaging menyebabkan pertumbuhan
terhambat. Fowl Pox disebabkan oleh virus yang masuk dalam famili Poxviridae, genus avipox
yang disebut virus fowl pox (virus Borrelota aviu) dan menyerang semua jenis ayam terutama
ayam usia muda. Penyakit yang disebut juga dengan pox, avian pox atau cacar ayam ini
menyerang ayam pada segala golongan umur dan menyebar ayam pada segala golongan umur
dan menyebar secara perlahan. Fowl Pox pada masing masing bangsa unggas disebabkan oleh
strain virus yang berbeda-beda, tapi macam-macam strain virus tersebut membentuk kekebalan
silang meskipun tidak sempurna. Virus Fowl Pox diketahui sangat immunogenik sehingga
menimbulkan kekebalan yang lama. Virus ini dapat tumbuh dan berkembang biak dalam sel-sel
kulit dan sel-sel selaput lendir. Pada keadan kering misalnya didalam keropeng yang terlepas
virus dapat bertahan hidup 3-4tahun..
Terdapat dua jenis bentuk penyakit cacar yaitu Cutaneous type (dry pox) dan Diphtheritic type
(wet pox). Cutaneous type (dry pox) yaitu cacar yang berbentuk luka keropeng ditemukan di
daerah jengger, pial, sekitar mata dan lubang telinga. Diphtheritic type (wet pox) yaitu cacar
yang menyerang daerah permukaan bagian dalam yang basah seperti mulut, lidah, tenggorok,
saluran hidung dan kadang-kadang daerah tembolok. Bagin tubuh ayam yang terserang penyakit
ini berwarna kekuningan, berbentuk seperti kanker dan terjadi luka yang disertai keluarnya
cairan kental (exudate).

2.2. Infeksi Virus Fowl Pox pada Unggas


Ayam dengan daya tahan tubuh yang sedang menurun mudah diserang penyakit cacar, misalnya
stress atau kekurangan vitamin A. Virus penyakit cacar dapat masuk ketubuh ayam melalui luka-
luka atau goresan pada kepala atau dalam mulut dan dapat juga menular melalui kontak langsung
dengan cara saling mematuk (kanibalisme) atau melalui kontak antara ternak sakit dengan ternak
sehat. Bisa juga menular melalui perantaraan nyamuk gologan Aedes dan Culex, lalat dan
serangga pengisap darah yang membawa poxvirus, kemudian menginfeksi ayam sehat
(penularan secara tak langsung). Nyamuk tertular pada saat menghisap darah ayam penderita
cacar. Bila nyamuk yang tertular tersebut menghisap darah ayam yang sehat maka virus akan
masuk ke dalam darah ayam ini melalui luka tusukan. Selain itu, bisa menular melalui telur yang
dihasilkan dari induk yang tertular virus cacar ini.
Selain menyerang jaringan kulit, penyakit fowl pox juga menyerang saluran pencernaan.
Diphtheritic type (wet pox) termasuk jenis cacar yang menyerang saluran pencernaan. Cacar ini
menyerang daerah permukaan yang bagian dalamnya basah, seperti mulut, lidah, tenggorok,
saluran hidung dan kadang-kadang daerah tembolok. Cacar ini berwarna kekuningan, berbentuk
seperti kanker dan berbentuk luka mengeju. Meskipun fowl pox penyebarannya relatif lambat,
kawanan unggas ini dapat berpengaruh selama beberapa bulan. Perjalanan penyakit ini
memerlukan waktu sekitar 3-5 minggu.

2.3. Gejala Fowl Pox pada Unggas


Gejala fowl pox dapat diamati bentuk difterik (secara basah) dan bentuk kulit atau noduler
(secara kering). Bentuk difterik sifatnya basah dengan gejala terlihat bercak difterik yang
berwarna kekuning-kuningan pada selaput lendir rongga mulut dan larynx. Dari bercak tersebut
akan terbentuk “selaput semu” yang seringkali menyebabkan penyumbatan saluran nafas
sehingga ayam mati tercekik. Pada pemeriksaan histologik terhadap jaringan ayam yang sakit
akan ditemukan Bollinger bodies (Badan Bollinger) pada kulit dan mukosa saluran pernafasan.
Bentuk kulit atau noduler sifatnya kering dengan gejala mula-mula terbentuk lesi fokal berwarna
merah jambu pada jengger, pial dan bagian tubuh lain yang tidak berbulu. Fokus ini kemudian
bergabung dan membesar sehingga terbentuk keropeng besar berwarna hitam seperti kudis yang
akan bertahan sampai dua minggu dan diikuti dengan pengelupasan dan kesembuhan. Bila
keropeng dilepas maka akan terjadi perdarahan dari lapisan dibawahnya. Pada pemerikasaan
bedah bangkai, cacar bentuk difterik dapat dikenali dengan adanya hiperplasia nodular pada
mukosa faring dan trakhea serta adanya penyumbatan oleh eksudat padat di dalam celah suara
(glottis) dan mengakibatkan sesak nafas (asphyxia).
Ayam yang terserang penyakit cacar biasanya akan menjadi kurus karena pertumbuhannya
terhambat dan tingkat produksinya (telur atau daging) menurun. Suara nafas abnormal akan
terdengar terutama apabila ayam tersebut dipelihara dengan ventilasi kurang optimal. Penyakit
ini menyerang ayam selama 3-4 minggu. Namun jika terjadi komplikasi, penyakit ini akan
menyerang ayam lebih lama. Tingkat kematian (mortality) pada ayam relatif rendah. Namun
pada kasus tertentu mortality bisa mencapai 50%.

2.4. Pencegahan dan penanganan Fowl Pox pada Unggas


Pencegahan dapat dilakukan melalui vaksinasi, sanitasi yang baik dan hindari kemungkinan yang
menyebabkan ayam luka. Terramycin dapat digunakan untuk mengobati luka yang
memungkinkan bakteri masuk dengan cara mengoleskannya. Langkah pencegahan yang utama
adalah memberikan vaksinasi ada ayam. Pemberian Vaksinai dapat dilakukan dengan
penyuntikan Sub cutan/bawah kulit dengan ukuran jarum khusus. Ada dua tipe vaksin virus
hidup yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit cacar (pox) yaitu vaksin fowl pox dan
pigeon pox. Vaksinasi biasanya dilakukan ketika ayam mulai terserang. Namun bisa juga
dilakukan pada sembarang umur jika memang diperlukan. Vaksinasi biasanya dilakukan dengan
cara wing web menggunakan jarum bermata dua yang sebelumnya dicelupkan ke vaksin fowl
pox. Botol vaksin harus dibuka secepatnya sebelum membuka botol vaksin baru. Semua botol
bekas vaksin dan jarumnya harus segera dimusnahkan. Cara lain yang dapat dilakukan yaitu
dengan membersihkan benjolan-benjolan yang berisi nanah dengan air hangat, selanjutnya
diolesi Metylen blue 1% atau Gentian Violet. Pada daerah yang populasinya padat maka risiko
penularan penyakit cacar menjadi tinggi. Oleh karenanya vaksinasi dilakukan lebih ketat yaitu 4
minggu dan diulang pada umur 4 bulan. Sedangkan pada daerah dengan populasi relatif sedikit
vaksinasi cukup dilakukan sekali yaitu pada umur antara 8 – 12 minggu.
Pemakaian antiseptik/desinfektan seperti Antisep untuk menangani ayam yang terkena cacar
(fowl pox), terutama cacar bentuk kering, sudah benar. Namun, upaya tersebut tidak menjamin
ayam bisa segera sembuh dan cacar tidak menular ke ayam lain (terutama jika kondisi sudah
parah), karena pada dasarnya penyakit yang disebabkan oleh virus sampai saat ini belum ada
obatnya, termasuk juga penyakit cacar.

Meski demikian, agar kondisi ayam yang terserang cacar bisa cepat membaik (tidak bertambah
parah) dan ayam lain tidak tertular, maka lakukan beberapa hal berikut ini:

-Pisahkan atau isolasi ayam yang kondisi serangan cacar nya sudah cukup parah.

-Sebelum keropeng/bungkul-bungkul/luka cacar diolesi dengan antiseptik (Antisep/CIL),


sebaiknya luka atau keropeng tersebut dikerok terlebih dahulu. Khususnya jika jumlah ayam
yang terkena cacar relatif sedikit. Tujuannya agar obat dapat kontak langsung dengan agen
penyakit.
-Semprot kandang dan cuci peralatan kandang dengan desinfektan (Antisep atau Neo Antisep)
lebih sering saat wabah cacar terjadi, misalnya 2-3 kali seminggu. Hal ini untuk mengurangi
tantangan agen penyakit yang ada di sekitar ayam.

-Jika serangan cacar masih awal dan ringan, maka lakukan vaksinasi dengan Medivac Pox untuk
melindungi ayam lain yang belum terinfeksi.

-Tingkatkan stamina tubuh ayam dengan memberikan multivitamin seperti Vita Stress atau
Fortevit.

BAB III
KESIMPULAN

Fowl pox (cacar) merupakan penyakit pada unggas yang disebabkan oleh virus fowl pox (virus
Borrelota aviu). Terdapat dua jenispenyakit ini, yaitu Cutaneous type (dry pox) merupkan cacar
yang berbentuk luka keropeng dan Diphtheritic type (wet pox) yaitu cacar yang menyerang
daerah permukaan bagian dalam yang basah. Angka kesakitan dan angka kematian pada bentuk
kering rendah yaitu sebesar 1-2 %, tetapi pada bentuk basah angka kematian bisa mencapai 5%.

DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2010. Avian Pox (Cacar Unggas). www.pusat kesehatanhewan.com


(diakses pada 3 Desember 2010 pada pukul 11.10)

Fadilah, R. dan A. Polana. 2005. Aneka Penyakit pada Ayam dan Cara Mengatasinya.
Agromedia Pustaka, Jakarta.

Hasan. 2010. Cacar yang Menyerang pada Unggas. www.poultryindonesia.com


(diakses pada 3 Desember 2010 pada pukul 11.35)

Sauvani. 2010. Penyakit dan Pengobatan. www.centralunggasfarm.com


(diakses pada 3 Desember 2010 pada pukul 11.30)

Setiawan, I. 2010. Fowl Pox (Cacar Ayam). www.centralunggasfarm.com


(diakses pada 3 Desember 2010 pada pukul 11.23)
Sulandari et al. 2007. Keanekaragaman Sumber Daya Hayati Ayam Lokal Indonesia. Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.

Tabbu, C. R. 2010. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya. Kanisius, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai