Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM TERNAK PERAH

“ PROSES PEMERAHAN DAN TEKNIK PEMERAHAN PADA SAPI PERAH “


( PTT 1414 )

Oleh :

Anggi Puspita Sari (19741012)


Arif Herdian Azwar (19741013)
Bagus Mahendra (19741018)
Cahyo yulistiwa (19741019)
Frans Prayoga (19741032)
Eggy Irman Maulana (19741025)

PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua. Berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang
berjudul “ Proses Pemerahan dan Teknik Pemerahan Pada Sapi Perah “ dengan tepat waktu.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Produksi Ternak Perah bapak Neko Fiffiandi, S.Pt., M.Si yang telah membimbing dalam menulis
laporan praktikum ini.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan praktikum ini, supaya laporan
praktikum ini nantinya dapat menjadi laporan praktikum yang lebih baik lagi. Semoga laporan
praktikum ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan baik untuk penulis maupun pembaca.

Bandar lampung,30 juni2021

penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4
1.3 Tujuan Dan Manfaat............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Proses Pemerahan Dan Teknik Pemerahan Pada Sapi Perah...............................................5
BAB III PENUTUP...................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................9
3.2 Saran....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sapi perah adalah ternak yang produksi utamanya adalah air susu. Susu merupakan hasil
akhir dari ternak perah. Kebutuhan akan susu sekarang meningkat sehingga perlu dilakukan
peningkatan produksi susu, namun susu yang hasilkan juga harus higienis, tidak tercemar dan
terjamin kualitasnya. Untuk menghasilkan susu yang terjamin kualitasnya maka, penanganan,
peralatan dan pemerahan harus dilakukan dengan benar untuk menghindari terjadinya
pencemaran terhadap susu, disamping kualitas dan kesehatan susu akan terjamin.
Proses pemerahan merupakan aspek penting dalam peternakan sapi perah. Hal ini disebabkan
karena susu adalah produk utama dari sapi perah, dan jika tidak ditangani dengan baik, maka
kualitas susu yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Susu
sebagai bahan yang kaya dengan kandungan nutrisi menyebabkan mikroba akan mudah
berkembang biak pada susu, demikian juga berbagai pencemer lainnya berupa material fisik dari
lingkungan sekitar, dan juga susu sangat mudah menyerap bau yang ada.
Pemerahan pada umumnya masih tradisional atau manual yaitu masih menggunakan tangan
dan jari-jari tangan manusia, sedangkan pemerahan secara mekanik masih jarang dijumpai, hal
ini karena masih rendahnya pemilikan sapi perah yaitu antara 2-5 ekor per peternak. Begitu pula
dalam penggunaan peralatan masih secara tradisional

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana proses pemerahan dan juga teknik pemerahan yang baik dan benar pada sapi
perah.

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuannya yaitu untuk mengetahui proses pemerahan serta teknik pemerahan yang baik dan
benar pada sapi perah.
Manfaat penulisan laporan ini yaitu agar pembaca maupun penulis mengetahui bagaimana
proses pemerahan serta teknik pemerahan yang baik dan benar pada sapi perah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PROSES PEMERAHAN DAN TEKNIK PEMERAHAN PADA SAPI PERAH


A. Fase Persiapan
Sebelum pemerahan dimulai, pemerah mencuci tangan bersih-bersih dan
mengeringkannya, kuku tangan pemerah dipotong pendek agar tidak melukai puting sapi, sapi
yang akan diperah dibersihkan dari segala kotoran, tempat dan peralatan telah disediakan dan
dalam keadaan yang bersih. Sebelum diperah sapi dimandikan terlebih dahulu, ekor diikat ke
kakinya agar tidak mengibas-ibas ketika diperah, pemerah juga harus dalam keadaan sehat
serta setiap puting dicek kesehatannya.

B. Pelaksanan Pemerahan Susu


Berusaha memperoleh hasil air susu sebanyak-banyaknya, merupakan tugas yang pokok
dari keseluruhan pekerjaan bagi usaha ternak perah. Tugas kedua adalah menjaga agar sapi tetap
sehat dan ambing tidak rusak. Pelaksanaan pemerahan yang kurang baik, mudah sekali
menimbulkan kerusakan pada ambing dan puting karena infeksi mastitis, yang sangat merugikan
hasil susu.

 Pemerahan dengan Tangan/Manual


Pemerahan dengan tangan ini menghendaki suatu pekerjaan yang teliti dan halus, sebab
kalau dilakukan dengan kasar akan buruk pengaruhnya terhadap banyaknya susu yang
dihasilkan. Sebelum melakukan pemerahan susu sapi, ada beberapa hal yang harus disiapkan
oleh peternak, diantaranya:
- cuci/bersihkan ambing sapi dengan air hangat
- kandang sapi sudah dibersihkan
- peralatan yang akan digunakan berada dalam keadaan steril

Kegunaan pembersihan ambing dengan air hangat bertujuan untuk :


- merangsang keluarnya air susu
- mengurangi kemungkinan air susu terkontimanasi oleg bakteri
- mengurangi munculnya mastitis (menurunkan produksi susu hingga 30 %.)
Suhu air yang digunakan untuk mencuci ambing sapi berada diantara 48 – 57 derajat celcius,
dan lebih baik jika air mengandung disenfektan.

Setelah fase pemerahan Ada 3 cara pemerahan dengan tangan yaitu :


1. Whole hand (tangan penuh)
Cara ini adalah yang terbaik, karena puting tidak akan menjadi panjang olehnya. Cara ini
dilakukan pada puting yang agak panjang sehingga dapat dipegang dangan penuh tangan.
Caranya tangan memegang puting dengan ibu jari dan telunjuk pada pangkalnya. Tekanan
dimulai dari atas puting diremas dengan ibu jari dan telunjuk, diikuti dengan jari tengah, jari
manis, dan kelingking, sehingga air dalam puting susu terdesak ke bawah dan memancar ke luar.
Setelah air susu itu keluar, sekluruh jari dikendorkan agar rongga puting terisi lagi dengan air
susu. Remasan diulangi lagi berkali-kali.
Jika ibu jari dan telunjuk kurang menutupi rongga puting, air susu tidak akan memancar
keluar, tetapi masuk lagi ke dalam ambing dan sapi akan kesakitan. Sedapat mungkin semua
pemerahan dilakukan dengan sepenuh tangan. Teknik ini dilakukan dengan cara menggunakan
kelima jari. Puting dipegang antara ibu dari dan keempat jari lainnya, lalu ditekan dengan
keempat jari tadi

2. Stripping (perah jepit)


Puting diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk yang digeserkan dari pangkal puting ke
bawah sambil memijat. Dengan demikian air susu tertekan ke luar melalui lubang puting. Pijatan
dikendorkan lagi sambil menyodok ambing sedikit ke atas, agar air susu di dalam cistern (rongga
susu). Pijatan dan geseran ke bawah diulangi lagi. Cara ini dilakukan hanya untuk pemerahan
penghabisan dan untuk puting yang kecil atau pendek yang sukar dikerjakan dengan cara lain.

3. Knevelen (perah pijit)


Cara ini sama dengan cara penuh tangan, tetapi dengan membengkokan ibu jari, cara ini
sering dilakukan jika pemerah merasa lelah.. Lama-kelamaan bungkul ibu jari menebal lunak dan
tidak menyakiti puting. Teknik ini hanya dilakukan pada sapi yang memiliki puting pendek.
(Syarief dan Harianto, 2011).
 Pasca Pemerahan
Selesai diperah, ambing dilap menggunakan kain yang telah dibasahi oleh desinfektan.
Kemudian dilap kembali dengan kain yang kering. Setelah itu ,puting juga dicelupkan ke dalam
cairan desinfektan selama 4 detik.
Semua peralatan yang digunakan untuk memerah juga harus dibersihkan, kemudian
dikeringkan. Susu hasil pemerahan juga harus segera ditimbang, dicatat, kemudian disaring agar
kotoran saat pemerahan tidak ikut masuk ke dalam susu. Sesudah pemerahan sebaiknya
bagian puting dicelupkan dalam larutan desinfektan untuk menghindari terjadinya mastitis

 Pengaturan Waktu Pemerahan


a) Musim
Sapi yang melahirkan di musim dingin atau musim gugur umumnya produksi
susunya lebih tinggi dibandingkan yang melahirkan di musim panas. Jadi pada cuaca
yang panas produksi susu sapi umumnya menurun.
Pada sapi yang digembalakan, umumnya produksi susunya menurun pada musim
kemarau dibandingkan pada musim hujan, ini hubungannya dengan ketersediaan hijauan
makanan ternak.
b) Frekuensi Pemerahan
Pada umumnya sapi diperah 2 kali sehari ialah pagi dan sore hari. Pemerahan
yang dilakukan lebih dari 2 kali sehari hanya dilakukan pada sapi yang dapat berproduksi
susu tinggi, misalnya pada sapi yang produksi susunya 20 liter per hari dapat diperah 3
kali sehari; sedangkan sapi yang berproduksi susu 25 liter atau lebih per hari dapat
diperah 3 kali sehari.
Pada sapi yang berproduksi tinggi bila diperah 3 – 4 kali sehari produksi susunya
lebih tinggi dibandingkan dengan yang hanya diperah 1 – 2 kali sehari. Pemerahan 3 kali
sehari akan meningkatkan produksi susu sebanyak 10 – 25 % dibandingkan dengan
pemerahan 2 kali sehari. Peningkatan produksi susu tersebut karena pengaruh hormon
prolaktin yang lebih banyak dihasilkan dari pada yang diperah 2 kali sehari.
Bila sapi diperah dua kali sehari dengan selang waktu yang sama antara
pemerehan tersebut, maka sedikit sekali terjadi perubahan kualitas air susu. Bila sapi
diperah 4 kali sehari, kadar lemak akan tiggi pada besok paginya pada pemerahan
pertama. Makin sering sapi diperah, produksi susu akan naik.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sebelum pemerahan dimulai, pemerah mencuci tangan bersih-bersih dan mengeringkannya,
kuku tangan pemerah dipotong pendek agar tidak melukai puting sapi, sapi yang akan diperah
dibersihkan dari segala kotoran, tempat dan peralatan telah disediakan dan dalam keadaan yang
bersih. Sebelum diperah sapi dimandikan terlebih dahulu, ekor diikat ke kakinya agar tidak
mengibas-ibas ketika diperah, pemerah juga harus dalam keadaan sehat serta setiap puting
dicek kesehatannya. Pelaksanaan pemerahan yang kurang baik, mudah sekali menimbulkan
kerusakan pada ambing dan puting karena infeksi mastitis, yang sangat merugikan hasil susu.
Sebelum melakukan pemerahan susu sapi, ada beberapa hal yang harus disiapkan oleh peternak,
diantaranya:
- cuci/bersihkan ambing sapi dengan air hangat
- kandang sapi sudah dibersihkan
- peralatan yang akan digunakan berada dalam keadaan steril
Kegunaan pembersihan ambing dengan air hangat bertujuan untuk
:
- merangsang keluarnya air susu
- mengurangi kemungkinan air susu terkontimanasi oleg bakteri
- mengurangi munculnya mastitis (menurunkan produksi susu hingga 30 %.)
Suhu air yang digunakan untuk mencuci ambing sapi berada diantara 48 – 57 derajat celcius, dan
lebih baik jika air mengandung disenfektan. Ada 3 cara pemerahan dengan tangan yaitu : Whole
hand (tangan penuh), Stripping (perah jepit), dsn Knevelen (perah pijit).

3.2 SARAN
Seharusnya peternak sapi perah harus handal dalam memanajemen peternakan sapi perah,
memperhatikan jenis pakan dan konsentrat yang dapat memacu lancarnya produksi susu dan
lingkungan serta suhu yang nyaman bagi sapi perah. Dan pemerintah juga berperan penting
dalam hal ini karena mahalnya harga sapi perah di Indonesia sehingga pemerintah dapat
mengambil langkah yang tepat agar peternakan sapi perah di Indoseia dapat berkembang dengan
pesat.
DAFTAR PUSTAKA

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/83553/Managemen-Pemerahan-Pada-Sapi-Perah/

Anda mungkin juga menyukai