Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MAKALAH

KURSUS PELATIH DASAR (KPD) GEL III


PUSDIKLATNAS – GERAKAN PRAMUKA

SISTEM PENDIDIKAN DAN


PELATIHAN KEPRAMUKAAN

Disusun Oleh :

Kelompok : BUDAYA

1. M. Angga Andri A ( No telur : 1


2. Asep Dian Rahman ( No Telur : 4)
3. Dewi O R ( No telur : )
4. Nur Fathi ( No. telur : 5 )

1
SISTEM PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN KEPRAMUKAAN

1. latihan rutin, bazar


2. siaga, pesta siaga,
3. perkemahan sehari,
4. latihan gabungan antar
gudep,
SIAGA 5. dianpinru,
6. jamboree,
7. lomba tingkat,
PENGGALANG 8. latihan rutin,
9. raimuna,
ANGGOTA MUDA 10. dianpinsat,
11. kursus pengelolaan
PENEGAK dewan kerja,
12. LPK,
13. latihan rutin pandega,
PANDEGA 14. raimuna untuk pandega,
kegiatan-kegiatan satuan
karya,
15. kegiatan peneliatian
dana pengabdian pada
SISDIKLAT masyarakat

KMD

KML
ANGGOTA DEWASA

KPD

KPL

Sistem Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka merupakan bagian dari proses pembinaan
anggota Gerakan Pramuka yang secara garis besar terdiri atas; kegiatan pendidikan, pelatihan dan
pertemua. System pendidikan ini dilakukan secara berjenjang dan tidak berjenjang sesuai dengan
kemampuan dan minat anggota Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka di Indonesia mempunyai tujuan membentuk setiap aggotanya memiliki
kepribadian yang berakhlaq mulia, berjiwa patriotic, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur bangsa dan meiliki kecakapan hidup sebagai kades bangsa dalam menjada dan
membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila serta melestarikan
hidup. Gerakan Pramuka sebagai pendidikan Non Formal yang menyelanggarakan pendidikan
kaum muda di Indonesia. Anggota muda Gerakan Pramuka terdiri dari; Pramuka Siaga, Pramuka

2
Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan
Pramuka diatas, maka gerakaan pramuka perlu anggota dewasa yang bertugas menumbuhkan tunas-
tunas bangsa yang baru agar menjadi generasi yang lebih baik, sanggup bertanggung jawab. Untuk
hal itu maka dewasa harus diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dirinya melalui pendidikan
dan pelatihan. System pendidikan dan pelatihan (sisdiklat) Gerakan Pramuka merupakan system
yang mengatur jenjang pendidikan dan pelatihan bagi orang dewasa.
Sistem Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan dapat dibagi menjadi 2 (dua); 1). Sistem
Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan (Sidiklat) bagi Anggota Muda, 2). Sistem Pendidikan dan
Pelatihan Kepramukaan (Sidiklat) bagi Anggota Dewasa. Anggota muda dapat diterjemahkan atau
di sebagai pendidik yang masih sekolah di jenjang SD, SMP dan SMA serta Perguruan Tinggi.
Jenis Pendidikan anggota muda antara lain; latihan rutin, bazar siaga, pesta siaga, perkemahan
sehari, latihan gabungan antar gudep, dianpinru, jamboree, lomba tingkat, latihan rutin, raimuna,
dianpinsat, kursus pengelolaan dewan kerja, LPK, latihan rutin pandega, raimuna untuk pandega,
kegiatan-kegiatan satuan karya, kegiatan peneliatian dana pengabdian pada masyarakat. Semua
kegaitan ini adalah salah satu cara untuk meningkatkana kemampuan kompetensi peserta didik di
setiap jenjang.
Jenjang pendidikan orang dewasa di tarap Pembina gugus depan adalam Kursus Mahir Dasar
(KMD) dan Kursus Mahir Lanjut (KML). Sebagai seorang Pembina di gugus depan minimal
seorang Pembina harus menyelesaikan atau mempunyai sertifikat/ijasah KMD atau akan lebih baik
lagi jika seorang Pembina gugus depan mempunyai ijasah KML. Untuk dapat membina para
Pembina gugus depan maka di setiap kwartir paling tidak harus ada Pembina yang sudah
mempunyai sertifikat/ijasah seorang pelatih. Apa itu sertifikat/ijasah seorang pelatih? Ijasah pelatih
adalah ijasah yang dikeluarkan oleh minimal dari Kwarda atau lebih baik Kwarnas dalam hal ini
adalah Pusdiklatnas. Untuk mencetak para Pembina gugus depan yang handal maka peran seorang
pelatih sangatlah menentukan, oleh karena itu kursus/pelatihan selanjutnya bagi anggota dewasa
adalah kursus pelatih. kursus pelatih yang minimal harus diikuti adalah KPD dan KPL.
Pelaksanaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan minimal harus memenuhi proses
dibawah ini :

INPUT PROSES OUTPUT

DAMPAK

3
Dilihat proses diatas sudah jelas bahwa input masukan dari sebuah system pendidikan dan
pelatihan adalah Anggota Dewasa, Peserta Didik (Anggota Muda) dan Masyarakat. Proses kegiatan
Pelaksanaan Sistem Pendidikan dan pelatihan Kepramukaan ini adalah paling tidak harus mengacu
pada kurikulum sisdiklat yang terbaru, sarana dan prasarana, tenaga pelatih dan sertifikasi seorang
pelatih pramuka. Hasil dari proses pelatihan pendidikan kepramukaan adalah kompetensi
ketercapaian dari hasil kegiatan pelatihan itu sendiri dan dampaknya hasil dari pelatihan tersebut
dapat dimanfaatkan.
Untuk mensukses kegiatan pelaksanaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan maka
diperlukan metode/pola pendidikan dan pelatihan pada gerakapan pramuka. Saat ini pola gerakan
pramuka dalam hal pendidikan dan pelatihan adalah pola segmental. Pola segmental telah melalui
ujicoba sejak tahun 2010 di berbagai tempat dengan hasil yang memuaskan dan dirasakan hasilnya
maksimal oleh peserta. Selama ini, kursus pola lama menyajikan menu latih yang teracak
berdasarkan kepentingan pelatih, peserta tidak merasakan pelatihan sebagai satu-kesatuan yang
terpadu, pelatih bebas mengkreasikan penyajian sehingga terjadi penyimpangan, Terfokus pada
kelas dan LCD, kondisi nyata kepramukaan kurang tereksplorasi, hasil kursus kurang terukur, tidak
ada uji pembina. Oleh karena itu, diperlukan pola kursus yang mempunyai dampak hasil yang
bermanfaat.
Kursus dengan pola segmental adalah pendidikan dan pelatihan yang berbentuk peningkatan
kompetensi tertentu dalam satuan waktu yang ditandai oleh ijazah atau sertifikat yang dikemas
berdasarkan tahapan, urutan, bagian demi bagian, terpola, dan skematis. Unsur –unsur dalam kursus
segmental antara lain :
a. Experience (Melakukan)
b. Sharing (Berbagi)
c. Process (mengalami)
d. Generalize (Mengaitkan dengan pengalaman nyata)
e. Apply (menerapkan dalam situasi yang berbeda)

4
Dengan menggunakan kursus segmental di pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan
ada beberapa hal yang diharapkan :
1. Menumbuhkan motivasi belajar
2. Memantik peserta untuk beraktivitas
3. Menghargai perbedaan peroranganal
4. Mengajar dengan umpan balik
5. Memudahkan transfer konsep
6. Menanamkan pemahaman yang logis dan psikologis
7. Belajar selalu berlangsung secara segmentatif dan bertahap
8. Menerapkan Cara Belajar Orang Dewasa

Ciri utama Gerakan Pramuka adalah pendidikan kepramukaan yang berbasis belajar sambil
melakukan (learning by doing) di alam terbuka dengan pola berkelompok melalui keterampilan
yang menarik dan menyenangkan. Ciri itulah yang menjadi pembeda dengan lembaga atau
organisasi lain yang sama-sama menangani pendidikan. Belajar sambil melakukan harus
melibatkan hubungan antara perbuatan dan pemikiran. Oleh karena itu Kolb (2006:35) memberikan
siklus yang melibatkan empat tahap yang berurutan, seperti pada diagram berikut

5
Siklus di atas secara sederhana dapat dikembangkan menjadi DORA (Do, Observation,
Reflective, Aplication) dalam setiap melakukan kegiatan belajar sambil melakukan yang
membentuk siklus belajar yang harus diikuti secara berurutan tanpa terputus agar mendapatkan
hasil yang maksimalkan. Siklus itu akan terus membesar, membaik, dan menormalkan hasil sesuai
dengan tujuan pembelajaran.

Do

Aplication Observation

Reflective

Jadi agar pendidikan dan pelatihan kepramukaan ini benar-benar dapat menyokong tujuan
dari gerakan pramuka paling tidak siklus DORA ini harus dikembangkan agar teciptanya Pembina
atau pelatih yang hebat yang nantinya akan menelurkan peserta didik atau anggota pramuka yang
hebat pula. Siklus itu seperti yang terlihat pada gambar di atas. Pola DORA yang dimaksud adalah:

1. Do
Pelatih membrikan petunjuk pelaksanaan atau bagaimana cara melakukan sesuatu kepada
peserta pelatihan baik secara, praktik, eksplorasi, simulasi dan uji coba dari penerapan
sesuatu hal.
2. Observation
Langkah selanjutnya adalah pelatih harus melihat/mengamati apa dikerjakan oleh seorang
Pembina/peserta terhadap do yang telah diajarkan tadi.
3. Reflective
Selanjutnya seorang pelatih harus mempu memberika kesimpulan atau menyampaiakan sara
dari apa yang diobsevasi terhadap peserta pelatihan agar peserta pelatihan dapat mengetahui
mana kelemahannya sehingga kedepannya peserta pelatihan tersebut dapat menjadi baik.
4. Aplication
Pada tahapan terakhir ini adalah peserta melakukan lagi do yang pertama kali tadi dilakukan
dengan melihat catatan refleksi pada bagian ke tiga agar hasilnya dapat lebih sempurna
dibandingkan dengan do yang pertama tadi.

Anda mungkin juga menyukai