PENDAHULUAN
1
2
Ibnu Athaillah berkata, “Hati bagaikan sebatang pohon yang disirami air
ketaatan. Keadaan hati mempengaruhi buah yang dihasilkan anggota tubuh. Buah dari
mata adalah perhatian untuk mengambil pelajaran. Buah dari telinga adalah perhatian
terhadap Al-Qur’an. Buah dari lidah adalah dzikir. Kedua tangan dan kaki
membuahkan amal-amal kebajikan. Sementara, bila hati dalam keadaan kering, buah-
buahnya pun akan rontok dan manfaatnya hilang. Karena itu, ketika hatimu kering,
siramilah dengan memperbanyak dzikir”.
Sama halnya ketika anggota tubuh kita sakit, maka kita dapat menyegerakkan
berobat kepada dokter. Apabila hati kita yang sakit, maka kita dapat segera
membersihkannya dan mengobatinya dengan cara mendekatkkan diri kepada Allah.
Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan hakikat hati secara umum
maupun hubungannya dengan kehidupan beragama. Penulis juga akan memberikan
contoh-contoh hati yang sakit dan bagaimana cara benyembuhannya.
Hati yang sakit bisa disebabkan karena berbagai aspek. Hati yang sakit ini
sebenarnya lebih berbahaya daripada sakit pada umumnya, seperti demam, batuk,
pilek, dan lain-lain. Banyak manusia yang tidak menyadari jikalau hatinya telah
tergerogoti oleh penyakit ganas, yang dalam dunia medis pun tidak ada obatnya.
Mereka banyak yang menyepelekan dan ada beberapa juga yang benar-benar
keblinger. Maka orrang-orang seperti ini adalah orang-orang yang menyesal di dunia
maupun kelak di akhirat. Oleh karena itu, penyakit-penyakit hati harus cepat-cepat
dibasmi agar tidak membahayakan kita.
Jika hati dan jiwa telah suci dan bersih dari segala berbuatan tercela, maka
manusia akan lebih banyak mengingat akhirat yang kekal dan dunia yang fana. Maka
hati yang bersih merupakan infestasi bagi orang-orang yang beriman dan selamat.
Allah sungguh mencintai orang-orang yang beriman kepada-Nya. Sungguh
bila semua orang bersih hatinya, maka bisa digambarkan bumi ini akan tenggelam
oleh tangisan manusia. Karena dikatakan bahwa orang yang bersih hatinya lebih
mengutamakan akhirat dan meninggalkan tipu daya dunia. Mereka adalah orang-
orang yang melek akan keaslian dunia, yang oleh orang-orang lalai diagungkan.
3
Dunia seperti nenek-nenek tua yang masih bersolek agar terlihat cantik di mata
orang-orang. Bagi orang yang tidak buta (dalam artian hatinya) maka ia akan berpikir
bahwa nenek tua ya tetap saja nenek tua, walau pun ia sudah bersolek secantik
mungkin. Namun, bagi orang-orang yang buta, maka ia akan beranggapan ia sedang
melihat wanita cantik nan ayu.