Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rifan Rahmat Anugrah

NPM : 1419103056

UTS Operating & Supply Chain Manafement

1. Menurut saya kurang etis untik mempekerjakan anak berumur 10 tahun seperti yang
tertera pada pasal 68 – 71 Undang-Undang ini mengatur mengenai hal yang
berhubungan pekerja anak mulai dari batas usia diperbolehkan kerja, siapa yang
tergolong anak, pengupahan dan perlidungan bagi pekerja anak.

Pasal 68

Pengusaha dilarang mempekerjakan anak.

Pasal 69

(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 dapat dikecualikan bagi anak
yang berumur antara 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun untuk
melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan
kesehatan fisik, mental, dan sosial.

(2) Pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi persyaratan:
a. izin tertulis dari orang tua atau wali;
b. perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali;
c. waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam;
d. dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah;
e. keselamatan dan kesehatan kerja;
f. adanya hubungan kerja yang jelas; dan
g. menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a, b, f, dan g dikecualikan
bagi anak yang bekerja pada usaha keluarganya.

Pasal 70

(1) Anak dapat melakukan pekerjaan di tempat kerja yang merupakan bagian dari
kurikulum pendidikan atau pelatihan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.

(2) Anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit berumur 14 (empat
belas) tahun.

(3) Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan dengan syarat:
a. diberi petunjuk yang jelas tentang cara pelaksanaan pekerjaan serta bimbingan dan
pengawasan dalam melaksanakan pekerjaan; dan
b. diberi perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
Pasal 71

(1) Anak dapat melakukan pekerjaan untuk mengembangkan bakat dan minatnya.

(2) Pengusaha yang mempekerjakan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib
memenuhi syarat:
a. di bawah pengawasan langsung dari orang tua atau wali;
b. waktu kerja paling lama 3 (tiga) jam sehari; dan
c. kondisi dan lingkungan kerja tidak mengganggu perkembangan fisik, mental, sosial,
dan waktu sekolah.

Penghapusan pekerja anak dalam kebanyakan kasus tidak akan mempengaruhi


kemampuan perusahaan untuk tetap beroperasi dan mendapatkan keuntungan. Bukti-
bukti menunjukkan bahwa hal ini berlaku untuk perusahaan-perusahaan yang lebih
besar, termasuk mereka yang menyuplai pembeli internasional. Oleh karena itu
pemecatan untuk anak berumur 10 tahun menurut saya etis hanya saja kita perlu
menemukan cara untuk menjamin bahwa penghasilan keluarga tetap terjaga, dalam
langkah ini, sejumlah saran diberikan yang mungkin lebih atau kurang sesuai
tergantung dari ukuran dan kondisi finansial perusahaan. Kredit mikro dan koperasi-
koperasi simpan pinjam dapat memberikan modal awal kepada para orang yang
diperlukan untuk memulai sebuah aktivitas yang menghasilkan pendapatan tambahan
untuk mengurangi kebutuhan akan upah yang diperoleh seorang anak. Bisa juga orang
tua dapat terlibat dalam perdagangan kecil, penyedia jasa (contoh, menjahit),
manufaktur kayu, logam dan produk lain, serta pemrosesan makanan dan pertanian.
Aktivitas kerajinan dapat melayani kebutuhan turis. Penyediaan kredit mikro yang
efektif merupakan suatu kegiatan kompleks yang membutuhkan penyedia kredit
mikro yang berpengalaman. Seringkali yang terbaik adalah melengkapi kredit dengan
pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kualitas hasil produksi. Kredit mikro
sering kurang berhasil untuk keluarga yang sangat miskin. Oleh karena itu penting
untuk keluarga-keluarga tersebut diberi saran dan dilatih secara memadai untuk
menggunakan kredit mikro. Oleh karenanya sebuah perusahaan dapat mencari apakah
ada sebuah organisasi kredit mikro di wilayah itu dan menganjurkan para orang tua
yang anaknya bekerja untuk mengikuti kredit mikro itu. Seorang pemilik perusahaan
mungkin juga mempertimbangkan bagaimana keputusannya tentang pembayaran dan
perekrutan dapat membantu keluarga itu. Sebagai contoh, jika seorang orang tua dan
seorang anak bekerja untuk pengusaha yang sama, sang pengusaha mungkin bisa
menaikkan upah sang orang tua. Alternatif lain, jika anggota dari sebuah keluarga
(orang tua, saudara kandung) tidak bekerja, mereka mungkin bisa dipekerjakan untuk
menggantikan anak-anak tersebut atau untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada.

2. Sebelum menjawab kasus diatas, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai metode
forecasting Exponential Smoothing. Metode Exponential Smoothing atau
penghalusan eksponensial merupakan metode peramalan dengan menambahkan
parameter alpha dalam modelnya untuk mengurangi faktor kerandoman. Istilah
eksponensial dalam metode ini berasal dari pembobotan/timbangan (faktor
penghalusan dari periode-periode sebelumnya yang berbentuk eksponensial). Adapun
bentuk umumnya adalah sebagai berikut:
𝐹𝑡 = 𝐹𝑡−1 + 𝛼(𝐴𝑡−1 − 𝐹𝑡−1 )
dengan
𝐹𝑡 = Nilai ramalan untuk periode waktu t
𝐹𝑡−1 = Nilai ramalan untuk satu periode waktu yang lalu, atau t-1
𝐴𝑡−1 = Nilai aktual untuk satu periode waktu yang lalu, atau t-1
𝛼 = Konstanta Penghalusan

Permasalahan umum yang dihadapi apabila menggunakan model pemulusan


eksponensial adalah memilih konstanta pemulusan (α) yang diperirakan tepat. Nilai
konstanta pemulusan dipilih di antara 0 dan 1 karena berlaku 0 < α < 1. Apabila pola
historis dari data aktual permintaan sangat bergejolak atau tidak stabil dari waktu ke
waktu, nilai α yang dipilih adalah yang mendekati 1. Pola historis dari data aktual
permintaan tidak berfluktuasi atau relatif stabil dari waktu ke waktu, α yang dipilih
adalah yang nilainya mendekati nol (Gaspersz,2004).

1. Keuntungan dan kerugian sistem peramalan penghalusan eksponensial secara


umum.
 Keuntungan dari pemilihan model peramalan penghalusan eksponensial
adalah relatif mudah digunakan, efisien, dan banyak mengurangi masalah
penyimpanan data, sehingga tidak perlu lagi menyimpan semua data
historis atau sebagian hanya pengamatan terakhir, ramalan terakhir, dan
suatu nilai konstanta yang harus disimpan (Makridakis, 1991:80).
 Kelemahan dari pemilihan model peramalan penghalusan eksponensial
adalah penentuan nilai konstanta α yang harus trial dan error untuk
mendapatkan hasil peramalan terbaik. Untuk mengetahui apakah hasil
peramalan baik atau tidak bisa dihitung nilai kesalahannya menggunakan
mean absolute percentage error (MAPE) dan mean absolute deviation
(MAD).
2. Keuntungan dan kerugian sistem berdasarkan perspektif dari dewan daerah dan
pimpinan sekolah tinggi.
 Untuk Dewan Daerah keuntungannya adalah penentuan nilai konstanta
α yang bisa diatur berdasarkan pada ‘keberanian dan kelihaian politik’. Hal
tersebut dapat dikaitkan dengan besarnya anggaran setiap sekolah tinggi.
Sehingga untuk pengaturan budget penyediaan fasilitas untuk pendaftaran
menjadi kewenangan dewan daerah. Hal tersebut dapat menguntungkan
juga dari segi anggaran dewan daerah karena dengan menggunakan
metode penghalusan eksponesial dapat mengurangi biaya penyimpanan
data historis. Untuk kerugiannya adalah bila dalam terdapat kekeliruan
dalam menentukan nilai konstanta α, sehingga mengakibatkan hasil
ramalan sangat jauh dari perkiraan maka akan mengakibatkan pemborosan
anggaran dan bisa saja masyarakat menjadi tidak percaya dengan dewan
daerah.
 Untuk Pimpinan Setiap Sekolah tinggi keuntungannya adalah tidak
perlu repot melakukan riset untuk mengetahui prediksi jumlah pendaftar di
tahun selanjutnya. Karena metode penghalusan eksponensial cukup efisien
dalam meramalkan data pada periode selanjutnya. Sedangkan untuk
kerugiannya adalah pimpinan setiap sekolah tidak bisa ikut campur dalam
penentuan biaya dan konstanta α. Penentuan konstanta α yang keliru dapat
mempengaruhi kebijakan dan perencanaan sekolah tinggi pada tahun
berikutnya.
3. Bagaimana model bisa disalahgunakan dan cara menghilangkan bias?
Model dapat disalahgunakan oleh oknum dewan daerah dengan cara
mempermainkan nilai konstanta α sehingga diperoleh hasil peramalan yang keliru.
Diasumsikan bahwa nilai konstanta α dapat menguntungkan oknum dewan daerah
untuk memperoleh hasil peramalan sesuai yang diinginkan, maka untuk anggaran
sekolah tinggi pun dapat disalahgunakan.
Metode untuk mengurangi bias adalah dengan menguji setiap hasil peramalan
dengan menggunakan mean absolute percentage error (MAPE) dan mean
absolute deviation (MAD).
4. Bagaimana model regresi dapat memberikan hasil yang menguntungkan
dibanding peramalan lainnya?
Ada 3 kondisi untuk dapat mempergunakan metode regresi ini, yaitu :
1. Adanya informasi tentang keadaan yang lalu.
2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk kata.
3. Dapat dianggap atau diasumsikan bahwa pola hubungan yang ada, dan data
yang telah lalu akan berkelanjutan dimasa yang akan datang.
Pada metode regresi dinyatakan sebagal variabel yang dicari (dependent
variable), variabel ini dipengaruhi besarnya oleh variabel bebas (independent
variable). Hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel yang dicari
adalah merupakan fungsi.
Menurut Zunaidhi (2012) analisa cross section atau causal model adalah
metode untuk menemukan bentuk pola hubungan yang saling mempengaruhi
antara variabel yang dicari dengan variabel yang mempengaruhinya, serta
menggunakannya untuk meramalkan nilai nilai dari variabel yang diramalkan
pada masa yang akan dating.
Causal model dapat dipergunakan dalam peramalan dengan keberhasilan atau
ketepatan yang lebih besar, sering dipakai untuk pengambilan keputusan dan
kebijaksanaan. Bila data yang dibutuhkan dalam peramalan tersedia, maka suatu
hubungan yang dipergunakan dalam peramalan tersebut dihipotesakan sebagai
salah satu fungsi dari waktu, atau fungsi dari variabel lain yang bukan waktu, dan
kemudian selanjutnya dilakukan pengetesan.
Model Regresi termasuk jenis peramalan causal model, sehingga dapat
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode lain. Notasi
regresi sederhana yang merupakan pola garis lurus menurut Assauri (1999:35)
dinyatakan sebagai berikut:
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
∑𝑦 − 𝑏∑𝑥
𝑎=
𝑛
𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏=
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
∑𝑥
𝑋̅ =
𝑛
∑𝑦
𝑌̅ =
𝑛
dengan
𝑌̅ = Nilai yang diramalkan
𝑋̅ = Variabel yang mempengaruhi (waktu, tahun, bulan, hari)
𝑎 = Konstanta (Intercept)
𝑏 = Koefisien Regresi (Slope)

3. Kasus diatas berkaitan dengan kualitas produk mainan lokomotif milik perusahaan
John

Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk


melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan
operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas
produk perusahaan dapat menerapkan program ”Total Quality Manajemen (TQM)”.
Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk
meningkatkan nilai konsumen. Menurut Tjiptono (1995) konsep kualitas dianggap
sebagai ukuran relatif suatu produk barang atau jasa yang terdiri dari kualitas desain
dan kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi dari suatu produk
sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran tentang seberapa jauh suatu
produk mampu memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitas yang ditetapkan.

Pada kasus diatas dijelaskan bahwa produk mainan lokomotif tersebut tidak
memenuhi standar Six Sigma di perusahaan John. Artinya perusahan John
menerapkan Six Sigma sebagai metode pengendalian kualitas. Menurut Gaspersz
(2005) apabila konsep Six sigma akan ditetapkan dalam bidang manufakturing,
terdapat enam aspek yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Identifikasi karakteristik produk yang memuaskan pelanggan (sesuai kebutuhan dan


ekspetasi pelanggan).
2. Mengklasifikasikan semua karakteristik kualitas itu sebagai CTQ (Critical To Quality)
individual.
3. Menentukan apakah setiap CTQ tersebut dapat dikendalikan melalui, pengendalian
material, mesin proses kerja dan lain-lain.
4. Menentukan batas maksimum toleransi untuk setiap CTQ sesuai yang diinginkan
pelanggan (menentukan nilai Upper Spefication Limit dan Lower Specification Limit
dari setiap CTQ).
5. Menentukan maksimum variasi proses untuk setiap CTQ (menentukan nilai
maksimum standar deviasi untuk setiap CTQ ).
6. Mengubah desain produk atau proses sedemikian rupa agar mampu mencapai nilai
target Six Sigma.

Mungkin ada 2 opsi untuk permasalahan john yang pertama, Jika John ingin
menerapkan six sigma dalam produknya maka John harus merubah bahan dari pengait
dan engkol yang mudah pecah menjadi bahan yang kuat banting dan tidak mudah
pecah , atau john harus merubah desain lokomotif dengan menghilangkan pengait dan
engkol tanpa harus merubah estetika mainan tersebut. Kemudian diuji kembali hingga
mampu mencapai standar Six Sigma pada perusahaan John. Namun hal tersebut
memungkinkan perusahaan John harus mengeluarkan biaya lebih untuk mendesain
ulang produk tersebut.

Opsi yang kedua adalah jika John tetap ingin memproduksi mainan tersebut dengan
desain dan bahan yang sama maka john harus memberi catatan bahwa produk itu
hanya di peruntukan untuk anak berusia 1-3 tahun. Tambahkan pula peringatan pada
kemasan tersebut untuk tidak melempar mainan tersebut dan tetntunya dalam
pengawasan orang tua. Sudah dijelaskan juga pada soal bahwa tingkat kegagalannya
sudah rendah dan sangat normal untuk mainan seperti itu. Tingkat estimasi salah satu
bahan pecah pun bisa dibilang sangat rendah, yaitu bahan pecah 4 kali dari 100000
lemparan. Artinya kemungkinan pecahnya hanya 1/25000 lemparan, sehingga
kemungkinan pecahnya sangat minim. Namun jika hukum di AS menyarankan produk
baru tidak boleh diproduksi jika “dari awal telah ditemukan masalah yang mungkin
terjadi” maka ini akan menjadi sebuah problem karena perusahaan John akan
berhadapan dengan hukum. Kecuali John tidak mempublikasikan kemungkinan-
kemungkinan terjadinya masalah terhadap public.

Dari 2 cara diatas, cara pertama sebenarnya lebih aman jika mengikuti hukum
yang berlaku di AS, namun akan menimbulkan biaya dan waktu yang mungkin tidak
sedikit untuk melakukan desain ulang. Cara kedua bisa dilakukan agar operasional
tetap berjalan, namun dengan catatan aka nada perbaikan kualitas bahan di kemudian
hari agar sesuai standar Six Sigma pada perusahaan John

Anda mungkin juga menyukai