Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4214/MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Kode/Nama UPBJJ : 19/BENGKULU
Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA 1. Prakondisi mengimplementasikan program upah kinerja (pay-for-performnace program) menurut Bayrs dan Rue : a. Percaya pada manajemen. Karyawan harus mempercayai manajemen, dengan begitu, pembuatan dan pelaksanaan program pengupahan untuk kinerja akan berjalan dengamereka; b. Tidak adanya habatan untuk berkinerja. Penata pekerjaan secara terstruktur akan membuat kinerja karyawan dapat berjalan dengan baik dan tidak akan terhambat oleh faktor-faktor diluar kontrol mereka; c. Adanya supervisor dan manajer yang terlatih baik. Supervisor dan manajer yang terlatih dengan baik akan memiliki keahlian untuk merancang dan mengukur kinerja dengan baik,tanpa adanya hal ini,akan sulit untuk memperoleh alat pengukur kinerja yang dapat dipercaya dan valid; d. Adanya sistem pengukuran yang baik. Dengan adanya sistem pengukuran dan standar kinerja yang baik, akan mempermudah pelaksanaan program upah untuk kinerja secara adil; e. Kemampuan untuk membayar. Porsi balas jasa yang diberikan kepada karyawan harus seimbang dengan kinerja mereka. Jika karyawan melihat penambahan pendapatan tidak proporsional dengan kanaikan kinerja,maka mereka tidak akan meningkatkan kinerja mereka secara signifikan; f. Harus jels perbedaan antara biaya hidup, senioritas, dan merit. Dengan tidak adanya bukti yang kuat terhadap perbedaan tersebut, karyawan akan beranggapan bahwa kanaikan upah yang mereka terima disebabkan oleh kenaikan biaya hidup atau faktor senioritas; g. Kebijaksanaan upah secara keseluruhan dikomunikasikan dengan baik. Karyawan harus memperoleh pemahaman yang jelas tentang sejauh mana kesesuaian antara upah berdasarkan jasa mereka; h. Adanya jadwal penghargaan yang fleksibel. Perusahaan akan lebih mudah untuk mengadakan program upah untuk kinerja yang dipercaya, semua karyawan tidak menerima penyesuaian upah pada waktu yang sama.
2. Kesalahan yang terjadi dalam proses penilaian kinerja karyawan:
a. Kemurahan hati/kelonggaran (leniency). Kesalahan ini yang terjadi pada penilaian umumnya menilai karyawan pada sisi yang tinggi dari suatu skala penilaian tanpa memperhatikan kinerja nyata dari karyawan tersebut. Kesalahan ini memiliki dampak yang serius ketika dikaitkan dengan keputusan seperti promosi atau kompensasi. b. Kecenderungan tengah, kesalahan ini dilakukan ketika seorang penilaian yang menilai kinerja karyawan cenderung untuk menilai kearah tengah dari suatu skala pengukuran tanpa memperhatikan kinerja nyata karyawan tersebut. Hal ini terjadi apabila statistik penilaian menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan dinilai mendekati titik tengah dari skala kinerja. c. Kondisi terakhir (recency). Recency terjadi apabila evaluasi didasarkan pada kinerja pekerjaan pada waktu yang paling akhir ( umumnya 2-3 bulan sebelum waktu evaluasi/penilaian). Adanya kelonggaran, kecenderungan tengah dan recency akan sulit membedakan antara karyawan yang berkinerja bagus dengan berkinerja buruk. Disamping itu, kesalahan ini membuat sulit untuk membandingkan penilaian dari penilai yang berbeda. d. Efek halo ( Halo Effect), kesalahan umum lain yang sering terjadi dalam proses penilaian kinerja adalah efek halo. Hal ini terjadi apabila seorang penilaian membiarkan karakteristik tunggal dari seorang karyawan mempengaruhi pertimbangan penilai dalam menilai karyawan yang bersangkutan.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional