Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MANDIRI PERTEMUAN 12

RESUME PENGAWASAN SDM DI UNIT KERJA RMIK

OLEH :

YEREMIA ZAI

1913462175

D-III PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

T.A 2020 – 2021


RESUME KONSEP PENGAWASAN SDM

A. Pengertian Pengawasan (Controling)

Pengawasan ini merupakan penerapan suatu cara atau tools yang mampu menjamin
bahwa rencana yang telah dilaksanakan telah sesuai dengan yang telah ditetapkan. Semua
fungsi yang ada tidak akan berjalan efektif tanpa adanya pengawasan (monitoring).

Pengawasan dapat terjadi dalam dua sisi yaitu

1. Pengawasan positif dimana mencoba mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai


dengan efektif dan efesien
2. Pengawasan negatif dimana mencoba menjamin bahwa kegiatan yang tidak
diinginkan atau dibutuhkan tidak akan terjadi kembali

Pada fungsi pengawasan, terdapat empat (4) unsur yaitu:

1. Penetapan standar pelaksanaan dan Penentuan ukuran- ukuran pelaksanaan


2. Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingakn dengan standar yang telah
ditetapkan
3. Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari
standar
4. Contoh kaitannya dengan unit rekam medis adalah pimpinan mengawasi petugas
rekam medis di bagian coding apakah kode diagnose penyakit yang di entry sudah
sesuai dengan standar coding yang telah ditetapkan.

Prinsip Pengawasan

Agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka perlu
memperhatikan prinsip pengawasan, yaitu:

1. Pengawasan yang dilakukan pimpinan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya
mudah diukur. Misalnya: waktu dan tugas pokok yang harus diselesaikan oleh staf
dapat dipantau dan dilaksanakan tepat waktu
2. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam upaya
mencapai tujuan. Tanpa pengawasan atau pengawasan lemah, penyalahgunaan
wewenang akan mudah terjadi
3. Standar untuk kerja (standar of performance) harus dijelaskan kepada semua staf/
anggota organisasi, dengan tujuan pemberian reward terhadap staf yang
berprestasi/ mampu bekerja. Sehingga staf dapat meningkatkan tanggung jawab
dan komitmen terhadap kegiatan program, sehingga pengawasan dapat dilakukan
lebih objektif

Jenis Pengawasan

Pengawasan fungsional: Pengawasan melekat pada seseorang yang menjabat sebagai


pimpinan lembaga.

1. Pengawasan public: Pengawasan ini dilakukan oleh masyarakat/ pelanggan/ costumer/


pasien dan keluarganya. Biasanya dilakukan melalui media massa atau kotak pos.
2. Pengawasan nonfungsional: Dilakukan oleh badan- badan yang diberikan
kewenangan untuk melakukan pengawasan (fungsi sosial kontrol) seperti DPR,
Departemen Kesehatan dan Dinas Kesehatan.

Manfaat Pengawasan

1. Dapat mengetahui sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan oleh staf,
apakah sesuai dengan standar ataua rencana kerja, apakah sumber dayanya sudah
digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam melaksanakan


tugas- tugasnya. Jika hal ini diketahui, pimpinan organisasi akan memberikan
pelatihan lanjutan. Latihan staf digunakan untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan
dan ketrampilan staf yang terkait tugasnya.

3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan
telah dimanfaatkan secara efisien.

4. Dapat mengetahui sebab- sebab terjadinya penyimpangan.


5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan, atau
diberikan pelatihan lanjutan.

Objek Pengawasan

1. Objek yang menyangkut kuantitas dan kualitas pelayanan, mislanya jumlah dan
kompetensi petugas rekam medis

2. Keuangan, misalnya pemanfaatan dana dan laporan pengeluaran


3. Pelaksanaan program sesuai dengan RKO (Rencana Kegiatan Operasional) yang
dibuat oleh staf

4. Objek yang bersifat strategis. Pengawasan terhadap penerapan instruksi kementerian/


Dinas Kesehatan

5. Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain di tingkat kabupaten/ kota.


Proses Pengawasan

1. Mengukur hasil/ prestasi yang telah dicapai oleh anggota organisasi


2. Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tolok ukur (standar) yang telah
ditetapkan. Alat tolok ukurnya adalah RKO, anggaran, tugas, wewenang,
mekanisme kerjasama, petunjuk atau peraturan pelaksanaan, dan target kegiatan
program
3. Memperbaiki penyimpangan yang terjadi sesuai dengan faktor penyebab.

Metode Pengawasan (Controling)

1. Pengamatan langsung
a) Supervisi langsung pada staf yang melaksanakan tugasnya
b) Membandingkan hasilnya pengamatan dengan standar program
c) Pimpinan perlu motivasi tinggi untuk pengamatan langsung secara obyektif
(dibandingkan dengan standar)
2. Laporan lisan
a) Mendengarkan laporan staf secara lisan atau pengaduan masyarakat
b) Pimpinan harus peka pada raut wajah & cara melapor
3. Laporan tertulis
a) Staf penanggung jawab membuat laporan singkat tentang hasil kegiatan
b) Sistem pencatatan dan pelaporan program yang secara rutin dibuat dapat
mengembangkan program.

REWARD AND PUNISHMENT

A. Pengertian Reward and Punishment

Reward atau sering kita sebut dengan kompensasi merupakan bentuk pemberian bebas
jasa yang diberikan kepada seorang karyawan atau prestasi pekerjaan yang dilakukan baik
berbentuk finansial maupun non finansial. Reward atau kompensasi yang diberikan kepada
seorang karyawan secara umum dibagi menjadi tiga pilihan, yaitu :

1. Reward dalam bentuk finansial tunai.


2. Reward dalam bentuk finansial tunjangan.
3. Reward dalam bentuk nonfinansia
Tujuan dan Dampak Pemberian Reward

1. Untuk memberikan dan menjelaskan hak dan kewajiban yang diterima oleh
seseorang karyawan.
2. Untuk memenuhi keinginan yang menjadi keinginan karyawan sesuai dengan
kesepakatan yang ditandatangani.
3. Untuk menggambarkan wibawa perusahaan bahwa mampu membayar reward dan
berbagai bentuk reward lainnya secara tepat waktu.
4. Sebagai penjelasan kepada pihak stakeholders’ bahwa perusahaan mampu
melaksanakan kewajiban likuiditas secara tepat waktu.
5. Mampu menaikkan reputasi perusahaan sebagai perusahaan yang loyal dan
berdedikasi tinggi dalam membangun kepedulian dan kesejahteraan karyawan.
Pandangan Karyawan Terhadap Reward

1. Setiap pekerja sering mempertanyakan dan membandingkan tempat ia bekerja


dengan tempat lain dari segi perolehan gaji yang diterima di hubungkan dengan
beban kerja yang harus dipikulnya

2. Perbandingan ini bertujuan untuk memberikan alasan pemahaman pada karyawan


tersebut jika kondisi tempatnya bekerja apakah sesuai dengan reward yang diterima
atau tidak.

3. Atas dasar itu maka seorang pimpinan harus mengerti dengan benar tentang konsep
reward yang benar-benar layak untuk diberikan kepada seorang karyawan yang
memang pantas untuk mendapatkannya. Seperti ketika mampu menuntaskan sebuah
pekerjaan yang mana tidak ada satupun karyawan yang mampu mengerjakannya
maka karyawan tersebut mampu melaksanakannya.

B. Pengertian Punishment
Punishment adalah sanksi yang diterima oleh seorang karyawan karena
ketidakmampuannya dalam mengerjakan atau melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang
diperintahkan.

Mekanisme Pemberian Punishment

1. Pertama, Pemberian punishment langsung berpengaruh pada finansial/reward


karyawan tersebut, seperti pemotongan atau penghentian gaji, tunjangan, bonus, dan
lainnya.
2. Pemberian punishment tidak langsung berpengaruh pada finansial/reward karyawan
tersebut, namun membawa dampak pada psikologis karyawan secara nyata. Misalnya
: jika petugas rekam medis di rumah sakit tidak mampu menjaga kerahasiaan rekam
medis sehingga berpengaruh pada tuntutan hukum, yang berpengaruh juga pada citra
rumah sakit, sehingga petugas rekam medis tersebut diberikan punishment melalui
surat peringatan yang tidak diperbolehkan untuk bekerja selama waktu tertentu.

Suatu punishment diberikan dengan melihat pada dasar-dasar acuan di bawah ini, yaitu :
1. Acuan pemberian mekanisme tersebut harus melihat pada bukti nyata yang memiliki
nilai otentik yang sah.
2. Pelanggaran yang dilakukan oleh seorang karyawan telah menyebabkan kerugian
pada perusahaan secara finansial maupun non finansial misalnya menjatuhkan
reputasi perusahaan dimata para mitra dan investor serta suppuler, dan pihat lainnya.
3. Pelanggaran tersebut telah dilakukan berulang- ulang dan bersifat disengaja.
4. Suatu pelanggaran yang dilakukan telah tercatat dalam berita acar pelanggaran dan
diproses oleh tim manajemen perusahaan untuk selanjutnya dilihat sebagai
pelanggaran yang harus di tuntaskan.

Adapun dampak yang mungkin terjadi ketika keputusan punishment diberikan bersifat
subjektif adalah :

1. Wibawa dan reputasi pimpinan akan turun dan tidak lagi dicintai oleh karyawannya.
2. Memungkinkan karyawan yang memiliki prestasi dan kompetensi bagus untuk
secepatnya mengambil sikap keluar dari perusahaan dan mencari perusahaan lain
yang lebih nyaman.
3. Timbulnya berbagai fitnah dan informasi yang tidak betul namun diterima oleh
pimpinan sebagai kebenaran dan fitnah tersebut kemudian dilaksanakan, sehingga
ada pihak yang dikorbankan oleh fitnah tersebut.
4. Memungkinkan pimpinan tersebut untuk diturunkan jabatannya dari posisi pimpinan
oleh pimpinan tertinggi atas dasar keoutusan yang tidak objektif tersebut.

Solusi Bagi Karyawan Untuk Menghindari Punishment

1. Membangun konsep dan pribadi yang disiplin semenjak awal bekerja, dan
mengedepankan semangat kerja yang suportif.
2. Membangun komunikasi yang harmonis dengan sesame rekan kerja dan juga para
pimpinan dengan konsep hubungan kekeluargaan namun tetap patuh pada aturan.
3. Tidak mudah terpancing emosi atau pendapat serta ide- ide pemikiran yang hanya
melihat dari sudut pandang sepihak.
4. Selalu positif thinking dalam setiap masalah, termasuk bersikap positif thinking pada
diri sendiri.
5. Jika ada waktu kosong memanfaatkan ke hal yang positif seperti membaca, men-
sherching data di internet sehingga mampu menambah atau meningkatkan wawasan
karyawannya.

Reward and punishment dianggap dua kata yang paling melekat dalam membangun suatu
organisasi baik dilihat dari segi perspektif manajemen sumber daya manusia maupun
berbagai disiplin ilmu lainnya

1. Setiap karyawan yang bekerja rata-rata tujuan utamanya adalah memperoleh


penghasilan.
2. Sehingga keinginan untuk mencari tempat bekerja dengan berbagai fasilitas yang
menjanjikan dan memenuhi hasrat dianggap sebagai salah satu factor kuat dalam
mendukung keputusannya.
3. Lingkungan kerja dan peluang karyawan untuk maju tidak luput dari pengaruh
praktik kepemimpinan.
4. Memang tidak bisa disangkal jika pemimpin bisa memberi pengaruh dalam
meyakinkan para karyawan untuk betah dan giat dalam bekerja.
5. Sering kesalahan disebabkan oleh tindakan pimpinan yang tidak ketat dalam
mengontrol jalannya aktivitas organisasi namun ketika kesalahan terjadi mereka
menyalahkan bawahan yang dianggap tidak mampu dalam bekerja.

KEDISIPLINAN

A. Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah tingkat kepatuhan dan ketaatan kepada aturan yang berlaku yang
bersedia menerima sanksi atau hukuman jika melanggar aturan yang ditetapkan dalam
kedisiplinan tersebut.

Bentuk Sanksi dari Tindakan Indisipliner

1. Ada beberapa bentuk tindakan sanksi yang diterima oleh seorang karyawanakibat
tindakann indispliner yang dilakukan, yaitu :
a) Teguran lisan
b) Teguran tulisan
2. Bentuk isi teguran tersebut teraplikasi dalam berbagai macam bentuk, dan secara
umum berbentuk sebagai berikut :
a) Penurunan jabatan
b) Pemindahan posisi
c) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
d) Termasuk pengaduan kepada pihak berwajib.

Mekanisme Membangun Kedisiplinan

Pada umumnya setiap karyawan yang bekerja adalah cenderung memiliki


kedisiplinan dan patuh pada setiap aturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi.
Dan para pelanggar disiplin biasanya hanya sebagian kecil dari karyawan yang berada di
organisasi tersebut, yang mana karyawan seperti ini dianggap sebagai karyawan yang
bermasalah.

Peran Lembaga Konseling dalam Membangun Semangat Disiplin

Umumnya ada dua mekanisme pendekatan pada kasus karyawan yang memakai
minuman keras atau sering pergi ke diskotik untuk menghilangkan stres, yaitu :

1. Merekomendasikan agar pergi ke lembaga konseling


2. Memberikan teguran keras dan sanksi tegas jika ia massih mengulangi perbuatan
tersebut.

Peran lembaga konseling menjadi penting dalam urusan memahami dan


mengembalikan karyawan kearah penegak kedisiplinan yang diinginkan. Dan ini juga
sangat tergantung pada kualitas orang yang terlibat dalam lembaga konseling tersebut.
Artinya semakin kompeten dan kapabel orang yang duduk di lembaga konseling tersebut
maka semakin baik hasil perubahan yang mampu dilakukan.Dalam pekerjaan dan aktivitas
operasional perusahaan sering kita mendengar istilah mengejar target atau pekerjaan harus
selesai sesuai dengan deadline. Kondisi ini sering menimbulkan kondisi stress bagi
karyawannya termasuk mereka harus bekerja ia di bawah tekanan (underpreure).Kondisi
bekerja dengan keadaan underpresure memang banyak dialami oleh karyawan di berbagai
perusahaan/fasyankes sehingga menyebabkan mereka harus bekerja hingga larut malam
dan harus menempuh berbagai cara agar pekerjaan tersebut bisa terselesaikan tepat pada
waktunya.
Kedisiplinan dan Kinerja

1. Hubungan kedisiplinan dengan kinerja dapat kita lihat pendapat yang di kemukakan
oleh Robert Bacal yaitu, “Disiplin adalah sebuah proses yang digunakan untuk
menghadapi permasalahan kinerja; proses ini melibatkan manajer dalam
mengidentifikasikan dan mengkomunikasikan masalah- masalah kinerja kepada para
karyawan”.

2. Seorang manajer berkewajiban untuk mempertahankan kedisiplinan dalam organisasi


yang dipimpinnya.

3. Sanksi dan ketegasan lainnya menjadi bagian yang harus dilihat sebagai konsekuensi
menjadi seorang pegawai di suatu perusahaan.

4. Dan konsekuensi selalu diperoleh sebagai akibat dari perbuatan yang telah
dilakukannya.

5. Bagi pihak perusahaan perlu menegakkan kebijakan peraturan dengan konsisten,

Kedisiplinan dan Konsep Diagnostic Management

a) Diagnostic management (pengelolaan diagnostic) adalah pengelolaan pengetahuan


untuk menentukan jenis penyakit atau kondisi kesehatan organisasi berdasarkan gejala
atau fenomena yang ada dengan meneliti atau memeriksanya.

b) Hasil diagnostic management nantinya dijadikan sebagai rekomendasi untuk diarahkan


guna membangun system dan model kepatuhan yang sesuai dengan bentuk organisasi
tersebut, sehingga lebih jauh pihak karyawan perusahaan akan timbul kepatuhan
kepada berbagai system dan peraturan perusahaan.

Kepatuhan (complience) adalah perilaku bawahan dalam memberikan tanggapan terhadap


system otoritas yang ada dalam organisasi. Pengertian ini di dasarkan pada pendapat
Etzioni bahwa, “compliance is the manner in which lower participant of or organization
respond to the authority system of the organization”.  Menurut pendapat Etzioni terdapat
tiga bassis otoritas dan tiga bassis kepatuhan. Tiga basis otoritas adalah :
1. Coercion, yaitu karena adanya rasa takut.
2. Remuneration, yaitu pertimbangan untuk mendapatkan imbalan (payment of
reward).

3. Normatif, yaitu berdasarkan ketentuan peraturan yang ada.


Tiga basis kepatuhan adalah :

1. Lionative, yaitu rasa keterasingan.

2. Instrumental of calculative, dalam hal ini kepatuhan yang digunakan sebagai


alat untuk mencapai sesuatu.

3. Moral, yaitu kepatuhan yang didasarkan pada nilai-nilai luhur sebagai tolak
ukur kebenaran.

Kedisiplinan dan Motivasi

1. Motivasi adalah aktifitas perilaku yang bekerja dalam usaha memenuhi


kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan untuk memperoleh yang diinginkan maka
setiap orang harus memiliki kedisiplinan yang tinggi.

2. Chung & Maggison menyatakan bahwa “Motivations definet as/goal-directed


behavior. It concert the level of effort one exerts in pursuing a goal…it’s closely
performance” (motivasi dirumuskan sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran.

3. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang


dalam mengejar suatu tujuan motivasi barkaitan erat dengan kepuasan dan
performansi pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai