Sistem pengendalian manajemen sektor public berfokus bagaimana
melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. System pengendalian manajemen tersebut harus didukung dengan perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung.
Organisasi memerlukan system pengendalian manajemen untuk
memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu : 1. Perencanaan. 2. Koordinasi. 3. Komunikasi. 4. Evaluasi. 5. Pengambilan Keputusan. 6. Mempengaruhi orang.
Sebab permasalahan penerapan Pengendalian Manajemen
1. Kurangnya pengarahan / lack of direction
karyawan memiliki kinerja buruk dapat disebabkan mereka tidak tahu apa yang diinginkan organisasi dari mereka. 2. Masalah motivasi Kadang meski karyawan tahu apa yang harus dikerjaka, mereka tidak melakukannya karena adanya masalah motivasi. 3. Keterbatasan individu permasalahan terakhir yang dapat timbul meski karyawan tahu ekspektasi atas mereka dan termotivasi untuk bekerja adalah adanya batasan individu seperti kurangnya pengetahuan, pelatihan, pengalaman, stamina dalam mengerjakan tugas.
Tujuan dari Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan dalam manajemen adalah proses memastikan bahwa semua yang dijalankan telah sesuai dengan acuan yang sudah direncanakan.
Ada beberapa tujuan fungsi dalam pengawasan, antara lain :
1. Adaptasi lingkungan
2. Meminimalkan kegagalan
3. Meminimumkan biaya
4. Mengantisipasi kompleksitas dari organisasi.
Proses Pengawasan
Berawal dari Penentuan Standard dan Metode Penilaian Kinerja, yang
kemudian dijadikan sebuah Penilaian Kinerja, yang kemudian menjadi bahan pertimbangan Apakah Kinerja yang dicapai sesuai dengan Standar? Jika disetujui maka tujuan akan langsung tercapai, jika tidak maka Pengambilan Tindakan Koreksi dan Melakukan evaluasi ulang atas Standar yang telah ditetapkan, yang menjadi umpan balik dari Penentuan Standard dan Metode Penilaian Kinerja.
Beberapa Gejala yang memerlukan Pengawasan
Terjadi penurunan pendapatan atau profit, teridentifikasi dari adanya keluhan pelanggan keluhan pegawai, produktifitas kerja yang menurun, Berkurangnya kas perusahaan. Banyaknya pegawai atau pekerja yang menganggur. Tidak terorganisasinya setiap pekerjaan dengan baik Biaya yang melebihi anggaran. Adanya penghamburan dan inefisiensi.
Pengawasan berdasarkan Proses kegiatan
Berawal dari Feedforward Controls yaitu Memastikan bahwa petunjuk
yang jelas dan faktor input yang ditetapkan telah tersedia, yang kemudian menjadi Concurrent Controls, yaitu Memastikan bahwa segala proses dan perangkat penunjang berjalan sebagaimana mestinya.
Beberapa faktor yang terkait dengan Pengawasan dalam Bidang SDM
1. Penerapan employee discipline system. 2. Adanya career path/ jalur karir. 3. Pemahaman manajer atas motivasi, kepuasan serta gaya kepemimpinan yang diterapkan.
Pengawasan di Bagian Informasi
Pengawasan di bagian informasi bertugas untuk memastikan apakah
setiap informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan setiap saat dapat tersedia ataukah tidak. Ketika perusahaan bergerak dalam bidang manufaktur, maka di antara informasi yang senantiasa dibutuhkan adalah perkembangan harga dari faktor input yang dijadikan bahan baku bagi perusahaan. Selain itu informasi lain yang mungkin diperlukan adalah informasi mengenai pelanggan, kepuasan pelanggan, informasi mengenai berbagai aturan yang diberlakukan oleh pemerintah mengenai segala sesuatu yang terkait dengan bisnis, yang dijalankan oleh perusahaan, dan lain sebagainya. Dengan adanya sistem informasi ini, perusahaan dapat melakukan pengawasan dan pengendalian atas berbagai aktivitas perusahaan dengan menggunakan kemudahan yang dapat diwujudkan melalui teknologi informasi dan komputer.
Pengawasan di Bagian Keuangan
Bagian keuangan merupakan salah satu bagian yang memegang
peran penting dalam kegiatan perusahaan. Secara sederhana kegiatan di bagian keuangan adalah kegiatan yang menyangkut penyediaan sumber-sumber dana perusahaan dan kegiatan-kegiatan yang menyangkut alokasi dari dana-dana tersebut. Fungsi pengawasan dalam kegiatan keuangan tentu perlu senantiasa dilakukan. Selain untuk memastikan apakah berbagai kewajiban keuangan telah dipenuhi. Juga untuk memastikan apakah alokasi pendanaan yang dilakukan mampu mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan ataukah tidak, atau dengan kata lain apakah kinerja keuangan perusahaan dapat tercapai atau tidak
Pengawasan di Bagian Pemasaran
Kegiatan di bagian pemasaran pada dasarnya menyangkut bagaimana perusahaan mampu mengidentifikasikan apa sebenarnya yang di inginkan dan dibutuhkan oleh pelanggan atau konsumen, dan dengan cara bagaimana perusahaan dapat memuaskannya. Kegiatan identifikasi keinginan pelanggan dilakukan perusahaan melalui kegiatan berupa penelitian pasar yang selain berfungsi untuk mengetahui informasi mengenai pelanggan juga untuk mengetahui karakteristik produk yang sangat berharga untuk dapat dihasilkan dalam kegiatan perusahaan.
Pengawasan di bidang produksi/operasi.
• Evaluasi atas Plant Location • Evaluasi atas Plant Lay-out • Evaluasi atas Production Process and Schedule • Evaluasi atas Product Distribution
Mempertahankan (Memelihara) Fungsi Pengawasan
Sistem Pengawasan Tradisional
Sistem pengawasan tradisional adalah upaya atau sistem untuk mempertahankan fungsi pengawasan melalui prosedur dan kegiatan yang melibatkan penentuan standar tersebut. Jika standar dapat tercapai, maka kinerja dianggap tidak tercapai dengan baik. Umumnya, sistem pengawasan tradisional melibatkan kegiatan monitoring yang bersifat eksternal. Kinerja pegawai akan diawasi oleh atasan pegawai. Kinerja keuangan akan diawasi oleh orang-orang yang berada diluar bagian keuangan yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan penilaian terhadap kinerja keuangan, seperti auditor misalnya. Pengawasan Diagnostik. Pengawasan diagnostik adalah pengawasan yang dilakukan oleh manajer dimana setelah standar ditetapkan, manajer melakukan pengawasan dan penilaian apakah standar telah dicapai atau belum. Sekiranya belum tercapai, maka manajer berwewenang untuk melakukan diagnosa atas faktor-faktor yang menyebabkan standar belum tercapai untuk kemudian mengambil keputusan yang terkait dengan upaya pencapaian standar sesuai dengan yang semestinya. Pengawasan Berdasarkan Batasan-batasan, adalah pengawasan yang dilakukan melalui penetapan aturan-aturan atau prosedur yang dengan aturan dan prosedur tersebut keseluruhan anggota dan pihak yang terkait dengan perusahaan akan menyesuaikan diri dengan aturan dan prosedur tersebut dalam menjalankan akitivitas yang terkait dengan perusahaan. Aturan tersebut dapat berupa prosedur operasi standar‚ kode etik para pekerja‚ dan lain sebagainya. Pengawasan Interaktif. Pengawasan Interaktif adalah pengawasan yang dilakukan oleh manajer yang secara interaktif dan terus-menerus melakukan komunikasi dengan pegawai secara personal mengenai berbagai hal yang terkait dengan pekerjaan yang dilakukan. Dengan komunikasi personal dan dilakukan secara interaktif ini‚ manajer dapat mengetahui apakah jalannya perusahaan telah mencapai standar yang diinginkan atau belum. Sering kali pendekatan ini lebih efektif untuk sumber daya manusia di perusahaan yang terdiri dari orang-orang yang sangat menginginkan untuk didekati secara personal daripada melalui birokrasi‚ prosedur‚ maupun aturan-aturan. Hal ini disebabkan‚ manajer secara interaktif memosisikan dirinya berbaur dengan keseluruhan anggota organisasi‚ sehingga anggota dapat secara leluasa bekerja dengan cara yang terbaik karena tidak memiliki hambatan komunikasi dengan atasannya
Sistem Pengawasan yang Berdasarkan Komitmen
Berbeda dengan pendekatan tradisional dalam sistem pengawasan, pendekatan berdasarkan komitmen lebih menekankan fungsi pengawasan dari sisi internal daripada sisi eksternal. sistem pengawasan kepada kesadaran dari setiap individu atau pekerja akan apa yang terbaik yang seharusnya ditunjukkan oleh mereka dalam setiap pekerjaan yang mereka lakukan. Pengawasan lebih ditekankan oleh faktor internal dari setiap individu pekerja. Intropeksi diri dalam hal ini lebih dominan dalam menjalankan fungsi pengawasan daripada pengawasan eksternal. Berbagai pendekatan bisa dilakukan dalam membangun sistem pengawasan yang berdasarkan komitmen ini, diantaranya dengan menerapkan suatu sistem keyakinan tertentu dalam budaya kerja perusahaan atau juga melalui berbagai upaya yang memaksa pegawai untuk membiasakan diri dengan tanggung jawab dan intropeksi diri, diantaranya mungkin dengan pemberian kepercayaan dan kewenangan dalam berbagai jenis aktifitas yang diberikan kepada para pegawai.