Oleh :
Neo agil manova
NPM : 22101081154
Kelas : M4
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena rahmat, karunia,
taufik serta hidayahnya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Performance Appraisal.
Dengan selesainya tugas ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Allah SWT.
2. Bapak DR. H. Abdul Kodir Djaelani, SE, MM. selaku dosen mata kuliah Performance
Appraisal
Semoga tugas ini dapat dipahami dan dimengerti bagi para pembacanya. Sebelumnya
saya mohon maaf apabila dalam Menyusun tugas ini banyak kesalahan kata – kata yang
kurang berkenan. Untuk itu saya berharap adanya kritik saran dan usulan demi perbaikan
untuk tugas selanjutnya.
Akhir kata saya berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat maupun menginspirasi
terhadap pembaca.
Standard Kinerja
1. Setelah diketahui secara rinci uraian sistematis tentang tanggung jawab dan operasi setiap
pekerjaan dalam organisasi rincian pekerjaan, selanjutnya perlu ditetapkan standard kinerja.
2. DaIam rumus, maka prestasi dapat diukur dengan cara berikut:
Kinerja = Output kerja dalam menit standard x 100
Input waktu kerja dan waktu mesin dalam menit jam
3. Kenyataan, karena kesulitan penelitian dan penentuan standard waktu dan penentuan
standard kinerja, maka biasanya menggunakan dasar pengalaman, penilaian dan rata-rata
yang telah dicapai sebelumnya oleh karyawan yang dianggap terampil bekerja.
Aspek Penilaian
Aspek yang umumnya perlu dinilai dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 35
Aspek Penilaian
Tingkat Aspek
E. Kriteria Penilaian
Dengan kriteria penilaian tertentu, masing-masing aspek dapat dinilai. Dari jumlah
penilaian, akan diketahui karyawan yang tingkat prestasinya: sangat baik, normal, kurang
memuaskan, tidak memuaskan atau dengan ungkapan Iain, tingkat prestasinya: sangat baik,
baik, cukup, sedang dan kurang. DaIam melakukan penilaian, sebaiknya dilakukan seobyektif
mungkin. Akan lebih baik apabila sudah dimiliki dan disepakati suatu standard. Tetapi
kenyataannya adalah kesepakatan yang ditentukan oleh pimpinan dengan memberikan bobot
(nilai) yang sama terhadap aspek yang dinilai sama (misalnya: 1).
Berikut ini adalah tabel kriteria penilaian:
Tabel 36
Kriteria Penilaian
Tingkat Prestasi (TP) Pengertian Nilai Tingkat
Prestasi
Istimewa Tingkat prestasi jauh di atas normal 5
Sangat baik Tingkat prestasi agak di atas normal 4
Normal Tingkat prestasi sesuai standard 3
Kurang memuaskan Tingkat prestasi agak di bawah 2
normal/standard
Tidak memuaskan Tingkat prestasi di bawah persyaratan 1
umum
Pembobotan Kriteria
Penetapan waktu pengukuran kinerja harus mencerminkan pertimbangan strategis. Dua
aspek penetapan waktu adalah lamanya siklus dan tanggal penilaian. Sebagian besar
organisasi membutuhkan waktu peninjauan kinerja formal dengan interval enam bulan
sampai satu tahun. Tipe siklus reguler ini masuk akal karena sesuai dengan kondisi alami
organisasi. Namun, beberapa pakar berpendapat, periode evaluasi yang dibutuhkan untuk
mengenali tingkat kinerja seseorang yang sedang melaksanakan pekerjaan. Untuk jabatan
rendah dan sederhana, rentang waktu mungkin hanya beberapa menit untuk jabatan
manajemen senior, periode waktu yang pas mungkin beberapa tahun.
Menilai kinerja dalam siklus yang secara kasar memperkirakan karakteristik jabatan
bisa menguntungkan. Jika kinerja dinilai sebelum dapat diukur secara logis, kesalahan
penilaian mungkin terjadi. Jika periode waktu terlalu lama, motivasi dan kinerja mungkin
rusak berat. Hal ini berpengaruh bagi orang yang kinerjanya buruk, yang kemungkinan tidak
tahu bagaimana memperbaiki kinerja sampai akhirnya waktu sudah terlambat. Periode
evaluasi mungkin tergantung pada tujuan penilaian. Untuk tujuan komunikasi dan evaluasi,
fokusnya harus pada kinerja karyawan saat ini selama satu periode kinerja. Untuk keputusan
promosi jabatan dan pelatihan, pengujian kinerja selama beberapa periode penilaian mungkin
bermanfaat. Jika kinerja meningkat dengan mantap atau tetap tinggi, promosi dibenarkan.
Jika kinerja tetap rendah diperlukan pelatihan.
Banyak organisasi melaksanakan penilaian kinerja berdasarkan kapan karyawan
bergabung dengan organisasi. Pendekatan ini, yang disebut model ulang tahun, menyebar
beban kerja untuk melakukan penilaian, agar tugas penilaian tidak menumpuk. Namun,
model ulang tahun biasanya tidak mengikat, kinerja individu atau tim terhadap keseluruhan
kinerja organisasi, dan dengan demikian mengurangi manfaat strategis proses penilaian.
Pendekatan umum lainnya disebut titik fokus. Dalam sistem ini, seluruh karyawan
dinilai pada waktu yang kira-kira sama, biasanya pada akhir tahun fiskal/tahun kalender.
Keuntungan utama sistem ini, penyelia bertemu seluruh individu, memberitahu mereka, dan
memahami bagaimana perbandingan kinerja mereka dalam periode waktu yang sama.
Manajemen puncak dapat membandingkan kinerja berbagai SBU (Unit Bisnis Strategis)
untuk menilai seberapa baik mereka memenuhi sasaran organisasi. Informasi perbandingan
semacam ini sangat penting jika informasi kinerja digunakan untuk mengambil keputusan
mengenai kompensasi. Salah satu kelemahan utama tinjauan titik fokus adalah tinjauan ini
menghasilkan beban kerja yang besar dalam satu waktu. Beban ini dapat dikurangi dengan
dua cara:
1. Dengan mempunyai kriteria yang jelas mana yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja.
2. Dengan memastikan bahwa bawahan dan penyelianya sama-sama mempunyai tanggung
jawab untuk mendefinisikan kriteria kinerja dan mendoku-mentasikan pencapaian yang
berkaitan dengan standar kinerja. Kelemahan utama lain tinjauan titik fokus adalah tinjauan
ini menciptakan siklus produktivitas artifisial yang mencerminkan waktu penilaian.
Penilaian Atasan
Istilah atasan dalam konteks ini mengacu pada pimpinan langsung karyawan yang sedang
dievaluasi. Banyak organisasi beranggapan, pimpinan lebih mengetahui pekerjaan dan kinerja
karyawan daripada siapapun, karena itu organisasi memberi seluruh tanggung jawab
penilaian kepada orang ini.
Penilaian pimpinan mempunyai kelemahan:
1. Karena pimpinan biasanya punya kekuasaan untuk memberi imbalan dan hukuman,
karyawan merasa terancam.
2. Evaluasi sering merupakan proses satu arah yang membuat karyawan defensif.
3. pimpinan tidak mempunyai kemampuan interpersonal yang diperlukan untuk memberi
umpan balik yang baik. Maka, sedikit terjadi pengarahan karyawan cenderung tidak sungguh-
sungguh mendengarkan umpan balik negatif yang diberikan kepada mereka dan timbul
pembenaran tindakan.
Pejabat Penilai
Penilaian dapat diserahkan kepada pejabat di bawahnya. Untuk itu perlu ditentukan
pejabat yang dilimpahi wewenang melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan karyawan
umumnya, penentuan ini didasarkan secara bertingkat dengan prinsip "satu tingkat di bawah”.
Secara struktural dapat dikemukakan contoh: para karyawan yang termasuk tingkat operator
dinilai langsung oleh mandor. Para mandor dinilai oleh pengawas yang berada di atasnya.
Para pengawas dinilai oleh kepala bagian atau kepala seksi, dan seterusnya.
Waktu Penilaian
Pada dasarnya waktu melaksanakan penilaian tidak diharuskan 1 tahun atau enam
bulan satu kali. Pelaksanaan penilaian tidak mungkin setiap saat atau dalam waktu yang
relatif pendek. Umumnya waktu ditentukan setengah tahunan atau tahunan secara kontinyu.
Prosedur Penilaian
Secara garis besar prosedur penilaian kinerja dilakukan dengan cara:
1. Kepegawaian mengirim Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan kepada setiap pejabat
yang memiliki karyawan dalam lingkungan pengawasan dan bimbingannya, disertai pedoman
dalam memberi nilai.
2. Pejabat penilai wajib melaksanakan penilaian atas hasil kerja karyawan. Penilaian ini
difaksanakan secara periodik, misalnya: enam bulan/satu tahun sekali.
3. Setelah menilai dan mengisi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, maka daftar
diberikan kepada karyawan yang dinilai untuk dipelajari dan ditandatangani sebagai tanda
menyetujui penilaian.
4. Apabila karyawan yang dinilai keberatan atas penilaian atasannya maka dia dapat
mengajukan keberatan disertai dengan alasan yang logis. Keberatan diajukan kepada atasan
pejabat penilai melalui hierarki jabatan dalam jangka waktu tertentu (misal: 14 hari/2
minggu) sejak tanggal diterimanya Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut.
5. Pada tahap yang sama karyawan yang dinilai wajib mengembalikan Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan kepada pejabat penilai selambat-lambatnya dalam batas waktu
tertentu (misalnya: 14 hari/2 minggu) sejak tanggal diterimanya Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan tersebut.
6. Apabila setelah karyawan yang dinilai mempelajari dan menyetujui penilaian (butir 3),
maka pejabat penilai menyampaikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut kepada
atasan pejabat penilai tanpa catatan/perbaikan.
7. Atasan pejabat penilai memeriksa Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang telah
disampaikan kepadanya.
Penilai
Beberapa kemungkinan tentang siapa yang dapat melakukan penilaian:
1. Atasan langsung.
2. Bawahan.
3. Rekan kerja.
4. Kelompok.
5. Diri sendiri.
6. Kombinasi.
H. Pelatihan untuk Penilaian
Jenis pelatihan yang diberikan antara lain:
1. Rater Error Training/pelatihan kesalahan penilai (RET) diarahkan untuk melatih
kepekaan penilaian terhadap potensi munculnya efek kontaminasi yang berasal dari kesalahan
penilaian dan bias penilaian. Biasanya, RET menjelaskan kepada calon penilai tentang
definisi, ilustrasi dan informasi tentang efek tersebut.
2. Rater Accuracy Training/pelatihan akurasi penilai (RAT) bertujuan meningkatkan
akurasi penilaian dalam memberi penilaian.