Bab Ii
Bab Ii
A. Kerjasama (syirkah)
1. Pengertian
ﺢ
ِ ل وَاﻟ ﱠﺮ ْﺑ
ِ س ا ْﻟﻤَﺎ
ِ ﻦ ﻓِﻰ َر ْأ
َ ﻦ ا ْﻟ ُﻤ َﺘﺸَﺎ ِر َآ ْﻴ
َ ﻋ ْﻘ ٌﺪ َﺑ ْﻴ
َ
Artinya: “akad antara dua orang berserikat pada pokok harta (modal)
dan keuntungan”.1
syirkah ialah:
ع
ِ ﺸ ُﻴ ْﻮ
ﺟ َﻬ ِﺔ اﻟ ﱡ
ِ ﻋﻠَﻰ
َ ﻦ َﻓَﺄ ْآ َﺜ َﺮ
ِ ﻻ ْﺛ َﻨ ْﻴ
ِ ﻖ
ﺤﱢَ ت ا ْﻟ
ُ ُﺛ ُﺒ ْﻮ
Artinya: “ketetapan hak pada sesuatu untuk dua orang atau lebih dengan
cara yang masyhur (diketahui)”.2
1
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, jilid 4, h. 294
2
Ibid,
14
15
syirkah ialah:
ﻦ َﻓَﺄ ْآ َﺜ َﺮ
ِ ﻻ ْﺛ َﻨ ْﻴ
ِ ﻖ
ﺤﱢَ ت ا ْﻟ
ُ ُﺛ ُﺒ ْﻮ
Artinya: “ketetapan hak pada sesuatu untuk dua orang atau lebih”. 3
ع
ِ ﺸ ُﻴ ْﻮ
ﺟ َﻬ ِﺔ اﻟ ﱡ
ِ ﻋﻠَﻰ
َ ﻋﺪًا
ِ ﻦ َﻓﺼَﺎ
ِ ﺼ ْﻴ
َ ﺨ
ْﺸ
َ ﺣ ِﺪ ﻟ
ِ ﺊ ا ْﻟﻮَا
ِ ﺸ ْﻴ
ﻖ ﻓِﻰ اﻟ ﱠ
ﺤﱠَ ت ا ْﻟ
ِ ﻦ ُﺛ ُﺒ ْﻮ
ْﻋ
َ ﻋﺒَﺎ َر ِة
ِ
“ibarat penetapan suatu hak pada sesuatu yang satu untuk dua orang
atau lebih dengan cara yang telah diketahui”.4
ialah:
ﺣ ِﻪ
ِ ﻰ وَا ْﻗ ِﺘﺴَﺎ ِم َا ْرﺑَﺎ
ﻞ ِا ْآ ِﺘﺴَﺎ ِﺑ ﱟ
ٍ ﻋ َﻤ
َ ن ﻓِﻰ
ِ ﻋﻠَﻰ اﻟ ﱠﺘﻌَﺎ ُو
َ ﻦ َﻓَﺄ ْآ َﺜ َﺮ
ِ ﺼ ْﻴ
َ ﺨ
ْﺷ
َ ﻦ
َ ﻋ ْﻔ ٌﺪ َﺑ ْﻴ
َ
“akad yang berlaku antara dua orang atau lebih untuk ta’awaun dalam
bekerja pada suatu usaha dan membagi keuntungannya”.5
dua orang atau lebih sama-sama berjanji akan bekerjasama dalam dagang
masing.
3
Ibid, h. 295
4
Ibid
5
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, h. 89
16
antara dua orang atau lebih dalam berusaha, yang keuntungan dan
Adapun yang dijadikan dasar hukum syirkah oleh para ulama adalah
sebuah h}adis| yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abi Hurairah dari
ﺚ َﻧَﺎ
ُ ﻦ ﺛَﺎِﻟ
ِ ﺸ ِﺮ ْﻳ َﻜ ْﻴ
ﻦ ﻣَﺎَﻟ ْﻢ اﻟ ﱠ
ْﺨ
ُ ﺣ ُﺪ ُهﻤَﺎ َﻳ
َ ﺣ َﺒ ُﻪ َا
ِ ﺖ ﺧَﺎ َﻧ ُﻪ َﻓِﺈذَا ﺻَﺎ
ُ ﺟ
ْ ﺧ َﺮ
َ ﻦ
ْ َﺑ ْﻴ ِﻨ ِﻬﻤَﺎ ِﻣ
“aku jadi yang ketiga antara dua orang yang berserikat selama yang satu
tidak khianat kepada yang lainnya, apabila yang satu berkhianat kepada
pihak yang lain, maka keluarlah aku darinya”.
a al-Qur’an
ﺨَﻠﻄَﺎ ِء َﻟ َﻴ ْﺒﻐِﻲ
ُ ﻦ ا ْﻟ
َ ن َآﺜِﻴﺮًا ِﻣ
ﺟ ِﻪ َوِإ ﱠ
ِ ﻚ ِإﻟَﻰ ِﻧﻌَﺎ
َ ﺠ ِﺘ
َ ل َﻧ ْﻌ
ِ ﺴﺆَا
ُ ﻚ ِﺑ
َ ﻇَﻠ َﻤ
َ ل َﻟ َﻘ ْﺪ
َ ﻗَﺎ
ﻦ
ﻇﱠَ ﻞ ﻣَﺎ ُه ْﻢ َو
ٌ ت َو َﻗﻠِﻴ
ِ ﻋ ِﻤﻠُﻮا اﻟﺼﱠﺎِﻟﺤَﺎ
َ ﻦ ﺁ َﻣﻨُﻮا َو
َ ﺾ إِﻻ اﱠﻟﺬِﻳ
ٍ ﻋﻠَﻰ َﺑ ْﻌ
َ ﻀ ُﻬ ْﻢ
ُ َﺑ ْﻌ
(٢٤) ب
َ ﺧ ﱠﺮ رَا ِآﻌًﺎ َوَأﻧَﺎ
َ ﺳ َﺘ ْﻐ َﻔ َﺮ َرﺑﱠ ُﻪ َو
ْ دَا ُو ُد َأ ﱠﻧﻤَﺎ َﻓ َﺘﻨﱠﺎ ُﻩ ﻓَﺎ
”Daud berkata: "Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu
dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya.
dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan Amat
sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya;
Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan
bertaubat.” (QS. As}-S}a>d: 24)8
ي وَﻻ َ ﺤﺮَا َم وَﻻ ا ْﻟ َﻬ ْﺪ َ ﺸ ْﻬ َﺮ ا ْﻟ
ﺷﻌَﺎ ِﺋ َﺮ اﻟﱠﻠ ِﻪ وَﻻ اﻟ ﱠ َ ﺤﻠﱡﻮا ِ ﻦ ﺁ َﻣﻨُﻮا ﻻ ُﺗ َ ﻳَﺎ َأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِﻳ
ﺣَﻠ ْﻠ ُﺘ ْﻢ
َ ﺿﻮَاﻧًﺎ َوِإذَاْ ﻦ َر ِّﺑ ِﻬ ْﻢ َو ِر ْ ن َﻓﻀْﻼ ِﻣ َ ﺤﺮَا َم َﻳ ْﺒ َﺘﻐُﻮ
َ ﺖ ا ْﻟ
َ ﻦ ا ْﻟ َﺒ ْﻴ
َ ا ْﻟﻘَﻼ ِﺋ َﺪ وَﻻ ﺁ ِﻣّﻴ
نْ ﺤﺮَا ِم َأ َ ﺠ ِﺪ ا ْﻟ
ِﺴْ ﻦ ا ْﻟ َﻤِﻋ َ ﺻﺪﱡو ُآ ْﻢ َ نْ ن َﻗ ْﻮ ٍم َأ ُ ﺷﻨَﺂ َ ﺠ ِﺮ َﻣ ﱠﻨ ُﻜ ْﻢ
ْ ﺻﻄَﺎدُوا وَﻻ َﻳ ْ ﻓَﺎ
7
Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 117
8
Ibid, h. 735
18
ن وَا ﱠﺗﻘُﻮا
ِ ﻋﻠَﻰ اﻹ ْﺛ ِﻢ وَا ْﻟ ُﻌ ْﺪوَا
َ ﻋﻠَﻰ ا ْﻟ ِﺒ ِّﺮ وَاﻟ ﱠﺘ ْﻘﻮَى وَﻻ َﺗﻌَﺎ َوﻧُﻮا
َ َﺗ ْﻌ َﺘﺪُوا َو َﺗﻌَﺎ َوﻧُﻮا
(٢) ب ِ ﺷﺪِﻳ ُﺪ ا ْﻟ ِﻌ َﻘﺎ
َ ن اﻟﱠﻠ َﻪ
اﻟﱠﻠ َﻪ ِإ ﱠ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar
Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-
id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya
dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah
berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum
karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam,
mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”. (QS. Al-
Ma>idah : 2)9
b al-H}adis|
syirkah adalah:
ﻦ َﺑ ْﻴ ِﻨ ِﻬ َﻤﺎ
ْ ﺖ ِﻣ
ُ ﺟ
ْ ﺧ َﺮ
َ ﺣ َﺒ ُﻪ َﻓِﺈذَا ﺧَﺎ َﻧ ُﻪ
ِ ﺣ ُﺪ ُهﻤَﺎ ﺻَﺎ
َ ﻦ َا
ْﺨ
ُ ﻦ ﻣَﺎَﻟ ْﻢ َﻳ
ِ ﺸ ِﺮ ْﻳ َﻜ ْﻴ
ﺚ اﻟ ﱠ
ُ َأﻧَﺎ ﺛَﺎِﻟ
“Allah SWT berfirman : aku adalah pihak yang ketiga dari dua orang
yang berserikat selama salah seorang diantaranya tidak mengkhianati
yang lain. Bila salah satu mengkhianati yang lain aku keluar dari antara
keduanya”.
ﺳﻌﺪ ﻓﺠﺎء ﺑﺪر ﻳﻮم ﻧﺼﻴﺐ ﻓﻴﻤﺎ وﺳﻌﺪ وﻋﻤﺎر أﻧﺎ اﺷﺘﺮآﺖ ﺑﺸﺊ وﻋﻤﺎر أﻧﺎ
أﺧﻰء وﻟﻢ ﺑﺄﺳﺮﻳﻦ
”Saya (Abdullah) berserikat dengan ‘Ammar dan Sa’ad dalam hal yang
kami lakukan dan terima dalam perang Badar. Sa’ad datang membawa
dua orang tawanan, sedangkan saya dan ’Ammad tidak dapat apa-apa”.
9
Ibid, h. 155
19
Hanafiyah bahwa rukun syirkah ada dua, yaitu ijab dan qabul sebab ijab qabul
(akad) yang menentukan adanya syirkah. Adapun yang lain seperti dua orang
atau pihak yang berakad dan harta benda di luar pembahasan akad seperti
a Sesuatu yang bertalian dengan semua bentuk syirkah baik dengan harta
maupun dengan yang lainnya. Dalam hal ini terdapat dua syarat, yaitu; a)
yang berkenaan dengan benda yang diakadkan adalah harus dapat diterima
b Sesuatu yang bertalian dengan syirkah ma>l (harta), dalam hal ini terdapat
dua perkara yang harus dipenuhi yaitu a) bahwa modal yang dijadikan
10
Saleh al-Fauzan, Fiqh Sehari-Hari, h. 464
20
obyek akad syirkah adalah dari alat pembayaran (nuqud), seperti Junaih,
Riyal, dan Rupiah, b) yang dijadikan modal (harta pokok) ada ketika akad
bagi yang dijadikan obyek akad disyaratkan syirkah umum, yakni pada
d Adapun syarat yang bertalian dengan syirkah inan sama dengan syarat-
adalah dua orang, (pihak) yang bersyarikat, s}igat dan obyek akad syirkah
baik harta maupun kerja. Syarat-syarat syirkah, dijelaskan oleh Idris Ahmad
berikut ini:
4. Macam-macam Syirkah11
Menurut Hanafiyah, secara garis besar syirkah dibagi dua bagian, yaitu
syirkah milk dan syirkah ‘uqud. Syirkah milk juga dibagi dua macam: syirkah
milk jabar dan syirkah milk ikhtiyar. Syirkah ‘uqud dibagi menjadi tiga
macam, yaitu syirkah ‘uqud al-ma>l, syirkah ‘uqud bi al-abdan, dan syirkah
ﺸ ْﺮ َآ ِﺔ
ﻋ ْﻘ ِﺪ اﻟ ﱠ
َ ﻏ ْﻴ ِﺮ
َ ﻦ
ْ ن َﻓَﺄ ْآ َﺜ َﺮ ِﻣ
ِ ﺨﺼَﺎ
ْﺷ
َ ﻚ
َ ن ﱠﻳ َﺘ َﻤﱠﻠ
ْ ﻦ َأ
ْﻋ
َ ﻋﺒَﺎ َر ٌة
ِ
“ibarat dua orang atau lebih memilikkan suatu benda kepada yang lain tanpa
ada akad syirkah”.
ﺤ ِﻪ
ِ ل َو ِر ْﺑ
ٍ ك ﻓِﻰ ﻣَﺎ
ِ ﺷ ِﺘﺮَا
ْﻼِْ ﻦ َﻓَﺄ ْآ َﺜ َﺮ ِﻟ
ِ ﻦ ا ْﺛ َﻨ ْﻴ
َ ﻦ ا ْﻟ َﻌ ْﻘﺪِا ْﻟﻮَا ِﻗ ِﻊ َﺑ ْﻴ
ِﻋ
َ ﻋ َﺒﺎ َر ٌة
ِ
“ibarat akad yang terjadi antara dua orang atau lebih untuk berserikat dalam
harta dan keuntungan”.
11
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, h. 125
22
ﻦ َﻗ ْﻬﺮًا
ٍ ﻋ ْﻴ
َ ﻚ
ِ ن ﻓِﻰ ِﻣ ْﻠ
َ ﺨﺼَﺎ
ْﺷ
َ ﺠ َﺘ ِﻤﻌَﺎ
ْ ن َﻳ
ْ َأ
”berkumpulnya dua orang atau lebih dalam pemilika suatu benda secara
paksa”.
ﺧ ِﺘﻴَﺎ ِر ِهﻤَﺄ
ْ ﻦ ﺑِﺎ
ٍ ﻋ ْﻴ
َ ﻚ
ِ ﺠ َﺘ ِﻤ َﻊ ﻓِﻰ ِﻣ ْﻠ
ْ ن َﻳ
ْ َأ
”berkumpul dua orang atau lebih dalam pemilikan benda denga ikhtiyar
keduanya”.
ل
ِ ﻦ اﻟْﻤَﺎ
َ ﺣ ٍﺪ ِﻣ ْﻨ ُﻬﻤَﺎ َﻣ ْﺒَﻠﻌًﺎ ِﻣ
ِ ن َﻳ ْﺪ َﻓ َﻊ ُآﻞﱡ وَا
ْ ﻋﻠَﻰ َا
َ ن َﻗَﺄ ْآ َﺜ َﺮ
ِ ﻖ ا ْﺛﻨَﺎ
َ ن ﱠﻳ ﱠﺘ ِﻔ
ْ ﻦ َأ
ْﻋ
َ ﻋﺒَﺎ َر ٌة
ِ
ﺢ
ِ ﻦ اﻟ ﱢﺮ ْﺑ
َ ﻦ ِﻣ
ٌ ﺟ ْﺰ ٌء ُﻣ َﻌ ﱠﻴ
ُ ﺸ َﺮآَﺎ ِء
ﻦ اﻟ ﱡ
َ ﺣ ٍﺪ ﱢﻣ
ِ ﻞ وَا
ل ِﻓ ْﻴ ِﻪ َوِﻟ ُﻜ ﱢ
ِ ﺳ ِﺘ ْﺜﻤَﺎ ِر ِﻩ ﺑِﺎ ْﻟ َﻌﻤَﺎ
ْﻻِ
“ibarat kesepakatan dua orang atau lebih untuk menyerahkan harta mereka
masing-masing supaya memperoleh hasil dengan cara mengelola harta itu,
bagi setiap yang berserikat memperoleh bagian yang ditentukan dari
keuntungan”.
23
ﻦ
ِ ﺸ َﺘﺮِى َﺑ ْﻴ َﺒ ُﻬﻤَﺎ ﻧﺼْﻔ ْﻴ
ْ ن ا ْﻟ ُﻤ
َ ن َﻳ ُﻜ ْﻮ
ْ ﻞ ا ْﻟ َﻜﻔَﺎَﻟ ِﺔ َوَا
ِ ﻦ َا ْه
ْ ن ِﻣ
َ ن َﻳ ُﻜ ْﻮ
ْ َأ
”keduanya termasuk ahli kafalah dalam pembelian masing-masing
setengah”.
ﺸ َﺘ ِﺮ َﺑ ْﻴ ِﻪ
ْ ﻼ ِﻓ ْﻴﻤَﺎ ِﻟ ُﻤ
َﺿ
َ ﻞ ا ْﻟ َﻜﻔَﺎَﻟ ِﺔ َا ْو َﻳ َﺘﻔَﺎ
ِ ﻦ َأ ْه
ْ ﻻ َﻳ ُﻜ ْﻮﻧَﺎ ِﻣ
َ ن
ْ ﻦ ه ِﺬ ِﻩ اﻟ ُﻘ ُﻴ ْﻮ ِد َآَﺎ
ْ ﺊ ِﻣ
ٌ ﺷ ْﻴ
َ ت
ُ ن َﻳ ُﻔ ْﻮ
ْ َأ
”sesuatu dari ikatan-ikatan yang berkeseimbangan seolah-olah bukan ahli
kafalah atau seperti tak ada kelebihan bagi penjual dan pembeli”.
ث
ِ ﻖ ا ْﻟ ِﻤ ْﻴﺮَا
ِ ﻄ ِﺮ ْﻳ
َ ﻦ ِﺑ
ٍ ﻋ ْﻴ
َ ﻚ
ِ ع ا ْﻟ َﻮ َر َﺛ ِﺔ ﻓِﻰ ِﻣ ْﻠ
ُ ﺟ َﺘﻤَﺎ
ْ ِا
“berkumpulnya para pewaris dalam memiliki benda dengan cara pewarisan”.
ﻚ ا ْﻟ َﻐ ِﻨ ْﻴ َﻤ ِﺔ
ِ ﺶ ﻓِﻰ ِﻣ ْﻠ
ِ ﺠ ْﻴ
َ ع اﻟ
ُ ﺟ ِﺘﻤَﺎ
ْ ِا
“berkumpulnya para tentara dalam pemilikan ganimah”.
24
ﺤ ِﻮ ِﻩ
ُ ﺷﺮَا ِء دَا ٍر َو َﻧ
ِ ن َﻓَﺄ ْآ َﺜ َﺮ ﻓِﻰ
ِ ﺠ َﺘ ِﻤ َﻊ ا ْﺛﻨَﺎ
ْ ن ﱠﻳ
ْ َا
“dua orang atau lebih berkumpul dalam pembelian rumah dan yang
lainnya”.
ﻚ
َ ﺤ ِﻮ َذِﻟ
ْ ﺷﺮَا ٍء َا ْو َه َﺒ ٍﺔ َا ْو َﻧ
ِ ث َا ْو
ٍ ﻦ ِﺑِﺎ ْر
ٍ ﻋ ْﻴ
َ ف
ِ ﺤﻘَﺎ
ْ ﺳ ِﺘ
ْ ﻦ َﻓَﺄ ْآ َﺜ َﺮ ﻓِﻰ ا
ِ ع ا ْﺛ َﻨ ْﻴ
ُ ﺟ َﺘﻤَﺎ
ْ ِا
“berkumpulnya dua orang atau lebih dalam pemilikan barang dengan waris,
pembelian, pemberian, atau yang lainnya”.
mud}a>rabah.
dan bersama dalam usaha, baik dalam perdagangan atau industri, yang
Dari batasan ini dapat dipahami bahwa kerjasama dalam modal saja atau
25
dalam tenaga saja: atau kerjasama modal di satu pihak dan usaha di pihak
dibentuk dalam suatu akad atau perjanjian. Inilah syerikat dalam bentuk
yaitu boleh atau mubah. Kebolehan hukumnya dapat dilihat dari al-Qur’an
suatu pihak. Sesuai dengan bunyi hadits di atas setiap orang bekerja
menunjukkan bahwa kerjasama telah terjadi secara suka sama suka. Yang
berkenaan dengan modal, modal itu harus dalam bentukuang atau yang
dapat dinilai dengan uang, yang jumlahnya jelas meskipun tidak mesti
sama antara satu dan lainya. Demikian pula usaha masing-masing harus
mungkin dilakukan dalam suatu firma keluarga atau perseroan yang sangat
muslim.
syirkah (kerjasama).
kemiskinan. Selain itu, biro ini juga akan menjanjikan pahala kepada para
orang kaya yang memberikan bantuan dananya. Model biro ini dinamakan
biro penerima pesanan karena ia menjual secara kredit atas anjuran dari
membolehkan syirkah ‘inan. Tiga macam dilarang dan hanya satu saja
yang dibolehkan.
Yang dimaksud dengan syuf’ah atau presemption itu ialah hak untuk
membelinya dan berhak untuk menawar pertama kali. Setelah tidak ada
tetangga yang ingin untuk membeli, baru dapat dibeli oleh orang lain.
pembeli menuntut rumah yang dibelinya itu, maka rumah tetangga sebelahnya
akan mengalami kerusakan pihak lain itu Islam memberikan hak istimewa
antara syafi (pemilik hak beli yang pertama) dengan syuf’ah, menggabungkan
sesuatu yang ia beli dengan miliknya yang sebelumnya hanya satu. Syuf’ah
kepemilikan bersama. Dalam istilah para ahli fiqih, syuf’ah adalah berhaknya
seseorang untuk mengambil bagian mitra kongsinya dari orang yang telah
membelinya dengan ganti harta. Maka, pemilik hak membeli pertama (syafi’)
mengambil bagian mitra kongsinya yang telah terjual, dengan harga yang
ﺷ ِﺮ ْﻳ َﻜ ُﻪ
َ ن
ُ ﺣﺘﱠﻰ ُﻳ ْﺆ ِذ
َ ن َﻳ ِﺒ ْﻴ ُﻊ
ْ ﻞ َﻟ ُﻪ َأ
ﺠﱡ
ِ ﻻ َﻳ
َ
“ Ia tidak boleh menjualnya hingga minta izin dari mitra kongsinya.”
29
kongsinya.
diharamkan menjual bagiannya sebelum diberi izin oleh mitra kongsinya. Jika
tersebut lebih berhak terhadap barang tersebut. Dan jika ia diizinkan untuk
menjualnya kepada orang lain dan berkata, ’Saya tidak punya keperluan
terhadap bagian itu’, maka ia tidak bisa menuntutnya setelah dijual. Inilah
yang ditetapkan oleh hukum syara’, dan sama sekali tidak ada perbedaan di
antara ulama tentang hal ini. Dan, inilah kebenaran yang disepakati.
Hukum dari syuf’ah adalah boleh atau mubah. Dasar hukum dari
, ﺴ ْﻢ
َ ﻞ ﻣَﺎَﻟ ْﻢ ُﻳ ْﻘ
ﺸ ْﻔ َﻌ ِﺔ ِﻓﻰ ُآ ﱢ
ﺳﱠﻠ ْﻢ ِﺑﺎﻟ ﱡ
َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو
َ ﷲ
ُ ﺻﱠﻠﻰ ا
َ ﷲ
ِ لا
ُ ﺳ ْﻮ
ُ ﻀﻰ َر
َ ﻦ ﺟَﺎ ِﺑ ٍﺮ َﻗ
ْﻋ
َ
ﺷ ْﻔ َﻌ َﺔ
ُ ﻼ
َ ق َﻓ
ُ ﻄ ُﺮ
ﺖ اﻟ ﱡ
ِ ﺻ ﱢﺮ َﻓ
ُ ﺤ ُﺪ ْو ُد َو
ُ ﺖ ا ْﻟ
ِ َﻓِﺈذَا َو َﻗ َﻌ
Rasul Allah SAW. Telah menerapkan syuf’ah dalam setiap yang belum
terbagi. Bila telah terdapat batas atau terbentang jalan, tidak ada lagi
syuf’ah.
H}adis| Nabi dari Anas bin malik menurut riwayat muslim yang
mengatakan :
30
a. Obyek syuf’ah itu adalah dalam bentuk harta tak bergerak seperti rumah,
b. Obyek syuf’ah dengan adanya hak syu’ah itu telah keluar dari pemilikan
d. Orang yang diberi hak syuf’ah harus menuntut haknya untuk syuf’ah
3. Rukun Syuf’ah
bergerak karena dalam hadis yang telah lalu diberikan contoh rumah atau
tidak berlaku syuf’ah, kecuali dengan jalan yang mengikuti pada yang
keberatan kalau barang itu dibagi. Karena adanya pembagian, sudah tentu
memerlukan biaya.
berserikat pada zat yang diambil dan memiliki bagiannya. Maka tetangga
yang berserikat pada manfaat dan orang yang mempunyai hak pada harta
waqaf.
dimilikinya dengan jalan bertukar, bukan dengan jalan pusaka, wasiat atau
pemberian.12
Kalau yang berhak untuk syuf’ah itu ada beberapa orang, mereka
Kita semua tahu bahwa segala perintah atau aturan baik itu bersifat
Penjelasannya bahwa ada salah satu dari dua orang yang bersekutu dan
igin menjual bagian dari rumah atau tanahnya. Kemudian datanglah seorang
pembeli yang barangkali adalah musuh bagi sekutu yang lain dan membeli
akan mengakibatkan kebencian dalam jiwa dan rasa dengki dalam hati.
Terlebih jika ada rasa iri dari tetangga. Maka, secara tidak langsung seseorang
telah menyakiti teman sekutunya yang lain dengan adanya tetangga ini.
Barangkali orang yang membeli itu berakhlak jelek dan jiwanya buruk
yang tidak mengetahui hak tetangga, maka hal itu akan menyakiti
ﺳﻴُﻮرَﺛ ُﻪ
ُ ﺖ َاﻧﱠ ُﻪ
َ ﻇ َﻨ ْﻨ
َ ﺣﺘﱠﻰ
َ ﻲ ﺑِﺎ ْﻟﺠَﺎ ِر
ْ ﻞ ُﻳ ْﻮﺻِﻨ
ُ ﺟ ْﺒ ِﺮ ْﻳ
ِ ل
َ ﻣَﺎزَا
“Malaikat Jibril selalu berpesan kepadaku untuk senantiasa berbuat baik
kepada tetangga itu akan menjadi ahli waris. “
33
dijadikanya sebagai rumah, atau barang kali tokonya sempit dan ingin
kepda tetangga.
prioritas atau hak lebih dahulu daripada yang lainnya kecuali jika haknya
Adapun mengenai tipu daya yang rusak atau batil yang dijadikan
rid}a sama sekali. Namun, apabila tipu daya itu berisi tentang penghilangan