Anda di halaman 1dari 3

Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku ke


dalam domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai
batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan
pendidikan yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang
terdiri dari:
a) Ranah kognitif (cognitive domain)
b) Ranah afektif (affective domain)
c) Ranah psikomotor (psychomotor domain)
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan
pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari:
a. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge).
b. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan
(attitude).
c. Praktik (praksis) atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik berkaitan dengan
materi pendidikan yang diberikan (practice).

Menurut Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan nasional, ketiga kawasan perilaku ini
disebut juga: cipta (kognitif), rasa (emosi), dan karsa (konasi).

1. Pengetahuan (knowledge) atau kognitif


Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ yang terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan yang dicakup dalam domain
kognitif mempunyai enam tingkat, yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya
atau rangsangan yang telah diterima (recall).
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi berarti mampu menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi sebenarnya.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih berkaitan.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis berarti mampu unutk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berarti mampu untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2. Sikap (attitude) atau afektif


Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutuo terhadap suatu
stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga
komponen pokok, yaitu:
- kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
- kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
- kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Sebagaimana halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari empat tingkatan, yaitu:
1) Menerima (receiving)
Yaitu orang (objek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2) Merespons (responding)
Yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan.
3) Menghargai (valuing)
Yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang
lain terhadap suatu masalah.
4) Bertanggungjawab (responsible)
Yaitu bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala
risiko.

3. Praktik/tindakan (practice)/praksis atau psikomotor


Tindakan adalah respons atau reaksi terbuka seseorang terhadap atau sehubungan
dengan stimulus atau objek tertentu. Tindakan atau praktik ini terdiri atas empat
tingkatan yaitu:
a. Persepsi (perseption)
Yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan tindakan yang akan
diambil. Misalnya seorang ibu dapat memilih makan yang bergizi tinggi bagi anak
balitanya.
b. Respons terpimpin (guided response)
Yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai contoh.
Misalnya seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar dan berurutan.
c. Mekanisme (mechanism)
Yaitu apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan. Misalnya seorang ibu yang sudah
biasa membawa bayinya untuk imunisasi pada usia tertentu, tanpa menunggu
perintah atau ajakan dari orang lain.
d. Adaptasi (adaptation)
Yaitu suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Misalnya
ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan
yang murah dan sederhana.

Anda mungkin juga menyukai