Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS INDONESIA

Fisika Statistik (SCFI603110)

Dosen : Dr. Adam Badra Cahaya


Asisten : Gian Parusa

PR # 2

Tanggal dikeluarkan: 9 November 2019 Tanggal dikumpulkan : 15 November 2019

1. Antiferromagnetik merupakan salah satu fenomena magnetic ordering dimana proyeksi spin
total dari atom yang berdekatan pada sumbu kuantisasi memiliki arah yang saling berlawanan.
Fenomena ini terjadi karena terdapat interaksi exchange dimana dua atom yang saling
berdekatan lebih menyukai konfigurasi spin total yang demikian. Hamiltonian interaksi ini
dapat dinyatakan dalam suatu konstanta kopling ξ (anggap ξ > 0) serta operator momen-
tum angular spin dari elektron ke-i dan ke-j pada sumbu kuantisasi yakni Ŝiz dan Ŝjz (Ising
model). Sebagai aproksimasi, fenomena exchange tersebut dapat diasumsikan hanya ter-
jadi pada atom-atom tetangga terdekat saja. Untuk menyederhanakan problem, pendekatan
Weiss dapat dilakukan yakni dengan menganggap bahwa interaksi exchange antara satu atom
dengan atom-atom tetangga terdekat tersebut menimbulkan suatu medan magnet internal
Hm .

(a) Anggap material antiferromagnetik ini dikenai suatu medan magnet eksternal Hext ,
dimana Hext = Hext ẑ. Dengan pendekatan Weiss, tuliskan Hamiltonian interaksi untuk
suatu atom ke-i (Ĥi ) dengan medan magnet eksternal Hext serta n atom tetangga
terdekatnya dalam kasus antiferromagnetik ini. (Note: perhatikan perbedaan antara
antiferromagnetik dengan ferromagnetik.)
(b) Tuliskan energi eigen dari Hamiltonian tersebut.
* Hint: Ŝz |ui = ms |ui, dengan ms berupa bilangan bulat dan dapat memiliki nilai dalam
interval −S 6 ms 6 S.
(c) Pendekatan Weiss untuk medan magnet internal Hm mencakup pengambilan harga
rata-rata dari proyeksi spin total elektron suatu atom pada sumbu kuantisasi hŜz i.
Kita dapat menganggap terdapat kesetimbangan termal antara atom ke-i dengan atom-
atom yang lain sehingga atom-atom yang lain ini bisa dianggap sebagai reservoir termal
bagi atom i. Dengan anggapan ini, tunjukkan bahwa hŜz i = SBS (x), dengan x =
βgµB (Hext + Hm ) dimana β = (kT )−1 , g merupakan rasio gyromagnetik, µB merupakan
Bohr magneton, dan BS (x) adalah fungsi Brillouin. (Hint: pengambilan nilai rata-rata
suatu operator sama saja dengan mengambil nilai rata-rata dari nilai eigennya.)
(d) Tuliskan persamaan yang merupakan syarat agar Hm self-consistent dinyatakan dalam
variabel x. Kemudian, selesaikan persamaan tersebut untuk x dengan pendekatan suhu
tinggi (β → 0).
(e) Dengan ensambel kanonik, hitung harga rata-rata magnetisasi hM i dari sistem antifer-
romagnetik yang terdiri atas N atom sebagai fungsi dari x dengan pendekatan suhu
tinggi.
(f) Dengan menggunakan hasil (1d) dan (1e), suseptibilitas magnetik sistem antiferromag-
netik dapat dituliskan sebagai

N g 2 µ2B S(S + 1)
χm = , T > TN ,
3k(T + TN )

dimana TN disebut sebagai temperatur Néel yang apabila material antiferromagnetik


memiliki T > TN maka terjadi transisi magnetic ordering dari antiferromagnetik ke
paramagnetik. Tentukan nilai TN tersebut.

2. Permasalahan gas non-ideal dalam fisika statistik dapat didekati dengan menghitung nilai
rata-rata energi interaksi antara dua atom yang secara implisit tercakup dalam pengevalu-
asian integral berikut. Z ∞
I(β) = 4π (e−βu(R) − 1)R2 dR ,
0

dengan u(R) merupakan energi interaksi antara dua atom, β = (kT )−1 , dan R merupakan
jarak antara dua atom yang berinteraksi. Sekarang anggap kita memiliki gas yang antara
dua atomnya memiliki energi interaksi yang didefinisikan sebagai berikut.

∞ R < R0
u(R) = ,
C exp(−αR/kT ) R > R0
R2
dengan C dan α merupakan konstanta sementara R0 adalah jarak minimum antara pusat
kedua atom. Problem ini akan meninjau besaran-besaran yang dimiliki sistem ini dalam
temperatur tinggi (β → 0). Anggap sistem gas dengan interaksi ini memiliki jumlah partikel
sebanyak N dengan N >> 1 dan menempati volume V .

(a) Dengan definisi u(R) di atas, I(β) dapat ditulis menjadi


Z ∞

I(β) = − R03 + 4π (e−βu(R>R0 ) − 1)R2 dR .
3 R0

Tentukan nilai I(β) dengan mengaproksimasi integral di atas untuk temperatur tinggi
(β → 0).
(b) Tentukan ln Z, dengan Z merupakan fungsi partisi total dari sistem gas tersebut.
(c) Hitung energi total hEi dari sistem gas ini.
(d) Hitung energi bebas Helmholtz F untuk sistem tersebut.
(e) Bila gas tersebut memiliki densitas yang cukup kecil, fungsi keadaan dari gas ini dapat
ditulis menjadi
p = nkT + (a + be−γ/kT )n2 kT ,

dengan n = N/V serta a, b, dan γ adalah konstanta. Tentukan nilai konstanta a, b,


dan γ tersebut dalam R0 , C, dan α.

Anda mungkin juga menyukai