Anda di halaman 1dari 3

Kasus Amputasi

Tn A berangkat bekerja ke kantor naik motor, tiba-tiba ditengah perjalanan Tn A tertabrak mobil

tangki sehingga dia terpelanting lebih kurang 5 meter dari motornya, kondisi Tn A sangat

mengenaskan dia berlumuran darah dan kaki kanannya patah, sehingga dia dibawa ke Rumah

sakit terdekat. Dari pemeriksaan tim dokter dinyatakan kaki Tn A tidak dapat dipertahankan

sehingga Tn A harus dilakukan operasi sito Amputasi. Tn A sangat terkejut mendengarkan

pernyataan dari tim dokter tersebut sehingga dia tampak tidak percaya, ekspresi wajah tampak

tegang dan sedih dan mengatakan saya tidak mau dilakukan amputasi karena saya tidak mau

kehilangan anggota tubuh saya. Saya malu dan tidak bisa melakukan aktifitas apa-apa lagi,

setelah diberikan penjelasan akhirnya Tn A bersedia dilakukan operasi tersebut.

Penanganan :

Dokter bedah dapat memilih untuk menutup luka langsung dengan menjahit flaps kulit (amputasi
tertutup) atau meninggalkan area tersebut terbuka selama beberapa hari, dengan tujuan mengangkat
jaringan tambahan.

Setelah itu, dokter bedah akan menempatkan pembalut steril pada luka dan bisa menempatkan stocking
di bagian ujung anggota tubuh yang diamputasi untuk menahan terkucurnya darah. Dokter bedah
biasanya akan menggunakan splint untuk mengurangi terjadinya traksi (gaya gesek maksimum yang bisa
dihasilkan antara dua permukaan tanpa mengalami slip)

Pengawasan dokter diperlukan terhadap penyembuhan luka dan kondisi apapun yang mungkin
mengganggu penyembuhan, seperti adanya penyakit yang mendasari yaitu kencing manis atau
pengerasan pembuluh darah. Biasanya dokter akan meresepkan obat untuk meringankan rasa sakit dan
membantu mencegah infeksi.

Jika pasien memiliki masalah dengan nyeri phantom (rasa sakit di tungkai yang diamputasi) atau
kesedihan atas hilangnya anggota tubuh, dokter akan menyarankan untuk bertemu dengan psikolog.

Idealnya, luka harus sepenuhnya sembuh dalam waktu sekitar empat sampai delapan minggu. Tapi
penyesuaian fisik dan emosional untuk kehilangan anggota tubuh bisa menjadi proses yang panjang.
Pemulihan jangka panjang dan rehabilitasi akan mencakup:

1. Latihan untuk meningkatkan kekuatan otot dan kontrol anggota gerak

2. Kegiatan untuk membantu mengembalikan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari


3. Penggunaan kaki palsu dan alat bantu

4. Dukungan emosional dari keluarga dan rekan terdekat, termasuk konseling dengan psikolog, untuk
membantu mengatasi kesedihan karena kehilangan anggota tubuh dan penyesuaian terhadap citra
tubuh yang baru

Cara Perawatan Pasien Amputasi

Tahap pra operasi atau sebelum operasi – Tahap ini adalah tahap di mana dokter dan pasien berdiskusi
untuk merencanakan operasi amputasi pasien. Dokter akan melakukan pemeriksaan, untuk memutuskan
rencana operasi dan memberitahu efek dari operasi. Dokter juga akan memberikan dukungan kepada
pasien, melalui terapi dan rehabilitasi yang dibutuhkan pasien selama fase pemulihan. Pasien juga
dianjurkan untuk berbicara dengan ahli bagian tubuh palus untuk mempelajari berbagai jenis prostesis
yang merupakan bidang keahliannya. Tujuan dari tahap ini adalah agar pasien dapat mengajukan
pertanyaan dan membiasakan diri dengan tindakan yang akan dilakukan. Namun, pada kasus darurat,
tahap ini dilewati karena pasien tidak dalam keadaan sehat dan sadar untuk mendiskusikan pilihannya.

Tahap pasca operasi atau setelah operasi – Pada tahap ini, pasien menginap di rumah sakit setelah
operasi selama 5-14 hari. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menyembuhkan luka yang disebabkan oleh
operasi. Dokter akan merawat luka, sehingga tidak muncul memar dan bengkak serta mengurangi
kemungkinan resiko infeksi. Tahap ini juga melibatkan penanganan nyeri dan dukungan kepada pasien
untuk dapat bergerak kembali sehingga mempercepat proses pemulihannya. Jika bagian tubuh yang
diamputasi adalah kaki pasien, pasien juga akan dilatih untuk menggunakan kursi roda.

Tahap perawatan pasca akut rumah sakit atau rehabilitasi awal – Dalam tahap ini, pasien amputasi sudah
cukup sembuh dan mampu meninggalkan rumah sakit. Tujuan dari tahap ini adalah melatih pasien agar
dapat hidup dengan anggota tubuh yang telah hilang, dimulai dengan membersihkan daerah anggota
badan bekas amputasi. Meskipun pasien amputasi telah meninggalkan rumah sakit, luka dari bekas luka
membutuhkan waktu 3-4 minggu untuk menutup dan bahkan luka dalam membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk sembuh. Untuk menyembuhkan daerah bekas amputasi, pasien dapat melakukan
terapi kompres, yaitu penggunaan krim perawatan kulit dan latihan untuk membuat tubuh dapat
menopang berat dari prostesis yang akan dipasang nantinya. Penting untuk dicatat bahwa kesehatan
daerah tubuh bekas amputasi juga perlu diperhatikan karena akan menahan tekanan dan menanggung
stres dari daerah bekas amputasi.

Tahap pemulihan atau pemasangan bagian tubuh palsu (prostesis) dan rehabilitasi – Tahap rehabilitasi
dimulai dari tahap ini. Pada titik ini, pasien amputasi telah menjadi lebih kuat fisik dan kesehatannya dan
telah siap untuk mendapatkan bagian tubuh palsu. Tahap ini biasanya dilakukan 4-6 bulan setelah
operasi meskipun beberapa prostesis dapat dipasang lebih dulu. Dalam tahap ini, dokter akan
menjelaskan informasi mengenai prostesis kepada pasien, pengelolaannya, perawatan serta cara
adaptasi dengan alat tersebut. Pasien amputasi dapat menerima satu atau lebih dari satu prostesis
sementara hingga tubuhnya menyesuaikan diri dengan berat serta tekanan alat tersebut. Ketika
memasang prostesis kaki, pasien akan dilatih bagaimana menggunakan prostesis untuk berjalan dengan
baik tanpa menekannya secara berlebihan pada bagian tubuh lainnya.

Tahap menstabilkan diri – Tahap ini adalah tahap terakhir dalam proses pemulihan. Pada tahap ini,
pasien amputasi telah dapat menggerakan ototnya dengan tepat dan menghubungkannya dengan kaki
palsunya. Pada saat ini, pasien mungkin sudah menggunakan prostesis permanen. Namun, prostesis
mungkin masih perlu disesuaikan secara berkala setelah pasien keluar dari rumah sakit, setidaknya
setalah satu tahun penggunaannya. Kembalinya pasien ke masyarakat juga menjadi tujuan dari tahap ini
sehingga pasien dapat meraih hidupnya dan kembali hidup mandiri.

Anda mungkin juga menyukai