Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tuberkulosis merupakan salah satu penybab kematian terbanyak di dunia. Tuberkulosis


(TB) merupakan satu dari sepuluh penyebab kematian terbanyak yang diakibatkan oleh agen
tunggal.

Data dari WHO tahun 2018 menunjukkan bahwa terdapat sebesar 1,5 juta kematian
yang diakibatkan oleh tuberkulosis dan diperkirakan 10 juta orang menderita tuberkulosis
secara global di tahun 2018. Pada tahun yang sama juga 30 negara dengan beban TB tinggi
berkontribusi dalam 87% kasus TB baru. Delapan di antaranya berkontribusi dalam dua per
tiga jumlah keseluruhan. India berada pada urutan pertama diikuti oleh Cina, Indonesia,
Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh, dan Afrika Selatan.

Kasus baru dan relaps yang dilaporkan oleh WHO pada tahun 2018 mencapai 7 juta
kasus. Dari 7 juta kasus yang dilaporkan, 15% diantaranya merupakan kasus TB
ekstrapulmonal. Di Asia Tenggara, kasus baru dan relaps yang terlapor pada tahun 2018
sebesar 3 juta kasus, dan 17% di antaranya merupakan kasus TB ekstrapulmonal.

Perkembangan multi drug resistant TB (MDR-TB) menjadi tantangan sendiri dalam


penanganan kasus tuberkulosis di dunia. Pada tahun 2018 diperkirakan terdapat sekitar 500
ribu kasus baru dengan kuman TB resisten rifampisin (78% di antaranya MDR-TB). Di
Indonesia insiden MDR/RR-TB sebanyakan 24000 kasus, dengan 99% dari kasus merupakan
MDR-TB.

TB skeletal menyumbangkan jumlah sebesar 10% kasus TB ekstrapulmonal dimana


TB tulang belakang merupakan lokasi tersering untuk TB skeletal, sekitar setengah dari kasus
TB skeletal. Lokasi tersering yang terdampak adalah daerah torakolumbal, lalu lumbal, dan
kemudian servikal.

Spondilitis TB adalah suatu kondisi klinis yang jarang tetapi sangat serius, jika tidak
terdiagnosis, dapat menyebabkan kompresi medula yang menyebabkan sekuel neurologis yang
parah dan melumpuhkan. Spondilitis TB biasanya sekunder dari sumber infeksi ekstraspinal,
bermanifestasi sebagai kombinasi osteomielitis dan radang sendi yang biasanya melibatkan
lebih dari satu vetebra. Penghancuran tulang progresif menyebabkan kolapsnya vetebral dan
kyphosis. Kanal tulang belakang bisa dipersempit oleh abses, jaringan granulasi, atau invasi
dural langsung, yang mengarah ke sumsum tulang belakang kompresi dan defisit neurologis.

Rumusan Masalah

 Tuberkulosis merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia


 Indonesia berada pada urutan ke 4 sebagai penyumbang kasus TB baru terbanyak di
dunia
 TB skeletal menyumbangkan jumlah sebesar 10% dari seluruh kasus TB
ekstrapulmonal
 Kasus MDR/RR-TB di Indonesia tahun 2018 diperkirakan sebanyak 24000 kasus,
dimana 99% dari kasus tersebut merupakan kasus MDR-TB
 Spondilitis TB dapat menjadi suatu kondisi yang serius jika tidak ditangani

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kasus TB tulang dan sendi di Rumah Sakit Umum Daerah Koja
Jakarta Utara pada tahun 2017-2019
2. Tujuan Khusus
 Diketahuinya sebaran kasus TB tulang dan sendi berdasarkan usia
 Diketahuinya sebaran kasus TB tulang dan sendi berdasarkan jenis kelamin
 Diketahuinya sebaran kasus TB tulang dan sendi berdasarkan tempat tinggal
pasien
 Diketahuinya sebaran kasus TB tulang dan sendi berdasarkan lokasi infeksi TB

Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
 Mengetahui gambaran kasus TB tulang dan sendi di Rumah Sakit Umum
Daerah Koja
 Sebagai bahan acuan dalam penelitian yang akan dilakukan di kemudian hari
 Sebagai bahan acuan dalam penegakkan diagnosa suatu kasus
2. Bagi Rumah Sakit
 Sebagai bahan evaluasi bagi rumah sakit dan dokter dalam pencatatan kasus
 Sebagai bahan evaluasi bagi rumah sakit dalam menyusun program pelayanan
untuk pasien dengan kasus TB tulang dan sendi
3. Bagi Masyarakat
 Mengetahui jumlah penyakit TB tulang dan sendi serta beban yang dapat
ditimbulkan

Anda mungkin juga menyukai