Anda di halaman 1dari 43

Laporan Kasus

Infeksi Luka Operasi (ILO) post Laminectomy


e.c. Metastatic Bone Disease

Glenn Joshua
Cornelia Tabita
Balqis
Identitas & Anamnesis

Nama Ny SP Riwayat Penyakit Dahulu:


Jenis Kelamin Perempuan Post Operasi Laminectomy pada
kamis 28 November 2019
Umur 41 tahun

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada
Keluhan Utama:
Keluhan Tambahan:
Keluar nanah bercampur darah dari
Nyeri (+), luka terbuka
jahitan luka post operasi
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dirawat di RSUD Koja dengan keluhan luka bekas operasi terbuka serta
mengeluarkan darah dan nanah sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan disertai dengan meriang.

Pasien sebelumnya menjalani operasi laminektomi pada hari Kamis, 28


November 2019. Pada perawatan sebelumnya, pasien dirawat dikarenakan
mengalami nyeri pada pinggang yang menjalar ke hingga ke kaki sehingga
pasien mengatakan kedua kaki mengalami kelemahan. Keluhan awalnya
berupa nyeri pinggang yang dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, namum makin
memberat. Sekitar 5 bulan yang lalu, pasien memiliki riwayat jatuh dari pohon
setinggi kurang lebih 5 meter.
Riwayat Penyakit Sekarang

1 Minggu sebelum IGD


3 Hari sebelum masuk Rumah
masuk Rumah RSUD
Sakit IGD Koja
Sakit

Jahitan pada luka operasi


Keluar nanah bewarna kuning terbuka + nanah bercampur
disertai darah dari luka bekas darah, meriang (+)
operasi
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien jatuh dengan posisi terduduk. Tidak Pasien beraktifitas
Akhir September 2019 Pasien Pasien tiba-tiba
didapatkan luka, pada bagian tubuh seperti biasa (tidak
sedang memanjat pohon pete terpeleset karena licin
pasien, dan pasienpun dapat bangun pergi ke dokter )
cina dan jatuh ke tanah.
dengan sendirinya

8 minggu SMRS (2 Minggu 2 Minggu SMRS pasien 2 hari SMRS pasien


setelah kejadian) pasien merasakan nyeri dari mengatakan kedua kakinya
merasakan punggung bagian punggung menjalar ke arah terasa lemah secara tiba-
bawah terasa sakit, dan terasa tulang ekor dan punggung tiba
pegal disertai meriang masih harus membungkuk
Riwayat Penyakit Dahulu
Selasa, 12 November 2019 Pasien
masuk IGD RSUD KOJA : nyeri pada
punggung menjalar hingga tulang
ekor, lemas pada kaki (pasien harus Kamis, 28 November
berpegangan untuk bisa berdiri / 2019 Pasien menjalani
berjalan operasi laminectomy Rabu, 4 Desember 2019 Pasien pulang
Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pemeriksaan yang dilakukan selama perawatan di RSUD Koja, didapatkan
adanya massa pada lobus paru kiri. Pasca operasi laminektomi dan dilakukan
pemeriksaan patologi anatomi, didapatkan hasil bahwa sediaan yang diperiksa
secara histologic menunjukkan Metastatic Bone Disease. Pada pemeriksaan CT
scan toraks yang dilakukan, didapatkan adanya tumor paru kiri (T2a Nx M1c
berdasarkan AJCC edisi 8)
Status Generalis
• TTV
• KU: tampak sakit sedang
• Kesadaran: compos mentis
• Kepala : normocephal
• Mata : CA -/- SI -/-
• Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
• Thorax : SNV +/+, rh -/-, wh -/-
• Abd: BU +, supel
• Extremitas: Akral hangat
Status Lokalis
• Regio Lumbal
Look: Luka tertutup kasa (+), rembesan (-)
Feel: Tenderness (+), sensibilitas (+)
Move: ROM terbatas
FOTO LUKA YANG TERTUTUP KASA
SABTU, 30 NOVEMBER 2019
FOTO RONTGEN TERBARU
HASIL LAB
Diagnosis dan Daftar Masalah

Daftar masalah:
Diagnosis Kerja:
- Keluar nanah dari luka post operasi
ILO Post Laminectomy H+11 ec MBD - Demam hilang-timbul
- Nyeri punggung
Tatalaksana

Non surgery
Surgery
Medika mentosa
debridement
Omeprazole inj 2x 40 mg
Ketorolac inj 3x30mg
Ceftriaxone 2x1 gram
Ringer Laktat
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi infeksi luka operasi

• Invasi dan pembiakan mikroorganisme di jaringan tubuh,


secara klinis mungkin tak tampak atau timbul cedera seluler
lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi
intrasel, atau respon antigen – antibodi.
• Umumnya ditandai dengan tanda-tanda klasik meliputi
kemerahan (rubor), nyeri (dolor), pembengkakan (tumor),
peningkatan suhu (kalor) pada jaringan luka dan demam.
• Pada akhirnya, luka akan terisi oleh jaringan nekrotik,
neutrofil, bakteri dan cairan plasma yang secara bersama-
sama akan membentuk nanah (pus).
• Infeksi dari luka yang didapat setelah operasi
• Dapat terjadi diantara 30 hari setelah operasi atau dalam 1
tahun apabila terdapat implan
• ILO dapat terjadi pada luka yang tertutup / luka yang terbuka.
Kriteria infeksi luka operasi
Superficial Incision SSI (ITP Superfisial) Organ/Space SSI

infeksi yang terjadi paska operasi dalam


infeksi yang terjadi pasca operasi
kurun waktu 30 hari dan infeksi tersebut
dalam kurun waktu 30 hari yang
hanya melibatkan kulit dan jaringan
melibatkan suatu bagian anotomi
subkutan pada tempat insisi
tertentu contoh organ atau ruang pada
tempat insisi yang dibuka atau
dimanipulasi pada saat operasi
Terdapat cairan purulent.

Keluar cairan purulen dari drain organ dalam.


Kuman dari cairan atau tanda dari jaringan superfisial.

Didapat isolasi bakteri dari organ dalam.


Terdapat minimal 1 dari tanda-tanda inflamasi.
Tanda-tanda inflamasi meliputi kemerahan, panas, Ditemukan abses.
bengkak, nyeri, fungsi laesa terganggu

Dinyatakan infeksi oleh ahli bedah atau dokter.


Kriteria infeksi luka operasi
Deep Insicional SSI (ITP Dalam)
Dehidensi dari fasia atau dibebaskan
oleh ahli bedah karena ada
infeksi yang terjadi paska operasi dalam kurun tanda inflamasi.
waktu 30 hari paska jika tidak menggunakan
implan atau dalam kurun waktu 1 tahun jika
terdapat implan dan infeksi tersebut memang
tampak berhubungan dengan insisi dan Ditemukannya adanya abses pada
melibatkan jaringan yang lebih dalam misalnya preoperasi dan radiologis.
jaringan otot atau fasia pada tempat insisi dengan
setidaknya
Keluar cairan purulen dari tempat insisi.

Dinyatakan infeksi oleh ahli bedah atau


dokter yang merawat.
Jenis operasi

operasi bersih Operasi bersih Operasi Operasi


terkontaminasi terkontaminasi kotor
Tanda-tanda infeksi

• Kemerahan pada luka infeksi ( Rubor )


• Rasa nyeri ( Dolor )
• Pembengkakan ( Tumor )
• Kalor
• Fungsio Laesa
Faktor risiko infeksi luka operasi

1.Durasi rawat inap pra operatif

2. Persiapan kulit pra operatif

3. Penggunaan antibiotik profilaksis

4. Faktor selama operasi

5. Perawatan luka pasca operatif


DIAGNOSA

• Pemeriksaan fisik, dengan memeriksa apakah ada tanda – tanda


inflamasi yang dapat berupa rubor, dolor, color, tumor maupun
functio laesa, dan juga berupa cairan atau sekret yang keluar.
• Tes darah lengkap
• Kultur dari luka dan biopsi jaringan, untuk mengidentifikasikan
bakteri apa yang terdapat pada luka, jenis infeksi dan pengobatan
apa yang tepat.
PENATALAKSANAAN

Tujuan penanganan luka operasi :


• Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit
dan membran mukosa.
• Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
• Mempercepat penyembuhan
• Membersihkan luka dari benda asing atau febris
• Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
• Mencegah perdarahan
PENATALAKSANAAN

Prinsip dalam menatalaksana infeksi luka operasi adalah source


control atau kontrol sumber yaitu melakukan drainase, koreksi
faktor predisposisi dan penyebab. Beberapa macam source control
termasuk drainase abses, reseksi dan debridement jaringan yang
sudah nekrosis, menghilangkan obstruksi dan menutup perforasi.
PENATALAKSANAAN

• 1. Debridement
• 2. Penutup luka
• 3. Obat-obatan
• 4. Terapi oksigen hyperbarik
Terapi Oksigen Hiperbarik
PENATALAKSANAAN DRAIN
• Mengobservasi drain dan cairan drainase begitu pasien kembali
kebangsal dari kamar operasi dan sesudahnya.
• Catat volume dan sifat cairan drainase dalam interval yang
teratur.
• Pastikan selang drainase tidak dalam keadaan di klem ( kecuali
bila ada instruksi khusus yakni hanya memberikan drainase
intermiten ).
• Pastikan drainase tidak tertutup dan aman atau tidak terbelit/
• Menjelaskan fungsi dan perawatan kepada pasien agar pasien
tidak gelisah atau cemas dan mendorong pasien untuk hidup dan
bergerak secara aman dengan drain mereka selama diperlukan
titik.
• Mengganti botol atau kantong drainase untuk mencegah refluks
cairan untuk memperkecil resiko infeksi. Catat volume cairan
pada bagian kesimbangan cairan.
• Mengobservasi letak drain, periksa adanya kebocoran dan
tanda-tanda infeksi local.
• Mengganti balutan drain, lakukan hal tersebut sebelum eksudat
membasahi balutan. Sebuah kantong stoma dapat dipasang
untuk mengumpulkan eksudat dari drain yang terbuka.
• Memperpendek dan melepaskan drain sesuai instruksi dokter
dan gunakan teknik aseptic. Volume dan sifat alamiah suatu
cairan yang terus menerus di alirkan keluar, harus dicatat dan
dilaporkan.
PENCEGAHAN PREOPERATIVE
PERSIAPAN PASIEN
• identifikasi dan obati semua infeksi yang terlokalisir di daerah operasi sebelum operasi elektif dan
operasi elektif yang ditunda pada pasien dengan daerah infeksi pada luka sampai infeksi terobati.
• Jangan mencukur rambut sebelum operasi kecuali jika rambut tersebut atau sekitar daerah insisi
akan mengganggu operasi. Jika dicukur, cukur secepatnya sebelum operasi.
• Kontrol tingkat glukosa darah serum secara adekuat pada semua pasien diabetes dan selalu hindari
hiperglikemi sebelum operasi.
• Sarankan penghentian merokok. Minimal instruksikan pasien untuk tidak merokok kretek, tembakau,
atau bentuk konsumsi tembakau lain selama paling tidak 30 hari sebelum operasi elektif.
• Minta pasien untuk mandi dengan cairan antiseptik pada paling tidak malam sebelum operasi
dilaksanakan.
• Cuci dan bersihkan dengan benar sekitar daerah insisi untuk membuang kontaminasi sebelum
menyiapkan antiseptik kulit.
• Oleskan antiseptik secara lingkaran yang dimulai dari tengah bergerak menuju pinggir. Daerah yang
dipersiapkan harus cukup besar untuk memperpanjang sayatan atau membuat sayatan baru jika
diperlukan.
• Usahakan pre operasi pasien di rumah sakit sesingkat mungkin.
PENCEGAHAN PREOPERATIVE
Antiseptik tangan / lengan bawah untuk anggota tim bedah.
• Potong pendek kuku dan jangan memakai kuku palsu
• Lakukan pencucian tangan sebelum operasi paling tidak 2 sampai 5 menit menggunakan antiseptik yang
tepat. Cuci tangan dan lengan bawah sampai ke siku
• Setelah mencuci tangan, jaga tangan di atas dan tidak bersentuhan dengan tubuh (siku pada posisi fleksi)
sehingga air bergerak dari ujung jari menuju siku. Keringkan tangan dengn handuk steril dan pakai baju
operasi steril dan sarung tangan steril
• Bersihkan bawah tiap kuku sebelum mencuci tangan pertama kali
• Jangan menggunakan perhiasan
• Tidak direkomendasikan menggunakan cat kuku
Pencegahan Intraoperatif

• Pertahankan ventilasi tekanan positif di kamar operasi dengan


memperhatikan koridor dan area yang berdekatan.
• Pertahankan minimal pergantian udara 15 kali perjam, yang
mana paling tidak 3 sebaiknya udara segar.
• Saring semua udara, disirkulasi ulang dan segar, melalui filter
yang baik sesuai rekomendasi.
• Memasukkan semua udara di langit-langit, dan alat
pembuangan uap dekat lantai.
• Jangan menggunakan radiasi UV di kamar operasi untuk
mencegah infeksi luka operasi.
• Tetap tutup pintu ruang operasi kecuali dibutuhkan untuk jalan
peralatan, personel dan pasien.
• Batasi jumlah personel yang memasuki ruang operasi sesuai
yang dibutuhkan.
Pencegahan Intraoperatif

• Ketika kotoran yang terlihat, berkontaminasi dengan


darah atau cairan tubuh permukaan atau peralatan terjadi
selama operasi, gunakan disinfektan untuk membersihkan
area yang terkena sebelum operasi berikutnya.
• Jangan menggunakan keset kaki yang lengket di jalan
masuk kamar operasi atau kamar operasi individu untuk
mengontrol infeksi.
• Vakum basah lantai kamar operasi setelah operasi
terakhir dengan disinfektan.
Pencegahan Intraoperatif

• Sterilisasi instrumen operasi.


• Lakukan sterilisasi cepat hanya pada item peralatan perawatan
penyakit yang akan digunakan segera.
Pakaian operasi

• Pakai masker operasi yang menutup keseluruhan mulut dan


hidung ketika memasuki ruang operasi jika operasi akan
dimulai atau sedang berjalan atau jika instrument steril sedang
terekspos. Pakai masker selama operasi.
• Gunakan topi atau tudung untuk menutupi rambut secara
keseluruhan di kepala dan wajah ketika memasuki ruang
operasi.
• Jangan menggunakan penutup sepatu untuk mencegah infeksi
luka operasi.
• Pakai sarung tangan steril jika menjadi tim operasi. Pakai
sarung tangan setelah memakai baju steril.
• Gunakan jubah operasi dan penutup yang merupakan barier
efektif ketika basah.
• Ganti baju operasi yang terlihat sudah kotor, terkontaminasi
dan atau terkena darah atau material lain yang potensial
infeksius.
Asepsis dan teknik operasi

• Mengikuti prinsip asepsis ketika menempatkan


peralatan intravascular, kateter anesthesia spinal
atau epidural, atau ketika memberikan obat secara
intravena.
• Susun peralatan steril dan obat cair sebelum
digunakan.
• Perlakukan jaringan dengan lembut, pertahankan
hemotasis efektif, minimalkan jaringan lemah dan
benda asing.
• Lakukan penutupan tunda kulit primer atau biarkan
sebuah sayatan terbuka agar sembuh kemudian jika
ahli bedah memperkirakan daerah operasi
terkontaminasi
Perawatan insisi setelah operasi

• Lindungi dengan penutup steril untuk 24 sampai 48


jam setelah operasi, sebuah sayatan yang telah
tertutup secara primer.
• Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti
penutup dan setelah kontak dengan tempat operasi.
• Ketika penutup sayatan harus diganti, gunakan
teknik yang steril.
• Edukasi pasien dan keluarga menyangkut
perawatan sayatan yang baik, gejala infeksi luka
operasi, dan perlunya melapor segera.

Anda mungkin juga menyukai