Anda di halaman 1dari 8

MATA KULIAH

EKONOMI DAN GLOBALISASI

DOSEN PENGAMPU :
Dosen Pengampu : Dr. ADIS IMAM MUNANDAR, S.Si., M.M.
TUGAS UAS

EKONOMI DAN GLOBALISASI


DI JAKARTA

Oleh : BINSAR H. SIANTURI / 1806257726


A. PENDAHULUAN

Seiring dengan kemenangan kapitalisme global, globalisasi menjadi keniscayaan bagi


setiap negara. Siap atau tidak siap, suka atau tidak suka, tak satu pun negara mampu
membendung atau menahan laju globalisasi. Setertutup apa pun sistem (ekonomi, politik, sosial,
dan budaya) yang dianut sebuah negara, cepat atau lambat negara tersebut akan dihantam
oleh gempuran globalisasi, sekalipun dengan intensitas yang berbeda dari negara lain.
Meminjam pernyataan ekonom kondang Stiglitz, tak ada satu pun negara di dunia ini yang imun
dari globalisasi, tak terkecuali negara-negara miskin dan berkembang. Di tengah kepungan
globalisasi, setiap negara digiring menuju terciptanya integrasi global.
Terlalu simplistis untuk mengatakan bahwa globalisasi semata-mata disebabkan oleh
kemajuan kapitalisme, meskipun hal tersebut merupakan faktor utama dari globalisasi.
Beberapa faktor lain turut memberi kontribusi bagi proses globalisasi, diantaranya adalah
surplus akumulasi kapital korporasi, dominannya peran negara dan birokrasi,
hambatanhambatan domestik, dan inovasi teknologi. Dari berbagai faktor tersebut, akumulasi
surplus merupakan faktor yang paling menentukan globalisasi kapitalisme.
Globalisasi ekonomi merupakan dunia kegiatan dan keterkaitan perekonomian.
Kegiatan-kegiatan perekonomian tidak lagi sekedar nasional tapi bahkan internasional, bukan
lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek produksi dan
pemasaran, bahkan sumberdaya manusia konsekuensi dari semua ini. Perekonomian antar
negara semakin berkaitan erat, peristiwa ekonomi disebuah negara dengan cepat dan mudah
merambah ke negara-negara lain.
Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan ekonomi adalah sangat penting, sebab
pemerataan tanpa pertumbuhan ekonomi berarti membagi atau memeratakan kemiskinan,
sedangkan pembangunan ekonomi adalah memeratakan kemakmuran dan itu baru bisa terjadi
apabila pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, melampaui pertumbuhan penduduknya. Sehingga
dengan pertumbuhan ekonomi yang harus meningkat kapasitasnya maka secara tidak langsung
akan berdampak terhadap pertumbuhan dan pembangunan sektor industri yang bisa
meningkatkan pendapatan nasional maupun daerah dan dapat menyerap tenaga kerja seiring
pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.
2
B. PEMBAHASAN

1. Menyambut Globalisasi Melalui Ekonomi Kreatif


Jakarta merupakan daerah yang kaya akan keanekaragaman budaya dan manusia
kreatif. Sebagai pusat serta sebagai trendsetter berbagai industri, seperti: pusat mode dan
fashion, musik, dan perintis perfilman, maka Jakarta mencoba menjawab tantangan globalisasi
di bidang ekonomi dengan ekonomi kreatifnya. Dengan tersedianya potensi lokal yang tinggi
sebagai pendukung industri kreatif, menjadikan Jakarta berkaitan erat dengan industri kreatif
yang relevan dengan perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan. Sedangkan industri kreatif
merupakan salah satu industri unggulan dalam membangun manusia bersumber daya, dapat
meningkatkan jejaring SDM dan sebagai high‐value‐added industry memiliki daya saing yang
unik yang dapat berdaya saing di pasar global. Hal ini seiring dengan tuntutan globalisasi yang
dicirikan cepatnya perubahan permintaan di pasar (fast changing in market demand) dan siklus
produk yang pendek (short produck life cycle).
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2009 tentang pengembangan ekonomi
kreatif, mendukung kebijakan pengembangan ekonomi kreatif tahun 2009‐2015, yakni
pengembangan kegiatan ekonomi berdasarkan pada aktivitas, keterampilan, dan bakat induvidu
untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh
pada kesejahteraan masyarakat indonesia, dengan sasaran, arah, dan strategi sebagaimana
tercantum dalam lampiran instruksi presiden. Dalam rangka melaksanakan DIKTUM
PERTAMA, mengutamakan pengembangan ekonomi kreatif sebagai berikut: 1) periklanan; 2)
arsitektur; 3) pasar seni dan barang antik; 4) kerajinan; 5) desain; 6) fashion (mode); 7) film,
video, dan fotografi; 8) permainan interaktif; 9) Musik; 10) seni pertunjukan; 11) penerbitan dan
percetakan; 12) layanan komputer dan piranti lunak; 13) radio dan televisi; dan 14) riset dan
pengembangan.1
Ekonomi kreatif merupakan gelombang ekonomi baru yang telah lahir pada awal abad
ke‐21. Gelombang ekonomi baru ini mengutamakan intelektual sebagai kekayaan yang dapat
menciptakan uang, keterampilan kerja, pendapatan, dan kesejahteraan. Inti ekonomi kreatif
terletak pada industri kreatif yaitu industri yang digerakan oleh para kreator dan inovator.
Rahasia ekonomi kreatif terletak pada kreativitas dan keinovasian. Hakekat kreativitas adalah
menciptakan sesuai dari yang tidak atau memperbaharui kembali sesuatu yang sudah ada.
Esensi dari kreativitas terletak pada kemampuan menghasilkan gagasan baru, mengerjakan
sesuatu dengan cara yang berbeda, dan memiliki pendekatan alternatif baru.

1
Intruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif.
3
Industri kreatif adalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ekonomi kreatif.
Pemerintah RI menyadari bahwa ekonomi kreatif terfokus pada penciptaan barang dan jasa
dengan mengandalkan keahlian, bakat dan kreatifitas sebagai kekayaan intelektual adalah
harapan bagi ekonomi Indonesia untuk bangkit bersaing dan dapat meraih keunggul‐ an dalam
Ekonomi Global. Industri kreatif yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta
bakat individu untuk menciptakan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu.

2. Perkembangan Ekonomi Kreatif di Jakarta


Berkat ekonomi kreatiflah negara Amerika Serikat (AS), Jerman, dan Jepang menjadi
negara maju. Berkat ekonomi kreatif pula, Korea Selatan dan India mendunia lewat K‐ Pop dan
Bollywoodnya. Fakta menunjukkan, yang menentukan majunya perekonomian suatu negara
bukan lagi sumber daya alam (SDA) yang melimpah, melainkan SDM yang andal, kreatif,
inovatif, dan kaya ide. Tak mengherankan jika pada era ekonomi baru sekarang, ekonomi kreatif
model ekonomi yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan
pengetahuan SDM sebagai faktor produksi utama kegiatan ekonomi menjadi pilihan. SDM yang
kreatif tak hanya membawa kesejahteraan bagi suatu negara. Mereka juga ikut mengubah
peradaban dunia dan mencerahkan kehidupan umat manusia.
Larry Page dan Sergey Brin (pendiri Google), Mark Zuckerberg (pendiri Facebook),
William Henry Gates III alias Bill Gates (pendiri Microsoft) hanya sederet nama‐nama orang
kreatif yang berhasil meningkatkan peradaban dunia. Maka bersyukurlah kita karena
pemerintah sejak 2012 memiliki Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dengan memiliki
kementerian ini, kita berharap Indonesia bisa mencetak manusia kreatif, inovatif, dengan ide‐
ide cemerlang yang dapat mengharumkan nama Indonesia dan membuat sejahtera segenap
rakyat Nusantara.
Indonesia memiliki potensi ekonomi kreatif yang amat besar. Sektor ini diperkirakan
mampu memberikan kontribusi 9% terhadap produk domestik bruto (PDB) dalam tiga tahun ke
depan. Dengan populasi hampir 240 juta jiwa yang terdiri atas ratusan suku bangsa dengan
adat istiadat, bahasa, dan corak budaya yang berbeda, Indonesia seharusnya menjadi gudang
orang‐orang kreatif. Perekonomian Indonesia bisa melaju lebih cepat jika bertumpu pada
manusia yang mampu berkreasi, berkarsa, dan berkarya. Kita sependapat bahwa ekonomi
kreatif tak selalu identik dengan pariwisata. Ekonomi kreatif bisa berbentuk apa saja. Itu
sebabnya, kita perlu terus mendorong pemerintah untuk tidak membatasi pemahaman ekonomi
kreatif hanya pada industri pariwisata. Bahkan, ke depan, pemerintah bisa membentuk
kementerian sendiri yang khusus menangani ekonomi kreatif.
4
Industri kreatif di Jakarta sebenarnya tidak terlalu banyak berbeda dengan konsep
industri kreatif tingkat nasional. Di Jakarta ekonomi kreatif pada dasarnya berbasis pada ilmu
pengetahuan, keterampilan dan pengembangan minat individu. Jakarta kaya
keanekaragamannya dan tentunya menjadi titik central kreatif. Jakarta menjadi ajang
komunikasi dan promosi berbagai produk termasuk di dalamnya produk animasi beserta filmya.
Jabar strategis untuk pembangunan industri kreatif. Jakarta memiliki potensi bagi industri kreatif
dengan ketersediaan SDM yang kreatif. Hal demikian terlihat dari banyaknya perguruan tinggi
yang mendukung industri kreatif seperti bidang multi media, yaitu animasi dan filmnya.

3. Ekonomi Kreatif dan Dunia Wirausaha


Konsep Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang penopang
utamanya adalah informasi dan kreativititas dimana ide dan stock of knowledge dari Sumber
Daya Manusia (SDM) merupakan faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi.
Perkembangan tersebut boleh dikatakan sebagai dampak dari struktur perekonomian dunia
yang tengah mengalami gelombang transformasi teknologi dengan laju yang cepat seiring
dengan pertumbuhan ekonomi, dari yang tadinya berbasis Sumber Daya Alam (SDA) diikuti
menjadi berbasis Sumber Daya Manusia (SDM), dari era genetik dan ekstraktif ke era
manufaktur dan jasa informasi serta perkembangan terakhir masuk ke era ekonomi kreatif. 2
Konsep tentang ekonomi kreatif saat ini mungkin ada yang berbeda, konsep tentang
ekonomi kreatif nampak lebih eksplisit yang menandai era baru peradaban dan terdefinisikan
dengan baik, serta secara faktual ekonomi kreatif merupakan fenomena dan tren pilihan
alternatif terutama dalam memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi global di era
millenium ke tiga ini. Agaknya baik konsep kewirausahaan maupun konsep ekonomi kreatif
terdapat unsur benang merah yang sama, yakni terdapat konsep kreativitas, ide atau gagasan
serta konsep inovasi.
Kreativitas adalah proses berfikir dan menggugah inspirasi dengan cara yang berbeda
dari biasanya, dimana seseorang tertantang untuk dapat melahirkan suatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada
sebelumnya. Kreativitas dalam bisnis adalah bagaimana cara menerapkan kreativitas dalam
pekerjaan yang sedang kita lakukan agar dapat memunculkan produk, prosedur dan struktur
baru sekaligus meningkatkan cara kerja kita kearah yang lebih baik. Adapun Inovasi adalah
proses menemukan atau mengimplementasikan sesuatu yang baru ke dalam situasi yang baru.

2
Pilar‐Pilar Ekonomi Kreatif (Buku rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif: Pengembangan Ekonomi Kreatif 2025).
Departemen Perdagangan. 2009. Hal.4.
5
Konsep kebaruan ini berbeda bagi kebanyakan orang karena sifatnya relatif, yakni apa
yang dianggap baru oleh seseorang atau pada suatu konteks dapat menjadi sesuatu hal lama
bagi orang lain dalam konteks lain. Namun demikian, ide adalah dasar dari inovasi, dan ide
berasal dari individu yang kreatif, maka individu yang kreatif dapat membantu orang lain menjadi
kreatif pula, sehingga ide dapat diperoleh dengan lebih banyak dan lebih baik sebagai masukan
bagi proses inovasi.
Kreativitas dan inovasi berada di wilayah domain sama, tetapi memiliki batasan yang
tegas. Kreativitas merupakan langkah pertama menuju inovasi yang terdiri berbagai tahapan.
Kreativitas berkaitan dengan kebaruan dan ide yang bermanfaat, sedangkan inovasi berkaitan
dengan produksi atau ide yang bermanfaat untuk diimplementasikan. Bertolak dari fakta
dialektika siklus sejarah dan siklus peradaban, senantiasa akan muncul terobosan yang
mendobrak kemapanan sebagai faktor terjadinya disekuilibrium, yang didorong vitalitas dan
kreativitas yang memicu lahirnya ide dan inovasi sesuai ciri jamannya.
Gagasan‐gagasan yang kreatif umumnya tidak dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun
waktu. Justru seringkali ide jenius yang menghasilkan terobosan baru dalam dunia usaha
dilandasi oleh gagasan kreatif yang dianggap mustahil. Namun perlu disadari pula, konsep
perubahan bersifat relatif, apa yang dipersepsikan sebagai perubahan seseorang atau
organisasi belum tentu sebuah praktik baru bagi industri. Atau hal itu merepresentasikan
perubahan untuk industri domestik, tetapi bukan untuk industri global. Oleh karena itu, konsep
kewirausahaan melekat dalam cakupan lokal (local context). Pada waktu yang bersamaan, nilai
kewirausahaan dibentuk pula oleh kemauan melakukan benchmark secara relevan. Aktivitas
kewirausahaan yang dianggap 'baru' menurut seseorang, tetapi bisa saja 'tidak baru' bagi
perusahaan atau industri, yang mana semua hal ini bisa membatasi nilai inovatifnya.
Saat ini pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya di Indonesia perlu ditingkatkan.
Ekonomi kreatif Indonesia sebagai kekuatan baru menuju 2025 tidak hanya sebatas semangat
tetapi juga mission statement untuk berkreasi dengan mengatasnamakan identitas budaya
Indonesia pada setiap karya kreatif yang diciptakan oleh anak bangsa. Perkembangan ekonomi
kreatif juga tidak dapat terlepas dari generasi muda sebagai gudang kreativitas. Generasi muda
adalah sumber daya produktif yang dengan ide kreatifnya dapat membuka sebuah usaha
(wirausaha) yang juga membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran di
angkatan kerja produktif. Semakin banyak anak muda yang berkecimpung di dunia wirausaha,
semakin banyak pula produktivitas yang dihasilkan sehingga berdampak pula pada
meningkatnya perkembangan ekonomi nasional.
6
4. Inovasi Model Kebijakan Pengembangan Ekonomi Kreatif
Pendekatan model kebijakan publik yang digunakan adalah model kebijakan publik
jaringan. Model ini memahami bahwa proses implementasi kebijakan adalah sebuah complex
of interaction processes diantara sejumlah besar aktor yang berada dalam suatu jaringan
(network) aktor-aktor yang independent.3 Dengan demikian aktoraktor ekonomi kreatif saling
berinteraksi guna memecahkan permasalahan-permasalahan secara komprehensif dan
pengambilan keputusan demi kepentingan berbagai stakeholder yang terlibat dalam
pengembangan kebijakan ekonomi kreatif di Jakarta. Oleh sebab itu sebagai sebuah alternatif,
inovasi modal kebijakan ekonomi kreatif yang perlu dikembangkan adalah jejaring kebijakan
dengan menekankan pada sinergitas stakeholder. Pentingnya komitmen dan sinergi
stakeholder dalam memanfaatkan momentum bagi kemajuan pertumbuhan ekonomi kreatif.
Dengan mendorong adanya regulasi tentang pengembangan ekonomi kreatif sebagai payung
hukum bagi stakeholder dengan sinergi antar berbagai kementrian dan badan ekonomi kreatif
sebagai leading sector.
Berdasarkan pendekatan indikator geografis, potensi Jakarta sebagai center ekonomi
kreatif sangatlah besar, dengan jumlah penduduk, sumber daya alam dan lokasi yang strategis
menjadikannya sebagai daerah unggulan dalam ekonomi kreatif. Nama besar sejarah Batavia
dapat menjadi salah satu magnit bagi pengembangan ekonomi kreatif sehingga tidaklah keliru
apabila penyematan nama Batavia dapat digunakan sebagai trademark.
Pemetaan indiaktor potensi geografis dan kekhasan wilayah serta beragamnya produk
lokal khususnya yang berpotensi untuk dikembangkan seperti makanan olahan dan kerajinan.
Potensi wisata dengan beragam destinasi wisata mulai wisata pantai, wisata religi, wisata
ziarah, pendidikan, wisata belanja, wisata budaya serta sejarah. Potensi tersebut akan saling
mendukung dan berkaitan langsung untuk mengembangkan industri kreatif. Perspektif geo-
ekonomi dan geo-regional yang terintegrasi dengan kondisi demografis menjadi modal dalam
pengembangan ekonomi kreatif. Masyarakat didorong untuk mengapresiasi setiap produk
ekonomi kreatif. Dalam konteks yang ideal, setiap daerah di Jakarta menciptakan destinasi kota
berbasis ekonomi kreatif berdasarkan spesifikasi dan kekhasan wilayahnya masing-masing.
Dengan dukungan aksesibilitas dan konektivitas maka diharapkan dapat terjadi multiplier effect
bagi pertumbuhan perekonomian kota.

3 Deddy Mulyadi, 2015. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik, Bandung, Alfabeta. Hal :82

Anda mungkin juga menyukai