Laporan Kegiatan Tim TB Semester 1 Jan Juni 2018
Laporan Kegiatan Tim TB Semester 1 Jan Juni 2018
SEMESTER 1
PROGRAM KERJA TIM DOTS
(DIRECTLYOBSERVED TREATMENT SHORT COURSE)
I. Pendahuluan
Tuberculosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
Tuberculosis).Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya.
Penularan penyakit TB melalui droplet (udara) sehingga penularan TB dari satu pasien ke pasien lain
sangatlah mudah, terlebih didukung dengan status imunitas yang rendah.
Dengan bertambahnya kasus TB, WHO mengembangkan strategi penanggulanganan TB yang dikenal
dengan Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-Course) dan telah terbukti sebagai strategi
penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif.Penerapan strategi DOTS, disamping secara cepat
menekan penularan, juga mencegah berkembangnya MDR TB.
II. LatarBelakang
Untuk menjamin keberhasilan penanggulangan TB, kelima komponen tersebut di atas harus dilaksanakan
secara bersamaan.Strategi DOTS telah dibuktikan dengan berbagai ujicoba lapangan dapat memberikan
angka kesembuhan yang tinggi.Bank dunia menyatakan strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang
paling cost effective.
Penanggulangan TB merupakan program nasional yang harus dilaksanakan di seluruh unit pelayanan
kesehatan termasuk Rumah Sakit.Khusus bagi pelayanan pasien tuberculosis di Rumah Sakit dilakukan
dengan strategi DOTS.Hal ini memerlukan pengelolaan yang lebih spesifik.Karena dibutuhkan kedisiplinan
dalam penerapan semua prosedur opersioanal yang ditetapkan, disamping itu perlu adanya koordinasi antar
unit pelayanan dalam bentuk jejajring serta penerapan standar diagnosa dan terapi yang benar, dan
dukungan yang kuat dari jajaran direksi Rumah Sakit berupa komitmen dalam pengelolaan
penanggulanganTB.Penanggulangan Penyakit TB dan HIV merupakan komitmen global dan nasional saat ini
dalam upaya mencapai target pembangunan Millenium.
Dalam hal ini Rumah sakit Umum Pindad telah berpartisipasi dalam rangka memberantas angka kematian
akibat TB dengan strategi DOTS yang merupakan program Nasional
III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan dari pembentukan Tim DOTS di Rumah Sakit Umum Pindad adalah untuk mengkoordinasikan
pelayanan DOTS di RS Pindad, mengumpulkan segala bentuk informasi pasien tersangka TB dan TB positif,
memonitor dan memberi pelayanan pengobatan serta konseling pasien TB positif.
b. Tujuan Khusus
a) Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB.
b) Memutuskan rantai penularan, serta mencegah terjadinya MDR TB di RSU Pindad
c) Melindungi petugas kesehatan dan masyarakat dari penularan penyakit menular.
IV. KegiatanPokokdanRincianKegiatan
1 Pelayanan Pasien TB
a) Tatalaksana Pasien TB.
Penjaringan Suspek
Diagnosis
Klasifikasi Penyakit dan Tipe pasien
b) Tatalaksana Pengobatan TB.
c) Tatalaksana Pengawasan Minum Obat.
d) Tata Laksana Pemantauan dan Hasil pengobatan TB.
e) Tata Laksana Penjaringan Suspek TB MDR,TB DM,TB HIV dan Investigasi kontak pada kasus anak
dibawah 5 tahun( PP INH)
2. Kegiatan Rutin
a) Rapat Tim TB setiap 3 bulan
b) Pencatatan dan pelaporan kepada DKK dilakudan offlinekan setiap 3 bulan
c) Pengajuan logistik program TB DOTS dilakukan setiap 3 bulan
d) Membuat POJOK DOTS sebagai tempat edukasi pasien TB, pencatatan dan pelaporan pasien TB.
e) Sistem Form TB DOTS terintegrasi (proker 2017)
f) Penatalksanaan TB dengan strategi DOTS (untuk semua DPJP)
g) Terlaksananya pelayanan Klinik TB DOTS Mandiri
V.PELAKSANAAN KEGIATAN
I Pelayanan Pasien TB
A.Tatalaksana pasien TB
1. Penjaringan suspek
Dilakukan pada pasien rawat jalan maupun rawat inap yang berada dalam lingkungan Rumah Sakit umum
Pindad dan memenuhi standar diagnosis yang ditetapkan oleh standar internasional penanganan TB.
2. Diagnosis
A. Diagnosis TB Paru Dewasa
Diagnosis TB Paru dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB melalui pemeriksaan dahak
mikroskopis atau melaui TCM Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto
toraks saja.Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering
terjadi overdiagnosis.Selain untuk diagnosis, pemeriksaan dahak digunakan juga untuk menilai
keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan.
Pemeriksaan dahak untuk diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 2(dua) spesimen dahak yang
dikumpulkan dalam satu hari kunjungan yang berurutan berupa dahak Sewaktu-Pagi (S-P) Sewaktu –
sewaktu (S_S)
P (Pagi) : dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari,segera setelah bangun tidur pagi. Pot dibawa dan
diserahkan sendiri kepada petugas laboratorium.
S (Sewaktu): dahak dikumpulkan di laboratorium pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi
B. Diagnosis TB Anak
Setelah dokter melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, maka dilakukan
pembobotan dengan sistem skor. Pasien dengan skor lebih atau sama dengan 6 (enam) harus
ditatalaksana sebagai pasien TB dan mendapat OAT (Obat Anti Tuberkulosis). Bila skor kurang dari 6 tetapi
secara klinis kecurigaan ke arah TB kuat, maka perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik lain sesuai indikasi
untuk memperkuat diagnosis TB seperti bilas lambung, patologi anatomi, pungsi lumbal, pungsi pleura, foto
tulang dan sendi, funduskopi, CT scan, dan lain-lain.
Sistem Skoring TB Anak
Parameter 0 1 2 3 Jumlah
Batuk* ≥ 3 minggu
Pembesaran ≥ 1cm,
kelenjar limfe koli,
aksila, inguinal jumlah >1, tidak
nyeri
tidak jelas
Jumlah
*batuk dimasukkan dalam skor setelah disingkirkan penyebab batuk kronis lainnya seperti asma, sinusitis
dan lain-lain
Interpretasi:
<6 (enam) : tetapi klinis sangat mencurigakan TB maka perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik lainnya
sesuai indikasi ,untuk ditatalksana PP INH.
Panduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia adalah :
1. Kategori 1 : 2HRZE atau 4 (HR)3
2. Kategori 2 : 2HRZES atau (HRZES) atau 5(HR)3E3
3. OAT sisipan : HRZE
4. OAT Anak : 2HRZ atau 4HR
Sebelum memulai pengobatan TB, pasien dan PMO harus mendapatkan edukasi mengenai hal-hal di bawah
ini:
Cek domisili pasien. Jika domisili pasien TB di luar wilayah Sukoharjo, rujuk ke UPK terdekat, kecuali
ada pertimbangan khusus (bekerja di wilayah Sukoharjo atau karyawan Rumah Sakit Indriati atau
perjanjian kerja sama perusahaan hanya dengan RS Indriati). Jelaskan kepada pasien dan keluarga
bahwa alasan merujuk adalah untuk memperkecil kemungkinan DO.
Apa itu penyakit TB, bagaimana cara penularannya, pencegahan penularan, dan bagaimana gejala TB.
Rencana pengobatan : berapa lama, cara pengobatan (oral saja atau oral + injeksi), frekuensi kontrol,
biaya-biaya yang mungkin akan dikeluarkan selama pengobatan. Jika pasien dan atau keluarga merasa
berat dengan biaya-biaya yang akan dikeluarkan selama masa pengobatan, rujuk ke puskesmas untuk
pengobatannya.
Pengaturan nutrisi.
Efek samping obat yang mungkin timbul.
Pengobatan tidak boleh terputus walau pasien sudah tidak ada keluhan atau merasa sehat, perlu
dijelaskan pula risiko jika putus berobat.
2. Pengobatan Lengkap
Pasien yang telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap tetapi tidak memenuhi
persyaratan sembuh atau gagal.
3. Meninggal
Pasien yang meninggal dalam masa pengobatan karena sebab apapun.
4. Pindah
Pasien yang pindah berobat ke UPK lain dengan register TB03 yang lain dan hasil pengobatannya
tidak diketahui.
5. Default (Putus berobat)
Pasien yang tidak berobat 2 (dua) bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya
selesai.
6. Gagal
Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali positif pada bulan kelima atau
lebih selama pengobatan.
Maka jika ditemukan pasien dengan HIV positif maka akan langsung dilakukan penapisan TB dengan
cara pemeriksaan TCM TB.
c. Penapisan TB DM
Pada penyandang DM,resiko berkembangnya penyakit TB meningkat 3 kali lipat .risiko kegagalan
pengobatan ,kematian dan kekambuhan TB juga meningkat pada peyandang DM.oleh karena itu
penapisan TB dilakukan pada semua penyandang DM dengan dialkukan anamnesa gejala dan
pemeriksaan Thoraks.jika ditemukan kelaian pada hasil thoraks yang mengarah ke TB maka dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut dengan pemeriksaan bakteriologis menggunakan TCM.jika pada penapisan
awal tidak ditemuka kelainan maka penapisan perlu diulang secara berkala manimal satu tahun sekali.
d. Investigasi Kontak
Investigasi Kontak(IK) adalah salah satu cara menemukan pasien TB secara aktif termasuk TB pada
anak.IK dilakukan pada kelompok yang kontak erat dengan TB berisiko.IK dilakukan dengan dua
strategi:
Identifikasi Kontak
Pemeriksaan untuk menentukan ada tidaknya infeksi laten atau sakit TB
2. Kegiatan Rutin
1. Rapat Tim TB setiap 3 bulan.
Pembahasanan kegiatan dalam triwulan tersebut
Sosialisasi update ilmu hasil pertemuan
Pembahasan kendala dilapangan
2. Pencatatan dan pelaporan ke DKK dilakukan setiap 3 bulan sekali
Pencatatan dilakukan rutin setiap hari melaui:
petugas pojok DOTS :TB 06, 05,01.02.,03 09,10, SITT, investigasi kontak ,buku bantu pindah,
buku bantu rujuk pindah atau rujuk suspek MDR
Petugas KIA :TB 06,05,01.02 anak.TB 01 PP INH,TB 15,16 buku bantu penjaringan
IK(Investigasi Kontak)
Petugas Ranap :TB 06,05,01,02
Petugas IGD: TB 06,05
Laboratorium:Rekap data pasien cek BTA awal (AB)dan follow up (DE,FG,HI)
Pencatatan dan dilaporkan bulanan
Pojok DOTS: Laporan suspek TB, temuan kasus baru,angka kesembuhan,angka mangkir,data
pasien non DOTS ,indicator mutu.
KIA: laporan PP INH
Laboratorium :TB 04 (Rekap data pasien cek BTA awal dan follow up),stok opname logistik
Farmasi: Data kunjungan pasien DOTS dan NON DOTS,Laporan stok opname Logistik
Pencatatan dan pelaporan Tiga bulanan
Pojok DOTS; Penemuan suspek Triwulan,penemuan kasus triwulan tersebut,laporan konversi
triwulan sebelumnya,laporan keberhasilan triwulan tahun sebelumnya, serta pencatatan rutin
harian dan bulanan (follow up dilakukan terus setiap hari sesuai jumlah pasien TB ON OAT
yang ada di RSU Pindad kurang lebih berjalan 800-1000 pasien data berdasarkan dari TW
4,2016, dan TW 1,2,3,4 2017 dan TW 1,2 2018 untuk TB anak dan TB dewasa
Poli KIA :evaluasi PP INH
Laboratorium: Pengisian TB 12,13, serta pencatatan harian dan bulanan . laporan preparat uji
silang.
Farmasi : Pengsisian TB 13,serta laporan rutin harian dan bulanan
3. Pengajuan logistik program TB DOTS dilakukan secara online setiap 3 bulan sekali meliputi
:pengajuan obat FDC anak,FDC dewasa kategori 1 dan 2,Propilaksis (PP INH),reagen ZN, pot
dahak,objek glas.
4. Membuat POJOK DOTS sebagai tempat edukasi pasien TB, pencatatan dan pelaporan pasien
TB.serta melaporkan pasien non DOTS untuk mengevaluasi kunjungan pasien TB
5. Semua form TB DOTS terintegrasi agar memudahkan dalam pemantauan (TB
06.05.01.02.04..13.15,16, dan TB 01 PP INH
6. Penatalaksanaan semua pasien TB menggunakan strategi DOTS
7. Pelayanan TB DOTS Mandiri Yakni melakukan penjaring suspek TB dan penatalaksanaan pasien TB
on OAT serta penjaringan Investigasi Kontak.
4. Penyuluhan
1. Penyuluhan ke masyarakat terkait TB berkoordinasi dengan PKMRS (dilakukan 4 kali dalam satu
tahun) dengan melibatkan semua petugas Tim TB DOTS
2. Membuat brosur/banner tentang TB – koordinasi dengan Tim PPI RS dan PKMRS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pelayanan pasien TB
Planning
a.Tatalaksana Pasien TB.
Penjaringan Suspek
Realisasi
Diagnosis
Planning
b.Tatalaksana Pengobatan TB.
Realisasi
Planning
c.Tatalaksana Pengawasan Minum Obat.
Realisasi
Planning
d.Tata Laksana Pemantauan dan Hasil pengobatan TB.
Realisasi
Planning
Suspek TB MDR,
Realisasi
Planning
TB DM,
Realisasi
Planning
TB HIV
Realisasi
Planning
Investigasi kontak pada kasus anak dibawah 5 tahun
Realisasi
Kegiatan Rutin
Planning
a. Rapat Tim TB setiap 3 bulan
Realisasi
Planning
b. Pencatatan dan pelaporan ke DKK disetorkan setiap 3
bulan
Realisasi
Planning
c. Pengajuan logistik program T B DOTS dilakukan setiap
3 bulan
Realisasi
Planning
d. membuatpojok dots sebagai tempat edukasi pasien tb,
pencatatan dan pelaporan pasien tb.
Realisasi
e. Sistem Form TB DOTS terintegrasi,TB
Planning
06,05,01,02,03,04,13,16,15
Baru terealisasi TB 06 Realisasi
f. Penatalaksanaan TB dengan strategi DOTS (untuk semua
Planning
DPJP)
semua DPJP sudah menggunakan strategi DOTS Realisasi
dr.Dedi Setiadi,SpBU sudah menatalaksana pasien
Realisasi
TB dengan startegi DOTS
Planning
g. Pelayanan pasien Khusus TB ( Klinik TB DOTS Mandiri
Realisasi
Pengembangan SDM (Pendidikan dan Pelatihan Staff
untuk update program)
Planning
a. Pelatihan pencegahan penularan TB in-house training
untuk semua RS.
Realisasi
b. Pelatihan dan pertemuan Penanggulangan TB untuk Tim
Planning
TB sesuai jadwal DKK.
pelatihan Tim TB DOTS
Pertemuan untuk RR (Reporting Record) Versi 10.04
Realisasi
pada tanggal 12 februari 2018
Aplikasi dialayan Sistem SITT 10.04 Realisasi
Pertemuan jejaring pelayanan TCMdi fasyankes (alur
Realisasi
TCM) 16 April 2018
Aplikasi dilayanan Penjaringan pasien TB dengan sistem
Realisasi
TCM )faskes terdekat.
Penyuluhan
a.Penyuluhan ke masyarakat terkait TB berkoordinasi
Planning
dengan PKMRS 4 kali dalam satu tahun
Planning
a. Perhitungan dan pengumpulan data evaluasi kegiatan TB
triwulan.
Realisasi
Planning
b. Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran TB tahun
2018.
Realisasi
Planning
Laporan Bulanan
Realisasi
Planning
Laporan semester
Realisasi
Planning
Laporan tahunan
Realisasi
Planning
a. Analisa Indikator Mutu pelayanan TB DOTS
Realisasi
b. Penyusunan Pedoman Kebijakan dan SPO TB Planning
disesuaikan dengan update keilmuan ( konsep
berkesinambungan) Realisasi
VI.EvaluasiKegiatan
Kendala:
Penapisan pada pasien hiv belum terealisasikan karena program hiv baru dimulai pada bulan april (SPO
Pelaksanaan PP INH pada anak belum maksimal,karena keluarga pasien belum bersedia untuk
Pengaplikasian Form terintegrasi belum terealisasi sepenuhnya ( baru TB 06) masih menunggu jadwal
5. Penyusunan program kerja tahunan dan pelaksnaannya untuk periode januari –juni 2018 sudah tercapai
100%
Kendala :penambahan petugas belum terealisasi (jadwal dari management akan dilakukan penambahan
BANDUNG
2018