Anda di halaman 1dari 54

LECTURER 2

ROCK AND MINERAL


PEMANFAATAN MINERAL DAN BATUAN
(TTA 237)
MINERAL
MINERAL
DEFINISI
Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat
anorganik yang terdapat secara alamiah, yang terdiri
dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan
tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun
mengikuti suatu pola yang sistimatis.
KARAKTERISTIK MINERAL
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu
mineral, yang pertama adalah dengan melakukan
analisa secara kimiawi, dan yang kedua yang paling
umum dilkakukan adalah dengan cara mengenal
sifat-sifat fisiknya adalah :
1. bentuk kristalnya,
2. berat jenis,
3. bidang belah,
4. warna,
5. kekerasan,
6. goresan, dan
7. kilap.
KARAKTERISTIK MINERAL
• Bentuk kristal (crystall
form): (Triklin,
Monoklin, Tetragonal,
Orthorombik,
Hexagonal, Kubik,
Trigonal dll. )
KARAKTERISTIK MINERAL
• Berat jenis (specific gravity): Umumnya “mineral-
mineral pembentuk batuan”, mempunyai berat
jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata
unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas
murni umpamanya, mempunyai berat jenis 19,3
• Bidang belah (fracture): Mineral mempunyai
kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang
yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut
ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atomnya.
Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan
bidang “lemah” yang dimiliki oleh suatu mineral.
KARAKTERISTIK MINERAL
• Warna (color): Warna mineral memang bukan
merupakan penciri utama untuk dapat
membedakan antara mineral yang satu dengan
lainnya. Namun paling tidak ada warna-warna yang
khas yang dapat digunakan untuk mengenali
adanya unsur tertentu didalamnya. Sebagai contoh
warna gelap dipunyai mineral, mengindikasikan
terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral dengan
warna terang, diindikasikan banyak mengandung
aluminium.
KARAKTERISTIK MINERAL
• Kekarasan (hardness): Kekerasan adalah sifat
resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan
mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores
(scratching).
Kekerasan
(Hardness) Mineral

1 Talc
2 Gypsum
3 Calcite
4 Fluorite
5 Apatite
6 Orthoclase
7 Quartz
8 Topaz
9 Corundum
10 Diamond
KARAKTERISTIK MINERAL
• Goresan pada bidang (streak): Beberapa jenis
mineral mempunyai goresan pada bidangnya,
seperti pada mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat
jelas dan khas.
• Kilap (luster): Kilap adalah kenampakan atau
kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu
mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu
Kilap Logam dan Kilap Non-Logam. Kilap Non-logam
antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap
sutera, kelap resin, dan kilap tanah.
KARAKTERISTIK MINERAL

Quarzts Pyrite Gypsum

Azurite Wulfenite Mimetite


PENGGOLONGAN MINERAL
• Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat
dikelompokkan menjadi mineral Silikat dan mineral
Non-silikat.
• Dalam pembentukan batuan. Mineral pembentuk
batuan, atau “Rock-forming minerals”, yang
merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan
mantel Bumi.Mineral pembentuk batuan
dikelompokan menjadi empat: (1) Silikat, (2)
Oksida, (3) Sulfida dan (4) Karbonat dan Sulfat.
PENGGOLONGAN MINERAL
1. Mineral Silikat
Silikat merupakan bagian utama yang membentuk
batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan
malihan.
• Kuarsa: ( SiO )
• Felspar Alkali: ( KAlSiO )
• Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSiO)
• Mika Muskovit: (KAl(SiAlO)(OH,F)
• Mika Biotit: K(Mg,Fe)SiO(OH)
• Amfibol: (Na,Ca)(Mg,Fe,Al)(Si,Al)O(OH)
• Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)SiO
• Olivin: (Mg,Fe)SiO
PENGGOLONGAN MINERAL
KELOMPOK ANGGOTA SENYAWA KIMIA
2. Mineral Non- Silikat Hematite Fe2O3
Magnetite Fe3O4

• Mineral oksida : Terbentuk Oxides Corrundum


Chromite
Ilmenite
Al2O3
FeCr2O4
FeTiO3
sebagai akibat perseyawaan Galena
Sphalerite
PbS
ZnS

langsung antara oksigen dan Sulfides Pyrite


Chalcopyrite
Bornite
FeS2
CuFeS2
Cu5FeS4
unsur tertentu, unsur yang paling Cannabar
Gypsum
HgS
CaSO4,2H2O

utama dalam oksida adalah besi, Sulfates Anhydrite


Barite
CaSO4
BaSO4

Chroom, mangan, timah dan Gold


Cooper
Au
Cu

aluminium. Beberapa mineral Native


Elements
Diamond
Sulfur
Graphite
C
S
C
oksida yang paling umum adalah Silver
Platinum
Ag
Pt

“es” (HO), korondum (AlO), Halides


Halite
Flourite
Sylvite
NaCl
CaF2
KCl
hematit (FeO) dan kassiterit Carbonates
Calcite
Dolomite
aCO3
CaMg(CO3)2

(SnO). Malachite
Azurite
Limonite
Cu2(OH)2CO3
Cu3(OH)2(CO3)2
FeO(OH).nH2O
Hydroxides Bauxite Al(OH)3.nH2O
Apatite Ca5(F,Cl,OH)PO4
Phosphates Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8
PENGGOLONGAN MINERAL
KELOMPOK ANGGOTA SENYAWA KIMIA
2. Mineral Non- Silikat Hematite Fe2O3
Magnetite Fe3O4

• Mineral Sulfida: Merupakan Oxides Corrundum


Chromite
Ilmenite
Al2O3
FeCr2O4
FeTiO3
mineral hasil persenyawaan Galena
Sphalerite
PbS
ZnS

langsung antara unsur tertentu Sulfides Pyrite


Chalcopyrite
Bornite
FeS2
CuFeS2
Cu5FeS4
dengan sulfur (belerang), seperti Cannabar
Gypsum
HgS
CaSO4,2H2O

besi, perak, tembaga, timbal, Sulfates Anhydrite


Barite
CaSO4
BaSO4

seng dan merkuri. Beberapa dari Gold


Cooper
Au
Cu

mineral sulfida ini terdapat Native


Elements
Diamond
Sulfur
Graphite
C
S
C
sebagai bahan yang mempunyai Silver
Platinum
Ag
Pt

nilai ekonomis, atau bijih, seperti Halides


Halite
Flourite
Sylvite
NaCl
CaF2
KCl
“pirit” (FeS), “chalcocite” (CuS), Carbonates
Calcite
Dolomite
aCO3
CaMg(CO3)2

“galena” (PbS), dan “sphalerit” Malachite


Azurite
Limonite
Cu2(OH)2CO3
Cu3(OH)2(CO3)2
FeO(OH).nH2O
(ZnS). Hydroxides Bauxite
Apatite
Al(OH)3.nH2O
Ca5(F,Cl,OH)PO4
Phosphates Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8
PENGGOLONGAN MINERAL
KELOMPOK ANGGOTA SENYAWA KIMIA
2. Mineral Non- Silikat Hematite Fe2O3
Magnetite Fe3O4

• Karbonat dan Sulfat: Merupakan


Oxides Corrundum Al2O3
Chromite FeCr2O4
Ilmenite FeTiO3
Galena PbS
persenyawaan dengan ion Sulfides
Sphalerite
Pyrite
ZnS
FeS2

(CO)−, dan disebut “karbonat”, Chalcopyrite


Bornite
Cannabar
CuFeS2
Cu5FeS4
HgS

umpamanya persenyawaan Sulfates


Gypsum
Anhydrite
Barite
CaSO4,2H2O
CaSO4
BaSO4
dengan Ca dinamakan “kalsium Gold Au
Cooper Cu
karbonat”, CaCO dikenal sebagai Native
Elements
Diamond
Sulfur
C
S
Graphite C
mineral “kalsit”. Mineral ini Silver
Platinum
Ag
Pt

merupakan susunan utama yang Halides


Halite
Flourite
Sylvite
NaCl
CaF2
KCl

membentuk batuan sedimen. Carbonates


Calcite
Dolomite
Malachite
aCO3
CaMg(CO3)2
Cu2(OH)2CO3
Azurite Cu3(OH)2(CO3)2
Limonite FeO(OH).nH2O
Hydroxides Bauxite Al(OH)3.nH2O
Apatite Ca5(F,Cl,OH)PO4
Phosphates Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8
MINERAL PEMBENTUK BATUAN
• SERIE BOWEN
mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan beku,
yaitu plagioclase feldspar, K-feldspar, quartz, muscovite
mica, biotite mica, amphibole, olivine, dan calcite.
Olivine
Olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur
besi (Fe) dan magnesium (Mg). Mineral olivine berwarna hijau,
dengan kilap gelas, terbentuk pada temperatur yang tinggi.
Mineral ini umumnya dijumpai pada batuan basalt dan
ultramafic. Batuan yang keseluruhan mineralnya terdiri dari
mineral olivine dikenal dengan batuan Dunite.

Amphibole/Hornblende
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk
prismatik atau kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole
umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium
(Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O).
Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua
kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis
batuan beku dan batuan metamorf.
Biotite
Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar
menyerupai buku dan merupakan bidang belahan (cleavage) dari
mineral biotite. Mineral biotite umumnya berwarna gelap, hitam
atau coklat sedangkan muscovite berwarna terang, abu-abu
terang. Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa
digores dengan kuku.
Plagioclase feldspar
Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral
feldspar. Mineral ini mengandung unsur Calsium atau Natrium.
Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih
hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung
Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang
mengandung Ca disebut An-orthite.
Potassium feldspar (Orthoclase)
Potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti
halnya plagioclase feldspar, potassium feldspars adalah mineral
silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya
prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.
Mica
Micas adalah kelompok mineral silicate minerals dengan
komposisi yang bervariasi, dari potassium (K), magnesium (Mg),
iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O).

Quartz
Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai
pada kerak bumi. Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2),
berwarna putih, kilap kaca dan belahan (cleavage) tidak teratur
(uneven) concoidal.

Calcite
Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3).
Umumnya berwarna putih transparan dan mudah digores dengan
pisau. Kebanyakan dari binatang laut terbuat dari calcite atau
mineral yang berhubungan dengan 'lime' dari batugamping.
MINERAL TAMBAHAN
1. ZIRKON
2. SPHEN
3. MAGNETIT
4. ILMENIT
5. HEMATIT
6. APATIT
7. PIRIT
8. RUTIL
9. KORUNDUM
10. GARNET
BATUAN
BATUAN
DEFINISI DAUR BATUAN

Bahan padat yang MAGMA


PROSES
umumnya tersusun PENDINGINAN\
PENGHABLURAN
PROSES
PELEBURAN

oleh kumpulan atau


kombinasi dari satu BATUAN
BEKU
BATUAN
MALIHAN
macam mineral atau 2
PROSES
lebih PELAPUKAN
3
1
PROSES
4 MALIHAN
-EROSI PENINGKATAN
-PENGANGKUTAN P&T
BATUAN
SEDIMEN
SEDIMEN

LITIFIKASI
(PEMBATUAN)
BATUAN BEKU
• Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk
dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah
permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan
ekstrusif (vulkanik).
KLASIFIKASI BATUAN BEKU
Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya,
warna, kimia, tekstur, dan mineraloginya.

a. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dibedakan atas :


1. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh
di perut bumi.
2. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentu tidak
jauh dari permukaan bumi
3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di
permukaan bumi
4. Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada
dua yaitu mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen,
amphibol dan biotit, dan mineral felsic (terang) seperti
Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.
KLASIFIKASI BATUAN BEKU
b. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya
yaitu:
1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%
2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% -
60%
3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60%
- 90%
4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic >
90%
C. Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan
SiO2-nya batuan beku diklasifikasikan menjadi empat
yaitu:
1.Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%,
contohnya Granit, Ryolit.
2.Batuan beku menengah (intermediat), kandungan
SiO2 65% - 52%. Contohnya Diorit, Andesit
3.Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%,
contohnya Gabbro, Basalt
4. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan
SiO2 < 30%
BENTUK INTRUSI BATUAN BEKU

Bentuk Intrusi Dike Bentuk Intrusi Sill

Bentuk Intrusi Lacolith Bentuk Intrusi Lopolith


BENTUK INTRUSI BATUAN BEKU

Bentuk Intrusi Stock Bentuk Intrusi Roftpendant

Bentuk Intrusi Dike Bentuk Intrusi Batholith


CONTOH BATUAN BEKU

RHYOLITE GRANITE DACITE GRANODIORITE

ANDESIT DIORITE BASALT GABRO


BATUAN SEDIMEN
• Sedimen merupakan bahan atau partikel yang
terdapat di permukaan bumi (di daratan ataupun
lautan), yang telah mengalami proses
pengangkutan (transportasi) dari satu tempat
(kawasan) ke tempat lainnya
A.Batugamping
B. Serpih
C. Batupasir
(hasil perbesaran untuk
memperlihatkan
kebundaran butir pasir)
D. Konglomerat
E. Lapisan batubara
(berwarna gelap) di dalam
sekwen batuan sedimen
yang tersingkap pada tebing
pantai Alaska Selatan
F. The Grand Canyon
terdiri atas perlapisan batuan
sedimen yang tahan
pelapukan
BATUAN METAMORF
Batuan-batuan metamorf / malihan telah
mengalami perubahan mineralogi, kimiawi, dan /
atau struktur.
A. Marmer
batugamping termalihkan, dengan
sekis (lebih gelap) di atasnya.
B. Kuarsit
batupasir termalihkan.
C. Sabak
serpih/batulempung termalihkan
D. Sekis
dengan garnet merah berukuran
besar; batuan metamorf/malihan
berbutir kasar, kaya kandungan mika
yang terorientasi
E. Genes
batuan metamorf/malihan
tersusun oleh mineral-mineral berbeda
yang dapat terkonsentrasi berbentuk
pita-pita tak beraturan, sering memper-
lihatkan penampakan garis
PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN
Penggolongan bahan galian di Indonesia diatur dalam UU
No.11 Tahun 1967 tentang kententuan-ketentuan pokok
pertambangan dan UU No.4 Tahun 2009 tentang
pertambangan mineral dan batubara. dalam UU No.4
Tahun 2009 pasal 1 ayat 2, mineral adalah senyawa
anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat
fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau
gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam
bentuk lepas maupun padu. Pada ayat 3, dijelaskan
bahwa batubara adalah endapan senyawa organik
karbonan yang terbentuk secaa alamiah dar sisa tumbuh-
tumbuhan.
PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN
Dalam klasifikasi umum berdasarkan sifat fisiknya, bahan
galian dapat dibagi menjadi berikut ini :

1.Bijih logam (metallic ore): yang termasuk dalam golongan


(ferrous metals), seperti besi, mangan, molybdenum dan
tungsten; golongan basemetal, seperti tembaga, timbal,
seng dan timah; golongan precious metal, seperti emas,
perak dan PGE (platinum group elements); dan golongan
mineral radioaktif, seperti uranium, thorium, radium.
2.Non-logam (non metallic minerals) : juga dikenal sebagai
mineral industri; tidak berasosiasi dengan logam; termasuk
didalamnya fosfat, potasium, garam, pasir, gravel,
batugamping, belerang, dan lainnya.
3.Bahan bakar fosil (fosil fuels): mineral organik yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar, seperti batubara, metana,
tar sands, dan gilsonite.
PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN
Berdasarkan pasal 3 UU No. 11 Tahun 1967 dan Pasal 1 PP
No.27 Tahun 1980 tentang penggolongan bahan galian, bahan
galian tidak termasuk golongan strategis maupun vital dalam
penjelasan PP No.27 Tahun 1980, penggolongan bahan galian
didasarkan pada:

1. Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap negara;


2. Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genesa);
3. Penggunaan bahan galian bagi industri;
4. Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak;
5. Pemberian kesempatan pengembangan pengusahaan; dan
6. Penyebaran pembangunan di daerah.
PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN
Bahan galian strategis atau bahan galian A merupakan
bahan galian untuk kepentingan pertahanan dan
keamanan serta perekonomian negara. Dalam pasal 1
huruf a, bahan galian strategis digolongkan menjadi
enam kelas, yaitu :
1. Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;
2. Bitumen padat, aspal;
3. Antrasit, batubara, batubara muda;
4. Uranium, radium, thorium dan bahan-bahna galian
radioaktif lainnya;
5. Nikel, kobal; dan
6. Timah
PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN
Bahan galian vital merupakan bahan galian yang dapat menjamin
hajat hidup orang banyak bahan galian vital ini juga sering kali
disebut sebagai bahan galian B. Dalam pasal 1 huruf b, bahan galian
vital digolongkan menjadi delapan kelas, yaitu :

1. Besi, mangan, molybdenum, khrom, wolfram, vanadium,


titanium;
2. Bauksit, tembaga, timbal, seng;
3. Emas, platina, perak, air raksa, intan;
4. Arsen, antimoni, bismut;
5. Yttrium, rtutenium, cerium, dan logam-logam langka lainnya;
6. Beryllium, korundum, zircon, kristal kwarsa;
7. Kriolit, fluorspar, barit; dan
8. Yodium, brom, klor belerang
PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN
Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian strategis maupun vital atau
lazimnyadisebut bagan galian C merupakan bahan galian yang sifatnya tidak
langsung memerlukan pasar yang bersifat internasional. Dalam pasal 1 huruf c,
golongan bahan galian dibagi menjadi sembilan kelas, yaitu :

1. Nitrat, fosfat, garam batu (halite)


2. Asbes, talk, mika, grafit, magnesit
3. Yarosit, leusit, tawas (alum), oker
4. Batu permata, batu setengah permata
5. Pasir kuarsa, kaolin, feldspar, gips, bensit
6. Batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth)
7. Marmer, batu tulis
8. Batu kapur, dolomit, kalsit
9. Granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat dan pasir sepanjangtidak
mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupun golongan B dalam
jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan
PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN
Lembaga kajian IMCE, organisasi PERHAPI, menggolongkan bahan
galian berdasarkan nilai dan fungsi strategis terhadap negara, yang
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Grup strategis. Mineral di dalam grup ini memiliki peran dalam
keamanan dan ketahanan negara, seperti uranium, thorium,
radium, radioaktif lainnya, dan logam tanah jarang (rare earth
mineral)
2. Grup vital. Mineral dalam grup ini berperan sebagai penggerak
utama ekonomi dan engembangan industri dalam negeri, serta
komoditas yang dapat mendorong pendapatan devisa negara,
yaitu batubara, nikel, timah, besi, titanium, bauksit, tembaga,
emas, berlian, dan lainnya
3. Grup non-strategis dan non-vital. Bahan galian dalam grup ini
umumnya dapat langsung bernilai uang (monetary value)
sehingga sangat berpotensi meningkatkan devisa bagi negara,
seperti fosfat, granit, andesit, basal, pasir, marmer dan lainnya
Classification of Industrial Minerals
• Alphabetical
• Obscures links between commodities
• Geologic processes
• Igneous, sedimentary, metamorphic
• Misses waste and processes materials
• Tectonic models
• Important properties
• Chemical
• Important properties
• End uses
Construction
• limestone
• dimension stone (granite, marble, flagstone, etc.)
• clay
• diatomite
• perlite
• gypsum
• lime
Metallurgical
• Bauxite • Garnet
• Silica • Iron oxide
• Quartz • Barite
• Dolomite • Pumice
• Magnesite • Graphite
• Asbestos
Chemicals
• Barite • Bauxite
• Dolomite • Limestone
• Lithium • Pumice
• Magnesite • Borates
• Phosphates • Zeolite
Agricultural
• Phosphates • Dolomite
• Borates • Talc
• Clays • Vermiculite
• Perlite • Peat
Glass and ceramics
• Borates • Pyrophyllite
• Silica • Talc
• Quartz • Bauxite
• Soda ash • Alumina
• Kaolin
Fillers and extenders
• Barite • Titanium minerals
• Clays • Gypsum
• Soda ash • Limestone
• Diatomite
Energy
• Clays • Drilling mud
• Magnesite • Refining additives
• Graphite • Batteries
• Lithium
Environmental
• Bauxite • Perlite
• Alumina • Magnesia
• Dolomite • Gypsum
• Limestone • Pyrophyllite
• Zeolite
• Asbestos
Other uses
• Clays • Pharmaceuticals
• Dolomite • Drugs
• Talc • Cosmetics
• Magnesite • Food additives
• Limestone magnesia
• Zeolites
• Nitrates
• Potash
• Salt
• “Without a market, an industrial mineral
deposit is merely a geological curiosity”

• Demand feeds back from the end-use


market, to the end product, to the
intermediate end product, and finally
back to the mineral supplier.
Geologically, most industrial minerals
• are widespread
• have enormous reserves
• are easy accessible
Economically
• development needs less investments
• are cheaper to obtain
• must be closer to the market
• some specialty minerals demand a
higher market price than metals
• are more effective
Technologically
• needs less processing
• needs less energy
• less effect on the environment
• possess exceptionally attractive
properties for the industry

Anda mungkin juga menyukai