Anda di halaman 1dari 10

57

kemudian peneliti melakukan penelitian. Penelitian ini dilaksanan dengan


menyebar kuesioner pada tanggal 26-28 Maret 2019 dengan dibantu oleh
Ibu Kader Kelurahan Pondok Aren. Kemudian peneliti mengumpulkan
kembali kuesioner yang telah disebar untuk diolah datanya serta
melakukan perhitungan hasil penelitian menggunakan SPSS 25.

B. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
Analisa univariat pada penelitian ini menggambarkan tentang karakteristik
responden (umur, pendidikan, pekerjaan), tingkat pengetahuan dan tingkat
kecemasan.
a. Karakteristik responden (umur, pendidikan dan status
pekerjaan)
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan umur, pendidikan dan status
pekerjaan responden di RW 005 Kelurahan Pondok Aren
No. Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Umur
40 Tahun 10 11.1
41 Tahun 16 17,8
42 Tahun 20 22,2
43 Tahun 19 21,1
44 Tahun 25 27,8
Mean 3,37
2. Pendidikan
SD 9 10,0
SMP 18 20,0
SMA 44 48,9
Perguruan Tinggi 19 21,1
3. Status Pekerjaan
Tidak Bekerja 65 72,2
Bekerja 25 27,8
58

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1, dari 90 responden


menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 44 tahun
yaitu sebanyak 25 responden (27,8%), dan sebagian besar dengan
pendidikan SMA yaitu sebanyak 44 responden (48,9%), serta
sebagian besar tidak bekerja yaitu sebanyak 65 responden (72,2%).

b. Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause


Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang
Menopause Di RW 005 Kelurahan Pondok Aren
No. Pengetahuan Frekuensi (n) Prersntasi (%)
1. Kurang 22 24,4
2. Cukup 39 43,3
3. Baik 29 32,2
Total 90 100,0

Setelah dilakukan penggabungan sel (comprase cells)


No. Pengetahuan Frekuensi (n) Prersntasi (%)
1. Kurang 22 24,4
2. Baik 68 75,6
Total 90 100,0

Berdasarkan tabel 5.2 dari 90 responden menunjukkan bahwa


sebagian besar responden memiliki Tingkat Pengetahuan baik yaitu
sebanyak 68 responden (75,6%).
59

c. Tingkat Kecemasan Responden Menghadapi Menopause


Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden dalam
Menghadapi Menopause Di RW 005 Kelurahan Pondok Aren
No. Kecemasan Frekuensi (n) Presentase (%)
1. Tidak Ada Kecemasan 21 23,3
2. Kecemasan Ringan 37 41,1
3. Kecemasan Sedang 30 33,3
4. Kecemasan Berat 2 2,2
Total 90 100,0

Setelah dilakukan penggabungan sel (comprase cells)


No. Kecemasan Frekuensi (n) Presentase (%)
1. Tidak Ada Kecemasan 21 23,3
2. Kecemasan Ringan 37 41,1
3. Kecemasan Berat 32 35,6
Total 90 100,0

Berdasarkan tabel 5.3 dari 90 responden ada menunjukkan bahwa


sebagian responden memiliki Tingkat Kecemasan ringan yaitu
sebanyak 37 responden (41,1%).

C. Analisa Bivariat
Tabel 5.4
Hubungan Tingkat Pengetahuan Wanita dengan Tingkat Kecemasan
dalam Menghadapi Menopause Di RW 005 Kelurahan Pondok Aren
Kecemasan dalam Menghadapi Menopause
Tingkat
Tidak Ada Kecemasan Kecemasan Kecemasan Total
Pengetahuan
Kecemasan Ringan Sedang Berat
N 1 2 17 2 22
Kurang
% 4,5 % 9,1 % 77,30% 9,10% 100,0 %
N 4 22 13 0 39
Cukup
% 10,3 % 56,4 % 33,3 % 0,0 % 100,0 %
N 15 14 0 0 29
Baik
% 51,7 % 48,3 % 0,0 % 0,0 % 100,0 %
20 38 30 2 90
Total
22,20% 42,20% 33,30% 2,20% 100,00%
60

Karena pada tabel 5.4 ada beberapa sel yang kurang sesuai dengan uji,
maka dilakukan penggabungan sel (comprase cells). Sehingga hasil yang
didapatkan yaitu sebagai berikut:
Tabel 5.5
Hubungan Tingkat Pengetahuan Wanita dengan Tingkat Kecemasan
dalam Menghadapi Menopause Di RW 005 Kelurahan Pondok Aren

Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Menopause


Pengetahuan Tidak Ada Kecemasan Kecemasan
Kecemasan Ringan Berat Total P-value
N 1 2 19 22
Kurang
% 4,5% 9,1% 86,4% 100,0%
N 20 35 13 68
Baik 0,000
% 29,4% 51,5% 19,1% 100,0%
N 21 37 32 90
Total
% 23,3% 41,1% 35,6% 100,0%

Berdasarkan tabel 5.5 diatas, dari 90 responden menunjukkan bahwa


sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahan baik sebanyak 68
responden (75,6%). Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik
dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 37 responden (41,1%) dengan
tingkat kecemasan berat sebanyak 32 responden (35,6%) dan yang tidak
mengalami kecemasan sebanyal 21 responden (23,3%). Hasil analisis setelah
dilakukan uji Person Chi Square didapatkan nilai p-Value sebesar 0,000
(<0,05), yang artinya ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan Wanita
tentang Menopause dengan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi
Menopause di Rw 005 Pondok Aren Tangerang Selatan.

D. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Responden di Rw 005 Kelurahan Pondok Aren sebagian besar
berpendidikan SMA yaitu sebanyak 44 orang (48,9%). Menurut
Notoatmodjo (2005) yang menjelaskan bahwa bukan berarti seseorang
berpendidikan rendah pasti berpengetahuan rendah karena peningkatan
61

pengetahuan seseorang tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal tapi


juga diperoleh dari sumber informasi lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa usia responden pada
penelitian ini sebagian besar berusia 44 tahun yaitu sebanyak 25 responden
(27,8%) dimana usia 40-44 tahun ini merupakan usia awal untuk
premenopause dan merupakan usia yang telah sangat dewasa. Menurut
Notoatmodjo (2003) ibu dalam kelompok umur ini mempunyai organ
tubuh yang mulai menurun fungsinya, seperti fungsi telinga sudah mulai
berkurang dan fungsi mata pun sudah mulai berkurang. Fungsi organ tubuh
yang demikian ini mempengaruhi pengetahan ibu tentang menopause
karena penyerapan informasi sebagai sumber pengetahan pun menjadi
terhambat.
Respoden di Rw 005 Kelurahan Pondok Aren sebagian besar
tidak bekerja (ibu rumah tangga) yaitu sebanyak 65 responden (72,2%).
Ibu rumah tangga atau ibu tidak bekerja pada umumnya mempunyai
banyak waktu luang untuk merasakan berbagai perubahan yang terjadi
pada masa menjelang tua mengenai berbagai kesehatan dan salah satunya
tentang menopause. Hal ini merupakan pengalaman yang berpengaruh
terhadap keinginan ibu untuk mengatasi berbagai keluhan yang ada.
Keinginan tersebut memotivasi ibu untuk mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan menopause dari sumber yang dianggap dapat
memberikan pengetahuan tentang menopause, salah satunya adalah
tetangga atau orang lain sehingga hal ini berpengaruh pada meningkatnya
pengetahuan ibu tentang menopause. Notoatmodjo (2003) menyatakan
bahwa pengalaman merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan.

2. Tingkat Pengetahuan Wanita Menghadapi Menopause di Rw. 005


Kelurahan Pondok Aren Tangerang Selatan Tahun 2018
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 90 responden sebagian
besar reponden memiliki Tingkat Pengetahuan baik yaitu sebanyak 68
responden (75,6%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Fitriani
62

Nurdamayanti didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu tentang


kecemasan dalam menghadapi menopause lebih banyak berpengetahuan
baik yaitu sebanyak 75 orang (73,5%).
Pegetahuan diperoleh dari informasi baik secara lisan ataupun
tertulis dari pengalaman seseorang. Tingkat pengetahuan seseorang
berbeda-beda tergantung akses informasi yang diterima. Pengetahuan
diperoleh dari fakta atau kenyataan dengan mendengar radio, melihat
televisi dan sebagainya. Pengetahuan adalah bagian essensial dari
eksistensi manusia karena merupakan buah dari aktifitas berpikir yang
dilakukan manusia. Pengetahuan merupakan diferensia yang memisahkan
manusia dari semua genus lainnya (Nasution, 2016).
Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih bermanfaat daripada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan. Pengetahuan manusia banyak diperoleh dari mata dan
telinga. Jadi dapat disimpulkan apabila ibu mempunyai pengetahuan yang
memadai mengenai menopause maka kecemasan dalam menghadapi
menopause tersebut tidak akan meningkat.
Pengetahuan salah satunya didukung oleh pendidikan, pendidikan
yang memadai akan memudahkan seseorang memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang menopause. Pemahaman yang baik tentang seluk
beluk menopause akan menunjang kesiapan wanita dalam menghadapi
menopause. Tingkat pendidikan yang baik akan mempengaruhi seseorang
dalam pengembangan nalar dan analisa. Dengan daya nalar yang baik akan
memudahkan untuk meningkatkan pengetahuan, salah satu cara yang baik
dalam rangka memberikan informasi dan pesan kesehatan. Pengetahuan
tentang suatu objek juga dapat diperoleh dari pengalaman guru, orang tua,
teman, buku dan lain-lain (Rasyid et al., 2014).
Pengetahuan (kognitif) merupakan faktor yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). Seseorang yang
sudah mengetahui tentang premenopause tidak akan mengalami
kecemasan dalam menghadapi menopause (Notoatmodjo, 2007).
63

Menurut pendapat Kasdu (2008) yang menyatakan bahwa


kesiapan seseorang wanita dalam mempersiapkan dan mengatasi sesuatu
hal yang terjadi antara individu yang satu dan yang lainnya berbeda-beda,
seperti halnya kesiapan dalam menghadapi menopause.

3. Tingkat Kecemasan Wanita Menghadapi Menopause di Rw. 005


Kelurahan Pondok Aren Tangerang Selatan Tahun 2018
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 90 responden, sebagian
responden memiliki tingkat kecemasan ringan yaitu sebanyak 37
responden (41,1%). Hal ini menunjukkan bahwa ibu siap dalam
menghadapi menopause karena kecemasan ringan dapat mendorong ibu
untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Emy Ardiningsih yang
menyebutkan bahwa tingkat kecemasan wanita pre menopause diRSUD
dr. Soedirman Kebumen tahun 2017 adalah mayoritas ringan yaitu
sebanyak 90 (75,6%) responden. Dan sesuai juga dengan penelitian Azmi
yang menyebutkan bahawa tingkat kecemasan wanita di Dusun Jadan
Taman Tirto Kasihan Bantul Yogyakarta Tahun 2009 mayoritas dalam
kategori kecemasan ringan yaitu (66,0%). Dikatakan oleh Aprillia dan
Puspitasari, 2007 dalam Karya Tulis Ilmiah Azam Qonitatun (2015)
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kecemasan antara lain
pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, usia, tingkat pendidikan, status,
kondisi ekonomi, dan gaya hidup.
Mayoritas tingkat kecemasan responden adalah ringan, ini
dikarenakan kesiapan ibu menghadapai menopause dapat dipengeruhi oleh
sikap, dukungan keluarga, pengetahuan dan gaya hidup. Sikap yaitu setiap
individu yang memandang masalah dengan sisi positif maka akan
memberikan pengaruh yang positif kepada dirinya dan individu yang
memandang masalah dengan sisi negatif makan akan memberikan
pengaruh yang negatif pula kepada dirinya yang nantinya hal ini dapat
mempengaruhi tindakan yang dilakukan. Dukungan keluarga yaitu
semakin tua maka semakin banyak perubahan yang dapat membuat
64

seorang wanita merasa cemas. Salah satu di antaranya adalah ketika


memasuki masa menopause. Kondisi tersebut membuat kekhawatiran
tersendiri sehingga diperlukan pengertian dari suami dan anak-anak
sebagai anggota keluarga terdekat. Pengetahuan yaitu setiap wanita yang
akan memasuki masa menopause harus memiliki pengetahuan yang
memadai tentang menopause agar tidak mengalami kecemasan pada
dirinya dan menjalani masa tersebut dengan tenang. Gaya hidup ini
terbukti bahwa kesehatan umum seseorang menentukan kesehatan orang
tersebut di masa yang akan datang. Gaya hidup tidak memberikan dampak
langsung, tetapi dampak tersebut baru akan dirasakan beberapa tahun
kemudian bahkan mungkin puluhan tahun yang akan datang.
Menurut Anwar (2007) menungkapkan bahwa menjadi cemas
pada tingkat tertentu merupakan bagian dari respon normal untuk
mengatasi masalah sehari-hari. Perempuan yang akan memasuki usia tua,
sering timbul rasa khawatir terhadap proses kognisi seperti keriput, tua dan
tidak cantik lagi sehingga perempuan takut menghadapi menopause. Hal
ini dapat menimbulkan stres yang mengakibatkan kecemasan jika tidak
mampu beradaptasi. Kenyataan tidak semua wanita mengalami
kecemasan, ketakutan bahkan depresi saat menghadapi menopause sangat
dipengaruhi oleh bagaimana penilaiannya terhadap menopause. Penilaian
individu terhadap peristiwa yang dialami ada yang negatif ada yang positif
(Hawari, 2006).

4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Wanita dengan Tingkat Kecemasan


Menghadapi Menopause di Rw. 005 Kelurahan Pondok Aren
Tangerang Selatan Tahun 2018
Hasil penelitian dari 90 responden menunjukkan bahwa sebagian
besar responden memiliki tingkat pengetahan baik sebanyak 68 responden
(75,6%). Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik dengan
tingkat kecemasan ringan sebanyak 37 responden (41,1%) dengan tingkat
kecemasan berat sebanyak 32 responden (35,6%) dan yang tidak
mengalami kecemasan sebanyal 21 responden (23,3%). Hasil analisis
65

setelah dilakukan uji Person Chi Square didapatkan nilai p-Value sebesar
0,000 (<0,05), yang artinya ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan
Wanita tentang Menopause dengan Tingkat Kecemasan dalam
Menghadapi Menopause di Rw 005 Pondok Aren Tangerang Selatan.
Responden yang mengalami tingkat kecemasan ringan (42,20%)
sebagian besar dipengaruhi oleh Perasaan Ansietas, Gangguan Tidur,
Perasaan Depresi dan Gejala Somatik (Otot). Ibu yang mengalami
kecemasan menganggap bahwa gejala-gejala yang dialaminya itu tidak
normal sehingga ibu tidak tahu bagaimana cara mengatasi gejala-gejala
tersebut. Ketidaktahuan ibu bisa dikarenakan kurangnya informasi yang
didapat oleh ibu tentang gejala-gejala premenopause sehingga
menyebabkan ibu tidak mengetahui tentang hal-hal tersebut dan tidak bisa
mengatasi kecemasan. Hal ini sesuai dengan teori Hendra (2008) informasi
akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun
seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan
informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat
kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
Hasil penelitian dengan 90 responden ini diketahui bahwa
sebagian responden mengalami tingkat pengetahuan baik sebanyak 68
orang (75,6%) yang mana mereka sudah mengetahui tentang menopause,
seperti pengertian menopause, perubahan psikologis, gejala menopause
dan kualitas hidup wanita menopause. Terlihat dari 14 pertanyaan yang
terdapat pada kuesioner pengetahuan tentang menopause sebagian besar
menjawab cukup benar. Hal ini menggambarkan tingkat pengetahuan
wanita menopause di RW 005 Kelurahan Pondok Aren berada pada tingkat
pengetahuan yang cukup. Tingkat pengetahuan yang cukup ini
dikarenakan sebagian besar wanita menopause yang berpendidikan
menegah sehingga pengetahuan dan pemahaman mereka tentang
menopause lebih luas dan mendalam.
Pengetahuan yang cukup akan membantu wanita memahami dan
mempersiapkan dirinya menjalani masa menopause dengan lebih baik.
Pendidikan, wanita yang berpendidikan akan mempunyai pengetahuan
66

kesehatan yang lebih baik ternyata tidak membuat tingkat pengetahuan


menjadi tinggi hal ini sesuai dengan Notoatmodjo (2005) yang
menjelaskan bahwa bukan berarti seseorang berpendidikan rendah pasti
berpengetahuan rendah karena peningkatan pengetahuan seseorang tidak
mutlak diperoleh di pendidikan formal tapi juga diperoleh dari sumber
informasi lainnya. pendidikan merupakan pembelajaran untuk
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran
pendidikan bisa berdiri sendiri. Sosial ekonomi, keadaan sosial ekonomi
mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Wanita yang
berasal dari golongan ekonomi rendah cenderung pasrah dan mampu
beradaptasi dengan baik saat mengalami menopause. Usia, semakin
bertambahnya usia seorang pengalamannya makin bertambah, sehingga
akan lebih baik menghadapi menopause.
Kecemasan dalam menghadapi menopause disebabkan oleh
berbagai faktor diantaranya adalah pengetahuan ibu yang mempunyai
pengetahuan tidak baik tentang menopause maka ibu tidak akan biasa
menyesuaikan dengan berbagai perubahan fisik dalam menghadapi
menopause maka akan timbul rasa kecemasan. Hal ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Hawari (2006) dalam karya tulis Aziana (2009)
bahwa pengetahuan mempengaruhi kecemasan.

Anda mungkin juga menyukai