Anda di halaman 1dari 60

Sejarah Museum Balaputra Dewa

Sumatera Selatan memiliki sejarah panjang keberadaannya.


Provinsi yang sejak berabad lampau dikenal dengan nama Bumi Sriwi-
jaya ini merupakan lokasi berdirinya kerajaan maritim termasyur di
nusantara bernama Kerajaan Sriwijaya. Memasuki abad ke-15, berdi-
rilah Kesultanan Palembang yang berkuasa hingga kedatangan kolo-
nialisme Belanda ke bumi Sriwijaya. Jauh sebelum itu, menurut Van
der Hoop, peneliti asal Belanda, Sumatera Selatan merupakan salah
satu wilayah di nusantara yang banyak ditemukan pemukiman dari
zaman megalith. Pada tahun 1976 Gubernur Sumsel membeli lokasi
seluas 23.565 meter persegi ini untuk dijadikan museum. Proses pem-
bangunannya dimulai pada tahun 1978 dan diresmikan sebagai
museum pada tanggal 5 Novemver 1984. Pada awalnya museum ini
diberi nama sebagai Museum Negeri Propinsi Sumatera Selatan,
namun setelah keluarnya SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

1
No. 1223/1999 tertanggal 4 April 1990, museum ini berubah nama
menjadi Museum Negeri Propinsi Sumatera Selatan Balaputradewa.

Nama museum diambil dari Raja Balaputradewa, yaitu seorang


raja yang terkemuka dari sejarah kerajaan Sriwijayapada abad ke 8 – 9
M yang merupakan keturunan Wangsa Syailendra. Dalam prasasti
Nalanda disebutkan bahwa ia adalah cucu Dharanandra, dan ayahnya
bernama Samaragrawira dan ibu bernama Dewi Tara dari Wangsa
Soma. Saat memerintah, pengaruh Balaputradewa sangat luas menca-
pai Asia Tenggara dan meluas sampai ke India. Ia adalah Raja yang
memberikan landasan politik dan diplomasi bagi dunia internasional
sehingga nama kerajaan yang dipimpinnya menjadi lebih besar. Pada
masa pemerintahannya Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan
sebagai sebuah kerajaan maritim yang kekuasaannya meliputi seluruh
Indonesia hingga Thailand, India, Filipina dan Cina. Museum Balaput-
era Dewa menyimpan berbagai koleksi dari zaman pra-sejarah, zaman
Kerajaan Sriwijaya, zaman Kesultanan Palembang, hingga ke zaman
kolonialisme Belanda. Berbagai koleksi tersebut dipamerkan di dalam
tiga ruang pamer utama. Museum Balaputradewa memiliki sekitar 3580
buah koleksi yang terdiri dari barang-barang tradisional Palembang,
binatang awetan dari berbagai daerah di Sumatera Selatan, beberapa
miniature rumah pedalaman, replica prasasti dari arca kuno yang
pernah ditemukan di Bukit Siguntang, batu-batu ukir raksasa dari jaman
Megalitikum, dan masih banyak lagi.

Koleksi di Museum Balaputradewa dibagi menjadi 10 macam


kategori yaitu histografi atau historika (cerita-cerita), etnografi, feologi,
keramik, alat-alat teknologi modern, seni rupa (berupa ukiran), flora
fauna (biologika) dan geologi serta terdapat rumah limas juga rumah
Ulu Ali. Koleksi-koleksi di Museum Balaputradewa ditempatkan pada
3 buah ruang pameran yang dikelompokan menjadi ruang pamer zaman
prasejarah, kesultanan Palembang Darussalam dan masa perang
kemerdekaan serta tambahan Rumah Limas (rumah/bangunan khas
Palembang). Di Museum Balaputradewa sekarang terdapat ruang

2
khusus pertukaran budaya antara Kesultanan Malaka (Malaysia) dan
Palembang (Indonesia). Ruang pamer (Galeri) kebudayaan Malaka ini
baru dibuka sekitar tahun 2011 saat Sultan Malaka berkunjung ke
Palembang. Ruang pamer kebudayaan Malaka didedikasikan kepada
masyarakat Palembang karena adanya keterikatan batin dan budaya
antara masyarakat Malaka dan Palembang.

3
Sadewa
Keterangan
1. Nama Benda : Wayang Kulit Sadewa
2. Ukuran : Panjang = 56 cm
Lebar = 16 cm
3. Tempat perolehan : Sumsel
4. Tanggal masuk : 26-07-1986
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

4
Uraian singkat
Terbuat dari kulit, kayu, bulu landak,
dan tali senar. keseluruhan badan, pakaian
dan perhiasan terbuat dari kulit. Pada
kedua telapak tangannya digantungkan
Bulu landak Kulit kayu
bulu landak sepanjang 37 cm, yang
berfungsi sebagai pegangan, suwaktu memainkan wayang tersebut.
Kayu digunakan sebagai tulang badan yang ujungnya dibuat runcing.
Keseluruhan badannya, kaki, tangan dan wajahnya berwarna coklat tua.
Kepalanya mengenakan mahkota gigi berwarna putih, lidah merah,
kuku putih, telinga menggenakan sumping dan antingan panjang. Leher
AAAAAAAAA. mengenakan kalung ular dada, tangan dan
AAAAAAAAA. kakinya dipenuhi rambut. Mengenakan kelat
AAAAAAAAAA bahu, gelang, kuku tangannya panjang disebut
AAAAAAA. A k kuku ponconoko yang juga berfungsi sebagai
aaaaaaaaaa senjata. Mengenakan sarung mermotif kota-kotak
Senar
nn vvvvvvvvvvvvv wayang ini dibuat versi bali.

Sejarah singkat
Bima adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita
Mahabharata. Ia merupakan putra Kunti, dan dikenal sebagai tokoh
Pandawayang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh,
walaupun sebenarnya berhati lembut. Di antara Pandawa, dia berada di
urutan kedua dari lima bersaudara. Saudara seayahnya ialah Hanoman,
wanara terkenal dalam epos Ramayana. Mahabharata menceritakan
bahwa Bima gugur di pegunungan bersama keempat saudaranya setelah
Bharatayuddha berakhir. Cerita tersebut dikisahkan dalam jilid ke-18
Mahabharata yang berjudul Mahaprasthanikaparwa. Bima setia pada
satu sikap, yaitu tidak suka berbasa-basi, tak pernah bersikap mendua,
serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.
8
Bima
Keterangan
1. Nama Benda :Wayang Kulit Bima
2. Ukuran : Panjang = 62 cm
Lebar = 23 cm
3. Tempat perolehan : Sumsel
4. Tanggal masuk : 26-07-1986
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

7
Uraian singkat
Terbuat dari, kulit, bambu, benang. Keseluruhan
badan, perhiasan dan pakaiannya terbuat dari kulit.
Bambu digunakan sebagai tulang penyangga.
Ujung bambu dibuat runcing. Pada kedua telapak
tangannya digantungkan bulu landak sepanjang Kulit bambu
31 cm, yang berfungsi sebagai pegangan dalang memegang wayang
tersebut. Kayu dibuat lebih panjang dari badannya yang ujungnya
dibuat runcing keseluruhan.
kulit kaki, wajah, tangannya berwarna merah jambu. Bagian kepalann-
ya mengenakan mahkota. Telingannya mengenakan sumping dan
antingan. Lehernya mengenakan kalung berliontin. Mengenakan
ulur-ulur yang diselempangkan dibahu, kedua lengan mengenakan
kelat bahu. Mengenakan cincin, mengenakan sarung motif batik.
Dipinggangnya terselip keris. Tokoh sadewa dalam pewayangan adalah
saudara kembar dari nakula dan merupakan salah satu dari pandawa
lima.

Sejarah singkat
Sahadewa atau Sadewa adalah saudara terakhir dari para Panda-
wa. Sadewa memiliki saudara kembar yaitu Nakula, mereka juga men-
jadi tokoh protagonis dalam cerita Mahabarata. Sadewa adalah putera
dari Pandu dan Dewi Madri. Sadewa dan saudara kembarnya Nakula
dikisahkan sebagai anugerah dari dewa kembar bernama Aswin kepada
Dewi Madri, karena Pandu mendapat kutukan dari Resi Kindama
bahwa ia akan mati apabila mengawini istrinya. Sadewa memiliki sifat
yang bijak, bahkan walaupun ia putera yang paling muda dari Para
Pandawa, ia adalah yang terbijak. Kakaknya, Yudistira pernah menga-
takan bahwa Sadewa lebih bijak daripada Wrehaspati, yaitu guru para
dewa.Sadewa memiliki kepandaian dalam hal ilmu perbintangan atau
astronomi. Kepandaiannya jauh di atas murid-murid Resi Drona yang
lainnya.
5
pernah dikutuk, apabila sampai membeberkan rahasia takdir, maka
kepalanya akan terbelah menjadi dua. Ia juga pandai dalam hal ilmu
peternakan sapi. Dan pada saat Para Pandawa menjalani masa penyama-
ran di Kerajaan Matsyakarena kalah bermain dadu dengan Korawa,
Sadewa menyamar menjadi seorang gembala sapi bernama Tantripala.
Sadewa menikah dengan puteri Jarasanda, raja Kerajaan Magadha, dan
dari pernikahan tersebut, ia memperoleh seorang putera bernama Suho-
tra, Sedangkan dari Dropadi, yang merupakan istri para Pandawa
setelah Arjuna memenangkan sayembara memanah di kerajaan Pancala,
Sadewa memiliki putera bernama Srutakirti. Istri Sadewa versi
pewayangan hanya seorang, yaitu Perdapa putri Resi Tambrapetra. Dari
perkawinan itu lahir dua orang anak bernama Niken Sayekti dan Bam-
bang Sabekti. Masing-masing menikah dengan anak-anak Nakula yang
bernama Pramusintadan Pramuwati. Sadewa juga turut serta dalam
peperangan besar di Kurukshetra (Bharatayuddha). Dalam kisah
Mahabharata, pada hari ke-18 Sadewa bertempur melawan Sengkuni,
dan ia berhasil mengalahkan Sengkuni dengan pedangnya. Sengkuni
adalah paman para Korawa dari pihak ibu. Ia licik dan yang memicu
permusuhan antara Pandawa dan Korawa, sehingga meletus perang-
Bharatayuddha.Sadewa juga merupakan tokoh utama dalam Kakawin
Sudamala, yaitu karya sastra berbahasa Jawa Kuna peninggalan Kera-
jaan Majapahit. Dalam naskan ini diceritakan tentang kutukan yang
menimpa istri Batara Guru yang bernama Umayi, akibat perbuatannya
berselingkuh dengan Batara Brahma.Umayi dikisahkan berubah menja-
di Rakshasi bernama Ra Nini, dan hanya bisa kembali ke wujud asal
apabila diruwat oleh bungsu Pandawa. Oleh karena itu, Sadewa diculik
dan dipaksa untuk memimpin prosesi ruwatan. Setelah dirasuki batara
Guru, barulah Sadewa menjalankan permintaan Ra Nini. Kemudian
Sadewa mendapat julukan Sudamala yang berarti “menghilangkan
penyakit”. Dan dengan petunjuk Ra Nini yang sudah berubah menjadi
Umayi, Sadewa pun pergi ke desa Prangalas menikahi putri seorang
pertapa bernama Tambrapetra, yang bernama Predapa.Sadewa mening-
gal dalam perjalanan ke puncak gunung Himalaya bersama para panda-
wa dan istri mereka Dropadi. Sadewa meniggal setelah Dropadi. Arwah
Sadewa mencapai kedamaian di surga.

6
Prabu Kresna
Keterangan
1. Nama Benda :Wayang Kulit Prabu Kresna
2. Ukuran : Panjang = 70 cm
Lebar = 20 cm
3. Tempat perolehan : Sumsel
4. Tanggal masuk : 26-07-1986
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

9
Uraian singkat

Bahan terbuat dari kulit, kayu, tulang


dan benang. Keseluruhan badan, tangan,
kaki, pakaian, dan perhiasan terbuat dari
kulit. Tulangnya digunakan sebagai tulang Benang Tulang
badan dari ujung mahkota sampai kebawah
kaki (18 cm) dari kaki. Tulang tersebut pada bagian bawah nya besar,
semakinmkebawah semakin kecil. Pada kedua telapak ta nganya digan-
tungkan tulang sepanjang 37cm yang diikat dengan benang, yang
berfungsi sebagai pegangan dalang. Bagian badan, tangan, leher, kaki
berwarna emas sedangkan lidag dan bibir merah
jingga.Leher menggunakan kalung, tangan men-
genakan gelang, cincin. Kepala mengenakan mahko-
ta. Bagian belakang mengenakan lunglung prabu
lengkap dengan anakan prabu, kancing prabu dan
Kulit hewan tali prabu. Menganakan celana kain bermotif batik,
memakai keris. Wayang ini dibuat versi jawa.

Sejarah singkat

Prabu Kresna merupakan salah seorang tokoh vital dalam kisah


Mahabharata. Kresna merupakan seorang yang bijaksana, pintar, dan
sangat sakti. Senjata cakranya nyaris tak terkalahkan sehingga sangat
ditakuti oleh semua pihak. Kepintaran dan kepiawaian Kresna dalam
tata negara serta siasat dan taktik perang sudah tidak perlu diragukan
lagi. Kemampuan Prabu Kresna dalam mengatur roda pemerintahan
terbukti sangat baik dari tatanan dan kehidupan masyarakat negeri
Dwaraka yang maju, makmur dan sentosa. Demikian pula dengan
siasat dan taktik perang yang dimiliki oleh Prabu Kresna, tidak ada
yang memungkiri kemampuannya dalam hal yang satu ini. Karena itu
pulalah Kresna menjadi penasehat perang para Pandawa dalam Bhara-
tayudha. 10
Adipati Karna
Keterangan
1. Nama Benda :Wayang Kulit Adipati Karna
2. Ukuran : Panjang = 66 cm
Lebar = 19 cm
3. Tempat perolehan : Sumsel
4. Tanggal masuk : 26-09-1986
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

11
Uraian singkat

Bahan terbuat dari kulit, kayu, tulang dan benang. Keseluruhan


badan, tangan, kaki, pakaian, dan perhiasan terbuat dari kulit.Tulangnya
digunakan sebagai tulang badan dari ujung mahkota sampai kebawah
kaki (18 cm) dari kaki. Tulang tersebut pada bagian bawah nya besar,
semakin kebawah semakin kecil. Pada kedua telapak tanganya digan-
tungkan tulang sepanjang 37cm yang diikat dengan benang, yang
berfungsi sebagai pegangan dalang. Bagian badan, tangan, leher, kaki
berwarna emas sedangkan lidag dan bibir merah jingga.Leher menggu-
nakan kalung, tangan mengenakan gelang, cincin. Kepala mengenakan
mahkota. Bagian belakang mengenakan lunglung prabu lengkap dengan
anakan prabu, kancing prabu dan tali prabu. Menganakan celana kain
bermotif batik, memakai keris. Wayang ini dibuat versi jawa.

Sejarah singkat

Karna adalah nama Raja Angga dalam wiracarita Mahabharata. Ia


menjadi pendukung utama pihak Korawa dalam perang besar melawan
Pandawa. Karna merupakan kakak tertua dari tiga di antara lima Panda
wa: Yudistira, Bimasena, dan Arjuna. Dalam
bagian akhir perang besar tersebut, Karna
diangkat sebagai panglima pihak Korawa,
dan akhirnya gugur di tangan Arjuna. Dalam
Mahabharata diceritakan bahwa Karna men-
junjung tinggi nilai-nilai kesatria. Meski
angkuh, ia juga seorang dermawan yang
murah hati, terutama kepada fakir miskin dan kaum brahmana. Menurut
legenda, Karna merupakan pendiri kota Karnal, terletak di negara
bagian Haryana, India Utara.
12
Gatotkaca
Keterangan
1. Nama Benda :Wayang Gatot Kaca Bali
2. Ukuran : Panjang = 60 cm
Lebar = 12 cm
3. Tempat perolehan : Bandung
4. Tanggal masuk : 26-07-1986
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

13
Uraian singkat

Bahan terbuat dari kulit, kayu, bulu landak dan tali senar, keseluru-
han badan, pakaian dan perhiasan terbuat dari kulit. Pada kedua telapak
tangannya digantungkan bulu landak sepanjang 38 cm, yang berfungsi
sebagai pegangan dalang, suwaktu memainkan. Kayu digunakan
sebagai tulang badan yang ujungnya dibuat runcing keseluruhan badan,
kaki, tangan dan wajahnya berwarna merah hati. Kepalanya men-
genakan mahkota, telinga mengenakan sumping dan
antingan. Leher mengenakan kalung. Bagian belakang
mengenakan lulung prabu yang dikaitkan pada bahun-
ya, kedua tangannya mengenakan kelat bahu, gelang,
cincin. Mengenakan celana panjang bermotif suluran.
Wayang ini versi bali. Kelat bahu

Sejarah singkat

Gaṭotkaca adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata,


putra Bimasena (Bima) atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya
bernama Hidimbi (Arimbi), berasal dari bangsa raksasa. Gatotkaca
dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di
Kurukshetra, ia menewaskan banyak sekutu Korawa sebelum akhirnya
gugur di tangan Karna.Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh
pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa,
ia dikenal dengan sebutan Gatotkoco(bahasa Jawa: Gathotkaca).
Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di
angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot
kawat tulang besi".

14
Puntadewa
Keterangan
1. Nama Benda :Wayang Kulit Puntadewa
2. Ukuran : Panjang = 54cm
Lebar = 16,5 cm
3. Tempat perolehan : Sumsel
4. Tanggal masuk : 26-07-1996
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

15
Uraian singkat

Terbuat dari kulit, bambu, benang. Keseluruhan badan perhiasan


dan pakaiannya terbuat dari kulit bambu digunakan sebagai tulang
penyangga. Ujung bambu dibuat runcing. Kulit badan, muka tangan
dan kaki berwarna putih, Kepalanya mengenakan kuluk (mahkota)
yang berwarna hitam dan kuning keemasan. Mengenakan celana dan
hiasan pinggang yang berwarna kuning keemasan, hijau, putih, ungu,
hitam , kuning dan merah. Bagian telinganya mengenakan sumping
yang berwarna keemasan,ungu, putih, kuning, dan orange. Wayang ini
dibuat versi bali

Sejarah singkat

Puntadewa adalah anak sulung Prabu Pandu Dewanata, seorang


Raja Astinapura. yang lahir dari Dewi Kunthi Talibrata. Dari ibu yang
sama ia mempunyai dua adik laki-laki, yaitu Bimasena dan Harjuna.
Sedangkan dari Dewi Madrim ibu yang lain, Puntadewa mempunyai
saudara laki-laki kembar, bernama Pinten dan Tansen. Kelima anak
laki-laki Pandu Dewanata lebih dikenal dengan sebutan Pandhawa
Lima. Selain berayah Pandudewanata, Puntadewa dikenal juga sebagai
anak Dewa pendarma, yang bernama Bathara Dharma. Pada umumnya
Puntadewa dianggap tokoh baik, berwatak putih suci, berbudi halus,
sabar, berbelas kasih, setia, tidak mau mengecewakan orang lain, dan
tulus ikhlas memberikan kepunyaannya kepada orang lain yang mem-
butuhkan. Bahkan istrinya sekali pun jika diminta, akan diberikan.
Karena perilaku yang teramat baik itulah, Puntadewa disebut sebagai

16
manusia sempurna berdarah putih, atau manusia Ajatasatru, artinya
manusia yang tidak mempunyai musuh. Sebagai anak sulung, Puntade-
wa dipersiapkan menjadi raja. Namun sayang, Pandu Dewanata wafat
ketika ke lima anak-anaknya masih kecil, sehingga untuk sementara
negara Astinapura di titipkan kepada kakak Pandu yang bernama
Destarasta, dengan janji bahwa nanti setelah Pandawa dewasa Kerajaan
Astinapura akan diserahkan kepada Puntadewa. Namun janji tersebut
tidak pernah ditepati. Buktinya, setelah Puntadewa dan ke empat adikn-
ya dewasa, para kurawa yang didalangi Patih Sengkuni mencoba mem-
bunuh mereka dengan cara menjebaknya dalam sebuah rumah dan
membakarnya hidup-hidup. Peristiwa tersebut dikenal dengan sebutan
“Bale Sigala-gala.” Setelah tragedi berlalu, diantara puing-puing rerun-
tuhan, didapatkan enam jenasah yang hangus terbakar, dan itu diyakini
bahwa mereka adalah Kunthi Puntadewa dan ke empat adiknya.
Dengan demikian tahta Hastina sudah aman dari pewarisnya. Maka
segeralah Duryudana, anak sulung Prabu Destarastra naik tahta menja-
di Raja hastinapura.

17
Bratasena
Keterangan
1. Nama Benda :Wayang Kulit Bratasena
2. Ukuran : Panjang = 86 cm
Lebar = 38 cm
3. Tempat perolehan : Sumsel
4. Tanggal masuk : 26-07-1996
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

18
Uraian singkat

Terbuat dari kulit, bamboo, benang. Keseluruhan badan, perhiasan


dan pakaian terbuat dari kulit. Bamboo digunakan sebagai tulang
penyangga. Ujung bamboo dibuat runcing, kulit badan, tangan dan kaki
berwarna kuning sedangkan wajahnya berwarna hitam. Bagian
kepalanya menggunakan sumping dan antingan, bagian leher menggu-
nakan kalung mengenakan celana sarung bermotif kotak-kotak , dileng-
kapi selendang. Kedua pergelangan kaki mengenakan gelang.

Sejarah singkat

Raden Bratasena adalah anggota Pandawa yang kedua, putra


Prabu Pandu. Bratasena bernama juga Bima dan Bayusuta atau putra
angkat Betara Bayu. Setelah dewasa ia bernama Wrekudara, ber-
tahta di Jodipati, sebagai sebagai raja. Bratasena tidak pernah me-
makai bahasa halus pada siapa pun juga, bahkan terhadap Dewa, dia
juga menggunakan bahasa, kasar. Selama hidupnya hanya sekali, ia
berbahasa halus (atau krama) yaitu ketika ia bertemu dengan Dewa
Ruci. Seorang dewa yang berukuran kerdil, yang dianggapnya sebagai
yang dewa sejati. Tetapi walaupun kasar, bahasanya itu penuh
dengan kebijaksanaan, Ia juga tidak pernah dusta.

19
Werkudara
Werkudara
Keterangan
1. Nama Benda :Wayang Kulit Werkudara
2. Ukuran : Panjang = 86 cm
Lebar = 38 cm
3. Tempat perolehan : Sumsel
4. Tanggal masuk : 26-07-1996
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

20
Uraian singkat

Bahan terbuat dari kulit, bambu,dan benang. Keseluruhan


badan pakaian dan perhiasan terbuat dari kulit. Bambunya digu-
nakan sebagai tulang atau penyangga, bambu dibuat lebih panjang
yakni 16,5 cm dibawah kaki, yang ujungnya yang runcing agar
mudah ditancapkan. Kulit, badan, tangan, kaki dan wajahnya
berwarna hitam. Bagian kepalanya mengenakan mahkota yang
bermotif sulur-suluran, mahkota bagian belakang melengkung
dari bawah ke atas sehingga bagian tengah berlobang telinganya
mengenakan sumping dan antingan. Mengenakan celana sarung
dan selendang bermotif kotak-kotak hitam putih dan sulur-suluran
serta terdapat gambar barong wayang ini dibuat versi Jawa gaya
Yogyakarta .

Sejarah singkat

Werkudara adalah penegak kerajaan Amarta yang memegang


keadilan dan kebenaran. dia tidak pernah takut kepada siapapun.
kesaktiannya sangat luarbiasa. tidak mengenal basa- basi kepada
siapapun dan selalu berkata jujur. dia selalu mendampingi sang kakak
kemanapun sang kakak pergi. werkudara sangat menghormati wanita,
terlebih ibunya.pada waktu menyamar dalam pembuangan 12 tahun
akibat pandawa kalah taruhan dengan kurawa dalam lakon bale siga-
la-gala, namanya diganti menjadi Raden Balawa dinegara Wirata.dia
bekerja sebagai tukang potong sapi dan kerbau. disana dia berhasil
menolong Prabu Matswapati dari cengkraman Kurawa.

21
semasa muda dia bernama Raden Bratasena, adalah murid dari pendeta
Durna. karena ketekunan dan kejujurannya dia air suci Tirta Pawitra
Suci dari Dewa Ruci.Raden Bima juga sering menjadi begawan untuk
ketentraman dunia misalnya menjadi Begawan Paksajandhu, Begawan
Bima Suci.dalam perang bharatayuda hampir seluruh pasukan kurawa
dimusnahkan oleh Raden Bima. duryudana pun tewas ditangan
werkudara.

22
Arjuna
Keterangan
1. Nama Benda :Wayang Kulit Arjuna
2. Ukuran : Panjang = 86 cm
Lebar = 38 cm
3. Tempat perolehan : Sumsel
4. Tanggal masuk : 26-07-1996
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

23
Uraian
Uraian singkat
singkat

Bahan terbuat dari kulit, kayu, bulu landak dan tali senar. Keseluru-
han badan, pakaian dan perhiasan terbuat dari kulit. Pada kedua telapak
tangannya digantungkan bulu landak sepanjang 33 cm, yang berfungsi
sebagai pegangan dalang suatu memainkan. Kayu digunakan sebagai
tulang badan yang ujungnya dibuat lancip. Keseluruhan badan, kaki,
tangan dan wajahnya berwarna kuning langsat. Kepalanya mengenakan
mahkota. Gigi Berwarna putih, lidah merah, kuku putih, telinga meng-
gunakan sumping dan antingan panjang. Leher menggunakan kalung
ular. Pada jari kelingking menggunakan cincin. Mengenakan celana
sarung bermotif kembang dan sulur-suluran. Dipinggangnya terselip
keris yang bagian hulunya bermotif sulur, dan dua buah spiral berwarna
kombinasi. Arjuna merupakan anak ketiga dari pandu, dengan keahlian
utamanya

Sejarah singkat
Uraian singkat
Arjuna sangat dikenal dengan ketampanan dan kelembutannya hatinya.
Sehingga banyak pengisah pewayangan (dalang) menggambarkan gaya
bicara tokoh ini sangat halus. Ia juga merupakan seorang satria yang
suka menolong dan hobi pertapa. Arjuna adalah putra dari pasangan
Prabu Pandudewata dan Dewi Kunti yang merupakan titisan dari
Batara Indra. Karena ketampanannya, Arjuna memiliki banyak istri
yaitu: Sembrada, Srikandi, Larasati, Dresanala, hingga Dewi Supraba
dari kahyangan pun ia peristri. Ia juga mempunyai anak-anak yang
tampan, berjiwa ksatria, berbudi luhur.Senjata andalan yang dimilki
Arjuna adalah Keris Pulanggeni, panah Pasopati, panah Sarotama dan

24
keris Kalanadah. Selaian itu Arjuna juga memiliki ajian atau kesaktian
yaitu Malayabumi atau menghilang melihat alam jin. Ia Arjuna juga
memiliki ajian sepi/saefi angin di mana ia dapat berlari secepat angin
(teleportasi).

25
Sengkuni
Keterangan
1. Nama Benda :Wayang Kulit Sengkuni
2. Ukuran : Panjang = 58 cm
Lebar = 17 cm
3. Tempat perolehan : Sumsel
4. Tanggal masuk : 02-02-1998
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

26
Uraian singkat

Bahan terbuat dari kulit, tulang dan senar. Tulangnya berwarna


coklat kehitaman yang berjumlah 3 buah. Sebuah digunakan untuk
penyanga tangan tiang penyanga badanya pada ujungnya runcing
yang berfungsi untuk menancapkan pada pohon pisang saat pertunju-
kan . Kulit keseluruhan tubuhnya berwarna hijau, pakaian dan perhi-
asannya berwarna kuning keemasan, hijau, hitam, putih keabuan,
ungu, merah dan kuning. Mengenakan makkota yang dibelakangnya
bergambar kepala naga. Wayang sangkuni ini dalam bentuk versi bali.

Sejarah singkat

Dalam dunia pewayangan ada tokoh yang namanya Sengkuni.


Pada masa mudanya Sengkuni ini bernama Harya Suman. Sengkuni
ini dalam pewayangan disebut juga Trigantalpati, Gandaraputra, atau
Suwalaputra. Sebutan yang terakhir itu disebabkan karena dia adalah
putra ketiga Prabu Suwala alias Prabu Keswara, Raja Gandaradesa.
Kerajaan Gandaradesa dalam pewayangan disebut Plasajenar atau
Awu-awu Langit. Kakak sulungnya bernama Dewi Gendari yang
kadang-kadang disebut Dewi Anggandari. Kakal laki-lakinya yang
nomor dua bernama Harya Gandarya yang kemudian mewarisi sing-
gasana Kerajaan Gandaradesa. Adiknya dua orang, laki-laki semua,
yaitu Surabasata dan Harya Gajaksa. Kekecewaan yang berulang kali,
membuat Sengkuni menjadi manusia yang selalu iri dan dengki. Sifat
buruknya itu terutama ditujukan kepada Pandu. Pertama karena Pandu
telah mengalahkannya dalam sayembara pilih, dan juga mengalah

27
kannya dalam perang tanding. Kedua, Sengkuni iri dan cemburu
karena Dewi Kunti yang diidamkannya ternyata menjadi istri Pandu.
Ketiga, Sengkuni kecewa karena kakaknya Dewi Gendari, dicampak-
kan Pandu, dihadiahkan kepada kakaknya Destarastra. Suman
berharap kakaknya menjadi istri Pandu yang waktu itu Raja Astina.
Karena itu Sengkuni amat benci dan dendam pada Pandu. Sengkuni
tumbuh menjadi tokoh politik yang ambisius, culas, dan menghalalkan
segala cara untuk mencapai tujuannya.

28
Janaka
Keterangan
1. Nama Benda :Wayang Golek Janaka
2. Ukuran : Panjang = 59 cm
Lebar = 15 cm
3. Tempat perolehan : Palembang
4. Tanggal masuk :-
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

29
Uraian
Uraian singkat
singkat

Bahan dari kayu, kain beludru, benang


wol dan kuningan. Berbentuk boneka yang
didandani. Bagian leher, pangkal lengan
dan siku bisa dilepas. Apabila kakinya
digerakan maka kepalanya ikut bergerak Kain beludru
menoleh. Pada jari tangan dipasang kayu
sebagai pegangan dalam saat memainkan wayang tersebut. Bagian
kepalanya mengenakan mahkota.kedua telinganya terdapat sumpingan
yang menjuntai kebahu. Dada nya mengenakan perisai. Kedua lengan
dan pergelangan tangannya mengenakan gelang. Mengenakan kain
dilengkapi dengan sabuk dan selendang.

Sejarah singkat

Janaka adalah raja di kerajaan Mithila. Ia lahir di Janakpur, Nepal


ia dikisahkan dalam Ramayana sebagai ayah Sita dan ada pula sumber
mengenai dirinya di Brihadaranyaka Upanishad, Mahabharata dan
Purana. Janaka menguji kekuatan para peminang yang melamar putrin-
ya untuk memasangkan tali busur milik Dewa Siwa. Pangeran Rama
berhasil melakukannya, dan puteri Janaka yaitu Sita (juga disebut
Janaki) menikahi Rama dan hidup bersama di Ayodhya. Janaka tidak
hanya seorang raja yang gagah berani, tetapi juga ahli di bidang sastra
dan Weda selayaknya seorang resi. Ia adalah murid kesayangan Yajna-
valkya, yang merupakan Brahman dalam wujud raja, pada bab satu
kitab Brihadaranyaka Upanishad. Dalam Bhagawad Gita, Sri Kresna
menggunakan Janaka sebagai contoh Karma yoga. Raja Janaka juga
disebut sebagai seorang Rajaresi yang memiliki pengetahuan spiritual

30
dan meraih predikat resi, meskipun ia seorang raja yang memerintah di
Mithila. Ia juga dilatih oleh Resi Ashtawakraa. Menurut wiracarita
Mahabharata, Janaka adalah ras para raja yang memerintah Kerajaan
Wideha dari ibu kota mereka, Mithila. Ayah Sita (istri Raghava Rama)
bernama Sīradwaja Janaka. Mahabharata menyebutkan banyak Raja
Janaka lainnya yang merupakan sarjana besar dan hidup seperti resi
meskipun mereka adalah raja. Mereka senang berbincang-bincang
mengenai agama dengan banyak resi.

31
Nakula
Keterangan
1. Nama Benda :Wayang Golek Nakula
2. Ukuran : Panjang = 59 cm
Lebar = 15 cm
3. Tempat perolehan : Bandung
4. Tanggal masuk : 26-09-1985
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

32
Uraian singkat

Bahan dari kayu, kain, bludru, benang wol dan kuningan. Ber-
bentuk boneka yang didandani. Bagian leher, pangkal lengan dan siku
bisa dilepas. Apabila kakinya digerakan maka kepalanya ikut berger-
ak menoleh. Pada jari tangan dipasang kayu sebagai pegangan dalam
saat memainkan wayang tersebut. Bagian kepalanya mengenakan
mahkota. Kedua telinganya mengenakan sumpingan yang menjuntai
sampai kebahu. Terbuat dari manik-manik dan benang wol berwarna
hijau. Pada dadanya menggunakan perisai warna merah.kedua lengan
dan pergelangan tangannya mengenakan gelang. Mengenakan kain
dilengkapi dengan sabuk, hiasan beludru merah dan kuning serta slen-
dang warna ungu.

Sejarah singkat

Menurut Mahabharata, si kembar Nakula dan Sadewa memiliki


kemampuan istimewa dalam merawat kuda dan sapi. Nakula digam-
barkan sebagai orang yang sangat menghibur hati. Ia juga teliti dalam
menjalankan tugasnya dan selalu mengawasi sifat jahil kakaknya,
Bima, dan bahkan terhadap senda gurau yang terasa serius. Nakula
juga memiliki kemahiran dalam memainkan senjata pedang. Saat para
Pandawa mengalami pengasingan di dalam hutan, keempat Pandawa
(Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa) meninggal karena meminum air bera-
cun dari sebuah danau. Ketika sesosok roh gaib memberi kesempatan
kepada Yudistirauntuk memilih salah satu dari keempat saudaranya
untuk dihidupkan kembali, Nakula-lah dipilih oleh Yudistira untuk
hidup kembali. Ini karena Nakula merupakan putra Madri, dan Yudisti

33
ra yang merupakan putra Kunti ingin bersikap adil terhadap kedua ibu
tersebut. Apabila ia memilih Bima atau Arjuna, maka tidak ada lagi
putra Madri yang akan melanjutkan keturunan. Ketika para Pandawa
harus menjalani masa penyamaran di Kerajaan Wirata, Nakula menya-
mar sebagai perawat kuda dengan nama samaran Damagranti.

34
Sadewa
Keterangan
1. Nama Benda :Wayang Golek Sdewa
2. Ukuran : Panjang = 60 cm
Lebar = 14,4 cm
3. Tempat perolehan : Bandung
4. Tanggal masuk : 26-09-1985
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

35
Uraian singkat

Bahan dari kayu, beludru, benang wool dan kuningan. Berbentuk-


boneka yang didandanibagian leher, pangkal lengan dan siku bisa
dilepasapabila kakinya digerakan maka kepalanya ikut bergerak
menoleh. Pada jari tangan dipasang kayu sebagai pegangan
dalang saat memainkan wayang tersebut. Bagian kepala nyamen-
genakan mahkota. Keduatelinganya terdapat sumping yang men-
juntai sampai ke bahu. Dadanya terdapat perisai yang terbuat
dari beludru dan hiasan kuningan yang diikatkan sampai kebelakang
leher.Kedua lengan dan peegelangan tangannya mengenakan kain
dilengkapi dengan sabuk dan selendang hiasan dari beludru dan kunin-
gan.

36
Puntadewa
Keterangan
1. Nama Benda :Wayang Golek Puntadewa
2. Ukuran : Panjang = 65 cm
Lebar = 16 cm
3. Tempat perolehan : Bandung
4. Tanggal masuk : 26-09-1985
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

37
Uraian singkat

Bahan dari kayu, kain, bludru, benang wol dan kuningan. Berben-
tuk boneka yang didandani. Bagian leher, pangkal lengan dan siku bisa
dilepas. Apabila kakinya digerakan maka kepalanya ikut bergerak
menoleh. Pada jari tangan dipasang kayu sebagai pegangan dalam saat
memainkan wayang tersebut. Bagian kepalanya mengenakan mahkota.
Kedua telinganya mengenakan sumpingan yang menjuntai sampai
kebahu. Terbuat dari manik-manik dan benang wol berwarna hijau.
Mengenakan kain dilengkapi dengan sabuk, dan hiasan beludru.

Sumpingan
Hiasan beludru

38
Kresna
Keterangan
1. Nama Benda :Wayang Golek Kresna
2. Ukuran : Panjang = 65 cm
Lebar = 16 cm
3. Tempat perolehan : Bandung
4. Tanggal masuk : 26-09-1985
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

39
Uraian singkat

Bahan dari kayu, kain, beludru, benang wol dan kuningan.


Berbentuk boneka yang didandani. Bagian leher, pangkal lengan dan
siku bias dilepas. Apabila kakinya digerakan maka kakinya ikut
bergerak menoleh. Padajari tangan dipasang kayu sebagai pegangan
dalang saat memainkan wayang golek tersebut. Bagian kepalanya
mengenakan mahkota. Kedua telingannya terdapat sumpingan yang
menjuntai sampai ke bahu. Dadanya menggunakan perisai. Kedua
lengan dan pergelangan tangannya mengenakan gelang. Mengenakan
kain dilengkapi dengan sabuk dan selendang berwarna merah. Wayang
golek tersebut adalah versi sunda (Jawa Barat).

40
Gunungan
Keterangan
1. Nama Benda : Gunungan
2. Ukuran : Panjang = 73 cm
Lebar = 29,5 cm
3. Tempat perolehan : Bandung
4. Tanggal masuk : 26-07-1986
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

41
Uraian singkat

Bahan terbuat dari kulit, kayu dan tali senar. Kayu digunakan
sebagai tulang atau penyangga badan, yang dijepitkan pada bagian
tengah-tengahnya, diikat dengan tali senar. Pada ujung kaki tiang
penyangga tersebut dibuat runcing yang berfungsi untuk menancapkan
gunungan pada saat pertunjukan. Gunungan ini diukir terawangan ,
dengan ragam hias flora dengan dominasi motif sulur-suluran. Warna
dasar kuning keemasan, warna ragam hias adalah abu-abu, ungu,
orange, kuning, merah, hitam, hijau. Gunungan ( pekayonan ) merupa-
kan symbol pemberi perlindungan terhadap kebajikan. Gunungan ini
biasanya diletakan ditengah-tengah layar, terutama saat pembukaan
cerita dan penutupan pada saat pertunjukan wayang.

42
Hiasan Rumah
Keterangan
1. Nama Benda : Ukiran Hiasan Rumah
2. Ukuran : Panjang = 37 cm
Lebar = 21 cm
3. Tempat perolehan :-
4. Tanggal masuk :-
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

43
Uraian singkat

Bahan terbuat dari kayu. Berbentuk menyerupai kuncup bunga.


Kayu tersebut diukir dan dibuat ukir terawangan. Ragam hiasnya
berupa sulur-suluran atau lingkungan dan kembang. Fungsi sebagai
hiasan rumah.

44
Keterangan
1. Nama Benda : Gunungan
2. Ukuran : Panjang = 98 cm
Lebar = 48 cm
3. Tempat perolehan : Sumsel
4. Tanggal masuk : 26-07-1986
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

45
Uraian singkat

Bahan terbuat dari kulit, bamboo dan benang. Bamboo digunakan


sebagai tiang penyangga atau penjepit gunungan yang diletakan di
bagian tengah, yang diikat dengan benang pada ujung ( kaki) tiang
tersebut runcing yang digunakan untuk menancapkan pada pohon
pisang saat pertunjukan, gunungan ini antara berwarna merah, hitam,
biru laut, putih, kuning, atau kuning keemasan. Gunungan wayang ini
dibuat versi kedu. Ditengah-tengahnya terdapat gambar Bathara Surya
yang disamping kiri kanannya terdapat gambar menjangan dalam
posisi berhadapan. Dibawahnya terdapat gambar kala dan Duwarapala
yang bertugas sebagai penjaga dan penolak bala. Selain itu ragam hias
yang mendominasi adalah sulur-suluran, gunungan merupakan symbol
pemberi symbol pemberi perlindungan bagi kebenaran. Pada saat
pertunjukan atau pentas pewayangan gunungan biasanya diletakan di
tengah-tengah layar saat pembukaan cerita dan penutupan.

46
Lukisan
Keterangan
1. Nama Benda : Lukisan
2. Ukuran : Panjang = 74 cm
Lebar = 75 cm
3. Tempat perolehan :-
4. Tanggal masuk :-
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

47
Uraian singkat

Bahan terbuat dari kain kanvas, cat, dan kayu. Cat dilukiskan pada
kain kanvas kemudian dibingkai dengan figura kayu. Lukisan berupa
kaligrafi. Lukisan tersebut karya Suharno M.

48
Lukisan
Keterangan
1. Nama Benda :Lukisan
2. Ukuran : Panjang = 65,5 cm
Lebar = 65,5 cm
3. Tempat perolehan :-
4. Tanggal masuk :-
5. Tempat
penyimpanan : Gudang koleksi

49
Uraian singkat

Bahan terbuat dari kain kanvas,cat,dan kayu. Cat dilukiskan pada


kain kanvas kemudian dibingkai dengan pigura kayu. Bentuk lukisan
abstrak. Lukisan tersebut karya Amri Yahya.

50
Ucapan Terimakasih

Kami ucapkan terimakasih kepada pihak Museum Balaputra


Dewa yang telah memberikan izin kepada kami untuk melakukan
penelitian Tugas Akhir ini dengan memberikan izin mengambil data
yangkami butuhkan, memberikan pengarahan dan sekaligus ilmu.
Tugas Akhir kami yang berjudul Katalog Koleksi Benda Seni Rupa
Museum Balaputra Dewa Palembang tidak akan terlaksana dengan
baik tanpa adanya bantuan dari pihak Museum yang berwenang.

51
Profil Penulis

HERMANSYAH
Adalah Mahasiswa PalComtech Lahir pada
tanggal 14 Agustus 1996 tempat lahir Palem-
bang beragama islam dan berwarganegara
Indonesia dan mempunyai hobi bermain game
online.

SUKAESIH
Adalah Mahasiswa PalComtech Lahir pada
tanggal 02 September 1997 tempat lahir
Banyuasin beragama islam dan berwarganega-
ra Indonesia dan mempunyai hobi membaca
novel.

52
Seni Rupa
Sejarah adalah pengetahuan mengenai peristiwa yang
pernah terjadi dimasa lampau dalam kurun waktu tertentu.
Museum Balaputra Dewa Palembang memiliki banyak
koleksi benda peninggalan sejarah di Indonesia yang sebe

..
narnya harus kita lestarikan keberadaanya. Peninggalan
sejarah tersebut bermanfaat bagi bangsa Indonesia seperti :

Menambah kekayaan dan khasan budaya bangsa kita.

..
Sebagai bukti nyata peristiwa sejarah yang dapat kita
amati sekarang.
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

..
Sangat membantu dalam bidang pendidikan dan
ilmu pengetahuan.
Dapat mempertebal rasa kebangsaan.
Dapat memperkokoh rasa persatuan.
KATALOG
Koleksi Benda

Seni Rupa
Museum Balaputera Dewa
Seni Rupa
Kata Pengantar

Alhamdlillah, segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehad-


irat Allah SWT. Berkat limpahan karuniannya Penulis dapat menyele-
saikan buku Katalog Koleksi Benda Seni Rupa Museum Balaputra
Dewa Palembang, buku ini telah disusun dan diharapkan dapat mem-
bantu pembaca untuk mengetahui koleksi benda seni rupa yang ada di
Museum Balaputra Dewa Palembang . penulis menyadari apabila dalam
penyusunan buku ini terdapat kekurangan. Demikian semoga buku ini
bermanfaat bagi Penulis dan para pembaca pada umumnya.

v
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................ v
Daftar Isi....................................................................... vii

Sejarah Museum Balaputra Dewa................... 1


Wayang Kulit Sadewa....................................... 4
Uraian Singkat........................................... 5
Sejarah Singkat.......................................... 5
Wayang Kulit Bima........................................... 7
Uraian Singkat........................................... 8
Sejarah Singkat.......................................... 8
Wayang Kulit Prabu Kresna............................. 9
Uraian Singkat........................................... 10
Sejarah Singkat.......................................... 10
Wayang Kulit Adipati Karna............................ 11
Uraian Singkat........................................... 12
Sejarah Singkat.......................................... 12
Wayang Kulit Gatot Kaca................................. 13
Uraian Singkat........................................... 14
Sejarah Singkat.......................................... 14
Wayang Kulit Punta Dewa................................ 15
Uraian Singkat........................................... 16
Sejarah Singkat.......................................... 16
Wayang Kulit Bratasena................................... 18
Uraian Singkat........................................... 19
Sejarah Singkat.......................................... 19
Wayang Kulit Werkudara................................. 20
Uraian Singkat........................................... 21
Sejarah Singkat.......................................... 21
Wayang Kulit Arjuna........................................ 23
Uraian Singkat........................................... 24
Sejarah Singkat.......................................... 24
Wayang Kulit Sengkuni..................................... 26
Uraian Singkat........................................... 27

vi
Sejarah Singkat................................ 27
Wayang Kulit Golek Janaka................... 29
Uraian Singkat................................. 30
Sejarah Singkat................................ 30
Wayang Kulit Golek Nakula................... 32
Uraian Singkat................................. 33
Sejarah Singkat................................ 33
Wayang Kulit Golek PuntaDewa............ 37
Uraian Singkat................................. 38
Wayang Kulit Golek Kresna................... 39
Uraian Singkat................................. 40
Gunungan ................................................. 41
Uraian Singkat................................. 42
Hiasan Rumah.......................................... 43
Uraian Singkat................................. 44
Gunungan.................................................. 45
Uraian Singkat................................. 46
Lukisan...................................................... 47
Uraian Singkat................................. 48
Lukisan...................................................... 49
Uraian Singkat................................. 50
Ucapan Terimaksi..................................... 51
Profil Penulis............................................. 52

vii
KATALOG
Koleksi Benda

Seni Rupa
Museum Balaputera Dewa

Anda mungkin juga menyukai