Sistem / Model Pelayanan Keperawatan yang diberlakukan di Ruang ICCU RSUP Sanglah
Hasil wawancara dengan bapak Ns. I Wayan Didik Suarjana, S.Kep selaku perawat di
ruang ICCU RSUP Sanglah mengenai sistem / model pelayanan keperawatan yang
dihkukan di ruang ICCU RSUP Sanglah adalah model pehyanan keperawatan primer
modifikasi. Model pelayan keperawatan PA (Perawat Assosated) dengan PP (perawat
primer) adalah model dengan jobdes berbeda, hal ini dimaksudkan agar pelayanan yang
diberikan lebih maksimal. perbandingan antara pasien perawat adalah 2 : 1 dimana dengan
rasio perbandingan ini diharapkan semua kebutuhan pasien dapat terpenuhi sesuai
keinginan. menjadi meningkat.
Sistem keparawatan PA-PP mumi tidak dibelakukan dan diganti dengan modifikasi
hal ini karena jumlah tenaga keperawatan tidak mencukupi. Dari hasil pengamatan
tersedia 12 tempat tidur pasien yang dapat dioperasikan hal ini berarti jumlah perawat
sesuai dengan ratio yang diinginkan yaitu 5 perawat ditiap shiftnya namun di ruangan ini
diberlakukan 4 PP setiap shiftnya. Selain jumlah tenaga perawat dengan jenjang
pendidikan S1 di ruang ICCU yang masih terbatas yaitu sejumhh 7 orang. Metode
pembagian tugas dari hasil observasi dan wawancara adalah sebagai berikut:
a. Jaga Pagi : berjumlah 8 orang yang terdiri dari 1 Kepru, 1 Inventaris, 2 PP, dan 4
PA. Pembagian tugas dilakukan sesuai dengan pekerjaan dan
kebutuhan pasien. Kepru dan PP hanya ada di pagi hari.
b. Jaga Sore : berjumlah 5 orang yang terdiri dari 4 PA dan satu orang bekerja
sebagai
ketua tim. Wewenang untuk mengambil semia keputusan dilimpahkan
kepada ketua tim Hal ini memudahkan perawat dalam mengambil
tindakan sesegera mungkin di dalam keadaan darurat atau saat kepala
ruangan yang tidak bisa melakukan tugasnya.
c. Jaga Malam : berjumlah 5 orang yang terdiri dari 4 PA dan satu orang bekerja
sebagai
kepala tim.
d. Libur : berjumlah 5 orang.
Bapak Ns. I Wayan Didik Suarjana, S.Kep juga menambahkan bahwa kewenangan
dalam pengambilan keputusan tindakan keperawatan adalah kepala ruangan yaitu ibu Ns.
Ni Kt. M. Marhaena P, S.Kep, namun jika kepala ruangan tidak ada ditempat saat
pengambilan keputusan tindakan keperawatan maka akan digantikan oleh perawat primer
atau ketua tim
G. Peran Perawat dalam Pelayanan di Ruang ICCU RSUP Sanglah
Menurut (Priharjo, 2008) Peran perawat dalam pelayanan pada sistem komprehensif yatu
sebagai:
1. Perawat Practitioner Role (Peran praktis)
Perawat bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan individu pasien,
keluarga dan oraang terdekat. Peran ini dominan pada tingkat primer, sekunder dan
tersier yang menyangkut direct intervetion (melakukan indakan TTV), teaching
coordinating (perawatan ika) dan collaborating. Pemenuhan kebutuhan dasar
pasien dari makan, perawatan diri atau personal hygine dilakukan oleh perawat
sesuai kebutuhan pasien.
Saat observasi dilakukan terlihat peran praktis perawat di ruang ICCU seperti
memandikan pasien, membantu pemenuhan eliminasi dengan menyediakan pispot
serta membantu pasien dalam pemenuhan nutrisi (makan dan minum).
2. Leadership Role (Peran Kepemimpinan)
Peran perawat dalam kepemimpinan menyangkut dicision making, relating,
influecing dan facilitating . Contohnya pada ruang ICCU biasanya pengambilan
keputusan dilakukan oleh Kepala Ruangan dan Perawat Primer. Peran ini sangat
vital karena ruangan ICCU adalah ruangan intensif dengan kondisi pasien yang
sering tidak stabil, pegambilan keputusan yang tepat dan cepat sangat diharapkan
dari kepala ruangan atau kepah tim.
3. Edukator (Pendidik)
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikankan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan. tingkat pengetahuan kesehatan. Sebagai edukator perawat ICCU
diharukan mampu memberikan informasi tentang penyakit, pengobatarn, indikasi
serta kontraindikasi pasien dan juga yang paling penting adalah kondisi pasien
dapat tiba-tiba memburuk. Cara penyampaian informasi diharuskan dengan
komunikasi terapeutik, mudah dipahami dan dapat diaplikasikan untuk
meminimalkan kesalahpahaman oleh pasien atau keluarga pasien.
4. Advokat Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klen dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam mengambil persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk
menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
Bapak Ns. I Wayan Didik Suarjana, S.Kep juga menyampaikan peran ini
dilakukan dengan sebaik mungkin karena risiko dari diri pasien terhadap
perawatan baik menerima serta penolakan mendapat perlindungan hukum untuk
pasien dan perawat serts rumah sakit sebagai instansi pemberi pelayanan.
5. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi dalam
penentuan pelayanan selanjutnya. Peran kolaborator di ruang ICCU terlihat saat
diskusi perawat dan dokter di meja perawat.
6. Konsultan
Peran perawat di sini adalah tempat konsultasi terhadap masaah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang pelayanan keperawatan yang diberkan.
7. Research Role (Peran Peneliti)
Pada peran perawat sebagai peneliti, perawat berkewajiban mengembangkan
peneitian di bidang keperawatan dan perawat harus memanfaatkan penemuannya
dalam praktik keperawatan. Hasil yang relevan dapat dipergunakan untuk
memperbaiki pelayanan pasien.