Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN

SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI SISTEM


PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang

Pendidikan Matematika

Oleh

Nama Mahasiswa : Maida Pertiwi Pohan


NPM : 1584202026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2019
LEMBAR PERBAIKAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Maida Pertiwi Pohan


Nomor Induk Mahasiswa : 1584202026
Program Studi : Pendidikan Matematika

Jenjang Studi : S1

Judul Skripsi : Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal

Cerita Matematika Materi Sistem Persamaan Linear Dua


Variabel

Tanggal Sidang Proposal Skripsi :

Tangerang ......................................................

Tanda Tangan

Penguji I

NBM. ……………………...

Penguji II
NBM. ……………………...
Pembimbing I
Hairul Saleh, M.Si
NBM. 1139236 ……………………...
Pembimbing II
Asep Suhendar, M.Pd
NBM. 1037257 ……………………..
Menyetujui,
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Hairul Saleh, M.Si


NBM. 113 9236
ii
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL

Nama Mahasiswa : Maida Pertiwi Pohan

Nomor Pokok Mahasiswa : 1584202026

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : AnalisisKesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita


Matematika Materi Sistem Persamaan Linear

Dua Variabel

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Sidang Skripsi.

Tangerang,

m Pembimbing : Tim Pembimbing : Tanda Tangan :

Pembimbing I,
Hairul Saleh, M.Si
………….…………………
NBM. 1139236

Pembimbing II
mbimbing II, Dr. Asep Suhendar, M.Pd
NBM. 1037257 ……………………………....
M. 1037257

Menyetujui,
Ketua Program Studi

Hairul Saleh, M.Si


NBM.1139236

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Maida Pertiwi Pohan

Nomor Induk Mahasiswa : 1584202026

Program Studi : Pendidikan Matematika

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Cerita Matematika Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ” beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat dari karya
orang lain karena hal tersebut melanggar etika yang berlaku dalam kaidah keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
dikemudian hari ternyata terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini,
atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Tangerang, 2019

Maida Periwi Pohan


NIM. 1584202026

iv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah
memberi ilmu, inspirasi, dan keteguhan hati sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi ini. Salam dan shalawat semoga tetap tercurah bagi junjungan kita Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam beserta segenap sahabat dan keluarganya yang
telah menunjukkan jalan terang kepada kita semua.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya proposal skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Achmad Badawi, S.Pd., S.E., M.M., selaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Tangerang.
2. Dr. Enawar, S.Pd., MM., MOS., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.
3. Hairul Saleh, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Muhammadiyah Tangerang dan sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahannya kepada penulis dengan penuh kesabaran serta
memberikan motivasi dan inspirasinya dalam penulisan skripsi ini.
4. Dr. Asep Suhendar, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta kemudahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu, Ayah, Kakak, Abang, saudara serta kerabat yang selalu memberikan do’a, kasih
sayang, motivasi dan dukungan moral yang tak ternilai.
6. Kepada Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMK Negeri 7 Kabupaten Tangerang yang telah
memberikan izin untuk penulis melakukan observasi di SMK Negeri 7 Kabupaten
Tangerang
7. Ibu Heni selaku ibu perpus yang yang selalu memberikan dukungan dan do’a yang
tak ternilai.
8. Keluarga besar Math A1(2015) yang selalu saya sabar mengingatkan, membantu
saat perkuliahan, memberi dukungan, saran serta doa tanpa henti

v
9. Kepada sahabat – sahabat terbaik saya Veny Aprilia.S., Windia Dinata, Ni’mah,
Neneng, Vivit, Riska, yang selalu mengingatkan dan memberi dukungan serta do’a
tanpa henti.
10. Semua pihak yang ikut membantu dalam pembuatan skripsi ini, yang tak dapat
penulis sebutkan satu – persatu, terima kasih semuanya.
Kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini
sangat penulis harapkan. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya, bagi dunia pendidikan dan pembaca pada umumnya.

Tangerang, 2019

Maida Pertiwi Pohan

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………………..i

LEMBAR PERBAIKAN SKRIPSI……………………………………………………………..ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... vi

DAFTAR ISI........................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................................... 1


B. Fokus Penelitian ............................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori ............................................................................................... 7
B. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ....................................................... 20
1. Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ......... 20
2. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel .. 21

C. Penelitian yang Relevan ................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian……………………………………………………… 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 29

vii
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian .................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 31
E. Instrumen Penelitian......................................................................... 32
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 42
G. Keabsahan Data ................................................................................ 44
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil

viii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia, karena dengan
pendidikan seseorang dapat membangun masa depan yang lebih baik.
Menurut Trianto (2010) pendidikan yang mampu mendukung pembangunan
di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan
potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi
memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Oleh karena itu,
pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan, prioritas secara baik oleh
pemerintah, keluarga, dan pengelola pendidikan.
Sedangkan pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil
membawa semua anak didik kepada tujuan tersebut. Sehingga apa yang
diajarkan hendaknya dipahami sepenuhnya oleh semua anak didik. Tujuan
guru mengajar adalah bahan disampaikannya dikuasai sepenuhnya oleh anak
didik, bukan hanya beberapa orang saja yang diberikan angka tertinggi.
Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang berkembang pesat baik
isi maupun aplikasi nya serta dapat menumbuhkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan bekerja sama yang
efektif. Pembelajaran matematika di sekolah tidak dapat dilepaskan dari
pendekatan yang digunakan guru. Dan pendekatan tersebut biasanya
dipengaruhi pemahaman guru tentang sifat matematika siswa tidak diajarkan
strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar dan memotivasi
diri sendiri.
Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang mendukung program
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Matematika dapat
memberikan materi dan contoh – contoh soal yang berhubungan dengan
kehidupan sehari – hari dan cara peneyelesaian soal secara sistematis.

1
Walaupun demikian perlu disadari bahwa matematika merupakan pelajaran
yang kurang disenangi oleh siswa. Oleh karena itu, guru harus membantu
kesulitan yang dihadapi siswa tersebut disekolah menengah kejuruan (SMK)
yaitu sistem persamaan linear dua variabel.
Siswa pada umumnya menghadapi banyak permasalahan dalam
berbagi bentuk soal matemtika, salah satunya adalah soal cerita. Soal
matematika berbentuk cerita memerlukan pemahaman yang lebih
dibandingkan soal lain. Menyelesaikan soal cerita matematika bukan hal
yang mudah karena soal cerita tidak hanya bergantung pada jawaban akhir.
Permasalahan dalam soal cerita matematika adalah siswa harus memahami
apa saja yang diketahui, apa saja yang ditanyakan, dan bagaimana siswa
mengubah soal cerita kedalam model matematika sehingga siswa dapat
menemukan cara memecahkan masalah.
Menurut Muncarno (2008) kesulitan dalam mengerjakan soal cerita
disebabkan karena siswa kurang cermat dalam membaca dan memahami
kalimat ddemi kalimat serta mengenai apa yang diketahui dalam soal dan
apa yang ditanyakan, serta bagaimana cara menyelesaikan soal secara tepat.
Berdasarkan hasil wawancara pada guru matematika SMK Negeri 7
Kabupaten Tangerang didapatkan bahwa, ketidakmampuan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita yaitu siswa kurang dapat memahami dari soal
cerita tersebut, siswa kesulitan mengubah bentuk soal cerita kedalam model
matematika.
Secara garis besar, faktor – faktor yang mempengaruhi kesulitan
belajar dibagi dua. Faktor – faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari
dalam diri siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal). Faktor
internalmerupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik
contohnya kematangan, kecerdasan, motivasi dan minat.Faktor eksternal
merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik contohnya
keadaan lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, guru dan alat peraga
yang dipergunakan disekolah.
Siswa yang berkesulitan belajar matematika memiliki karakteristik
tersendiri, adapun salah satu karakteristik tersebut adalah adanya gangguan
2
dalam hubungan sistem persamaan linear dua variabel. Agar tidak terjadinya
kesulitan belajar tersebut, maka ada baiknya guru melihat kelompok –
kelompok berdasarkan karakteristik kesulitan belajar matematika. Dengan
demikian objek yang sekelompok memiliki karakteristik yang hampir sama.
Selanjutnya setiap kelompok kesulitan belajar yang dibentuk akan dibuat
profil pengelompokkannya berdasarkan nilai rata – rata kelompok. Sehingga
pengelompokkan tersebut menentukan tingkat kesulitan belajar sistem
persamaan linear dua variabel siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Cerita Matematika Materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti
memfokuskan masalah penelitian pada :
1. Kesulitan apa yang dialami peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita
sistem persamaan linear dua variabel
2. Fokus yang menjadi penyebab peserta didik mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
3. Analisis kesulitan yang ditinjau dari 3 kesulitan umum siswa yaitu :
a. Kesulitan siswa dalam menggunakan Konsep
b.Kesulitan siswa dalam menggunakan prinsip
c. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah – masalah verbal

C. Rumusan Masalah
1. Kesulitan apa saja yang ditemui siswa kelas XI SMK Negeri 7
Kabupaten Tangerang dalam mengerjakan soal cerita matematika materi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel?
3
2. Faktor apa yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel?
D. Tujuan Penelitian
Bersadarkan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis kesulitan – kesulitan siswa dalam mengerjakan soal
cerita matematika materi sistem persamaan linear dua variabel.
2. Untuk mengetahui faktor apa sajakah yang menyebabkan siswa kelas XI
SMK Negeri 7 Kabupaten Tangerang mengalami kesulitan salam
menyelsaikan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Menambah Ilmu Pengetahuan dalam bidang ilmu matematika khususnya
Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi
belajar mengajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa dengan lebih
memahami tingkat kesulitan belajar matematika siswa khususnya
dalam belajar sistem persamaan linear dua variabel yang terbentuk
berdasarkan kelompok siswa berkesulitan belajar.
b. Bagi Siswa, sebagai bahan tinjauan siswa dalam memahami tingkat
kesulitan belajar sistem persamaan linear dua variabel berdasarkan
karakteristik – karakteristik kesulitan belajar matematika
c. Bagi Peneliti, sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti
dalam memahami karakteristik kesulitan belajar matematika.

4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Hakikat Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
Menurut (Moh. Suardi, 2015, h.35) dalam pengertian yang
umum atau populer, belajar adalah mengumpulkan sejumlah
pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seorang yang lebih
tau atau yang sekarang dikenal dengan sebutan guru. Dalam belajar,
pengetahuan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga
akhirnya menadi banyak. Orang yang banyak pengetahuannya
diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara orang yang
sedikit pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang sedikit
belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang
yang tidak belajar (Rena Larasati, 2016, h.7)
Namun dewasa ini pengertian tersebut sudah mulai
ditinggalkan orang, karena seiring teknologi informasi seperti sekarang
ini guru tidak lagi dipandang sebagai satu – satunya sumber ilmu
pengetahuan. Belajar juga merupakan kegiatan yang ada sejak lahir
sampai akhir hayat, berarti belajar bisa dikatakan sebagai proses
panjang, karena berlangsung secara terus – menerus.
Sedangkan menurut (Thursan Hakim, 2005, h.1) belajar adalah
suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan perubahan
tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap
kebiasaan, pemahaman, daya pikir, dan lain lain kemampuan (Rena
Larasati, 2016, h.7)
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berdasarkan pengetahuan,
pengalaman dan lingkungan ke arah yang positif atau ke arah yang
lebih baik dan terjadi secara terus menerus sepanjang hayat.
b. Pengertian Matematika
5
Menurut Suryanih (2011) kata “matematika” berasal dari kata
mathema dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu
pengetahuan, atau belajar. Juga mathematikos yang diartikan sebagai
“suka belajar”. Matematika (mathematike dalam bahasa Yunani)
diartikan sebagai studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Kata
mathematikeberhubungan erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa
yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “mathein” atau “mathenein”
yang artinya belajar (berpikir). Jadi berdasarkan etimologis perkataan
matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan berpikir
(h.10)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia matematika adalah
ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
bilangan.
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan
yang diajarkan di sekolah dasar sampai sekolah lanjutan tingkat atas.
Secara umum tujuan diberikan matematika disekolah adalah untuk
membantu siswa mempersiapkan diri agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan didalam kehidupan dan di dunia yang selalu
berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara
logis, rasional, dan kritis. Serta mempersiapkan siswa agar dapat
menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan
sehari – hari dan dalam mempelajari berbagi ilmu pengetahuan
lainnya.
Matematika dikenal sebagai suatu ilmu pengetahuan yang
abstrak, yang dapat menstruktur pola berpikir yang sistematis, kritis,
logis, cermat, dan konsisten. Sekalipun abstrak, berbagai konsep atau
teori matematika timbul atau disusun berdasarkan berbagai fenomena
nyata atau dipicu oleh kebutuhan dalam memecahkan permasalahan
dalam situasi nyata. Ini mendasari mengapa sering kali berperan besar
dalam pengembangan ilmu lain, atau sering pula secara langsung
menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.
6
Menurut Sutisna (2010) Teorema Bruner berpendapat bahwa
belajar matematika ialah belajar tentang konsep – konsep dan struktur
– struktur matematika (h.14)
Dalam menyelesaikan soal matematika ada hal penting yang
perlu diperhatikan, bukan hanya jawaban benar tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana memperoleh jawaban yang benar, yaitu
proses, pemahaman, penalaran, dan metode yang kita pakai untuk
menyelesaikan persoalan tersebut sampai akhirnya diperoleh hasil
jawaban yang benar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah
ilmu tentang bilangan dan hubungan antara bilangan tersebut, ilmu
tentang simbol – symbol, dan ilmu yang mengajarkan kita untuk
berpikir kreatif, sistematis, logis, dan kritis. Maka dari itu dalam
menyelesaikan soal matematika proses jauh lebih penting dari pada
hasil, jika prosesnya benar sudah tentu jawabannya benar, sebaliknya
jika prosesnya salah maka jawaban pun akan salah.
2. Kesulitan Belajar Matematika
a. Pengertian Kesulitan Belajar
Menurut Karunia Eka Lestari (2015) kesulitan belajar adalah suatu
wujud ketidakmampuan atau kurang berhasil dalam menguasai konsep,
prinsip, atau algoritma, walaupun telah berusaha mempelajarinya.
Indikator kesulitan belajar di antaranya :
1. Ketidakmampuan untuk mengingat nama – nama secara teknis
2. Ketidakmampuan untuk menyatakan arti dari istilah yang mewakili
konsep tertentu
3. Ketidakmampuan untuk mengingat satu kondisi atau lebih yang
diperlukan (h.90).
Dapat disimpulkan kesulitan belajar adalah keadaan dimana
siswa tidak bisa menyerap dan menguasai materi pelajaran yang baik,
banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi bisa dari faktor
intelektual atau non intelektual, maka dari itu hal ini bisa dialami oleh

7
siapa saja, bahkan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata – rata
sekalipun.

3. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar


Menurut Helex Wirawan (2009), menjelaskan faktor – faktor
penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan
yaitu berikut ini :
a) Faktor intern yang meliputi :
1. Menurut Goleman (2012) mengatakan bahwa kemampuan
intelektual adalah kemampuan untuk mengenali perasaan orang lain,
kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola
emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan
orang lain.
2. Menurut Djaali (2008) sikap belajar adalah kecenderungan perilaku
seseorang tatkala mempelajari hal – hal yang bersifat akademik.
3. Menurut puspitasari (2012) motivasi belajar adalah segala usaha
didalam diri sendiri yang menimbulkan kegiatan belajar, dan
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta member arah
pada kegiatan – kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki
tercapai.
4. Menurut Aunurrahman (2010) kebiasaan belajar adalah perilaku
belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama
sehingga memberikan ciri dalam aktifitas belajar yang
dilakukannya.
5. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) konsentrasi belajar
merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran.
Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun
proses memperolehnya.
6. Menurut Sternberg (2006) kemampuan mengingat merupakan cara –
cara yang dengannya individu dapat mempertahankan dan menarik
pengalaman dari masa lalu untuk digunakan saat ini.
8
7. Menurut Undang – Undang No 23 Tahun 1992 kesehatan ialah
suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang
memungkinkan semua orang hidup produktif secara social dan
ekonomis.
b) Faktor ekstern yang meliputi :
1. Menurut Saud (2012) keterampilan yang menjelaskan dalam
pembelajaran adalah keterampilan yang menjelaskan tentang
hubungan antara satu dengan yang lain.
2. Menurut Hamalik (1980) sarana dan prasarana adalah semua
bentuk perantara yang dipakai orang untuk menyebar ide, sehingga
ide tersebut bias sampai pada penerima.
3. Menurut Imam Supardi (2003) lingkungan sekolah adalah jumlah
semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada
didalam ruang yang kita tempati.
4. Menurut Hasbullah (2003) lingkungan keluarga merupakan
lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak, karena dalam
keluarga inilah anak pertama – tama mendapat didikan dan
bimbingan.

4. Jenis Kesulitan
Menurut Slameto (2003) “belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Namun dalam prakteknya proses kegiatan belajar mengajar
tidak selalu berjalan lancer, kerap kali ditemui kesulitan – kesulitan
belajar yang dapat menghambat efektifitas kegiatan pembelajaran
tersebut. Adapun jenis – jenis kesulitan belajar dibagi atas :

9
a. Kesulitan Belajar Siswa yang bersifat umum
1. Ranah Kognitif
Menurut Syah (2004) menjelaskan bahwa kekurangmampuan
yang bersifat kognitf (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual atau intelegensi siswa.
Menurut Wienman (1999) menjelaskan yang dimaksud kognisi
adalah “fungsi mental yang meliputi persepsi, pikiran, simbol,
penalaran dan pemecahan masalah. Perwujudan fungsi kognitif
dapat dilihat dari kemampuan anak dalam menggunakan bahasa dan
intelektual.
Kendatipun biasanya kurikulum di sekolah dibuat berdasarkan
atas pola perkembangan kognitf, namun sering ditemui anak yang
berkesulitan belajar justru dikarenakan karena tidak mengikuti pola
perkembangan kognitif. Akibatnya tugas – tugas kognitif yang
ditetapkan di sekolah tidak mampu diselesaikan oleh anak – anak
yang mengalami kesulitan belajar.
Gaya kognitif mempunyai dua dimensi yang memperoleh
perhatian besar dalam kesulitan belajar, yaitu dimensi gaya kognitif
ketidak terikatan – terikatan pada lingkungan (Field Independence –
dependence) dan dimensi gaya kognitif refleksitas impulsivitas
(Reflectivity Impulsivity) selanjutnya dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan gaya kognitif ketidak terikatan – terikatan adalah
kemampuan anak atau seseorang untuk membebaskan diri dari
pengaruh lingkungan pada saat membuat keputusan tindakan, atau
tanggapan yang dilakukan secara spontan atau di luar kemampuan
karena rangsangan. Adapun gaya impulsifitas adalah tindakan atau
tanggapan yang didasarkan atas kemauan hati atau pikiran.
2. Ranah Afektif
Menurut Syah (2004) kesulitan belajar yang bersifat afektif
(ranah rasa) ini meliputi gangguan seperti labilnya emosi dan sikap.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia emosi adalah luapan
perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat : keadaan
10
dan reaksi psikologis dan fisiologi (seperti kegembiraan, kesedihan,
keharuan, kecintaan) sementara sikap berarti “perbuatan dan
sebagainya, yang berdasarkan pendirian, keyakinan.
Gangguan emosi atau perilaku atau sikap (afektif)
menggambarkan adanya 4 dimensi sebagai berikut :
1. Anak yang mengalami gangguan perilaku, ciri – ciri nya suka
berkelahi, memukul, suka mengancam, iri hati, ceroboh dan lain
– lain.
2. Anak yang mengalami kecemasan dan menyendiri, ciri – ciri nya
adalah tegang, rasa taku bersalah, cemas, pemalu, menyendiri,
pengasingan diri, tidak punya teman, perasaan tertekan sedih,
sensitive dan lain – lain.
3. Anak yang agresif sosial, cirri – cirri nya adalah tegang, rasa
berani mencuri, loyal terhadap teman yang melanggar hukum,
suka begadang sampai larut malam, melarikan diri dari sekolah,
melarikan diri dari rumah.
4. Individu yang tidak penuh dewasa.

3. Ranah Psikomotorik
Menurut Syah (2004) kesulitan belajar yang bersifat
psikomotor (ranah rasa) adalah disebabkan karena gangguan –
gangguan pada indra penglihatan dan pendengar.
1. Gangguan penglihatan tampak dari ciri – ciri sebagai berikut :
a. Ciri fisik misalnya : mata juling, sering berkedip, kelopak
mata merah, mata infeksi, gerakan mata tidak beraturan, mata
selalu berair.
b. Ciri perilaku seperti : membaca terlalu dekat, membaca
banyak terlewati, cepat lelah ketika membaca atau menulis,
sering menggerakkan mata ketika melihat papan tulis, sering
mengusap mata dan lain – lain.
c. Ciri keluhan, seperti : merasa sakit kepala, sulit melihat
dengan jelas dari jarak jauh, penglihatan terasa kabur ketika
11
membaca atau menulis, benda terlihat seperti dua buah, mata
sering gatal.
2. Gangguan Pendengaran
G
angguan pendengaran ini disebabkan oleh kerusakan fungsi dari
sebagian atau seluruh alat atau organ – organ pendengaran, dapat
diketahui dengan menggunakan alat ukur tertentu yang disebut
audio meter.
b. Diagnosis Kesulitan Balajar Matematika
Menurut (Rachmadi, 2008, h.5) dalam upaya menemukan
kesulitan belajarmatematika, hakekatnya pekerjaan guru sama dengan
pekerjaan seorang dokter. Upaya dokter mencari penyebab sakit yang
diderita pasien melalui pemeriksaan intensif disebut diagnosis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) diagnosis
mempunyai arti (1) penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti
(memeriksa) gejala – gejala. (2) pemeriksaan terhadap suatu hal.
Dengan demikian, sebenarnya pekerjaan guru hampir sama dengan
dokter, yakni mendiagnosis kesulitan siswa dalam belajar kemudian
mencari cara untuk mengatasi kesulitan itu (Rena Larasati, 2016, h.10).
Menurut Sutisna (2010) kesulitan belajar matematika sering
disebut diskalku (discalculis), sedangkan kesulitan belajar yang sangat
berat oleh Kirk disebut akalkulia (acalculia). Kesulitan dalam bidang
matematika lebih sering kita jumpai dibandingkan dengan mata
pelajaran lainnya. Hal ini dapat kita lihat dari rendahnya nilai mereka
dalam tes matematika yang diadakan.
c. Kesulitan Umum Siswa
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, terdapat 3
kesulitan umum yang seringkali dilakukan siswa pada saat
mengerjakan soal matematika, yaitu :
1) Kesulitan siswa dalam menggunakan Konsep
Menurut Yusmin (1996) konsep adalah makna atau arti suatu
ungkapan yang menandai konsep tersebut. Pemaknaan ini sering
12
diungkapkan dengan “aturan” , hal ini untuk membedakan yang
termasuk konsep, yaitu yang memenuhi aturan, dan yang bukan
konsep yaitu yang tidak memenuhi aturan dan definisinya. Setelah
mempelajari konsep, kemungkinan yang terjadi bagi siswa adalah
tidak memahami, samar – samar, segera lupa atau lupa sebagan, atau
sungguh memahami. Kesulitan dalam memahami tersebut terkait
dengan :
a. Ketidakmampuan untuk mengingat nama – nama secara teknis,
b. Ketidakmampuan untuk menyatakan arti dari istilah yang
mewakili konsep tertentu,
c. Ketidakmampuan untuk mengingat satu atau lebih kondisi yang
diperlukan bagi sautu objek untuk dinyatakan dengan istilah yang
mewakilinya,
d. Ketidakmampuan untuk mengingat suatu kondisi yang cukup
bagi suatu objek untuk dinyatakan dengan istilah yang mewakili
konsep tersebut
e. Tidak dapat mengelompokkan objek sebagai contoh – contoh
suatu konsep dari objek yang bukan contohnya,
f. Ketidakmampuan untuk menyimpulkan informasi dari suatu
konsep yang diberikan.
2) Kesulitan siswa dalam menggunakan prinsip
Menurut Yusmin (1996) siswa belajar penjumlahan dan
pengurangan dengan mengembangkan strategi untuk menghitung
agar masuk akal baginya ketika memecahkan masalah. Melalui
diskusi kelas mereka dapat membandingkan kesenangan untuk
menggunakan dan kesenangan untuk bermacam – macam strategi.
Ada beberapa kesulitan dalam memahami tersebut terkait dengan :
a. Tidak mampu melakukan kegiatan penemuan tentang sesuatu
yang tidak teliti dalam perhitungan
b. Ketidakmampuan siswa untuk menentukan faktor yang relevan
dan akibatnya tidak mampu mengabstraksikan pola pola

13
c. Siswa dapat menyatakan suatu prinsip tetapi tidak dapat
mengutarakan artinya, dan tidak dapat menerapkan prinsip
tersebut.
3) Kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah – masalah verbal
Menurut Yusmin (1996) kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah – masalah verbal sangat ditentukan oleh
pengetahuan dan kemampuan siswa dalam menggunakan konsep –
konsep dan prinsip – prinsip. Apabila seorang siswa tidak
memahami istilah – istilah khusus, dalam mengalami
ketidakmampuan seperti yang dipaparkan, maka siswa tersebut tentu
akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah – masalah
verbal.
B. Sistem persamaan linear dua variabel
1. Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Menurut Kementrian Pendidikan dan Budaya (2013) mengatakan bahwa
sistem persamaan adalah himpunan beberapa persamaan linear yang saling terkait,
dengan koefisien – koefisien persamaan bilangan real.
Menurut Barnett (2011) menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
berarti mencari semua solusi dari sistem persamaan linear dua variabel tersebut.
Menurut Ronald Sitorus (2006) sistem persamaan linear dua variabel adalah
suatu sistem persamaan yang terdiri atas dua persamaan linear.
2. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
a. Betuk Umum Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Dua buah persamaan linear dengan dua variabel (PLDV) yang memiliki
penyelesaian disebut sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
Bentuk Umum yaitu :
ax + by = c ……….. (persamaan 1)
px + qy = r ……….. (persamaan 2)
Contoh :
3x + y = 7
2x – 5y = 33

14
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di atas memiliki himpunan penyelesaian {(x,
y)} = {(4, -1)}.
b. Teknik Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dapat diselesaikan dengan tiga cara, yaitu
:
1. Metode Subtitusi
Menurut Kholik A. Sugiono (2003), kata “subtitusi” hampir
sama artinya dengan “pengganti”. Maka yang dimaksudkan
dengan menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
dengan metode subtitusi artinya “dilakukan dengan cara
mengganti salah satu variabel dengan variabel lainnya, yaitu
mengganti 𝑥 dengan 𝑦, atau mengganti 𝑦 dengan 𝑥.
Contoh :
Temukan himpunan penyelesaian dari :
3x + y = 7 …….. (persamaan 1)
2x – 5y = 33 ……. (persamaan 2)
Jawab :
3x + y = 7 y = 7 – 3x …… (persamaan 3)
Persamaan (3) disubtitusikan ke persamaan (2)
2x – 5y = 33
2x – 5(7 – 3x) = 33
2x – 35 + 15x = 33
2x + 15x – 35 = 33
17x = 33 + 35

17x = 68
x = 68 / 17

x = 4 …… (persamaan 4)
Persamaan (4) disubtitussikan ke persamaan (3)
y = 7 – 3x

15
y = 7 – 3(4)
y = 7 – 12
y = -5
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(4, -5)}
2. Metode Eliminasi
Menurut Kholik A. Sugiono (2003), “metode eliminasi
artinya metode menghilangkan salah satu variabel. Pada metode
eliminasi, angka dari koefisien variabel yang akan dihilangkan
harus sama atau dibuat menjadi sama.
Perlu diketahui bahwa dua variabel yang sama akan
tereliminasi atau hilang bila dikurangkan atau dijumlahkan.
Artinya untuk menghilangkan variabel 𝑥 atau 𝑦 dapat
dikurangkan atau dijumlahkan dengan variabel 𝑥 atau 𝑦 pada
persamaan lain yang mempunyai koefisien sama.
Contoh :
3x + y = 7 ×5 15x + 5y = 35
2x – 5y = 33 ×1 2x – 5y = 33 +

17x = 68

x
=4
3x + y = 7 × 26 x + 2y = 14
2x – 5y = 33 × 36 x – 15y = 99 -

16
1
7y = -85

y = -5
Jadi, himpunan penyelesainnya adalah {(4, -5)}
3. Metode Gabungan Eliminasi dan Subtitusi atau Campuran
Dari beberapa cara menyelesaikan sistem persamaan linear,
metode gabungan eliminasi dan subtitusilah yang sering
digunakan untuk menyelesaikan suatu sistem persamaan linear
dua variabel. Ini dikarenakan, metode eliminasi dan subtitusi lebih
mudah.
Contoh :
3x + y = 7 ×5 15x + 5y = 35
2x – 5y = 33 × 1 2x – 5y = 33 +

17x = 68

x = 68 / 17

x =4
subtitusi :
x = 4 ke 3x + y = 7
3x + y = 7
17
3(4) + y = 7
12 + y = 7
y = 7 - 12
y = -5
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(4, -5)}
c. Kemampuan menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel
Soal yang akan diselesaikan terlebih dahulu disederhanakan dan diubah ke dalam
bentuk model matematika berupa sistem persamaan linear dua variabel, kemudian baru
diselesaikan dengan salah satu dari tiga cara di atas.
Contoh :
Budi dan Wati masing – masing membeli buku dan pensil yang berjenis sama. Budi
membeli 3 pensil dan 2 buku dengan harga Rp. 17.500,- sedangkan Wati membeli 2
pensil dan 5 buku dengan harga Rp. 30.000,-. Berapakah harga setiap bukunya?
Jawab :
Buatlah model matematikanya terlebih dahulu, jika pensil = x dan buku = y, maka :
Budi = 3x + 2y = 17.500
Wati = 2x + 5y = 30.000
Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel tersebut dengan menggunakan
metode campuran
3x + 2y = 17.500 × 10 30x + 20y = 175.000
2x + 5y = 30.000 ×4 8x + 20y = 60.000 -

22x = 55.000

x = 55.000 / 22

x = 2.500
subtitusi :
18
x = 2.500 ke 3x + 2y = 17.500
3x + 2y = 17.500
3(2.500) + 2y =17.500
7.500 + 2y = 17.500
2y = 17.500 – 7.500
2y = 10.000
y = 10.000 / 2
y = 5.000
Jadi, harga setiap bukunya adalah Rp. 5.000
C. Penelitian yang relevan
Telah ada beberapa peneliti sebelumnya yang melakukan penelitian
mengenai analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita
matematika materi persamaan linear dua variabel. Penelitian tersebut pernah
dilakukan oleh :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Echy dalam jurnalnya yang berjudul
“Analisis Kesulitan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel Di SMP” dapat disimpulkan bahwa
kesulitan siswa menyelesaikan soal cerita masih tergolong kurang,
karena kurangnya penguasaan materi sistem persamaan linear dua
variabel (SPLDV), kurangnya ketekunan, kurangnya teliti saat
mengerjakan soal, tidak menguasai konsep sistem persamaan linear dua
variabel (SPLDV).
Berdasarkan landasan teori dan hasil yang relevan yang telah diuraikan, maka dapat
disimpulkan bahwa banyak sekali faktor – faktor penyebab kesulitan siswa dalam
menyelsaikan soal cerita matematika materi sistem persamaan linear dua variabel.
Dan hal ini semakin menguatkan peneliti untuk terus melajutkan penelitian ini,
sehingga dapat diperoleh gambaran yang sebenarnya bahwa masih banyak penyebab
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika materi sistem persamaan
linear dua variabel yang belum diteliti dan dianalisis.

19
BAB III
METODE PENELTIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode
kualitatif. Metode penelitian berarti cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan metode penelitian kualitatif
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah kunci instrumen.
Menurut Sugiyono, (2009) metode penelitian kualitatif ini merupakan
suatu metode yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme.
Menurut Nasution, (2003) bahwa metode penelitian kualitatif ialah
mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka,
berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia
sekitarnya.Jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

20
analisis dekriptif kualitatif, yaitu peneliti mendeskripsikan apa adanya
tentang kesulitan belajar siswa tanpa ada perlakuan khusus kepada siswa.
Adapun langkah – langkah penelitian adalah :
1. Peneliti menentukan masalah dan merumuskan masalah
2. Peneliti mencari teori yang relevan
3. Peneliti membuat kisi – kisi instrument dan instrument
4. Peneliti mengadakan tes matematika tentang sistem persamaan
linear dua variable
5. Peneliti menilai hasil pekerjaan siswa
6. Peneliti menganalisis hasil pelajaran siswa
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 7 Kabupaten Tangerang adapun alasannya
memilih tempat di SMK Negeri 7 Kabupaten Tangerang karena guru matematika nya
sudah melakukan metode discovery dalam mengajar matematika.
2. Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Desember 2018 – Mei 2019.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini.
Jadwal Penelitian
NO KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
1 Pengajuan judul September 2018
2 Bimbingan proposal Oktober 2018
3 Seminar proposal Februari 2019
skripsi
4 Bimbingan dan revisi Maret 2019
hasil seminar

5 Pembuatan Mei 2019


instrument penelitian
6 Pengumpulan data Juni 2019
7 Pengolahan dan Juni 2019
analisis data

21
8 Ujian skripsi Juli 2019

C. Sumber dan Jenis Data Penelitian


Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ini telah kata – kata dan
tindakan, serta dokumen.
1. Kata – kata dan tindakan, merupakan sumber data utama dalam
penelitian kualitatif, adapun teknik pengumpulan data digunakan
melalui pengamatan dan wawancara dengan mengamati setting dan
mewawancarai para informan yang kompeten dengan fokus masalah
yang diteliti. Sumber data ini dapat dicatat dengan catatan tertulis atau
melalui rekaman video, rekaman tape recorder, pengambilan foto atau
camera. Pencatatan sumber data utama melalui pengamatan berperan
serta dan wawancara mendalam merupakan usaha gabungan dari
kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya
2. Dokumentasi, merupakan data tambahan yang mendukung data utama
yang didapatkan peneliti dari melihat, mendengar dan bertanya.
Dokumentasi merupakan sumber data tertulis, seperti buku, majalah
ilmiah, arsip.
Menurut Sugiyono (2012) dalam penelitian ini data dikelompokan
menjadi data primer dan data sekunder (h.225) :
1. Data primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data
kepada pengumpulan data. Dalam penelitian ini yang dijadikan data
primer adalah data yang didapatkan dalam peneliti secara langsung
melalui observasi, wawancara dan studi dokumen.
2. Data sekunder adalah data yang tidak memberikan informasi secara
langsung kepada pengumpulan data. Dalam penelitian ini yang
dijadikan data sekunder adalah data yang sudah ada disekolah yang
bukan didapatkan langsung oleh peneliti. Data sekunder yang digunakan
pada penelitian ini seperti nilai hasil belajar siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data

22
Teknik yang digunakan dalam kegiatan pengumpulan data dalam
penelitian analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita
matematika materi sistem persamaan linear dua variabel adalah
1. Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan – bahan keterangan atau data yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena – fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi ini
digunakan mengetahui kondisi objektif saat kegiatan belajar mengajar matematika, serta
faktor – faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar matematika.
2. Tes Tertulis
Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang
individu atau objek. Data yang diharapkan berupa hasil pekerjaan siswa pada lembar
jawaban yang telah disediakan dengan langkah – langkahnya. Tujuan diadakannya tes
adalah untuk mengetahui letak kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita
matematika. Tes berupa soal essay sejumlah 9 soal yang sebelumnya telah diuji
validitasnya.

3. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengadakan Tanya jawab baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
sumber data. Metode wawancara digunakan untuk melengkapi data tentang letak dan
jenis kesulitan.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah sebagai instrumen itu
sendiri, namun demikian instrumen dasar dalam penelitian ini adalah :
Intrumen Penelitian
Fokus Indikator Bentuk Jumlah soal
soal
Sistem Persamaan 1. Eliminasi Essay 3
Linear Dua Variabel 2. Subtitusi 3
3. Gabungan eliminasi dan subtitusi 4

23
Kisi – kisi Instrumen

Variabel Kompetensi Dasar Indikator Nomo Ranah


r Item

Sistem 1. Menghitung Siswa dapat :


persamaan sistem 1. Menjelaskan konsep sistem persamaan 1,2 C1, C2
linear dua persamaan linear dua variabel
variabel linear dua 2. Menjelaskan konsep sistem persamaan
variabel linear dua variabel untuk 3, 5, 9 C2
menyelesaikan masalah sehari – hari
3. Menentukan penyelesaian sistem
permasalahan linear dua variabel. 4,7, 10 C2
4. Menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan sistem persamaan 6,8 C2
linear dua variabel
Jumlah Total Butir Soal 10
Keterangan :
C1 = Pengetahuan
C2 = Pemahaman
Pedoman Penskoran Kesultan Belajar

Skor Memahami situasi dan kondisi Menyajikan masalah secara Menemukan solusi
dari suatu permasalahan matematika dalam berbagai dari permasalahan
bentuk yang diberikan

0 Tidak memahami situasi dan Tidak ada jawaban sama Tidak ada solusi sama
kondisi permasalahn soal sekali sekali

24
1 Terdapat kesalahan dalam Menggunakan cara atau Rumus tidak sesuai
memahami situasi dan kondisi rumus yang salah dan hasil salah
masalah secara total

2 Terdapat sebagian besar Menggunakan cara atau Rumus sesuai dan


kesulitan dalam memahami rumus matematika yang hasil salah
masalah (soal) tidak relevan

3 Terdapat sebagian kecil Menggunakan rumus yang Hasil besar tetapi


kesulitan dalam memahami benar tetapi mengarah pada menggunakan caranya
situasi dan kondisi suatu penyelesaian yang salah atau kurang lengkap
masalah (soal) menggunakan rumus yang
kurang relevan tetapi
mengarah kepenyelesaian
yang besar

4 Memahami situasi dan kondisi Menggunakan cara Solusi benar, proses


masalah secara lengkap peneyelesaian yang sesuai sesuai dengan rumus
atau rumus yang besar dan hasil benar

(Lisna, 2014, h.33)


Pedoman Bobot Penskoran

Nomor Bobot skor langkah – langkah dalam memecahkan


Soal masalah
Pemahaman Perencanaan MelaksanakanSkor Jawaban
Masalah Penyelesaian Rencana Akhir
Nilai

1 2 2 4 10 2

25
2 2 2 4 10 2

3 2 2 4 10 2

4 2 2 4 10 2

5 2 2 4 10 2

6 2 2 4 10 2

7 2 2 4 10 2

8 2 2 4 10 2

9 2 2 4 10 2

10 2 2 4 10 2

Skor 20 20 40 100 20
Maksimal

Nilai Akhir = Jumlah skor yang diperoleh× 100

Skor maksimal
Hasil observasi proses pembelajaran adalah dengan menghitung jumlah
skor pengamatan dengan teknik dan kriteria sebagai berikut :
a. Hasil Evaluasi Soal Essay
Setelah data diperoleh dari hasil tes uji coba, kemudian diuji validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran serta daya beda untuk mendapatkan butir
soal yang baik, selanjutnya diujikan kepada siswa yang menjadi subjek
penelitian.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menetukan validitas item soal
menggunakan rumus korelasi product momen. Adapun rumus yang
digunakan adalah :
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥 2 )} {𝑁 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦 2 )}

26
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi tiap item
𝑁= banyaknya subyek uji coba
∑ 𝑥= jumlah skor item
∑ 𝑦 = jumlah skor total
∑𝑥 2 = jumlah kuadrat skor item
∑ 𝑦 2 = jumlah kuadrat skor total
∑𝑋𝑌 = jumlah perkalian skor item dan skor total
Setelah diperoleh nilai 𝑟𝑥𝑦 selanjutnya dibandingkan dengan hasil 𝑟
pada table product momentdengan taraf signifikan 5%. Butir soal
dikatakan valid jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Jika 𝑟𝑥𝑦 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir soal
dikatakan valid, dalam arti telah memiliki validitas yang meyakinkan.
2. Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui reliabilitas (ketepatan) suatu alat evaluasi agar
instrument cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data dapat
menggunakan rumus. Untuk menentukan reliabilitas soal essay/uraian,
penulis menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu :
𝑛 ∑ 𝑆𝑖2
𝑟=( ) (1 − 2 )
𝑛−1 𝑆𝑡

(Lestari, 2015, h.206)


Keterangan :
𝑟 = koefisien reliabilitas
𝑛 = banyak butir soal
𝑆𝑖2 = jumlah variansi skor butir soal ke – i
𝑆𝑡2 = variansi skor total
Adapun rumus untuk mencari varians total dan varians item
adalah :
∑ 𝑋𝑡 ² (∑ 𝑋𝑡 )²
𝑆𝑡 ² = −
𝑛 𝑛2

27
𝐽𝐾𝑖 𝐽𝐾𝑠
∑ 𝑆𝑖 ² = − 2
𝑛 𝑛

(Sugiyono, 2015, h.365)


Dimana :
𝐽𝐾𝑖 : jumlah kuadrat seluruh skor item
𝐽𝐾𝑠 : jumlah kuadrat subyek
Selajutnya, tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas
instrument ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guilford, berikut :
Kriteria koefisien korelasi reliabilitas instrumen
Koefisien Korelasi Interpretasi Reliabilitas
korelasi
0,90 ≤ 𝑟 < 1,00 Sangat tinggi Sangat baik
0,70 ≤ 𝑟 < 0,90 Tinggi Baik
0,40 ≤ 𝑟 < 0,70 Sedang Cukup baik
0,20 ≤ 𝑟 < 0,40 Rendah Buruk
𝑟 < 0,20 Sangat rendah Sangat buruk
(Lestari, 2015, h.206)
3. Tingkat Kesukaran Soal
Menghitung tingkat kesukaran tiap item soal dengan menggunakan
rumus :
Tingkat kesukaran = Mean

skor maksimum yang ditetapkan


Dimana,
Mean = jumlah skor peserta didik pada butir soal tertentu
Banyak peesrta didik yang mengikuti tes

28
Kriteria Tingkat Kesukaran
IK Interpretasi
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK< 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah
(Lestari, 2015, h.22)
b. Melakukan analisis terhadap penyelesaian soal – soal hasil tes
Analisis atau pengolahan terhadap penyelesaian soal dari hasil tes
dimaksudkan untuk menentukan apakah siswa termasuk kategori yang
mengalami kesulitan atau tidak pada tahap penguasaan konsep,
keterampilan serta pemecahan masalah.
c. Menghitung presentase peserta didik ysng mengalami kesulitan
Untuk menghitung presentase siswa yang mengalami kesulitan setiap
tahap dari soal yang diberikan, digunkan rumus sebagai berikut :

𝐹
𝑃 = 𝑁 × 100%

Keterangan :
P = presentase siswa yang mengalami kesulitan belajar
F = frekuensi siswa yang mengalami kesulitan belajar
N = banyaknya siswa
Adapun presentase tingkat kesulitan siswa dapat dikategorikan sebagai berikut
:

29
Kriteria Persentase Tingkat Kesulitan Siswa
Nilai Klasifikasi
80% < P ≤ 100% Sangat baik
60% < P ≤ 80% Tinggi
40% < P ≤ 60% Cukup
20% < P ≤ 40% Rendah
𝑂% < P ≤ 20% Sangat rendah
(Lestari, 2015)
d. Menganalisis letak kesulitan siswa
Melakukan analisis terhadap data dengan mencari kesulitan siswa
dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linear dua
variabel diantaranya yaitu : kemampuan siswa dalam pemahaman konsep,
kemampuan siswa dalam keterampilan menyelesaikan soal serta
kemampuan siswa dalam pemecahan masalah.
e. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara perlu disusun agar proses wawancara tidak
menyimpang dari focus penelitian. Pedoman wawancara yang dibuat
adalah untuk siswa dan guru. Adapun tujuan penggunaan pedoman
wawancara ini adalah sebagai berikut :
1. P
edoman wawancara untuk siswa disusun untuk mendukung hasil tes, yaitu
mengungkapkan pendapat mengenai kesulitan belajar matematika pada
materi sistem persamaan linear dua variabel, mengidentifikasi faktor –
faktor yang menyebabkan kesulitan belajar matematika sistem persamaan
linear dua variabel, serta solusi dan upaya siswa dalam mengatasi kesulitan
belajar matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel.
Berikut adalah kisi – kisi pedoman wawancara untuk siswa.
Kisi – kisi Pedoman Wawancara untuk Siswa
No. Aspek Indicator
1. Kesulitan belajar matematika 1. Kesulitan dalam bahasa
pada materi sistem 2. Kesulitan dalam memahami konsep

30
persamaan linear dua 3. Kesulitan dalam memahami rumus
variabel 4. Kesulitan dalam perhitungan

2. Faktor Internal 1. Kemampuan intelektual siswa


2. Sikap dalam belajar
3. Motivasi belajar
4. Kebiasaan belajar
5. Konsentrasi belajar
6. Kemampuan mengingat
7. Kesehatan tubuh
3. Faktor Eksternal 1. Kejelasan guru dalam menjelaskan materi
2. Sarana Prasarana di sekolah
3. Lingkungan sekolah
4. Lingkungan keluarga

4. Upaya siswa dalam 1. Membentuk kelompok belajar


mengatasi kesulitan belajar 2. Mengikuti les / bimbingan belajar
matematika 3. Bimbingan orang tua / keluarga
4. Upaya lainnya

F. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian kualitatif, meskipun tidak digunakan analisis
statistic, tetap ada analisis yang bersifat kualitatif – naratif. Perlu
dikemukakan analisis seperti apa yang akan dilakukan. Analisis data adalah
proses pencarian dan penyusunan data secara sistematis dari data hasil
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Secara garis besar proses analisis data adalah :
1) Reduksi Data
Menurut Irma Dwi Nugraeni (2017) reduksi data adalah sutu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, mebuang data yang tidak perlu, dan
mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya
dapat ditarik dan diverifikasi tahap reduksi data dalam penelitian ini meliputi :
31
a. Mengoreksi hasil pekerjaan siswa dengan cara penskoran, yang akan
digunakan untuk menentukan subjek peneltian
b. Melakukan wawancara dengan beberapa subjek penelitian, dan hasil
wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan
rapi (h.50).
2) Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah penyajian data, bentuk penyajian
data dapat berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan bagan. Tujuannya adalah
untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Oleh karena itu, sajiannya
harus tertata secara apik. Penyajian data juga merupakan bagian dari analisis, bahkan
mencakup pula reduksi data. Dalam proses ini peneliti mengelompokkan hal – hal yang
serupa menjadi kategori, atau kelompok satu, kelompok dua, kelompok tiga dan
seterusnya. Masing – masing kelompok tersebut menunjukkan tipologi yang ada sesuai
dengan rumusan masalahnya. Masing – masing tipologi terdiri atas sub – sub tipologi
yang bisa jadi merupakan urutan – urutan, atau prioritas kejadian. Dalam tahap ini
peneliti juga melakukan display (penyajian) data secara sistematik, agar lebih mudah
untuk dipahami interaksi antar bagian – bagiannya dalam kontek yang utuh bukan
segmental atau fragmental terlepas satu dengan lainnya.
3) Menarik Kesimpulan / Verifikasi
Setelah reduksi data, kemudian penyajian data, maka langkah yang terakhir adalah
menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak kesimpulan
dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya masing remang – remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas,
dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
Berdasarkan keterangan diatas, maka setiap tahap dalam proses tersebut dilakukan
untuk mendapatkan keabsahan data dengan menelaah seluruh data yang ada dari
berbagai sumber yang telah didapat dari lapangan dan dokumen pribadi, dokumen
resmi, gambar, foto dan studi documenter. Penelitian ini, data diambil dari hasil tes.
Berdasarkan jawaban siswa kemudian dianalisis tahap – tahap atau langkah – langkah
yang dilakukan oleh siswa. Data hasil tes dan data dari wawancara dibandingkan untuk
32
mendapatkan data yang valid, kemudian dilakukan reduksi data, yaitu proses pemilihan,
penyederhanaan, dan trasformasidata – data kasar dari catatan – catatan dilapangan.
Proses reduksi data bertujuan untuk menghindari penumpukan data atau informasi dari
siswa. Kemudian, data yang telah valid disajikan untuk tiap jawaban dan sejauh mana
kesulitan belajar siswa.
G. Keabsahan Data
Untuk meyakinkan bahwa dekripsi data yang telah disajikan diatas
adalah data yang abash dan memiliki derajat kepercayaan dilakukan teknik
penjaminan keabsahan melalui :
1) Objektivitas (confirmability)
Adapun kriteria objektivitas, jika memenuhi syarat minimum, Desain penelitian
dibuat secara baik dan benar, fokus penelitian tepat, kajian literature yang relevan,
teknik pengumpulan data yang sesuai dengan fokus permasalahan penelitian, analisis
data dilakukan secara benar, hasil penelitian bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.
2) Kesahihan internal (credibility)
Untuk mencapai kesahihan internal peneliti menggunakan :
a) Trianggulasi
Menurut Aan Mar Atus Solikhah (2016) peneliti melakukan
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan berbagai sumber
dengan berbagai cara dan berbagai waktu sebagai pembanding
terhadap data yang telah diambil untuk mengurangi sebanyak
mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data
(h.58)
1. Triangulasi Sumber
Menurut Aan Mar Atus Solikhah (2016) triangulasi sumber
untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek dan
membandingkan data yang diperoleh melalui beberapa sumber
seperti tenaga pengajar atau membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara (h.59)
2. Triangulasi Teknik

33
Menurut (Sugiyono, 2012, h.373) triangulasi teknik untuk
menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Teknik ini
digunakan peneliti untuk melakukan pengecekan derajat
kepercayaan terhadapat penemuan hasil penelitiannya dengan
beberapa teknik dan beberapa sumber data dengan metode yang
sama (Aan Mar Atus Solikhah, 2016, h. 59).
3. Triangulasi Waktu
Menurut Aan Mar Atus Solikhah (2016) pengecekan keabsahan
data ini dilakukan dilakukan peneliti dalam waktu dan situasi yang
berbeda contohnya peneliti melakukan wawncara pada pagi hari
dan siang hari apakah memiliki jawaban yang sama pada waktu
yang berbeda tersebut, apabila data yang dihasilkan berbeda maka
dilakukan secara berulang – ulang sampai ditemukan kepastian
data (h.59)

b) Member chek
Langkah member chek dalam penelitian kualitatif adalah untuk
mendapatkan kesepakan dalam hal analisis, penafsiran dan
kesimpulan dari data yang telah diorganisasi. Apabila data yang telah
diolah oleh peneliti dapat disepakati, maka kredibilitas diterima,tetapi
sebaliknya jika analisis data yang telah dibuat tidak disepakati, maka
peneliti mengadakan diskusi untuk mencapai kesepakatan dalam
penafsiran.
3) Kesahihan External (transferability)
Transferabilitas berkenaan dengan hasil penelitian yang dapat ditransfer oleh orang
lain dan dapat diaplikasikan dalam situasi lain, untuk mencapai kesahihan eksternal
penulis meneliti dengan sistematis, rinci, jelas dan bisa dipertanggungjawabkan.
4) Keterandalan
Untuk menguji dan sudah tercapainya keterandalan data dalam penelitian, maka
data siap diaudit kembali terhadapat keseluruhan penelitian, dari mulai menetukan focus

34
masalah, memasuki lapangan, pengambilan data, analisis data, uji keabsahan sampai
kepada kesimpulan.

35

Anda mungkin juga menyukai