Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, nikmat dan
kanak Negeri Pembina Akhlaqul Karimah”. Tidak lupa pula shalawat serta
beliau untuk agama yang hakiki, serta kepada para sahabat, keluarga dan
pihak lain baik pengarahan maupun pelengkap materi yang ada. Dengan
Muhammadiyah Tangerang.
2. Bapak Dr. Enawar, S.Pd, MM, MOS., selaku Dekan FKIP Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
3. Ibu Titi Rachmi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Anak
Usia Dini.
i
5. Ibu Evy Fitria, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini yang telah
7. Ibu Holipah S.Pd, selaku Kepala TK Negeri Pembina Akhlaqul Karimah yang
telah memberikan izin untuk penelitian dalam penyusunan skripsi ini dan Rekan-
rekan dan dewan guru TK Negeri Pembina Akhlaqul Karimah yang telah
8. Untuk orang tuaku tersayang Bapak Ahmad Yusri dan Mamah Sulasiah, dan
memberikan perhatian dengan penuh kesabaran dan semangat yang tiada henti-
penyusunan skripsi.
9. Ibu Elma Purnama Putri S.Pd dan Erlin Atikah S.Pd yang telah banyak
Uswatun Hasanah
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR SKRIPSI
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Sidang Proposal.
Pembimbing I,
Nurul Fitria KD, M.Psi …………………
NBM. 1183862
Pembimbing II,
Evy Fitria, M.Pd …………………
NBM. 1228285
vii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Uswatun Hasanah
NIM : 1686207009
Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Jenjang Studi : S1
Judul Skripsi : Persepsi Orang Tua Dalam Pembelajaran Calistung
Tanggal Sidang Proposal:
Tangerang, 15 April 2020
Tim Pembimbing: Tanda Tangan:
Penguji I,
…………………
NBM
Penguji II,
…………………
NBM.
Pembimbing I,
Nurul Fitria KD, M.Psi …………………
NBM. 1183862
Pembimbing II,
Evy Fitria, M.Pd ………………….
NBM. 1228285
Mengesahkan,
Dekan Ketua Program Studi
Fakultas Keguruan PG-PAUD
dan Ilmu Pendidikan
viii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat dari karya orang lain
karena hal tersebut melanggar etika yang berlaku dalam kaidah keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya ini.
Uswatun Hasanah
NIM. 1686207009
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Anak usia dini adalah sosok individu yang memiliki potensi yang
emasnya (Golden Age) yang hanya datang sekali seumur hidup dan tidak
dapat diulang. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan
dan tumbuh kembang anak usia lahir sampai 6 tahun atau 8 tahun menurut
spiritual), motorik, akal pikir, emosional, dan social yang tepat agar anak
pendidikan formal, non formal dan informal. Terdapat pada ayat (5) bahwa
1
pengaruh terhadap pola berpikir dan orientasi pendidikan yang diberikan
mendidik anaknya. Akan tetapi, tidak semua orang tua yang berpendidikan
masih banyak orang tua yang memaksakan anaknya untuk dapat Calistung
pra survei di salah satu TK di Tani Mulya di temukan para orang tua yang
lembaga yang melayani anak untuk les baca tulis dan hitung (Calistung )
ada juga yang dalam memberikan pendidikan usia dini lebih fokus pada
pribadi anak karena tingkat pendidikan orang tua secara tidak langsung
2
menyenangkan untuk anak usia dini yaitu (bermain sambil belajar) karena
kedua orang tua tersebut dilakukan dengan cara: meleskan anak ke Bimba,
memanggil guru privat, kursus dan lain-lain. Itu semua tentu membuat
tua dengan guru mampu bekerja sama dengan baik dalam mendidik anak-
pembelajaran calistung anak usia dini yaitu masih banyak orang tua yang
Kurikulum 2013 tentang pembelajaran yang perlu dikuasai oleh siswa Sekolah
3
Sekolah Dasar 2013, menetapkan kompetensi-kompetensi yang sesuai
serta buku teks yang diawali dengan wacana yang cukup panjang, serta
Madrasah Ibtidayah (MI) oleh sebab itu orang tua kini selektif dalam
calistung”. (Anita, Wahyuni, & Daniel, 2019). Pernyataan ini tentu sesuai
calistung yang dipaksakan oleh orang tua untuk anak-anak mereka terbukti
4
bahwa anak menjadi terlihat kurang ceria dan semangat, banyak melamun
bermain. Sejalan pula apa yang diungkap oleh Netty Herawati, Anggota
durasi waktu belajar hanya sekitar 30 menit saja karena jika terlalu lama
usia dini. Banyak orang tua yang menginginkan pendidikan yang terbaik
5
orang tua meminta pihak lain untuk membantu mendidik anak-anak
selasa, 01 Oktober 2019. Terdapat 3 orang anak yang orang tua nya sangat
jurnal pagi atau tidak. Jika tidak maka anak tersebut langsung dimarahi
oleh orang tuanya. Ini semua disebabkan karena orang tua yang berambisi
les bimba setiap 1 minggu 3 kali, memanggil guru privat, dan lain-lain
dengan tujuan agar anak tersebut mampu Calistung. Sehingga saat masuk
anak yang merasa tertekan akibat paksaan dari kedua orang tuanya agar
dengan demikian anak merasa jenuh dan bosan. Hal ini terbukti ketika di
6
media lainnya. Begitu juga dengan jurnal pagi setiap harinya, anak
mengenal huruf. Selain itu, menurut penilaian sejumlah guru tentang anak
tidak tenang, tertekan, cepat bosan, dan tidak fokus.” (Ani & Fitria, 2019)
mengkaji lebih dalam, akan peran dari orang tua Siswa-siswi TK Negeri
Akhlaqul Karimah”.
7
B. Fokus Penelitian
1. Peran Orang Tua disini berfokus pada Persepsi Orang tua terhadap
C. Rumusan Masalah
Karimah ?
Calistung ?
8
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
pembelajaran calistung.
9
b. Bagi Guru, dalam mengajar di kelas dapat mengaplikasikan dan
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
into form a meaningful picture of the world). Selain itu, persepsi diartikan
2013)
11
berupa subjek, gejala – gejala atau peristiwa akan diterima oleh indera
dan penciuman. Semua informasi yang telah diterima oleh indera akan
dengan lingkungannya.
mana individu itu berada yang merupakan hasil dari proses belajar dan
12
melalui perbuatan sehingga seseorang dapat memperoleh pengertian dari
hasil penginderaannya.
Di dalam dunia pendidikan anak usia dini tidak terlepas dari peran
orang tua. Untuk itu orang tua dan guru harus saling bersinergi dalam
anaknya tidak mampu calistung maka akan tertinggal oleh anak-anak lain
usia dini.
yang dimilikinya.
dasar yang harus dimiliki seorang anak agar anak mampu membaca,
menulis dan berhitung. Hal itu disebabkan karena adanya syarat dan
13
ketentuan utama untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya (Sekolah
guru dengan orang tua yang tujuan untuk memberikan pemahaman terkait
bersama perlu adanya “duduk bersama” antara pihak orang tua, guru paud,
pembelajaran yang dilakukan pada anak usia dini tidak semata-mata untuk
14
c. Dampak Calistung
d. Senang bersekolah
e. Keingintahuan terarah
h. Kemampuan bertransaksi
dini. Akan tetapi, sistem pengajaran yang tidak tepat serta penggunaan
calistung sebagai standar evaluasi anak usia dini memiliki dampak negatif
bagi anak. Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Departemen
calistung tidak boleh dijadikan program evaluasi prestasi pada anak usia
dini. Calistung, lanjut Suryawan, hanya boleh diajarkan kepada anak usia
usia 2-7 tahun yang belum genap 7 tahun anak terdapat pada fase pra-
15
mendapatkan pembelajaran Calistung yang memerlukan cara berpikir
anak usia diatas 7 tahun maka akan berakibat fatal karena anak-anak
sulit dan tidak menyenangkan. Secara psikis anak akan mengalami tekanan
karena harus menguasai materi dengan cara yang tidak disukai anak.
serta sekolah karena merasa adanya penekanan pada otaknya yang terforsir
unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap, dan perasaan yang tercermin
dalam sikap dan perbuatan atau terlihat dari sistem psikomotor serta
komunikasi anak baik dengan teman seusia maupun dengan orang yang
16
ketidakpercayadirian, dapat beresiko strees, depresi dan gangguan mental
kecerdasan mental anak biasa disebut dengan mental hectic yaitu saat anak
bisa menjadi pemberontak. Mental hectic muncul karena orang tua yang
calistung secara sejak dini yang tidak sesuai dengan karakter atau tahap
rendah dari pada siswa yang tidak mendapat Calistung di PAUD, sebagian
resiko itu baru muncul dan berdampak dalam jangka waktu panjang yaitu
perlu dikenalkan kepada anak sejak dini. Membaca dan menulis anak akan
berpikir.
17
siswa dalam hal membaca, menulis dan berhitung merupakan kecakapan
baru, jika siswa tidak memiliki kemampuan tersebut akan sulit bagi siswa
2019)
memasuki usia empat tahun, mereka akan belajar membaca dan menulis
secara tidak sadar, dan ingin belajar semua hal pada tingkatan yang lebih
hal ini. Sebaliknya, apabila anak harus menunggu sampai umur enam atau
SD anak sudah bosan karena otaknya yang terlalu diforsil sudah merasa
lelah. Selain itu, dapat menganggu kecerdasan mental anak serta gangguan
emosi yang tidak wajar akibat adanya tekanan dan stress sehingga
18
d. Cara Baik Menerapkan Calistung di PAUD
kegiatan belajar mereka tidak berubah dari kegiatan bermain dan bahkan
mental anak akan berkembang dengan baik apabila orang yang lebih
pada setiap kegiatan anak agar dapat terpantau dengan baik (Pratiwi,
2015).
19
Kesimpulan : Cara baik menerapkan pembelajaran calistung
tentunya dengan kegiatan bermain yang sesuai dengan prinsip dasar anak
usia dini. Pembelajaran yang dilakukan tanpa adanya paksaan dan dapat
Demikiannya penting hingga usia dini sering disebut the golden age (usia
emas) yang merupakan masa di mana anak mulai peka atau sensitif untuk
berhitung pada pendidikan anak usia dini masih menjadi pro dan kontra
yang masing-masing memiliki alasan yang baik. Bagi yang tidak setuju,
anak usia di bawah 7 tahun tidak boleh diajari membaca, menulis dan
20
ini: 1) Tahap sensorimotor, usia 0-2 tahun. Masa ini masih terbatas pada
operasional, usia 11-15 tahun anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi,
(Rahayu, 2018)
pada anak usia 3-6 tahun menurut Alpaslan & Erden (2016) menekankan
tentang Perkembangan Calistung pada anak usia 5-6 tahun sebagai berikut :
21
Perkembangan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun
a. Memahami Bahasa
b. Mengungkapkan Bahasa
berhitung
kalimat-predikat keterangan)
orang lain
c. Keaksaraan
berhitung
22
- Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok
kalimat-predikat keterangan)
orang lain
bunyi dan bentuk huruf, mampu menulis dan membaca namanya sendiri.
23
SEKS UNTUK ANAK USIA DINI“ (2017) dari Universitas
bagi anak, namun masih terbatas pada pengenalan jenis kelamin anak
factor, diataranya berasal dari metode atau teknik belajar yang kurang
yang masih senang dengan dunia mereka yaitu bermain. Oleh karena
24
itu peran ini bisa dilakukan terutama keluarga sebagai orang terdekat
antara lain :
Persamaannya :
Perbedaannya :
pendidikan seks pada anak usia dini sedangkan jurnal kedua membahas
25
BAB III
METODE PENELITIAN
tentang membaca, menulis dan berhitung (calistung) pada anak usia dini.
Wijaya, 2019)
data melalui kontak yang intensif dan membutuhkan waktu lama dalam
26
metode fenomenologi.. Hal ini dimaksudkan untuk membangun
fenomenologi itu sendiri adalah kembali pada realita yang ada. Selain itu
untuk mencari pendapat benar dan salah, tetapi untuk mereduksi kesadaran
tersebut tidak harus berurutan dan dapat dimodifikasi pada saat wawancara
27
dilakukan dengan dua responden yang bekerja pada lembaga yang sama
berhubungan
28
5. Moving the next cases, yakni berpindah dari satu transkrip
selanjutnya
6. Looking for patterns across cases, pada tahap terakhir analisis ini
Karimah, Jl. HR. Rasuna Said, Kel. Kunciran Jaya, Kec. Pinang, Kota
Tangerang, Kode Pos : 15144. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei
2020 sampai bulan Juli 2020. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
29
Penelitian
diteliti. Sumber data ini dapat dicatat dengan catatan tertulis atau
ilmiah, arsip. Dokumen pribadi dan dokumen resmi, foto dan data
30
statistik. Menurut (Warniati, 2015) Data yang dikumpulkan dibagi
menjadi dua bagian yaitu : (1) Data Primer dan (2) Data Sekunder.
1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari orang
penelitian adalah :
1. Observasi
31
sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber
apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.
Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
TABEL 3.2
Pedoman Observasi
32
2. Wawancara
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
TABEL 3.3
Pedoman Wawancara
33
3. Studi dokumen
dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang
4. Catatan Lapangan
langsung.
E. Keabsahan Data
valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan
apa yang sesunggungnya terjadi pada objek yang diteliti. Tetapi perlu
34
bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada kemampuan peneliti
seseorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar
Uji kredibilitas
data
Uji
transferability
Uji keabsahan
data
Uji
dependability
Uji
confirmability
(Gambar 3.1)
35
1. Uji Kredibilitas
Perpanjangan
pengamatan
Peningkatan
ketekunan
Trianggulasi
Uji Kredibilitas
data
Diskusi
dengan teman
Analisis Kasus
Negatif
Member
Check
(Gambar 3.2)
36
a. Perpanjangan Pengamatan
wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang
baru.
b. Meningkatkan Ketekunan
berkesinambungan.
c. Triangulasi
f. Member Check
pemberi data.
37
2. Pengujian Transferability
3. Pengujian Dependability
tersebut.
4. Pengujian Konfirmability
orang.
38
DAFTAR PUSTAKA
Ani, & Fitria, E. (2019). “Peranan Orang Tua Dalam Mengembangkan Membaca
Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun.” 10(1).
Anita, F., Wahyuni, R., & Daniel, S. (2019). “Perbedaan Prestasi Belajar Anak
Usia Sekolah Pada Pembelajaran Membaca, Menulis, Berhitung (Calistung)
Dini di SD Katolik Hati Kudus Rajawali Makassar.” Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Asiah, N. (2018). “Pembelajaran Calistung Pendidikan Anak Usia Dini Dan Ujian
Masuk Calistung Sekolah Dasar Di Bandar Lampung.” Terampil : Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 5(1).
https://doi.org/10.24042/terampil.v5i1.2746
Eminita, V., & Astriyani, A. (2018). “Persepsi Orang Tua terhadap Kecerdasan
Majemuk Anak.” Pendidikan Matematika Dan Matematika, 4.
39
Helaludin, & Wijaya, H. (2019). “Analisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan Teori
& Praktik” (Pertama).
Hosna, R. (2016). “Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Permainan Kotak
Jaring Laba-Laba Untuk Meningkatkan Kesiapan Belajar Calistung Anak
Usia Dini pada Kelompok Bermain.” 10(2).
Nadar, W. (2017). “Persepsi Orang Tua Mengenai Pendidikan Seks Untuk Anak
Usia Dini.” Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2580 – 4197).
Novrinda, Kurniah, N., & Yulidesni. (2017). “Peran Orang Tua Dalam Pendidikan
Anak Usia Dini DiTinjau Dari Latar Belakang Pendidikan.” Raudhatul
Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1).
https://doi.org/10.19109/ra.v1i1.1526
Pratiwi, E. (2015). “Pembelajaran Calistung Bagi Anak Usia Dini Antara Manfaat
Akademik dan Resiko Menghambat Kecerdasan Mental Anak.” “Inovasi
Pembelajaran Untuk Pendidikan Berkemajuan.” Retrieved from
http://semnas.fkip.umpo.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/033-Ema-
Pratiwi.pdf
Rekysika, N. S., & Haryanto. (2019). “Media Pembelajaran Ular Tangga Bilangan
Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun.”
Pendidikan Anak Usia Dini, 10(1).
40
Rumbewas, S. S., Laka, B. M., & Meokbun, N. (2018). “Peran Orang Tua Dalam
Miningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di Sd Negeri Saribi.” 2(2).
Warniati, R. (2015). “Peran Orang Tua dalam Kemampuan Sosial Anak di TK Al-
Fityan School Tangerang.” Tangerang.
Yus, A., & Ray, D. (n.d.). “Persepsi Orang Tua dan Guru Tentang Bermain dan
Belajar Anak Usia Dini.” (2).
41