Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


(ANEMIA DAN OBESITAS)

DISUSUN OLEH

NAMA : BUNGA LESTARI

KELAS : KEP.B

NIM : 70300116048

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2016
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur atas kehadirat Allah Azza Wa Jalla Tuhan

semesta alam karena izin dan kuasa-Nya kami dapat

menyelesaikan makalah ini yang bertemakan pemenuhan

kebutuhan nutrisi (obesitas dan anemia).

Shalawat yang bertangkaikan salam, semoga tetap

tercurahkan kepada junjungan kita yakni Nabi besar Muhammad

SAW, kepada keluarganya, sahabatnya,dan Insyaa Allah sampai

kepada kita yang selalu setia terhadap ajaran beliau.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar

yang telah memberikan tugas makalah ini, yang Insyaa Allah

akan bermanfaat bagi pembaca. Dalam penulisan makalah ini penulis

berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para

pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih

banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang

positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah

ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita

semua. Aamiin.

Samata, 26

Oktober 2016
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................................................

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep medis anemia

B. Konsep medis obesitas

C. Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................................

B. Saran .....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Nutrisi sangat penting bagi setiap individu, karena nutrisi merupakan

kebutuhan dasar bagi semua makhluk hidup, mengonsumsi nutrien yang buruk

akan mengakibatkan berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangnya

asupan gizi dalam tubuh individu. Oleh karena itu, nutrisi sangat bermanfaat

bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi dalam

tubuh kita akan muncul penyakit- penyakit dalam tubuh misalnya anemia dan

obesitas sehinnga sangat penting untuk penulis mengangkat makalah dengan

judul pemenuhan kebutuhan nutrisi (anemia dan obesitas).

B. Rumusan masalah
1. Konsep medis anemia

2. Konsep medis obesitas

3. Konsep asuhan pemenuhan kebutuhan nutrisi

C. Tujuan penulisan

1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai konsep medis

anemia

2. Membantu pembaca dalam memahami konsep medis obesitas

3. Pembaca dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat sesuai dengan

asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep medis anemia

1. Definisi

Anemia adalah penurunana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit ( hitung

eritrosit) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh

darah.

Kriteria anemia menurut WHO

Kelompok Kriteria anemia (Hb)

Laki-laki dewasa <13 g/dl

Wanita dewasa tidak hamil <12 g/dl

Wanita hamil <11 g/dl

2. Klasifikasi

a. Klasifikasi anemia menurut etipotogenesis

1) Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum

tulang

a) Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit

(1) Anemia defisiensi besi

(2) Anemia defisiensi asam folat

(3) Anemia defisiensi vitamin B12


b) Gangguan penggunaan (utilisasi) besi

(1) Anemia akibat penyakit kronik

(2) Anemia sideroblastis

c) Kerusakkan sumsum tulang belakang

(1) Anemia aplastik

(2) Anemia pada keganasan hematologi

(3) Anemia diseritropoietik

(4) Anemia pada sindrom mielodisplastik

2) Anemia akibat kekurangan eritropoietin

a) Anemia akibat hemoragi

(1) Anemia pasca pendarahan akut

(2) Anemia akibat pendarahan kronik

b) Anemia hemolitik

(1) Anemia hemolitik intrakorpuskular

(2) Gangguan membran eritrosis (membranopati)

(3) Gangguan enzim eritrosit (enzimipati)

(4) Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)

b. Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi

1) Anemia hipokromik mikrositer

a) Anemia defisiensi besi

b) Thalassemia mayor

c) Anemia akibat penyakit kronik

d) Anemia sideroblastik

2) Anemia normokromik normositer


a) Anemia pasca pendarahan akut

b) Anemia aplastik

c) Anemia hemolitik

d) Anemia akibat penyakit kronik

e) Anemia pada gagal ginjal kronik

f) Anemia pada sindrom mielodisplastik

g) Anemia pada keganasan hematologik

3) Anemia makrositer

a) Bentuk megaloblastik

(1) Anemia defisiensi asam folat

(2) Anemia defisiensi B12

b) Bentuk non-megaloblastik

(1) Anemia pada penyakit hati kronik

(2) Anemia pada hipotiroidisme

(3) Anemia pada sindrom mielodisplastik

3. Etiologi

Pada umumnya anemia disebabkan karena:

a. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang

b. Kehilangan darah keluar tubuh (pendarahan)

c. Proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya

(hemolisis).
4. Patofisiologi

Pendarahan saluran Defidiensi besi, vit.B12, Overaktif RES, produksi SDM


cerna,uterus,hidung,luka folat, depresi sumsum abnormal
tulang eritropoetin
Kehilangan SDM (sel
darah merah) produksi SDM
Penghancuran SDM

Pertahanan sekunde tidak


Resiko infeksi
adekuat

Penurunan jumlah eritrosit Penurunan kadar Hb Efek GI

Gangguan penyerapan nutrisi


Kompensasi jantung Kompensasi paru
& defisiensi folat

Beban kerja dan curah jantung Lidah meradang , diare,


Peningkatan frekuensi napas
meningkat kehilangan nafsu makan

Nyeri dada, dan beban kerja


Dyspenia (kesulitan bernapas) Intake nutrisi turun
jantung

Ketidakefektifan perfusi Penurunan transport oksigen


jaringan perifer nyeri akut o2 Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Peningkatan kontraktilitas
hipoksia
Ketidakefektifan pola napas
Palpitasi

Lemah lesu, parestesia, mati Deficit perawatan diri


Penebalan dinding ventrikel
rasa, ataksia, gangguan intoleransi aktifitas
5. Tanda dan gejala koordinasi
Kardiomegali
Tanda yang sering muncul:

1) Pusing

2) Mudah berkunang-kunang

3) Lesu

4) Aktivitas kurang

5) Rasa mengantuk

6) Susah konsentrasi

7) Cepat lelah

8) Prestasi kerja fisik/pikiran menurun

a. Gejala khas msing-masing anemia:

a. Perdarahan berulang/kronik pada anemia pasca pendarahan,

anemia defisiensi besi

b. Ikterus, urin berwarna kuning tua/coklat dan perut makin buncit

pada anemia hemolitik

c. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan

6. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

1) Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap

kasus anemia untuk dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk

morfologi anemia tersebut.


2) Pemeriksaan darah seri anemia: hitung leukosit, trombosit, laju

endap darah (LED), dan hitung retikulosit.

3) Pemeriksaan sumsum tulang, untuk mengetahui keadaan sistem

hematopoesi.

b. Pemeriksaan laboratorium non hematologis: faal ginjal, faal endokrin,

asam urat, faal hati, dan biakan kuman (Amin & Hardi,2015).

7. Komplikasi

a. Parestesia

Parestesia adalah sensasi abnormal berupa kesemutan, tertusuk

atau terbakar pada kulit, umumnya dirasakan di tangan, kaki, lengan,

dan tungkai.

b. Ibu hamil

Komlikasi ini juga dapat berakibat pada ibu hamil karena

pertumbuhan janin lambat atau tidak normal, lahir prematur, atau

bahkan dapat menimbulkan keguguran.

c. gagal jantung

Anemia pada seseorang dapat juga menjadi penyebab terjadinya

gagal jantung dimana hal tersebut terjadi pada saat kinerja jantung

tidak dapat memompa darah keseluruh tubuh dengan baik.

8. Prognosis

Prognosis pada penderita anemia jika ditangani dengan cepat maka

pronosisinya baik. Anemia berat yang tidak diobati dapat menyababkan

syok hingga koma dan meninggal.


B. Konsep medis obesitas
1. Definisi
Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya

ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan

kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan organnya.


Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak

yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat

mengganggu kesehatan (Risman,2008).

2. Klasifikasi

Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT Menurut

Kriteria Asia Pasifik.

Klasifikasi IMT (kg/m2)

Berat badan kurang < 18,5

Kisaran normal 18,5 - 22,9

Berat badan lebih ≥ 23,0

Berisiko 23,0 – 24,9

Obesitas I 25,0 – 29,9

Obesitas II ≥ 30,0

Indeks massa tubuh (IMT) adalah ukuran yang menyatakan komposisi

tubuh, perimbangan antara berat badan dengan tinggi badan. IMT

digunakan untuk mengukur kegemukan, sebagai dampak dari perubahan


pola hidup, kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji yang tinggi lemak

dan protein, serta rendah karbohidrat. IMT tidak dapat membedakan otot

dengan lemak, selain itu pula tidak memberikan distribusi lemak di dalam

tubuh yang merupakan faktor penentu utama risiko gangguan metabolisme

yang dikaitkan dengan kelebihan berat badan. Pola penyebaran lemak

tubuh tersebut dapat ditentukan oleh rasio lingkar pinggang dan pinggul

atau mengukur lingkar pinggang. Pinggang diukur pada titik yang

tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar, lalu ukuran

pinggang dibagi dengan ukuran pinggul. Klasifkasi kegemukan ada 2 tipe,

yakni:

a. Tipe buah apel (adroid)

Kegemukan tipe ini ditandai dengan penumpukan lemak yang

berlebihan dibagian tubuh sebelah atas yaitu disekitar dada, bahu, leher

dan muka. Pada mulanya ini lebih mudah menurunkan berat badan

dibanding tipe Genoid (tipe buah pear) asal bersamaan dengan diet dan

olahraga yang tepat.

b. Tipe tipe buah pear (genoid)

Pada tipe ini lemak tertimbun dibagian tubuh sebelah bawah yaitu

disekitar perut, pinggul, paha, pantat, dan umumnya banyak ditemui

pada wanita yang lebih sukar untuk menurunkan berat badan

(Achmad,2010).

3. Etiologi

Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain ,

keturunan,pola makan, obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola

pikir dan konsentrasi intake makanan.


4. Patofisiologi

Makanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidakseimbangan antara

intake dan out put yang keluar – masuk dalam tubuh akan menyebabkan

akumulasi timbunan lemak pada jaringan adiposa khususnya jaringan

subkutan. Apabila hal ini terjadi akan timbul berbagai masalah, diantaranya

timbunan lemak pada area abdomen yang menyebabkan tekanan pada otot-

otot diagfragma meningkat sehingga menggagu jalan nafas , BB yang

berlebihan menyebabkan aktifitas yang terganggu sehingga mobilitas gerak

terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman, obat-obatan golongan steroid

yang memicu nafsu makan tidak terkontrol mengakibatkan perubahan

nutrisi yang berlebih, dan krisis kepercayaan diri karena timbunan lemak

pada tubuh telah mengubah bentuk badannya.

5. Tanda dan gejala

Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak

biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak

wanita, selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan

perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga

pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai

tinggi badan yang relatif rendah dibandingkan dengan anak yang

sebayanya.

Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :


a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil

dengan jari – jari yang berbentuk runcing.

b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan

dagu yang berbentuk ganda.

c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara

yang telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan

perasaan yang kurang menyenangkan.

d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul

lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.

e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan

biasanya pada biseb dan trisebnya.

Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang

mungkin merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas. Penimbunan

lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada

bisa menekan paru – paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan

sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang

ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan

menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur

apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.

Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk

nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di

daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering

ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki

permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat

badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan

mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema


(pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai

dan pergelangan kaki (Risman,2009).

6. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan fisik dan antropometri

1) Pengukuran berat badan

2) Pengukuran tinggi badan

3) Indeks masa tubuh

4) Pengukuran lingkar perut, paling tepat untuk menentukan obesitas

sentral.

5) Waist hip (WHR) untuk menentukan adanya lemak didaerah

adomen, akan tetapi saat ini jarang dilakukan.

6) Tekanan darah, pengukuran tekanan darah sangat penting, karena

hipertensi akan berkurang dengan penurunan berat badan.

b. Pemeriksaan fisik lain

1) Pemeriksaan laboratorium

2) Pemeriksaan CT scan
7. Komplikasi

a. Hipertensi

Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah.

Peningkatan kadar insulin berkaitan dengan retensi garam dan air yang

meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan kapasitas

pembuluh darah mengangkut darah berkurang.Semuanya dapat

meningkatkan tekanan darah.

b. Diabetes mellitus tipe 2

Obesitas merupakan penyebab utama DM tipe 2.Lemak berlebih

menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemia berpengaruh negatif

terhadap kesehatan.

c. Apnea tidur

Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang

selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan

mendengkur berat (Sita,2011).

8. Prognosis

Prognosis obesitas tergantung pada penyebab dan ada tidak adanya

komplikasi. Bila ada komplikasi maka Obesitas bisa memiliki prognosis

yang buruk dimana seperti komplikasi hipertensi yang biasa

menyebabkan stroke dan kematian serta obesitas yang berlanjut sampai


dewasa. Begitupun bila Obesitas tanpa komplikasi dan berat badan bisa

dikontrol dengan diet dan aktivitas fisik makas obesitas dapat berprognosis

baik.

C. Asuhan Keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

1. Pengkajian

a. Identitas Klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama,

bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan,

pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal

MRS, diagnosa medis.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan

sebab dari penyakit yang diderita yang nantinya

membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap

klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan

penyebab anemia penyakit yang pernah diderita klien

sebelumnya yang dapat memperparahi keadaan klien

dan menghambat proses penyembuhan.

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit

yang diderita pasien merupakan salah satu faktor

terjadinya penyakit pada pasien, yakni faktor

keturunan/genetik.

2.Diagnosa Keperawatan

a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan

penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk

pengiriman oksigen/nutrient ke sel.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman)

dan kebutuhan

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau

ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient

yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

d. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak

adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan

hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit

(respons inflamasi tertekan.

e. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan

neurologis.

3.Intervensi

Diagnosa
NOC NIC Rasional
keperawatan
Ketidakseimba kriteria a. Kaji a. Mengidentifik
ngan nutrisi hasil : penyeb asi/
kurang dari a. adany ab mempengaru
kebutuhan a kegemu hi penentuan
tubuh. peningkata kan dan Intervensi
Definisi : n berat buat b. Memberikan
asupan nutrisi badan rencana informasi
tidak cukup sesuai makan tentang
untuk dengan dengan keefektifan
memenuhi tujuan pasien program
kebutuhan b. berat b. Tim c. Mendorong
metabolik badan bang untuk
ideal berat menyusun
sesuai badan tujuan lebih
Batasan dengan secara nyata dan
karakteristik: tinggi periodic sesuai
a. Kram badan c. Tent dengan
abdomen c. mamp ukan rencana
b. Nyeri u tingkat d. Kalori dan
abdomen mengidenti aktivitas nurtisi
c. Menghindari fikasi dan terpenuhi
makanan kebutuhan rencana secara
d. Berat badan nutrisi program normal
20% atau d. tidak latihan e. Penurunan
lebih di bawah ada tanda diet berat badan
berat badan mal nutrisi d. Kola f. Mengidentifik
ideal e. menun borasi asi defisiensi,
e. Kerapuhan jukkan dengan mengawasi
kapiler peningkata ahli gizi masukkan
f. Diare n fungsi untuk kalori atau
g. Kehilangan pengecapa menent kualitas
rambut n dari ujan keb kekurangan
berlebihan menelan kalori konsumsi
h. Bising usus f. tidak dan makanan.
hiperaktif terjadi nutrisi g. Memudahkan
i. Kurang makan penurunan untuk intervensi.
j. Kurang berat penurun h. Mengawasi
informasi badan an berat penurunan
k. Kurang minat yang badan berat badan.
pada berarti. e. Kola i. Menurunkan
makanan borasi kelemahan,
l. Penurunan dengan meningkatka
berat badan dokter n pemasukan
dengan dalam nutrisi.
asupan pemberi
makanan an obat
adekuat penekan
m. Kesalahan nafsu
konsepsi makan
n. Kesalahan f. Kaji
informasi riwayat
o. Membrane nutrisi,
mukosa pucat termasu
p. Ketidakmamp k makan
uan memakan yang
makanan disukai.
q. Tonus otot g. Obs
menurun ervasi
r. Mengeluh dan
gangguan catat
sensasi rasa masuka
s. Mengeluh n
asupan makana
makanan n
kurang dari pasien.
RDA h. Tim
(recommend bang
daily berat
allowance) badan
t. Cepat setiap
kenyang hari.
setelah i. Berikan
makan makan
u. Sariawan sedikit
rongga mulut dengan
v. Kelemahan frekuens
otot i sering
pengunyah atau
w. Kelemahan makan
otot untuk diantara
menelan waktu
makan.

4. EVALUASI
Setelah dilakukan implementasi sesuai maka di harapkan

klien : ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh efektif dengan kriteria hasil :


a. adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
b. berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
c. mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
d. tidak ada tanda mal nutrisi
e. menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari

menelan tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

(Amin & dkk,2015).


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebutuhan nutrisi merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi sistem

kerja metabolisme dalam tubuh makhluk hidup. Karena nutrisi sangat

berpengaruh dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,

mempertahankan suhu tubuh, fungsi enzim, pertumbuhan dan perkembangan serta

dapat mengatasi sel tubuh yang rusak. Dengan terpenuhinya kebutuhan nutrisi

maka sistem tubuh akan berfungsi dengan baik, dan terhindar dari adanya

ancaman anemia dan obesitas.

B. Saran

Saran penulis agar makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk

menambah wawasan kita semua tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan dasar

manusia terutama asupan nutrisi sehingga anemia dan obesitas tidak sampai

menyerang tubuh kita.


DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, sinta. (2011). Promosi kesehatan. Yogyakarta:Graha Ilmu

Mb, risman. (2009). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta:EGC

Djaeni sediaoetama, achmad. (2010). Ilmu Gizi. Jakarta:Dian Rakyat

Huda, Amin dan Kusuma, Hardi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnose Medis & Nanda NIC-NOC. Jogjakarta: Medi

Action

Mb, risman. (2008). Obesitas, Diabetes mellitus,& Dislipidemia. Jakarta:EGC


LAMPIRAN I

LAMPIRAN II
LAMPIRAN II
LAMPIRAN III
LAMPIRAN IV
LAMPIRAN V

Anda mungkin juga menyukai