Anda di halaman 1dari 19

BANGKIT DARI DEPRESI

OLEH :
R SUHENDAR PAMBUDI FERI WIBOWO, S.E., C.C.Ht., C.I.

Kepala Bidang Kurikulum dan Pengembangan DPP PERHISA


Owner GRIYA AGIA BRILLIANCE House Of Clinical Hypnotherapy
C.E.O LKP THETA INSTITUTE Of Professional Clinical Hypnotherapy
Master Instructor LKP THETA INSTITUTE Of Professional Clinical Hypnotherapy
Senior Hypnotherapist Griya Sehat Theta Medika
Nama : R Suhendar Pambudi Feri Wibowo, SE
Pekerjaan : PNS
Instansi : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Gresik
Alamat : Perumahan Mutiara Graha Agung Blok H-15
Desa Kembangan Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik

+6285103565448

www.facebook.com/feriw1

@raden_spfw

GRIYA AB
https://brilliance.my.id
Depresi: Contoh Situasi - Faktor Internal

Individu yang mempunyai penyakit fisik


yang berat dan merasa tidak mampu

Individu yang mempunyai orang tua atau


saudara kandung yang mengalami depresi
akan mengalami peningkatan resiko
mengalami depresi juga.
Depresi: Contoh Situasi – Faktor Eksternal

• Individu yang merasa tertekan di luar batasan


normal karena merasa tertimbun berbagai
macam beban, merasa tidak mampu
ataupun kewalahan.

• Individu yang merasa di tolak oleh


lingkungannya

• Individu yang menghadapi masalah dalam


hubungan berpasangan, tidak dapat
menyelesaikan masalah, dan merasa tidak
ada jalan keluar
Definisi Depresi

Menurut American Psychiatric Association


(APA), depresi adalah suatu bentuk
penyakit medis yang dapat memberikan
pengaruh negatif baik secara fisik maupun
psikologis

 Depresi dapat menyebabkan berbagai


masalah fisik dan emosional yang dapat
mempengaruhi pikiran dan perilaku
individu.
Gejala Depresi

Gejala pada depresi dapat bervariasi dari ringan


sampai berat, yang terdiri dari:
Perasaan sedih yang berlebihan
Hilangnya ketertarikan terhadap berbagai aktivitas
Berkurangnya nafsu makan
Memiliki masalah dalam tidur
Berkurangnya energi
Self-esteem yang rendah
Memiliki kesulitan dalam berpikir, berkonsentrasi,
dan membuat keputusan
Memiliki pikiran untuk melakukan bunuh diri
Perbedaan Perasaan Sedih dengan Depressi

Sering terkait Lebih parah dan


dengan berlangsung lebih
kenangan yang lama
positif
Sesuatu yang Adanya perasaan
Berkurangnya
normal dan mood atau
Self-esteem tidak berharga
merupakan ketertarikan
tetap stabil dan membenci
proses yang diri sendiri
terhadap segala
alami hal

PERASAAN
SEDIH
ATAU Depresi
DUKACITA
Perbandingan Usia dalam Depresi

DEPRESI PADAANAK DEPRESI PADA REMAJA


Anak-anak prasekolah: Bergantung pada kelompok teman sebaya
 Tidak dapat mengekspresikan perasaan sedih
secara verbal Adanya rasa keputusasaan
 Dapat dilihat dari riwayat orang tua dan laporan Self-esteem yang rendah
 Melakukan play interview oleh profesional
Body image yang negatif
Anak usia sekolah:
 Dapat mengekspresikan perasaan stres
Kecemasan yang berlebihan & trauma
 Dapat dilihat dari perilaku sehari-hari:
kemarahan, kesedihan, tidak bisa konsentrasi,
keluhan sakit perut/pusing yang tidak hilang
setelah pengobatan
 Self-esteem yang rendah dan perasaan bersalah
yang berlebihan
Perbandingan Gender dalam Depresi

Depresi pada perempuan


Premenstrua Dysphoric Disorder
l (PMDD)
Mood
disorders
Depresi pada laki-laki
Kurangnya kesadaran untuk mencari
bantuan
Berkaitan dengan penyakit jantung
CARA MENGATASI DEPRESI

Memberikan edukasi kepada klien dan  Meminta bantuan kepada keluarga dan
keluarganya teman-teman
Memahami masalah yang dihadapi  Meminta bantuan dari profesional,
Menetapkan tujuan yang realistis seperti psikolog atau psikiater dan
Hipnoterapis
Berinteraksi dengan orang lain
Resiliensi: “Kemampuan seseorang untuk menilai, mengatasi, dan
meningkatkan diri ataupun mengubah dirinya dari keterpurukan atau
kesengsaraan dalam hidup. Karena setiap orang itu pasti mengalami
kesulitan ataupun sebuah masalah dan tidak ada seseorang yang hidup di
dunia tanpa suatu masalah ataupun kesulitan” Grotberg (1995)
Langkah- langkah yang harus kita telusuri dalam meningkatkan resiliensi diri:
§ Mengendalikan diri sendiri, bagaimanakah kebiasaan kita dalam bersikap.

§ Hindari terjebak dalam situasi tertentu, seperti menyalahkan diri sendiri.


§ Tantangan keyakinan, artinya komponen kunci atau kemampuan mengatasi
masalah. Sejauh mana kemampuan kita dalam mengatasi masalah sehari-hari.
dll.
PERKEMBANGAN RESILIENSI PADA ANAK

Anak yang tumbuh dalam keluarga yang mengalami penelantaran dan


penganiayaan cenderung memiliki resiliensi diri yang rendah dan tumbuh
menjadi orang dewasa yang rentan

Kenapa?

Dalam perkembangannya lebih banyak peristiwa yang memicu stress dan kurang
mampu mengatasi tekanan yang ditimbulkan oleh peristiwa tersebut.
§ Morland (1996; dalam Barnard, 1999), mengemukakan bahwa terdapat kecenderungan

faktor-faktor resiliensi yang rendah dalam diri anak atau remaja terutama yang berasal
dari kelompok ekonomi rendah dan yang telah mengalami dukacita kehilangan orangtua.

§ Irawati (2008; dalam kompas.com, 2010) melakukan penelitian terhadap resiliensi

remaja dari keluarga brokenhome. Hasil penelitian mengungkap bahwa hanya 17% dari
remaja brokenhome yang mampu membekali diri dengan kemampuan resiliensi dalam
menghadapi berbagai persoalan yang datang setelah perceraian orangtua, sebanyak 58%
cenderung mengalami masalah kepribadian dan 26% terlibat dalam aksi kenakalan
remaja.
Resiliensi merupakan sikap dan keterampilan yang dapat dipelajari dan

dikembangkan oleh setiap individu


Hal yang dapat mendukung perkembangan resiliensi dan membantu individu

memelihara kemampuan resiliensi dalam diri adalah lingkungan yang


fasilitatif, kondusif dan motivasional.
Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sangat berperan penting

dalam mendukung perkembangan berbagai karakteristik resiliensi dan


memberikan faktor protektif bagi karakteristik tersebut
Kesimpulan

Kenali tanda-tanda depresi pada diri Anda, dan di sekitar Anda


Pahami masalah dengan baik, meminta dukungan keluarga, teman ataupun bantuan profesional
Tetapkan tujuan realistis dan tekad bangkit hari demi hari
Tetaplah berinteraksi dengan orang lain
Mempunyai resiliensi: kemampuan untuk bangkit dari keterpurukan yang terjadi
Individu dengan resiliensi tinggi akan mudah untuk kembali ke keadaan normal ketika dalam
tekanan
Individu yang resilien lebih mudah dalam mengatur regulasi emosi, cepat memutus perasaan
yang tak sehat, yang membantunya tumbuh menjadi orang yang lebih kuat.

Ciptakan lingkungan yang mendukung agar resiliensi terbentuk.


Thank you for coming! Live a Blessed Life
Referensi

P. T. (2015, December 27). Depressive Disorders. Retrieved February 28, 2016, from https://
www.psychologytoday.com/conditions/depressive-disorders

R. P. (2015, March). What Is Depression? Retrieved February 28, 2016, from http://www.psychiatry.org/
patients-families/depression/what-is-depression

SON, S. E., & KIRCHNER, J. T. (2000, November 15). Depression in Children and Adolescents.
Retrieved March 21, 2016, from http://www.aafp.org/afp/2000/1115/p2297.html

EDWARDS, R. D. (2015, December 18). Depression in Children. Retrieved March 21, 2016,
from http://www.medicinenet.com/depression_in_children/article.htm

Anda mungkin juga menyukai