Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

CALGARY FAMILY ASSESMENT MODEL

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK VI

SYAHRA RAMADHANI (70300116060)

NILAM SARI (70300116056)

MUH. ARJUN WIRAYA (70300116064)

A.M.ABD.WAHAB BR (70300116050)

AINUN RAFIKA FIMBAY

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDUN MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Makalah Calgary Family Assesment
Model”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Calgary Family Assesment
Model dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Samata, 11 Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................

B. Rumusan Masalah.......................................................................................

C. Tujuan...........................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang mendasari model calgary ........................................................

B. Pengkajian struktural .................................................................................

C. Pengkajian develompmental ......................................................................

D. Pengkajian fungsional ................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan dalam keluarga merupakan suatu proses atau
rangkaian kegiatan praktik keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga dan meningkatkan potensi
kesehatan yang dialami oleh keluarga dan meningkatkan potensi kesehatan
yang yang dimiliki oleh keluarga secara mandiri. Dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga, perawat bekerja secara bersamaan dengan individu,
subsitem dna seluruh anggota keluarga dan masyaraka. Pross keperawatan
berfungsi sebagai karangka dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga,
perawat bekerja secara bersamaan dengan individu, subsistem dan seluruh
anggota keluarga dan masyarakat. Proses keperawatan berfungsi sebagai
sebuah kerangka dalam pemberian asuhan keperawatan dalam keluarga
(friedman, 2013).
Keluarga sebagai institusi sosial terkecil, merupakan fondasi dan investasi
awal untuk membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyaraat secara
luas menjadi lebih baik. Sebab, didalam keluarga internalisasi nilai-nilai dan
norma-norma sosial jauh lebih efektif dilakukan daripada melalui institusi
lainnya diluar lembaga keluarga. Peran aktif orang tua terhadap perkembangan
anak sangat diperlukan terutama saat mereka masih dibawah usia lima tahun.
Seorang bayi yang baru lahir sangat tergantung dengan lingkungan
terdekatnnya. Yaitu keluarga khususnya orang tua ayah dan ibunya. Peran aktif
orang tua merupakan sebuah usaha yang secara langsung dalam memberikan
sosialisasi terhadap anak dan juga menciptakan lingkungan rumah sebagai
lingkungan sosial yang pertama dijumpai oleh anak. (Marilyn. 2010)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, status perkawinan atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Marilyn. 2010)
Perawat memiliki peranan penting dalam memberikan asuhan keperawatan
didalam keluarga. Proses keperawatan dimulai dari pengkajian untuk
memperoleh data dan mengedintifikasi suatu masalah yang terjadi dalam
sebuah keluarga. Dalam makalah ini, penulis akan memeparkan mengenai
calgary family assesment model

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang mendasari teori calgary ?
2. Bagaimana pengkajian struktural?
3. Bagaimana pengkajian developmental?
4. Bagaimna pengkajian fungsional?

C. Tujuan
1. Mengatahui teori yang mendasari calgary family assesment model
2. Mengetahui Pengkajian struktural
3. Mengetahui pengkajian devolopmental
4. Mengetahui pengkjian fungsional
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori – Teori yang Mendasari Calgary
1. System theory
Yang diperkenalkan oleh von bertalanffy pada tahun 1968, bahwa unit
keluarga bagian dari suprasistem, tetangga dan komunitas. Perubahan pada
satu anggota akan mempengaruhi anggota lain. Teori sitem merupakan
sesuatu cara untuk menjelaskan sebuah unit sebagai sebuah unit yang
berkaitan dan berinteraksi dengan sistem yang lain.
a. Karakteristik teori sistem :
1) Sistem yang tidak terdapat dalam suatu yang fakum konteks dimana
sistem tersebut berfungsi menjadi kritis
2) Hubungan timbal balik antara bagian-bagian dari suatu sistem
merupakan fokus utama dari suatu prespektif sistem
3) Kesuluruhan lebih besar dari pada jumlah bagian dari sistem
4) Apa saja yang mempengaruhi sistem itu sebagai suatu kesatuan akan
mempengaruhi setiap bagian dari sistem tersebut
5) Sebab dan akibat dapat saling bertukaran ( pemikiran kausalitas
serkuler
b. Macam-macam sistem terdiri dari :
1) Sistem sosial adalah suatu sistem yang terdiri dari peran-peran sosial
yang di ikat interaksi dan saling ketergantungan satu sama lain
2) Sistem terbuka adalah suatu sitem yang terdapat pada lingkungan
yang dengannya sistem tersebut berinterkasi antar keluarga dengan
sistem keluarga atau masyarakat sekitarnya
3) Sistem tertutup adalah tidak adanya hubungan atau interkasi anatara
sistem yang ada lingkungan/masyarakat dengan keluarga
2. Cybernetics theory
Yang mempelajari tentang ilmu komunikasi dan teori kontrol,
berhubungan dengan sistem interpersonal, berdasar “feed back loops”.
Dalam ilmu komunikasi, sibernetika merupakan salah satu dari tradisi teori
komunikasi yang berkembang dari teori-teori teknik elektro pada
pertengahan abad 20. Sebagai sebuah tradisi yang relatif baru, sibernetika
dalam bidang teori komunikasi memiliki konsep bahwa komunikasi adalah
sebuah proses informasi. Teori sibernetika mengecilkan berbagai perbedaan
antara komunikasi manusia dan sistem proses informasi lainnya.
Dalam sistem yang kompleks, terjadi berbagai macam proses seperti
penyimpanan informasi, transmisi, dan umpan balik, struktur jaringan, dan
proses mengelola diri. Dalam kacamata psikologi, teori belajar sibernetik
memandang seorang individu sebagai sebuah sistem umpan balik yang
menghasilkan berbagai macam kegiatan dalam rangka mendeteksi dan
mengontrol rangsangan dari berbagai macam karakteristik lingkungan yang
spesifik. Teori belajar sibernetik menganalisa mekanisme intrinsik dimana
kontrol dibangun dan mempertahankan mekanisme umpan balik sensoris.
Adapun yang menjadi titik fokus teori belajar sibernetika adalah dinamika
umpan balik dan aturan diri. Dalam sistem umpan balik terdapat 3 (tiga)
unsur dasar yaitu masukan (input), proses (process), dan keluaran (output).

a. Masukan atau input – menyediakan beberapa proses dimana materi


atau informasi dimasukkan atau memasuki sebuah sistem.
b. Pross atau process – tindakan-tindakan terhadap materi atau informasi
untuk memodifikasi materi atau informasi tersebut ke dalam berbagai
macam cara.
c. Keluaan atau output – terdiri dari beberapa teknik untuk memakai
hasil proses dari sistem. Keluaran inilah yang dinamakan dengan
umpan balik.

Prinsip-Prinsip Sibernetika

Joy Murray (2006) melakukan ringkasan dari beberapa prinsip dari


sibernetika yaitu sebagai berikut: Sebagai pengamat kita selalu tertanam
dalam sebuah sistem dan tidak dapat mengklaim pandangan dari luar.

a. Kita melakukan pengamatan melalui lensa sejarah kehidupan dan


pengamatan kita tidak dapat dilakukan oleh yang lain karena kita
hanya memiliki satu tubuh atau satu pikiran dan sejarah hidup yang
ada adalah untuk diamati.
b. Sebagai pengamat, kita memperhatikan berbagai perbedaan dan
membuat pembedaan terhadap sistem atau lingkungan, pengamat
yang berbeda akan membuat perbedaan dalam pembedaan,
memperhatikan bedanya perbedaan-perbedaan, merancang berbagai
dunia dengan latar belakang gangguan yang menjadi informasi bagi
kita.
c. Informasi tidak berada dalam pengamat atau sistem atau lingkungan,
melainkan muncul dalam suatu proses hidup antara pengamat dan
sistem atau pengamat.
d. Secara konstan, melalui komunikasi dan umpan balik, kita
mengubah gambaran kita tentang dunia dan diubah olehnya, dengan
atau tanpa adanya intensi untuk perubahan dan diubah.
e. Perubahan ini dinamakan dengan pembelajaran.
f. Belajar timbul dari kebutuhan untuk bertahan dalam hal sosial,
ekonomi, budaya, atau fisik dan memungkinkan kita untuk terus
hidup.
g. Belajar dipicu oleh lingkungan, yang sesuai dengan sejarah
kehidupan kita akan diantisipasi, dan akan berbeda untuk setiap
orang.
h. Kita semua adalah pengamat yang mengamati dalam sebuah sistem.
3. Communication theory
Teori komunikasi berfokus pada ineraksi individu dengan yang lain
dalam keluarga untuk membantu anggota keluarga dalam membuat aturan
keluarga dan untuk membuat mereka senang dan mampu
mengembangkannya, dan juga mengamati interaksi verbal dan nonverbal
pada situasi atau konteks tertentu.
4. Change theory
Proses perubahan adalah fenomenon yang menarik, dan para peneliti
dan ilmuwan memiliki berbagai gagasan tentang bagaimana cara dan tes
apa yang mengubah sistem keluarga. Dalam teori perubahan di jalan tol,
poin yang paling dalam dan menonjol dari pandangan yang luas dari
literatur dan disamakan dengan keyakinan kita sendiri tentang perubahan
dan kecenderungan yang mempengaruhi proses perubahan. Sistem elations
ini tampaknya memiliki kecenderungan ke arah perubahan progresif.
Hawever, seorang perwira Prancis menyatakan, "semakin t mengubah kuda
betina tetap sama" Paradigma ini benar-benar mirip dengan dilema yang
sering dihadapi dalam bekerja dengan keluarga
Maturana (1978) menjelaskan rekursi perubahan dan stabilitas
dengan cara ini: Perubahan adalah perubahan dalam struktur keluarga yang
terjadi sebagai kompensasi untuk perturbarions dan memiliki tujuan untuk
mempertahankan struktur dan stabilitas. Perubahan itu sendiri dialami
sebagai gangguan dari sistem, sehingga perubahan menghasilkan perubahan
dan stabalitas lebih lanjut. Perubahan tate diibaratkan sebagai perilaku,
karena itu, ditferenees dalam pola interaksi keluarga harus dieksplorasi.
Perubahan perilaku mungkin atau mungkin tidak diakibatkan oleh insighr.
Hwever, "perubahan terbesar dan perubahan siming adalah apa yang terjadi
pada sistem kepercayaan keluarga (cogninicnBell & Wright, 2011, Wright
& el, 2009) Watzlawic, Weakland, dan Fisch (19741 adalah orang pertama
yang menyarankan bahwa ketekunan dan perubahan harus dilakukan)
B. Pengkajian Struktural
1. Internal
siapa yang ada dalam keluarga dan bagaimana mereka berhubungan
a) Komposisi keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji dalam kategori ini adalah anggota dan
tipe keluarga, kepemilikan keluarga tentang anggotanya, perubahan
dalam komposisi keluarga.
Ada 5 hal penting dalam konsep keluarga, antara lain :
1) Keluarga adalah sistem atau unit
2) Anggotanya bisa saling berhubungan atau tidak, dan bisa tinggal
bersama-sama atau tidak
3) Terdapat kehadiran anak atau tidak
4) Memiliki komitmen dan ikatan diantara anggota keluarga untuk
pencapaian tujuan masa depan
5) Fungsi dari unit caregiving meliputi proteksi, pemenuhan
kebutuhan makanan, dan sosialisasi dari anggotanya
b) Jenis Kelamin
Jenis Kelamin berhubungan dengan suatu kepercayaan atau
harapan mengenai perilaku dan pengalaman pria dan wanita.
Kepercayaan tersebut berkembang karena budaya, agama, dan
pengaruh keluarga. Pengkajian subkategori ini termasuk pandangan
keluarga terhadap maskulinitas dan femininitas.
c) Orientasi seksual
Berhungan dengan adanya perilaku Heteroseksual, gay, lesbian,
biseksual
d) Urutan dalam keluarga
posisi anak-anak dalam keluarga. Poin penting dalam pengkajian
subkategori ini adalah urutan kelahiran dan jarak kelahiran.
e) Subsistem
Subkategori ini digunakan untuk melabeli atau menandai tingkat
sistem diferensiasi keluarga. Keluarga menjalankan fungsinya melalui
subsistem yang dimiliki. Masing-masing orang memiliki tingkatan
kekuasaan dan penggunaan kemampuan yang berbeda. Pengkajian
subkategori ini meliputi adanya subgroup dalam keluarga serta
pengaruhnya.
f) Batasan
Sub kategori ini berhubungan dengan peraturan ”mendefinisikan
siapa yang terlibat atau termasuk dan berapa banyak”. Sistem dan sub
sistem keluarga memiliki batasan, yang fungsinya untuk melindungi
proses deferensiasi dari sistem atau sub sistem. Batasan-batasan itu
cenderung berubah seiring waktu. Gaya atau jenis batasan keluarga
dapat memfasilitasi atau bahkan memberi ketidakleluasaan dari fungsi
keluarga.
2. Eksternal
a) Keluarga Besar
Yang termasuk keluarga besar itu adalah keluarga asli dan keluarga
generasi sekarang. Pengkajian dalam subkategori ini termasuk pentingnya
keluarga inti dan pengaruhnya.
b) Sistem yang lebih Luas
Kelompok atau organisasi yang mempengaruhi keluarga (pekerjaan,
sekolah, agen sosial, teman-teman), Subkategori ini mengacu pada agen-
agen sosial dan personal yang memiliki hubungan berarti dengan
keluarga, meliputi, sistem kerja, dan untuk beberapa keluarga mencakup
keselamatan atau kesejahteraan umum, keselamatan anak, perawatan
perkembangan, dan klinik pengobatan untuk klien yang rawat jalan.
Sistem secara luas juga didesain untuk populasi khusus. Dalam
pengawasan klinik yang perlu diperhatikan adalah makna sistem luas bagi
keluarga.
3. Konteks
Konteks menjelaskan keadaan secara utuh atau latar belakang yang relevan
terhadap beberapa kejadian atau kepribadian. Masing-masing sistem keluarga
berkumpul dengan sistem luar seperti tetangga, kelas soaial, daerah dan
negara yang akan mempengaruhi sistem keluarga.
a) Etnis
Subkategori ini dimaksudkan untuk menjelaskan asal keluarga yang
merupakan kombinasi dari kebudayaan, ras dan agama. Etnis menjelaskan
secara umum dari kesadaran dan ketidaksadaran proses yang dilakukan
oleh keluarga keseluruhan dan selalu dikuatkan oleh komunitas yang ada
di sekelilingnya. (McGoldrick, 1988a). Suku adalah faktor penting yang
mempengaruhi interaksi keluarga. Perbedaan etnis dalam keluarga dan
pengaruhnya terhadap keluarga perlu dikaji. Perawat perlu mengetahui
perbedaan nilai dan kepercayaan dalam keluarga.
b) Ras
Ras dipengaruhi oleh diri individu dan identifikasi kelompok. Hal ini
merupakan perluasan yang terdiri dari berbagai variabel seperti kelas,
agama dan etnisitas. Tingkah laku rasisme, stereotype dan diskriminasi
berpengaruh terhadap interaksi dalam keluarga, dan bila hal tersebut tidak
dapat dikenali maka akan berdampak negatif terhadap keleluasaan
hubungan antara keluarga dan perawat.
c) Kelas Sosial
Subkategori ini terbentuk dari pendidikan yang dicapai, penghasilan,
dan pekerjaan. Pengelompokan kelas sosial berdasarkan nilai, gaya hidup,
dan perilaku yang berpengaruh pada interaksi keluarga. Kelas sosial juga
berhubungan dengan sistem nilai dan kepercayaan.
d) Agama dan spiritualitas
Subkategori ini mempengaruhi nilai dan praktek perawatan kesehatan.
Pengkajian untuk subkategori ini meliputi pengaruh agama dan aspek
spiritual terhadap perilaku kesehatan.
e) Lingkungan
Meliputi aspek komunitas yang lebih luas, tetangga dan lingkungan
rumah. Faktor lingkungan seperti area bersifat pribadi, akses menuju
sekolah, pelayanan kesehatan, rekreasi dan transport umum yang
mempengaruhi fungsi keluarga. Hal penting yang perlu dikaji adalah
layanan masyarakat serta penggunaannya oleh keluarga dan pengaruhnya
terhadap keluarga.

Struktur Alat Pengkajian


Genogram dan ecomap adalah dua alat yang sangat membantu perawat
dalam menjelaskan struktur keluarga baik internal dan eksternal.
1. Genogram
Genogram adalah diagram susunan keluarga. Bagan genogram
menggambarkan hubungan genetik. Menggambarkan kurang lebihnya 3
generasi. Anggota keluarga digambarkan dengan garis horizontal. Anak
digambarkan dengan garis vertical. Urutan posisi anak digambarkan dari
kiri ke kanan dimulai dari yang paling tua, kemudian setiap individu di
beri symbol sesuai jenis kelamin. Dalam bentuk siklus harus dicantumkan
nama dan usia. Jika dalam keluarga ada yang meninggal (pria/wanita)
disimbolkan garis pada sudut symbol.
2. Ecomap
Ecomap adalah diagram kontak keluarga dengan lingkungan. Tujuan
ecomap adalah untuk menunjukkan hubungan anggota keluarga dengan
sistem yang lebih besar. Ecomap menunjukkan sebuah gambaran dari
keluarga dalam situasinya: menggambarkan perhatian penting atau konflik
hubungan antara keluarga dan lingkungan. Genogram dan ecomap dapat
digunakan dalam semua setting perawatan kesehatan untuk meningkatkan
kepedulian perawat pada seluruh keluarga dan interaksi keluarganya
dengan system yang lebih besar dan keluarga besarnya (extended
familinya).
C. Pengkajian Developmental
Untuk memahami struktur keluarga, perawat perlu memahami siklus
perkembangan kehidupan dari masing-masing keluarga. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, pengkajian developmental terdiri dari tahapan, tugas
dan kasih sayang dalam keluarga.
Contoh tipe siklus kehidupan keluarga beserta tugas keluarga dan kasih
sayang di dalamnya:

Tahapan Tugas Kasih Sayang


Tahapan 1 : 1. Perbedaan Tidak ada kasih
Dimulainya Kehidupan sayang yang benar
diri sendiri dalam
Dewasa Muda maupun salah dalam
hubungan tahap ini. Pengkajian
yang penting bagi
keluarga
perawat adalah
2. Perkemba kepercayaan keluarga
terhadap kasih sayang
ngan hubungan
antar anggota dan
intim dengan penghormatan
terhadap kasih sayang
teman sebaya
tersebut.
3. Perkemba
ngan dirinya
sendiri dalam
hubungan untuk
bekerja dan
kebebasan
finansial.
Tahap 2 : Pernikahan : 1. Membang Kasih sayang dalam
Menjadi Anggota tahap ini biasanya
un identitas
Keluarga menggambarkan
Pasangan ikatan antara suami
dengan istri atau
2. Memanta
suami/istri dengan
pkan hubungan keluarganya.
dengan keluarga
besar dari suami
dan istri.
3. Merencan
akan menjadi
orang tua

Tahap 3: keluarga 1. Sistem Orang tua perlu


dengan anak muda mengatur ikatan
pengaturan
pernikahan,
hubungan untuk komunikasi tambahan
dengan anak, waktu
membuat ruang
untuk pribadi dan
gerak pada anak. waktu bersama. Anak
memerlukan
2. Ikut serta
keamanan dan kasih
dalam sayang yang hangat
dari orang dewasa,
memandirikan
seperti
anak, tugas mengembangkan
hubungan
financial dan
persaudaraan yang
rumah tangga positif.
3. Memanta
pkan hubungan
dengan keluarga
besar.

Tahap 4: Keluarga 1. Perubaha


Semua anggota
dengan anak remaja keluarga melanjutkan
n dari hubungan
Periode ini selalu untuk memiliki
dikarakteristikkan orang tua-anak hubungan dalam
sebagai masa transisi, keluarga, atau lebih
kepada
baik dalam segi meningkat lagi, remaja
perubahan biologi, mengijinkan lebih suka menjadi
emosional, dan anggota dalam
remaja untuk
sosiokultural terjadi pertemanan daripada
perubahan besar dan diam di rumah menjadi anggota
meningkat dengan keluarga. Suami dan
atau keluar.
cepat. istri perlu meninjau
2. Memfoku kembali hubungan
dalam pernikahan
skan kembali
mereka.
kepada isu
keluarga dan
karir.
3. Memulai
perubahan ke
depan dengan
ikut terlibat
dalam perawatan
generasi tua.

Tahap 5: Melepas 1. MerundinSetiap anggota


Anak-Anak dan keluarga melanjutkan
gkan kembali
Membiarkannya untuk memiliki
Bergerak mengenai keterkaitan di luar dan
membangun peran
susunan
baru yang sesuai
pernikahan. dengan tahap ini.
2. Perkemba
ngan hubungan
yang lebih
dewasa antara
anak remaja dan
orang tuanya.
3. Melurusk
an kembali
keputusan untuk
tinggal bersama-
sama mertua dan
anak remaja.
4. Mengurus
keterbatasan dan
kematian
kakek/nenek
Tahap 6 : Keluarga di 1. Memperta Pasangan akan
saat hidup terakhir mebangun kembali
hankan fungsi
dan memodifikasi
diri dan pasangan huungan sesuai
tingkatan fungsi dari
yang mulai
keduanya. Terdapat
mengalami penyediaan
interdependensi
kemunduran
terhadap generasi
fisiologis selanjutnya. Orang tua
sama-sama membantu
2. Membuat
dan menyuport
ruangan yang anaknya, terutama
anak perempuan.
menyenangkan
Hubungan
3. Adaptasi intergenerasi
cenderung lebih kuat
dengan
dengan anak
perubahan perempuan
kehilangan
pasangan,
saudara dan
mempersiapkan
kematian.

(Maureen.2016).

1. Tahapan siklus kehidupan keluarga yang bercerai dan pasca bercerai


Sebagai pasangan yang tertua menemukan diri mereka dalam peran
sebagai kakek atau nenek dan ibu atau ayh mertua, mereka harus mengurus
pasangan anak mereka dan memebuka jarak untuk cucu baru mereka. Tahap
proses emosi dari perubahan tingkah laku
a. percaraian
memutuskan bercerai menerima ketidak mamapuan untu memecahkan
masalah perkawinan demi kelanjutan hubungan.
Menerima pasangan sebagai bagian dari diri sendiri pada kegagalan
berumah tangga. Rencana perubahan mendukung biaya bagi seluruh
system
1) bekerjasama dalam masalah penjagaan, kunjungan dan finansial
2) menghadapi perpecahan keluarga akibat perceraian
b. Perpisahan
1) secara sukarela melanjutkan hubungan suami istri secara kooperatif
dan ikut mendukung finansial anak
2) membangun kasih sayang terhadap pasangan
3) berduka cita atas hilangnya nuclear family
4) membangun kembali kedudukan pasangan dan hubungan anatara anak
dan orang tua serta finansial; berdaptasi untuk hidup terpisah
5) mendapatkan kembali harapan, impian dan keinginan tentang
perkawinan
c. Setelah perceraian
Single family (yang sudah menikah lagi secara hokum) keinginan
untuk memberikan tanggungjawab finansial, melanjutkan kontak
orangtua dengan pasangan dan mendukung kontak anak dengan mantan
pasangan dan keluarganya.
1) Memudahkan kunjungan dengan mantan pasangan dan keluarganya
2) Membangun sumber keuangan sendiri
3) Membangun hubungan social
Single family (yang belum menikah lagi secara hokum) keinginan
untuk mengatur kontak orangtua dengan mantan pasangan dan
keluarganya
1) Menemukan jalan untuk melanjutkan hubungan orangtua yang efektif
dengan anak
2) Mengatur tanggungjawab keuangan terhadap pasangan dan anak
3) Membangun hubungan social
(Lorraine & Maureen. 2013) (Thais dkk. 2017).
2. Tahapan siklus kehidupan keluarga dengan pernikahan pada pasangan baru
Proses emosianal keluarga dalam transisi ke pernikahan kembali berisi
perjuagan yang penuh dengan ketakutan menjalin hubungan yang baru.
Pernikahan kembali mengandung banyak permusuhan atau reaksi kurang
baik dari anak, keluarga kedua belah pihak, dan dari mantan pasangan.
Dibutuhkan penjelasan tentang keambiguan dari organisasi keluarga yang
baru termasuk peran dan hubungan. Seringkali terjadi peningkatan rasa
penyesalan orangtua dan lebih berfokus kepada anak, dan mungkin
merupakan guncangan positif maupun negative dari hubungan lama
dengan mantan pasangan. (Thais dkk. 2017). (Maureen. 2016).

D. Pengkajian Fungsional
Pengkajian fungsional lebih fokus terhadap bagaimana individu menjalani
hubungan satu dengan yang lainnya.
1. Fungsi Instrumental
a) Aktivitas sehari-hari kehidupan
Aspek instrumental keluarga dalam subkategori ini mengenai aktivitas
rutin seperti makan, tidur, memasak, melakukan pengobatan, mengganti
pakaian, dan sebagainya. Untuk keluarga dengan masalah kesehatan, ini
adalah masalah yang sangat penting. Aktifitas instrumental kehidupan
sehari-hari biasanya lebih banyak, lebih sering terjadi, memiliki arti yang
lebih besar karena sakitnya anggota keluarga.
Contoh : bagaimana fungsi keluarga mengacu pada kehidupan rutin sehari-
hari, seperti makan, tidur, menyiapkan makanan, menyiapkan pakaian, dsb
baik yang sehat maupun yang sakit ?
2. Fungsi Ekspresif
Kebanyakan keluarga telah menghadapi sebuah kombinasi antara
masalah instrumental dan ekspresif. Contohnya, seorang wanita tua mengalami
luka bakar. Masalah instrumen seputar perubahan balutan dan program latihan.
Masalah ekspresif atau afektif mungkin berpusat pada peran atau penyelesaian
masalah. Jika sebuah keluarga tidak menanggulangi masalah instrumental
dengan baik, kemudian masalah ekspresif juga hampir selalu ada,
bagaimanapun sebuah keluarga dapat menghadapi dengan baik masalah
instrumental dan masih memiliki masalah ekspresif atau emosional. Ini sangat
berguna bagi perawat untuk menggambarkan instrumental dari masalah
ekspresif. Keduanya memerlukan penyelidikan dalam pengkajian keluarga
dengan cermat.
Bentuk interaksi adalah tujuan utama dari kategori pengkajian
fungsional. Keluarga secara jelas tersusun atas individu-individu, tetapi fokus
dari pengkajian keluarga tidak hanya pada individu tetapi lebih pada interaksi
seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu, keluarga dilihat sebagai sebuah
sistem interaksi anggota keluarga. Dalam memimpin pengkajian keluarga,
perawat menjalankan asumsi bahwa individu memiliki pemahaman terbaik
dalam konteks sosial sekitar mereka.
Subkategori dari ekspresif antara lain:
a) Komunikasi emosi
Subkategori ini menunjukkan rentang dan tipe emosi atau perasaan yang
diekspresikan atau ditunjukkan atau keduanya. Pada umumnya keluarga
mengekspresikan spektrum luas perasannya dari senang, sedih sampai ke
marah, dimana keluarga dengan kesulitan sering memiliki bentuk yang
cukup kaku dalam rentang ekspresi emosional yang sempit.
Contoh : bagaimana anggota keluarga dapat mengekspresikan kemarahan
atau emosinya ketika ada suatu masalah.?
b) Komunikasi verbal
Fokus subkategori ini terutama pada hubungan yang diekspresikan oleh isi
verbal, dan hanya secara tidak langsung dari makna kata.
Contoh : pada anggota keluarga dengan gangguan bicara mungkin dapat
ditanyakan pada keluarga komunikasi apa saja yang sering digunakan dalam
berkomunikasi sehari-hari, siapa diantara keluarga yang komunikasinya baik
dan lancar secara verbal.?
c) Komunikasi non verbal
Subkategori ini memfokuskan pada variasi pesan nonverbal dan paraverbal
pada saat anggota keluarga berkomunikasi. Pesan nonverbal meliputi posisi
tubuh, kontak mata, sentuhan, gestur dan seterusnya. Kedekatan atau jarak
diantara anggota keluarga merupakan sebuah komunikasi nonverbal yang
penting. Paraverbal meliputi gaya bahasa, nada bahasa, menangis, gagap,
dan lain-lain. Pengkajian perawat seharusnya menyertakan timing
komunikasi nonverbal yang digunakan.
Contoh : bagaimana keluarga memberikan dorongan emosional kepada
anggota keluarga yang lain dengan mengunakan komunikasi verbal dan non
verbal.?
d) Komunikasi sirkular
Subkategori ini meliputi komunikasi timbal balik antar orang. Ini
merupakan pola untuk isu hubungan. Komunikasi sirkular bersifat adaptif.
Contoh : bagaimana pola komunikasi antara anggota keluarga atau antara
perawat dan keluarga, apakah bersifat adaftif atau tidak?
e) Pemecahan masalah
Sub kategori ini merujuk pada kemampuan keluarga untuk memecahkan
masalahnya sendiri dengan efektif. Hal yang penting untuk dikaji adalah
siapa yang mengidentifikasi permasalahan pertama kali dan apakah dia
berasal dari dalam atau luar keluarga, pola penyelesaian masalah keluarga.
Contoh : bagaimana pola solusi dalam keluarga, bdan bagaimana keyakinan
keluarga tentang kemampuan dan kesuksesan dan masa lalu dalam
memecahkan masalah sendiri secara efektif ?
f) Peran
Sub kategori ini merujuk kepada pembangunan pola tingkah laku anggota
keluarga. Peran adalah perilaku yang konsisten pada sebuah situasi tertentu.
Peran bersifat tidak statis tetapi berkembang melalui interaksi individu
dengan yang lain. Peran itu dipengaruhi orang lain, sanksi dan norma. Peran
yang formal adalah peran yang disetujui secara luas oleh masyarakat ada
pada norma. Misalnya peran ibu, suami dan anak. Peran yang informal
berhubungan dengan pola pembentukan perilaku yang idiosinkratik pada
sebagian individu, pada situasi tertentu. Hal penting yang perlu dikaji
perawat adalah bagaimana anggota keluarga menguasai dan menjalankan
perannya.
Contoh : bagaimana pengaruh sanksi dan norma yang berlaku terhadap
penampilan peran dalam keluarga oleh anggota keluarga ?
g) Pengaruh
Subkategori ini merupakan metode dalam mempengaruhi kebiasaan orang
lain. Pengaruh atau control instrumental adalah penggunaan objek atau hak
sebagai imbalan (seperti uang, nonton tv, menggunakan computer atau
telepon, permen, rekreasi, dll). Pengaruh psikologis adalah penggunaan
komunikasi dan perasaan untuk mempengaruhi perilaku. Sedangkan kontrol
badaniah adalah hubungan badan secara nyata misalnya peukan, tamparan,
dan lain-lain. Pengaruh positif maupun negatif terhadap keluarga sangat
penting untuk dikaji.
Contoh : bagaimana pendapat dan perasaan masing-masing anggota
keluarga terhadap aturan yang diterapkan dalam keluarga. ?
h) Kepercayaan
Subkategori ini adalah sesuatu yang mendasari ide, pendapat, dan asumsi
yang dimiliki individu dan keluarga. Kepercayaan dan perilaku memiliki
huungan yang sangat dekat.
Contoh : keyakinan tentang penyebab penyakit, proses perawatan, diagnosis
penyakit, peran dari tenaga kesehatan yang terlibat dalam perawatan, peran
keluarga, pengontrolan, penyembuhan, religi dan spiritual.?
i) Persekutuan
Subkategori ini berfokus pada hubungan yang terarah, seimbang dan
intensif antara anggota keluarga atau antara keluarga dan perawat. Sebagai
perawat dengan mengkaji subkategori fungsional dari persekutuan / koalisi,
perawat akan membantu memahami interkoneksi dengan kategori struktur
dan perkembangan. Batasan subkategori struktural merupakan suatu bagian
penting dari subkategori persekutuan / koalisi.
Contoh : bagaimana hubungan antara anggota keluarga dan keluarga
dengan keluarga besar. ?
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Calgary family assesment model (CFAM) merupakan suatu model
pengkajian keluarga terintegrasi yang bersifat menyeluruh, sistem kerangka,
kerja multidimensional, sibernatika, dan komunikasi. Sebagai kerangka
pengkajian keluarga dan dikategorikan kedalam tiga kategori yaitu
struktural,developmental, dan fungsional. Tiap ketegori tersebut terdiri atas sub
kategori. (levac,weight, and leahey, 2009)
B. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami isi dari makalah dengan bahasan
“Model Pengkajian Keluarga Calgary” yang telah kami susun ini. Kritik dan
saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki penyusunan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi, wiwit. (2015). calgary family assesment model (CFAM) keluarga tentang
penanganan pertama food borne disease anak, 2.

Fredman, Marlyn M, dkk. (2010). buku ajar keperawatan keluarga riset, teori, dan
praktik. jakarta: EGC.

leahey, maureen. (2016). aplication of the calgary family assesment and


intervention models: reflektion on the reciprocitybeetwen the personal and the
professional, 22, 450–459.

Lorraine&Maureen. 2013. Nurses And Families. Edition 6. Philadelpia :F.A Davis


Company.

Thais dkk. (2017). Calgary Family Assesment Model Applied In Riverside Context.
11(12) : 4798-804.

Setiawati, Santun 2010, Penuntun Praktis :Asuhan Keperawatan Keluarga, Ed. 2.


Jakarta :Trans Info Medika.
Sri, Setyowati. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep Dan Aplikasi Kasus
Cet. 2. Jogjakarta : Mitra Cendikia

Andarmoya, sulystio.2010. keperawatan keluarga, Jakarta : graha ilmu

Wright,Lorraine M., 2009. Nurses and families : Aguide to family assement and
intervention/Lorraine M. wright, Maureen leahey

Anda mungkin juga menyukai