Anda di halaman 1dari 2

Resensi Film Habibie & Ainun

 BIODATA
Judul : Habibie & Ainun
Jenis Film : Drama
Produser : Dhamoo Punjabi, Manoj Punjabi
Sutradara : Faozan Rizal
Penulis Naskah : Ginatri S. Noer, Ifan Adriansyah Ismail
Durasi Film : 125 menit
Studio : MD Pictures
Distribusi : MD Pictures
Tanggal Rilis : 20 Desember 2012
Pemain :
1. Reza Rahardian (Habibie)
2. Bunga Citra Lestari (Hasri Ainun Habibie)
3. Esa Sigit (Habibie muda)
4. Marsha Natika (Ainun Muda)
5. Ratna Riantiarno (Ibu Habibie)
6. Bayu Oktara (Fanny Habibie)
7. Tio Pakusadewo (H. M. Soeharto)
8. Vitta Mariana Barrazza (Arlies)
9. Mike Luccock (Ilham Akbar Habibie)
10. Radytia Argoebie (Thareq Kemal Habibie)

 SINOPSIS

Ini adalah kisah tentang apa yang terjadi bila kamu menemukan belahan hatimu.
Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang Presiden ketiga Indonesia dan
ibu negara. Kisah tentang Habibie dan Ainun.
Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar: berbakti
kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia.
Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar
untuknya.
Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta
seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh cinta, dia
iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke Jerman.
Punya mimpi tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu itu. Cinta mereka terbangun
dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit,
kesendirian serta godaan harta dan kekuasaan saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi
perjalanan dua hidup menjadi satu.
Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya.
Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah
mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas. Kemudian pada satu titik, dua belahan
jiwa ini tersadar; Apakah cinta mereka akan bisa terus abadi?

 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Kelebihan:
Secara umum, "Habibie & Ainun" besutan sutradara Faozan Rizal serta dibintangi
Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari berhasil mengaduk emosi penonton, khususnya
menjelang bagian akhir film. Aransemen musiknya juga memperkuat atmosfer film.
Penggunaan footage rekaman asli di beberapa bagian film seolah mengingatkan kembali
sejarah kita sebagai bangsa Indonesia dan betapa Habibie menjadi bagian dari sejarah
Indonesia.
HABIBIE & AINUN mengisahkan perjalanan pak Habibie ketika dirinya masih kecil
hingga bertemu dengan cinta sejatinya, mendiang ibu Hasri Ainun. Selain perjalanan cinta
mereka, kita juga akan dihadapkan pada intrik politik dan cikal bakal mimpi dari pemilik
nama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie ini.
Sangat riskan sebenarnya mengadaptasi sebuah kisah nyata. Terlebih jika setting-nya
berada di masa lampau. Namun Faozan Rizal sebagai sutradara dan tim kreatif berhasil
menggambarkan nuansa jaman dulu dengan begitu apik dan detail dari segi kostum hingga
properti.
Tak lupa setting Jerman meski penempatannya digunakan seperlunya. Serta
munculnya footage penerbangan perdana N-250 Gatot Kaca yang dihadiri pak Soaharto dan
ibu Tien, hingga tragedi Mei 1998 yang membuat film ini semakin believable.
Dalam urusan akting, dua jempol diberikan untuk Reza Rahadian yang benar-benar
total. Lewat film ini, Reza berhasil buktikan kapasitasnya. Dia mampu bertindak
sebagaimana sosok Habibie asli, dari gestur hingga cara berbicara.

Kekurangan:

Bunga Citra Lestari yang diplot sebagai Ainun terlihat kurang kuat untuk
mengimbangi Reza. Meski begitu, akting wanita yang debut layar lebar lewat CINTA
PERTAMA ini tak bisa dibilang buruk. Karena di beberapa bagian Bunga mampu tampil
menawan.
Untuk urusan naskah sebenarnya cukup bernas, pun dengan dialog yang dipakai.
Ginatri S Noer dan partner, Ifan Adriansyah Ismail, cukup ulet memaparkan guratan kisah
pak Habibie walau di beberapa bagian terasa dragging dan tak fokus.
Saya sedikit kecewa dengan penampilan Habibie dan Ainun yang tetap awet muda
meski pernikahan mereka sudah berjalan hampir setengah abad lamanya (yang menurut
hitungan sederhana saya berarti usia mereka sudah ada di kisaran 68 tahun). Sulit rasanya
membayangkan manusia berusia 70 tahun dengan fisik layaknya 40 tahun. Entahlah, ini
mungkin hanya karena Habibie adalah tokoh yang sudah dikenal luas oleh masyarakat
sehingga penonton mengharapkan adanya kemiripan fisik antara Habibie versi film dengan
Habibie yang sebenarnya. Tio Pakusadewo yang hadir sekilas memerankan sosok pak Harto
juga kurang pas gesture-nya, menurut saya hanya rambut belakangnya saja yang mirip.

 Pendapat
Secara garis besar, "Habibie & Ainun" yang diangkat dari buku berjudul sama
karangan BJ Habibie ini memang berfokus pada kisah cinta BJ Habibie (yang ternyata
dipanggil "Rudy" di masa mudanya) dengan Hasrie Ainun Besari. Semenjak awal film
memang keduanya seolah sudah ditakdirkan berjodoh. Idiom "gula jawa, gula pasir" dalam
film ini cukup membuat kita tertawa kecil dan menggambarkan karakter Rudy Habibie yang
blak-blakan.
Terlepas dari beberapa kelemahan di atas, HABIBIE & AINUN tetaplah film yang
layak ditonton. Apresiasi patut disematkan pada usaha Faozan Rizal yang sebelumnya
berjibaku sebagai director of photography.

Anda mungkin juga menyukai