Anda di halaman 1dari 12

Perawatan Berfokus pada Keluarga

Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak bagian dari keluraga.
Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, untuk itu keperawatan anak harus
mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak
(Wong, Perry & Hockenberry, 2002). Sebagai perawat, dalam memberikan pelayanan
keperawatan anak, harus mampu mentasilitasi. Keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan
kesehatan baik berupal pemberian tindakan keperawatan langsung maupun pemberian
pendidikan kesehatan pada anak. Selain itu, keperawatan anak perlu memperhatian kehidupan
sosial, budaya, dan ekonomi keluarga karena tingkat sosial, budaya, dan ekonomi dari keluarga
dapat menentukan pola kehidupan anak selanjutnya faktor-faktor tersebut sangat menentukan
perkembangan anak dalam kehidupan dimasyarakat.

Perawat yang bertindak sebagai pemberi pelayanan keperawatan hendaknya berfokus pada
keluarga, dengan memper-hatikan kemampuan dalam menentukan kekuatan dan kelemahan
sebab kekuatan dan kelemahan, dari keluarga tersebut dapat dijadikan acuan dalam pemberian
pelayanan keperawatan.

Kekuatan dan kelemahan keluarga tersebut dapat juga berupa lasiltas keuarga dalam merawat
anak, tingkat pengetahuan, tingkat ekonomi, peran atau bentuk keluarga itu sendiri.

Kemudian kehidupan anak juga sangat ditentukan keberadaanya bentuk. sendiri dukungan dari
keluarga, hal ini dapat terlihat bila dukungan keluarga yang sangat baik maka pertumbuhan dan
perkembangan anak relatif stabil, tetapi apabla dukungan keluarga pada anak kurang baik, maka
anak akan mengalami hambatan pada dirinya yang dapat mengganggu psikologis anak.

Dengan demikian dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan keterlibatarl keluarga. Hal
ini sangat penting mengingat anak selalu membutuhkan orang tua selama di rumah sakit seperti
dalam akivitas bermain atau program perawatan lainya sepert pengobatan. Pentingnya
keterlibatan keluarga ini dapat mempengaruhi proses kesembuhan anak . Sering sekali
ditemukan dampak yang cukup berarti pada anak. apabila anak ditinggal sendiri tanpa ada yang
menemani seperti kecemasan bahkan. menjadi stres. Apabila hal tersebut dibiarkan terus upaya
penyembuhan sulit tercapai. Jika demikian halnya kerja sama atau keterlibatan orang tua dengan
tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit selama anak masih dalam perawatan sangat
diperlukan. Keterlibatan orang tua dan kemampuan keluarga dalam merawat merupakan dasar
dalam pemberian asuhan keperawatan yang berfokus pada keluarga. Perawat dengan menfasiltasi
keluarga dapat membantu proses penyembuhan pada anak yang saklt selama di rumah sakit.
Harapan terbentuknya kerja sama yang utuh antara peran dan fungsi orang tua dengan peran dan
fungsi perawat dalam pemberian perawatan. Jangan sampai terjadi pemutusan dalam program
perawatan. Demikian juga proses perpisahan antara anak dan orang tua masih menjadi fokus
perhatian dalam perawatan, karena dapat juga berdampak besar dalam program perawatan anak.
Kerja sama tersebut dapat terjalin hingga program perawatan di rumah melalui peningkatan
kemampuan dan keterampilan dalam perawatan anak seperti tindakan mengukur suhu ketika
panas dan dalam pemberian kompres dingin/hangat.

Selain keterlibatan dan kemampuan orang tua dalam merawat, juga perlu diperhatikan kebutuhan
keamanan dan kenyamanan bagi orang tua pada anaknya selama memberikan perawatan.
Terlebih lagi hal tersebut merupakan bagian penting dalam mengurangi dampak psikologis anak,
sehingga rencana keperawatan dengan berprinsip pada aspek kesejahteraan anak akan tercapai.

Atraumatic Care
Atraumatic care yang dimaksud di sini adalah perawatan yang tidak menimbulkan adanya
trauuma pada anak dan keluarga. Perawatan tersebut difokuskan dalam pencegahan terhadap
trauna yang merupakan bagian dalam keperawatan anak. Perhatian khusus kepada anak sebagai
individu yang masih dalam usia tumbuh kembang, sangat pentng karena masa anak merupakan
proses menuju kematangan. Kalau proses menuju kematangan tersebut terdapat hambatan atau
gangguan maka anak tidak akan mencapai kematangan.

Beberapa kasus yang sering dijumpai di masyarakat seperti peristwa yang dapat menimbulkan
trauma pada anak adalah cemas, marah, nyeri, dan lain-lain. Apabilal hal tersebut dibiarkan dapat
menyebabkan dampak pskologis pada anak dan tentunya akan mengganggu perkembangan anak.
Dengan denikian atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan kepada
anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang
diberikan, seperti memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur
tindakan. atau aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma. Untuk mencapai
perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain.

1. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga

Dampak perpisahan dari keluarga, anak mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan,
ketakutan, kurangnya kasih sayang gangguan ini akan menghambat proses penyembuhan
anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak.

Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu mandiri
dalam kehidupannya. Anak akan selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
selalu bersikap waspada dalam segala hal. Serta pendidikan terhadap kemampuan dan
keterampilan orang lua dalam mengawasi perawatan anak.

3. Mencegah atau mengurangi cedera (ijury) dan nyeri (dampak psikologis)


Mengurang nyeri merupakan lindakan yang hanus dilakukan dalam keperawata anak. Proses
pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi dapat
dikurangi melalui berbagai teknik misalnya distraksi, relaksasi, imaginary. Apabila tindakan
pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak
sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.

4. Tidak melakukan kekerasan pada anak

Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologs yang sangat berarti dalam
kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh kembang maka
kemungkinan pencapaian kematangan akan terhambat, dengan demikian tindakan kekerasan
pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak.

5. Modifikasi lingkungan Fisik

Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan keceriaan,
perasaan aman, dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang dan
merasa nyaman di lingkungannya.

Manajemen Kasus
Pengelolaan kasus secara komprehensif adalah bagian utama dalam pemberian asuhan.
keperawatan secara utuh, melalui upaya pengkajian, penentuan diagnosis perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi dari berbagai kasus baik yang akut maupun kronis. Pendekatan
psikologis yang dilakukan dengan mempersiapkan secara fisik memberi kesempatan orang tua
dan menciptakan lingkungan yang nyaman bagl anak dan orang tua dan berprnsip pada upaya
pencegahan, peningkatan kesehatan yang merupakan tanggung jawab perawat.

Kemampuan perawat dalam mengelola kasus secara baik tentu berdampak dalam proses
penyembuhan pada anak, mengingat anak memiliki kebutuhan yang spesifk dan berbeda satu
dengan yang lain. Keterlibatan orang tua dalam pengelolaan kasus juga dibutuhkan, Karena
proses perawatan di rumah adalah bagian tanggung jawabnya dengan meneruskan program
perawatan di rumah sakit. Pendidikan dan keterampilan mengelola kasus pada anak selama di
rumah sakit, akan mampu memberikan keterlibatan secara penuh bagi keluarga (orang tua)
(Wong, D.L, 1995)

PRINSIP-PRINSIP KEPERAWATAN ANAK

Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai pedoman dalam
memahami filosofi keperawatan anak. Perawat harus mema- haminya, mengingat ada beberapa
prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan. Diantara prinsip dalam asuhan keperawatan anak
tersebut adalah Pertama, anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik.
Prinsip dan pandangan ini mengandung arti bahwa tidak boleh memandang anak dari ukuran
fisik saja sebagaimana orang dewasa melainkan anak sebagai individu yang unlk yang
mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan Pola-pola inilah
yang harus dijadikan ukuran, bukan hanya bentuk fisiknya saja tetapi kemampuan dan
kematangannya.

Kedua, anak adalah sebagai individuyang unik dan mempunyai kebutuhan sesual dengan tahap
perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki berbagi kebutuhan yang berbeda satu
dengan yang lain sesuai dengan usia tumbuh kembang. Kebutuhan tersebut dapat meliputi
kebutuhan fisiologis seperti kebutuhan nutrisi dan. cairan, aktivitas, eliminasi, istirahat, tidur dan
lain-lain. Selain kebutuhan fisiologis tersebut, anak juga sebagai individu yang juga
membutuhkan kebutuhan psikologis sosial, dan spiritual. Hal tersebut dapat terlihat pada tahap
usia tumbuh kembang . anak pada saat yang bersamaan perlu memandang tingkat kebutuhan
khusus yang dialami oleh anak.

Ketiga, pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit. Upaya pencegahan
penyakit dan peningkatan derajat kesehatan bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian pada anak, mengingat anak adalah generasi penerus bangsa.

Keempat, keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensil dalam
memberikan asuhan keperawatan anak. Untuk mensejahterakan anak . keperawatan selalu
mengutamakan Kepentingan anak. Anak dikatakan selahtera berarti anak tidak merasakan
gangguan psikologis, seperti rasa cemas, takut maupun. sejenisnya. Mereka selalu menikmati
masa-masa kecil dengan penuh kesenangan dan kasih sayang. Kemudian dalam upaya
menyejahterakan anak tersebut, tidak terlepas dar peran keluarga, sehingga dalam perbaikan
mutu keperawatan selalu melibatkan. keluarga.

Kelima, praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk
mencegah, mengka, mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan
menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum
(legal). Sebagai bagian dari keluarga anak harus dilibatkan dalam pelayanan keperawatan, dalam
hal ini harus terjadi kesepakatan antara keluarga, anak dan tim kesehatan.

Keenam, tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau
kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai mahluk biopsikososial dan spiritual dalam
konteks keluarga dan masyarakat. Upaya kematangan pada anak adalah selalu memperhatikan
lingkungan baik secara internal maupun eksternal karena kematangan anak sangat ditentukan
oleh lingkungan yang ada, baik anak sebagai individu maupun anak sebagai bagian dari
masyarakat.
Ketujuh, pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada ilmu
tumbuh kembang sebab ilmu tumbuh kembang ini yang akan mempelajari aspek kehidupan
anak.

PARADIGMA KEPERAWATAN ANAKANAK

Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam penerapa ilmu
keperawatan anak. Tanpa ini batasan dan lingkup keperawatan tidak mudah dipahami secara
jelas. Penggunaan paradigma keperawatan anak tetap mengacu pada konsep paradigma
keperawatan secara umum yang merupakan cara pandang dalam suatu ilmu. Landasan berpikir
tersebut terdiri dari empat komponen, di antaranya manusia dalam hal ini adalah anak,
keperawatan, sehat-sakit dan lingkungan yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Manusia anak

Sehat sakit Lingkungan

Keperawatan

Anak

Dalam keperawatan anak, yang menjadi individu (klien) dalam hal ini adalah anak, anak
diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh
kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psilkologis, Sosial, dan spiritual.

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan. perkembangan yang
dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa perlumbuhan dan perkembangan
yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain,. coddler (1-25 tahun). pra sekolah ( 25-5 tahun),
usia sekolah (5-11 tahun) hinggat remaja (11-18 tahun). Rentang ini berbeda antara anak satu
dengan yang lan mengingat. latar belakang anak berbeda. Pada anak terdapat rentang perubahan
pertumbuhan. dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses berkembang
anak memiliki ciri fisik. kognitif, konsep dini, pola koping dan perilaku sosial.

Ciri fisik adalah semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisik yang sama akar tetapi mempunyai
perbedaan dan pertumbuhannya. Demikian juga halnya per kembangan kognitf juga mengalami
perkembangan yang tidak sama. Ada kalanya anak dengan perkembangan kognitif yang cepat
dan juga ada kalanya perkembangar kognitif yang lambat. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi
oleh latar belakang anak Perkembangan konsep diri ini sudah ada sejak bayi, akan tetapi belum
terbentuk secara sempurna dan akan mengalami perkembangan selring dengan pertambahan usia
padai anak. Demikian juga pola koping yang dimliki anak hampir sama dengan konsep dini yang
dimiliki anak. Bahwa pola koping pada anak juga sudah terbentuk mulai bayi, hal ini dapat kila
lihat pada saat bayi anak menangis. Salah satu pola koping yang dimiliki anak adalah menangis
seperti bagaimana anak lapar, tidak sesuai dengar keinginannya, dan lain sebagainya.

Kemudian perilaku sosial pada anak juga mengalami perkem bangan yang terbentus mulai bayi.
Pada masa bayi perilaku sosial pada anak sudah dapat dilihat sepert bagaimana anak mau diajak
orang lain, dengan orang banyak dengan menunjukkan keceriaan (tidak menangis). Hal tersebut
sudah mulai menunjukkan terbentuknya perilaku sosial yang seiring dengan perkembangan usia.
Perubahan perilaku sosial juga dapat berubah sesuai dengan lingkungan yang ada, seperti
bagaimana anas sudah mau bermain dengan kelompoknya yaitu anak-anak .

Respons emosi terhadap penyakit sangat bervariasi tergantung pada usia dan pencapaian
tugas.perkembangan anak. Beberapa respons ini dapat dililhat anak, mulai dari perkembangan
bayi hingga remaja. Seperti pada masa bayi mempunyai respons emosi yang berbeda dalam
menghadapi masalah seperti perpisahan dengan orang tua, maka respons anak akan menangis,
berteriak, menarik diri dan meyerah padai situasi yaitu diam. Apabila tubuh merasakan nyeri,
reaksi yang akan dialami pada anak adalah menangis dan reaksi tubuh untuk imobilitas (tidak
mau bergerak sama sekali). Masa balita mempunyai respons emosi terhadap penyakit atau situasi
yang. tidak menyenangkan, akan terjadi reaksi seperti menangis sambil mencari lbunya, berhenti
bicara, kehilangan keterampilan baru yang dimilkinya. Apabila terjadi perubahan nutinitas dan
ritual dalam dirinya maka anak akan mempunyai reaksi seperti menyerang dan menunjukkan
tingkah laku protes. Pada anak masa pra sekolah, reaksi terhadap penyakit atau masalah dirinya
seperti perpisahan, tidak mengenal lingkungan atau lingkungan yang asing, hilangnya kasih
sayang, body image makal akan bereaksi seperti regresi yaitu hilangnya kontrol spingter, represi,
proyeksi, dis- placement, agresi (menyangkal), identifikasi, menarilk diri, tingkah laku protes,
selain itu juga seperti lebih peka dan pasif seperti menolak makan dan lain-lain. Pada masa
sekolah respon terhadap dirinya seperti perpisahan, sakit pada tubuh dan respons emosinya
adalah tingkah laku protes, bosan, kesepian, frustasi, menarik diri, regresi, mencari informasi,
merengek, mengertakkan gig, menggerang, berlindak berani dan lain-lain. Pada masa remaja
respons emosi terjadi bila kehilangan identitas, cederal tubuh, perpisahan dengan kelompok
sebaya takut pada kehidupan kematian, maka reaksi yang ditimbukan pada masa remaja adalah
sebagai berikut tidak kooperatif, menarik diri, menuntut, agresi, kepercayaan yang berlebihan,
depresi, kesepian dan bosan.

Karena anak sebagai anggota unit keluarga dalam suatu kultur dan masyarakat, maka
keperawatan anak tidak boleh hanya memperhatikan anak itu sendiri, akan tetapi kultur keluarga
dan masyarakat harus diperhatikan seperti masalah pengetahuan keluarga, budaya, lingkungan
dan lain-lain. Kesemuanya dapat mempengaruhi pada proses pelayanan keperawatan yang
diberikan. Sebagai bagian dari keluarga salah satu aspek yang penting adalah keterlibatan
anggota keluarga dalam memberikan pelayanan keperawatan sehingga bersama-sama dalam
memberikan perawatan.

Anak dan remaja membutuhkan pembelaan dari orang dewasa untuk mem- pertahankan,
meningkatkan dan memperbaiki kesehatan, pembelaan tersebut merupakan salah satu bagian dari
hak anak yang harus dibela dan dilindungi dari berbagai perlindungan kesehatan dan
kesejahteraan anak.

Dalam penanganan pelayanan kesehatan anak harus didahulukan dalam penanganan, mengingat
anak merupakan salah satu generasi penerus yang harus dlindungi dari kecacatan. Perlindungan
atau pembelaan dari orang dewasa merupakan suatu kewajiban seorang yang telah dewasa yang
telah mampu untuk mengatasi berbagal permasalahan yang ada. Anak sangat lergantung pada
orang dewasa serta lingkungan yang adadi sekitarnya yang dapat memfasilitasi dalam segala
pemenuhan kebutuhannya baik keluarga, orang yang berada disekitarnya. Dalam memberikan
pelayanan keperawatan anak selalu diutamakan, mengingat kemampuan dalam mengatasi
masalah masih dalam proses kematangan yang berbeda dengan pelayanan keperawatan pada
orang dewasa. Pemberian prnoritas ini oleh karena beberapa perbedaan antara anak dan dewasa,
di antaranya: pertama, struktur fisik antara anak dan dewasa berbeda, mulai dari ukuran besamya
hungga aspek kematangan fisik. Perbedaan tersebut terlihat pada ukuran bahwa anak lebih kecil
dibandingkan dengan orang dewasa yang cenderung lebih besar. Demikian juga ketahanan lisik
anak lebih rentan ketahannya, relatif rendah dibandingkan dengan. orang dewasa yang
mempunyai ketahanan fisik yang baik. Kedua, proses hisiologis anak dengan orang dewasa
mempunyai perbedaan dalam fungsi lubuh. Orang dewasa cenderung fungsi tubuh sudah
mencapai kcmatangan, sedang anak masih dalam prose. menuju kematangan, sehingga dalam
pemberian pelayanan keperawatan anak selalu. mentperhatikan usia tumbuh kembang. Ketiga
kemanpuan berpikir antara anak dengan . orang dewasa juga berbeda, dimana orang dewasa
cenderung lebih tersisternatik (sudah baik) di banding dengan anak sebab fungsi otak orang
dewasa lebih matang scdang. pada anak cenderung masih proses perkembangan. Keempat,
tanggapan terhadap pengalaman masa lalu pada orang dewasa dan anak mempunyai perbedaan.
Pada anak cenderung kepada dampak psikologis, apabila pengalaman masa lalu yan dialami
kurang nendukung yang berdampak pada tumbuh kembang anak. Sedangkan orang dewasa
cenderung sudah mempunyai meckanisme koping yang baik dan matang .

Sehat-Sakit

Rentang senat-sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan pelayanant. keperawatan
pada anak, adalah sualu kondisi anak berada dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera,
schat optinal, sehat, sakil,sakit kronis, dan meninggal kenlang ini suatu alat ukur dalam menilai
status kesehatan yang bersilat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam batas rentang tersebut
anak membuluhkan banluan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti
apabila anak berada pada rentang sehat, maka upaya peravat untuk meningkalkan derajat
kesehatan sampai mencapal taraf kesejahteraan baik fisik, sosial maupun spirtual. Demikian
sebaliknya, apabila kondisi anak dalam kondisi kritis atau meninggal maka perawat selalu
memberikan bantuan dan dukungan pada keluarga. Jadi balasan sehat secara umum dapat
diartikan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit dan kelemahan (WHO, 1974) yang memiliki ciri sebagaimana berikut memiliki
kemampuan merefleksikan perhatian individu sebagai manusia, memiliki pandangan terhadap
sehat dalam konteks lingkungan baik secara internal maupun eksternal dan memiliki hidup yang
kreatif dan produktif.

Lingkungan

Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan eksternal
maupun interna yang berperan dalam perubahan status kesehatan anak, seperti keturunan, jenis
kelamin, emosi, dan lain-lain. Contoh lingkungan interna yang dapat berperan dalam perubahan
status kesehatan, seperti pada anak lahir dengan memiliki kasus penyakit bawaan maka
dikemudian hari akan terjadi perubahan status kesehatan cenderung mudah sakit. Kemudian
contoh faktor lingkunganeksternal yang berperan dalam status kesehatan anak adalah gizi anak,
peran orang tua, sauldara, teman sebaya atau masarakat yang berada dalam lingkungan tersebut
juga memiliki potensi untuk mempengaruhi status kesehatan anak seperti apabila lingkungan
anak. tidak ada dukungan untuk berkembang selalu tertekan, dibiarkan tanpa kontrol yang jelas,
tidak aman dan tanpa adanya kasih sayang, maka status kesehatan anak tidak akan dapat
mencapai tingkat kesejahteraan, dan bahkan anak cenderung mudah terjadi sakit.

Keperawatan

Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepadal anak dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga seperti
adanya dukungan, pendidikan kesehatan, dan upaya dalam rujukan ke tenaga kesehatan dalam
program perawatan anak. Upaya tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan secara langsung
pada keluarga mengingat keluarga merupakan sistem terbuka yang anggotanya dapat dirawat
secara efektif, dan dalam keperawatan anak keluarga sangat berperan dalam menentukan
keberhasilan asuhan keperawatan, di samping keluarga sendiri mempunyai peran yang sangat
penting bagi perlindungan anak dan mempunyai peran untuk memenuhi kebutuhan anak,
keluarga juga mempunyai peran seperti peran dalam memper- tahankan kelangsungan hidup bagi
anak dan keluarga, menjaga keselamatan anak dan mensejahteraan anak untuk mencapai masa
depan yang lebih baik, melalu interaksi tersebut dalam terwujud kesejahteraan anak (Wong,
1995).

PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN ANAK

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan anak, perawat mempunyai peran dan fungsi sebagai
perawat anak di antaranya:
1. pemberi perawatan

Peran utama perawat adalah memberikan pelayanan keperawatan anak, sebagai Pemberi
perawatan perawat anak, pemberian pelayanan keperawatan dapat diakukan denga memenuhi
kebutuhan dasar anak seperti kebutuhan asah, asih, dan asuh.

2. Sebagai advocat keluarga

Sclain melakukan tugas utama dalam merawat anak, perawat juga mampusebagail Sebagai
advocat keluarga. advocat keluarga sebagai pembela keluarga dalam beberapa hal seperti dalam
menentukan haknyasebagai klien.

3. Pencegahan penyakit

Upaya pencegahan merupakan bagian dari bentuk pelayanan keperawatan sehingga seliap dalam
melakukan asuhan keperawatan perawat harus selalu mengutamakan tindakan pencegahan
terhadap timbulnya masalah baru sebagai dampak daripenyakit atau masalah yang diderita.

4. Pendidikan

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak, perawat harus mampul berperan sebagai
pendidilk, sebab beberapa pesan dan cara mengubah perilaku pada anak atau keluarga harus
selalu dilakukan dengan pendidikan kesehatan khususnya dalam keperawatan. Melalui pedidikan
ini diupayakan anak tidak lagi mengalami gangguan yang sama dan dapat mengubah perilaku
yang tidak sehat.

5. Konseling

Merupakan upaya perawat dalam melaksanakan perannya dengan memberikan waktu untuk
berkonsultasi terhadap masalah yang dialami oleh anak maupun keluarga. Berbagai masalah
terscbut diharapkan mampu diatasi dengan cepat dan diharapkan pula tidak terjadi kesenjangan
antara perawat, keluarga maupun. anak itu sendiri. Konseling ini dapat memberikan kemandirian
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.

6. Kolaborasi

Merupakan tindakan kerja sama dalam menentukan tindakan yang akan dilaksanakan oleh
perawat dengan tim kesehatan lain. Pelayanan keperawatan anak tidak dapat dilaksanakan
secara mandiri oleh tim perawat tetapi harus melibatkan tim kesehatan lain sperti dokter, ahli
gizi, psikolog dan lain -lain, mengingat anak merupakan individu yang kompleks yang
membutuhkan perhatian dalam perkembangan.
7. Pengambil keputusanetik

Dalam mengambl keputusan, perawat menpunyal peran yang sangat pentung sebab perawat
selalu berhubungan dengan anak kurang lebih 24 jam selalu dil samping anak, maka peran
sebagai pengambil keputusan etik dapat dilakukan. oleh perawat, seperti akan melakukan
tindakan pelayanan keperawatan.

8. Peneliti

Peran ini sangat penting yang harus dimiliki oleh semua perawat anak. Sebagal penelit perawat
harus melakukan kajian-kajian keperawatan anak, yang dapa dikembangan untuk perkembangan
teknologi keperawatan. Peran sebagai penelit dapat dilakukan dalam meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan anak (WVong, D.L, 1995).

LINGKUP PRAKTIK KEPERAWATAN ANAK

Lingkup praktik merupakan hak dan otonomi dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang
berdasarkan atas kemampuan, ingkat pendidikan yang dimilk, lingkup ini dilakukan selama batas
keprofesiannya. Sedangkan praktik keperawatan itu sendiri merupakan tindakan mandiri perawat
profesional dengan melalui kerjal sama secara kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan
dalam memberikan asuhan keperawatan. Lingkup praktik keperawatan anak merupakan batasan
asuhan. keperawatan yang diberikan pada klien anak dari usia 28 hari sampai 18 tahun atau usia
bayi baru lahir sampai 12 tahun (Gartinah, dkk 1999). Dalam memberikan asuhan . keperawatan
pada anak harus berdasarkan kebutuhan dasar anak yaitu kebutuhan untuk tumbuh kembang anak
sepertiasuh, asih, dan asah (Sularyo, 1993).

#Kebutuhan asuh

Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus dipenuhi dalam. proses
pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan ini dapat meliputi kebutuhan. akan gizi atau nutrisi,
kebutuhan pemberian tindakan keperawatan dalam meningkatkan dan mencegah terhadap
penyakit, kebutuhan perawatan dan pengobatan apabila sakit, kebutuhan akan tempat atau
perlindungan yang layak, kebutuhan higiene perseorangan dan sanitasi lingkungan yang sehat,
kebutuhan akan pakaian, kebutuhan kesehatan jasmani dan akan rekreasi, dan lain-lain.
Kesemuanya merupakan kebutuhan dasaryang harus dipenuhi padaanak dalam. memberikan
asuhan keperawatan pada anak.

#Kebutuhan asih.

Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada anak atau memperbaki
psikologi anak. Perkembangan anak dalam kehidupan banyak ditentukan perkembangan
psikologis yang termasuk di dalamnya adanya perasaan kasih sayang atau hubungan anak dengan
orang tua atau orang di sekelilingnya karena akan memperbaik perkembangan psikososianya
lerpenithinya kebutuhan ini akan meningkatkan ikatan kasih sayang yang erat (bonaing) dan
terciptanya basc frist (rasa percayn yang kuat).

#Kebutuhan asah

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak, untuk mencapai
perlumbihan dan perkembangan secara optimal dan sesuai dengan usia tumbuh kembang.
Pemenuhan kebutuhan asah (stimulasi mental) akan. memperbaiki perkembangan anak sejak dini
sehingga perkembangan psikososial, kecerdasan, kemandirian dan kreativitas pada anak akan
sesual dengan harapan atau usia pertumbuhan dan perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA

Gartinah T, dkk ( 1999), Keperauatan dan Praktik Keperauatan, DPP


PPNI, Jakarta

Sularyo Ts (1993), Pertambuhan Linier (stature) anak dalan upayga


pemantauan dengan minat ada perawakan pedek di sampaikan dalam
Pendidikan kedokteran Berkelanjutan FKUI di Jakarta 16-17 Februari

Wong, D.L (1995), Narsing Care of Infants and Children, St Louis Mosby.

Anda mungkin juga menyukai