Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan
kekurangan dan ingin diperoleh sesuatu yang akan di wujudkan melalui suatu
usaha atau tindakan. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan baik keseimbangan fisiologi
maupun psikologos. Ada beberapa factor yang mempengaruhi kebutuhan dasar
manusia yaitu :
1. Penyakit adalah keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh
memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
2. Hubunga keluarga,hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan
pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya.
3. Konsep diri,terutama konsep diri yang positif memberikan makna dan
keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan
yang positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya
akan mudah berubah,mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan
cara hidup yang sehat sehingga lebih mudah memenuhi kebutuhan
dasarnya.
4. Tahap perkembangan,setiap tahap perkembangan,manusia mempunyai
kebutuhann yang berbeda ,baik kebutuhan biologis,psikologis,social,
maupun spiritual.
Manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama, walauun setiap
oranng memiliki perbedaan dalam bidang social,budaya,persepsi dan
pengetahuan. Secara umum kebutuhan dasar setiap manusia sesuai dengan
tingkat prioritasnya. Sebagian pemenuhan kebutuhan dasar dapat ditunda
walaupun umumnya harus dipenuhi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dari rasa aman ?

1
2. Bagaimana konsep dari rasa nyaman ?
3. Apa saja factor yang mempengaruhi rasa aman dan nyaman ?
4. Apa itu kehilangan dan berduka ?
5. Apa yang dimaksud dengan penyakit kronis ?
6. Apa yang dimaksud dengan terminal ?
7. Bagaimana kecemasan itu ?
8. Bagaimana manajemen stress ?
9. Bagaimana procedural dari pembersihan lingkungan pasien (perbed) ?
10. Bagaimana procedural mencuci tangan aseptik dan anti septik?
11.Bagaimana procedural menggunakan apd,barak scort,sarung tangan,dan
penutup kepala ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dari rasa aman
2. Untuk mengetahyi konsep dari rasa nyaman
3. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi rasa aman dan nyaman
4. Untuk mengetahui kehilangan dan berduka
5. Untuk mengetahui penyakit kronis
6. Untuk mengetahui apa itu terminal
7. Untuk mengetahui apa itu kecemasan
8. Untuk mengetahui bagaimana manajemen stress
9. Untuk mengetahui procedural pembersihan lingkungan pasien (perbed)
10. Untuk mengetahui procedural mencuci tangan aseptic dan anti
septic
11.Untuk mengetahui procedural menggunakan apd, barak scort ,sarung
tangan , dan penutup kepala ?
1.4 MANFAAT`
1. Untuk memahami konsep dari rasa aman
2. Untuk memahami konsep dari rasa nyaman
3. Untuk memahami factor yang mempengaruhi rasa aman dan nyaman
4. Untuk memahami kehilangan dan berduka
5. Untuk memahami penyakit kronis
6. Untuk memahami apa itu terminal
7. Untuk memahami apa itu kecemasan
8. Untuk memahami bagaimana manajemen stress
9. Untuk memahami procedural pembersihan lingkungan pasien (perbed)
10. Untuk memahami procedural mencuci tangan aseptic dan anti septic
11. Untuk memahami procedural menggunakan apd, barak scort ,sarung
tangan , dan penutup kepala ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. VITAMIN
2.1.1. Pengertian Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok
senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Vitamin berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya “hidup” dan
amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom
nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Diketahui

3
bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang
dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi
kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini
digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah
sangat sedikit dan harus disuplai dari makanan karena tubuh tidak dapat
menyintesisnya. Vitamin mrupakan zat makanan yang berguna untuk
memperlancar semua proses yang terjadi di dalam tubuh. Suatu vitamin
menunjukkan satu fungsi metabolik khusus.
2.1.2. Fungsi Vitamin Secara Umum
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh
dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam
jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam
tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan
karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
Fungsi Vitamin secara umum berhubunga erat dengan fungsi enzim,
terutama vitamin-vitamin kelompok. Vitamin dapat berperan secara bersama–
sama dalam mengatur fungsi tubuh, yaitu memacu dan memelihara
Pertumbuhan,, Reproduksi,, Kesehatan dan kekuatan tubuh,, Stabilitas sistem
syaraf, Selera makan, Pencernaan, Penggunaan zat-zat makanan lainnya.
2.1.3. Macam-Macam Vitamin
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.
Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan
vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak.
Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa
(lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan
diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya

4
dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain
dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh. Berbeda dengan
vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat
disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran
makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas
akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila
tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh
karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara
terusmenerus.
1) Vitamin Yang Larut Dalam Air
a. Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme
di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini
terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim
yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis
sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin
B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Sumber
utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau.
b. Vitamin C
Buah jeruk, terkenal atas kandungan vitamin C-nya yang tinggi. Vitamin
C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di
dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen
yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan
jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami
yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan
kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C
dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko
timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan.
Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai
jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam

5
penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih
dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C
berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai
jenis penyakit.
2) Vitamin yang larut dalam Lemak
a. Vitamin A
Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang
berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam
hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain
itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan
imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya
matahari, dan udara. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A,
antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan
kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning,
seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).

b. Vitamin D
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan
pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya,
seperti keju. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini
adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan
mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena
cahaya matahari (sinar ultraviolet).
c. Vitamin E
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh,
mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin
ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan
ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan
alami. Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan
minyak tumbuh-tumbuhan.

6
d. Vitamin K
Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang
baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan
di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau
pendarahan. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk
mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Oleh karena itu,
kita perlu banyak mengkonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran segar yang
merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam
tubuh.
2.2. Masalah Akibat Kekurangan Dan Kelebihan Vitamin
2.2.1 Vitamin yang larut dalam air
a. Vitamin B
 Avitaminosis pada Vitamin B
Penyakit yang menyerang seseorang karena kekurangan vitamin B adalah
penyakit beri-beri, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit
kering dan bersisik, menurunnya daya tahan tubuh, mulut kering, bibir pecah-
pecah, sariawan, tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem
pencernaan, muntah-muntah, mual, anemia (kekurangan darah),
mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.
 Hypervitaminosis pada Vitamin B
Penyakit yang disebabkn karena kelebihan vitamin B adalah susah bernapas,
nyeri dengan sensai terbakar, mati rasa di kaki dan tangan, kehilangan
koordinasi otot, sakit kepala, depresi, dan sampe menyebabkan kelumpuhan.
b. Vitamin C
 Avitaminosis pada Vitamin C
Kekurangan vitamin C pada seseorang akan dapat menyebabkan gusi
berdarah dan nyeri pada persendian.
 Hypervitaminosis pada Vitamin C
Kelebihan vitamin C pada seseorang akan menyebabkan sariawan, batu ginjal,
diare, sakit perut, badan panas, sakit perut, dan insomnia.

7
2.2.2 Vitamin yang larut dalam lemak
a. Vitamin A
 Avitaminosis pada Vitamin A
Seseorang yang kekurangan vitamin A akan mengalami rabun senja dan
katarak. Selain itu, penderita avitaminosis vitamin A ini juga dapat mengalami
infeksi saluran pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit
yang kurang sehat.
 Hypervitaminosis pada Vitamin A
Seseorang yang menderita kelebihan vitamin A akan mengalami penglihatan
kabur, pusing, keadaan pingsan, mual, insomnia, diare, ruam kulit, nyeri sendi,
dan sakit kepala.
b. Vitamin D
 Avitaminosis pada Vitamin D
Bila kadar vitamin D pada seseorang rendah maka tubuhnya akan mengalami
pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf
O dan X. Di samping itu, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun
akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu
hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang.
 Hypervitaminosis pada Vitamin D
Kelebihan vitamin D pada seseorang dapat menyebabkan kelemahan otot, sakit
kepala, tuli, kehilangan nafsu makan, mual, kelelahan, muntah-mintah, dan
nyeri tulang.
c. Vitamin E
 Avitaminosis pada Vitamin E
Seseorang yang menderita kekurangan vitamin E dapat berakibat otot-otot
melayuh dikarenakan terjadinya kerusakan syaraf penggerak, serta
berlangsungnya kemunduran pada:hipofisa dan kelenjar gondok.
 Hipervitaminosis pada Vitamin E
Yang akan terjadi pada seseorang bila mengalami kelebihan vitamin E
kelemahan otot, kelelahan, payudara lunak, dan lambat penyembuhan luka.

8
d. Vitamin K
 Avitaminosis pada vitamin K
Akibat dari kekurangan vitamin K pada seseorang adalah dapat menimbulkan
penyakit kuning/ penyakit saluran empedu. Kadar protombin yang rendah
dalam tubuh sebagai akibat kurangnya vitamin K yang diserap tubuh kadang-
kadang terjadi pada bayi.
 Hypervitaminosis pada vitamin K
Apabila seseorang kekurangan kadar vitamin K, maka akan terjadi hal-hal
seperti mual, muntah-muntah, anemia, diare, dan ruam kulit.
2.3. Penanganan Avitaminosis Dan Hypervitaminosis
2.3.1. Penanganan Avitaminosis
Secara umum hal-hal yang harus dilakukan untuk menangani seseorang yang
menderita kekurangan vitamin (avitaminosis) adalah :
a. Tindakan utama adalah konsultasi ke dokter mengenai asupan vitamin
pada seseorang
b. Memberikan suplemen vitamin kepada seseorang secara teratur
c. Memperhatikan asupan gizi makanan pada seseorang
d. Memperbanyak konsumsi buah dan sayur sbagai sumber vitamin untuk
seseorang, tekhususnya meningkatkan konsumsi sayuran hijau
e. Menghindarkan seseorang dari makanan berlemak/ kolestrol tinggi
f. Dan setidaknya menerapkan PHBS dan 4 Sehat 5 Sempurnah
2.3.2. Penanganan Hypervitaminosis Pada Seseorang
Jika seseorang telah menunjukan gejala-gejala kekurangan vitamin
(hypervitaminosis) seperti yang disebutkan di atas, maka sebaiknya
dikonsultasikan dengan dokter. Karena sebagian besar gejalanya seperti gejala
medisyang lain, maka penting untuk didiagnosa dengan baik. Dan yang harus
dilakukan adalah:
a. Segera hentikan asupan suplemen vitamin adalah langkah utama dalam
mengobati hypervitaminosis atau kelebihan vitamin pada seseorang.
b. Dokter mungkin menyarankan untuk menghindarkan seseorang dari
makanmakanan yang

9
c. Dokter mungkin meresepkan beberapa obat yang membantu dalam
mengobati gejala overdosis vitamin.
d. Gejala hypervitaminosis atau kelebihan vitamin pada seseorang dapat
diobati jika tepat waktu dan perawatan yang tepat dilakukan.
e. Sebagai tindakan pencegahan, perlu juga untuk memeriksa label
multivitamin dan suplemen untuk agar lebih aman.
2.4. ANEMIA
2.4.1. Definisi Anemia
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100
ml darah (Price, 2006 : 256). Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu
diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu
penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang
mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik
dan informasi laboratorium.
2.4.2 Penyebab Anemia
Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau
gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga adapat menyebabkan seseorang
mengal;ami kekurangan darah. Demikian juga pada wanita hamil atau
menyusui, jika asupan zat besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi
anemia. Pendarahan saluran pencernaan, kebocoran pada saringan darah di
ginjal, menstruasi yang berlerbihan, serta para pendonor darah yang tidak
diimbangi dengan gizi yang baik dapat mjemiliki resiko anemia. Perdarahan
akut juga dapat menyebabkan kekurangan darah. Pada saat terjadi pendarahan
yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak transfuse darah merupakan
tindakan penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut. Pendarahan
teresebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya berlangsung
sedikit demi sedikit dan dalam waktu yang lama.Berikut ini tiga kemungkinan
dasar penyebab anemia :

10
1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih
cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang
penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel
darah merah.
2. Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan
darah.Kehilangan darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau
perempuan juga dapat menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan
meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi ,karena zat besi dibutuhkan untuk
membuat sel darah merah baru.
3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal.
Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah dalam
jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun atau
obat-obatan(antibiotic, antikejang atau obat kanker).
2.4.3 Gejala Anemia
Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia di antaranya:
 Lemah ,letih,lesu ,mudah lelah dan lunglai.
 Wajah tampak pucat.
 Mata berkunang-kunang.
 Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.
 Sering sakit.
 Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau
berkurangnya warna merah muda pada bibir dan bawah kuku.Perubahan ini
dapat terjadi perlahan-lahan sehingga sulit disadari.
 Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah, maka
terdapat gejala lain seperyi jaundice,warna kuning pada bagian putih mata
,pembesaran limpa dan warna urin seperti teh.
2.3.5 Jenis-jenis Anemia

11
a) Anemia Defisiensi zat besi
Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia akibat kurangnya zat besi .
Zat besi merupakan bagian dari molekul hemoglobin.Oleh sebab itu , ketika
tubuh kekurangan zat besi , produksi hemoglobin akan menurun.
Meskipun demikian , penurunan hemoglobin sebetulnya baru akan terjadi jika
cadangan zat besi (Fe) dsala tubuh sudah benar-benar habis .Kurangnya zat besi
dalam tubuh bisa disebabkan banyak hal .Kekurangan zat besi pada bayi
mungkin disebabkan prematuritas, atau bayi tersebut lahir dari seorang ibu yang
menderita kekurangan zat besi.Pada anak-anak mungkin disebabkan oleh
asupan makanan yang kurang mengandung zat besi . Sedabgkan pada orang
dewasa , kurangnya zat besi pada prinsipnya hampir selalu disebabkan oleh
pendaraah menahun atau berulang-ulang yang bisa berasal dari semua bagian
tubuh. Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar pada perempuan di
bandingkan kaum pria .cadangan besi dalam tubuh perempuan lebih sedikit
daripada pria ,sedangkan kebutuhan perharinya justru lebih tinggin .setiap
harinya seorang wanita akan kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi melalui
ekskresi secara normal .pada saat mentruasi ,kehilangan zat besi bisa bartambah
hingga 1 mg lagi. Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat pada saat
hamil dan melahirkan .ketika hamil seorang ibu di tuntut untuk memenuhi
kebutuhan zat besi untuk dirinya,tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi
untuk pertumbuhan janinya.selain itu ,pendarahan saat melahirkan juga dapat
menyebabkan seorang ibu kehilangan banyak zat besi.
b) Anemia Defisiensi Vitamin C
Anemia karena kekurangan vitamin c adalah sejenis anemia yang jarang
terjadi,yang disebabkan oleh kekurangan vitamin c yang berat dalam jangka
waktu lama. Penyebab kekurangan vitamin c biasanya adalah kurangnya asupan
vitamin c dalam makanan sehari hari. Salah satu fungsi vitamin c adalah
membantu menyeret zat besi,sehingga jika terjadi kekurangan vitamin c ,maka
jumlah zat besi yang diserap akan berkurang dan bisa terjadi anemia. Untuk
mendiagnosa penyakit ini dilakukan pengukuran kadar vitamin c dalam darah.

12
Pada anemia jenis ini sum-sum tulang menghasilkan sel darah merah berukuran
kecil.
c) Anemia Makrositik
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin B12 atau asam
folat. Anemia ini memiliki ciri sel-sel darah abnormal dan berukuran besar
(Makrositer) dengan kadar hemoglobin per eritrosit yang normal atau lebih
tinggi (hiperkrom) dan MCV tinggi. MCV atau Mean Corpuscular Volume
merupakan salah satu karakteristik sel darah merah. Sekitar 90% anemia
makrositik yang terjadi adalah anemia pernisiosa. Selain menggangu proses
pembentukan sel darah merah kekurangan vitamin b12 juga mempengaruhi
sistem saraf,sehingga penderita anemia ini akan merasakan kesemutan ditangan
dan kaki ,tungkai dan kaki,dan tangan seolah mati rasa,serta kaki dalam
bergerak.gejala lain yang dapat terlihat diantaranya adalah buta warna
tertentu,termasuk warna kuning dan biru,luka terbuka dilidah atau lidah seperti
terbakar,penurunan berat badan,warna kulit menjadi lebih
gelap,linglung,depresi,penurunan fungsi intelektual. Biasanya kekurangan
vitamiin b12 terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin untuk anemia.pada
contoh darah yang diperiksadibawah mikroskop, tampak selah merah berukuran
besar .juga dapat dilihat perubahan sel darah putih dan trombosit,terutama jika
penderita anemia dalam jangka waktu yang lama.jiika diduga terjadi
kekurangan ,maka dilakukan pengukuran kadar vitamin b12 dalam darah.
d) Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih cepat dari
normal.umur sel darah merah normalnya 120 hari .pada anemia hemolitik,umur
sel darah merah lebih pendek sehingga sumsum tulang penghasil sel darah
merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
e) Anemia Sel Sabit
Anemia sel sabit (sickle cell anemia) adalah suatu penyakit keturunan yang
ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit ,kaku ,dan anemia
hemolitik kronik.pada penyakit sel sabit,sel darah merah memiliki

13
hemoglobin(protein pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal,sehingga
mengurangi jumlah oksigen dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi
seperti sabit.sel yang berbentuk sabit akan menyumbat dan merusak pembuluh
darah terkecil dalam limpa ,ginjal,otak,tulang,dan organ lainnya ,dan
menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut.sel sabit ini rapuh
dan akan pecah pada saat melewati pembuluh darah,kerusakan organ ,bahkan
sampai pada kematian.
f) Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam
jiwa.Anemia aplastik terjadi bila” pabrik”(sumsum tulang )pembuatan darah
merah terganggu. Pada anemia aplastik ,terjadi penurunan produksi sel darah
(eritrosit, leukosit dan trombosit).Anemia aplastik disebabkan oleh bahan kimia
,obat-obatan ,virus dan terkait dengan penyakit-penyakit yang lain.

2.5. Pencegahan Primer Pada Anemia


2.5.1 Pendidikan
Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi
melalui makanan Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping
yang mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan.
Agar mengerti, harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya
yang mungkin terjadi akibat anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa salah
satu penyebab anemia adalah defisiensi zat besi. Asupan zat besi dari makanan
dapat
ditingkatkan melalui tiga cara :
1. Pemastian konsumsi makanan yang cukup mengandung kalori sebesar
yang semestinya dikonsumsi.
2. Meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang dimakan, yaitu dengan
jalan mempromosikan makanan yang dapat memacu dan
menghindarkan pangan yang bisa mereduksi penyerapan zat besi.
3. Peningkatan gizi berupa makan makanan yang mengandung vitamin zat
bezi, seperti sayur-sayuran (bayam, kangkung, jagung), telur, kismis.

14
2.5.2 Pola istirahat
Mengacu pada kegiatan/aktifitas yang mengakibatkan tubuh
mengalami/beresiko terkena anemia.menghindari kondisi dimana tubuh
mengalami gangguan pembentukan sel darah merah.dan istirahat yang
dianjurkan adalah minimal 8 jam per hari.
2.5.3 Pola Hidup
Menjaga agar sedikitnya jumlah hemoglobin dalam eritrosit. Kekurangan
hemoglobin ini menyebabkan kemampuan darah mengikat oksigen berkurang.
2.5.4 Pola Aktifitas
Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. Menghindari situasi
kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen. Melakukan tes
darah secara rutin untuk melihat profil darah dan mencegah terjadinya anemia.
2.5.5 Melakukan tes laboratorium
Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara
anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12
normal, maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0
mg/hari.
2.6. Pencegahan Sekunder Pada Anemia
2.6.1 Pengawasan penyakit infeksi
Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat mengurangi dampak gizi yang
tidak diingini. Meskipun, jumlah episode penyakit tidak berhasil dikurangi,
pelayanan pengobatan yang tepat telah terbukti dapat menyusutkan lama serta
beratnya infeksi. Tindakan yang penting sekali dilakukan selama penyakit
berlangsung adalah mendidik keluarga penderita tentang cara makan yang sehat
selama dan sesudah sakit. Pengawasan penyakit infeksi memerlukan upaya
kesehatan seperti penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi lingkungan dan
kebersihan perorangan. Jika terjadi infeksi parasit, tidak bisa disangkal lagi,

15
bahwa cacing tambang (Ancylostoma dan Necator) serta Schistosoma yang
menjadi penyebabnya. Sementara peran parasit usus yang lain terbukti sangat
kecil. Ada banyak bukti tertulis, bahwa parasit parasit dalam jumlah besar dapat
menggaggu penyerapan berbagai zat gizi. Karena itu, parasit harus
dimusnahkan secara rutin. Bagaimanapun juga, jika pemusnahan parasit usus
tidak dibarengi dengan langkah pelenyapan sumber infeksi, reinfeksi dapat
terjadi sehingga memerlukan obat lebih banyak. Pemusnahan cacing itu sendiri
dapat efektif dalam hal menurunkan parasit, tetapi manfaatnya di tingkat
hemoglobin sangat sedikit. Jika asupan zat besi bertambah, baik melalui
pemberian suplementasi maupun fortifikasi makanan, kadar hemoglobin akan
bertambah meskipun parasitnya sendiri belum tereliminasi.
2.6.2 Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi
Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan yang diproses secara terpusat
merupakan inti pengawasan anemia di berbagai negara. Fortifikasi makanan
merupakan salah satu cara terampuh dalam pencegahan defisiensi zat besi. Di
negara industri, produk makana fortifikasi yang lazim adalah tepung gandum
serta roti makanan yang terbuat dari jagung dan bubur jagung. Di negara sedang
berkembang lain telah dipertimbangkan untuk memfortifikasi garam, gula,
beras dan saus ikan.
2.6.3 Tranfusi Darah
Suatu tindakan medis yang bertujuan mengganti kehilangan darah pasien.
Darah yang tersimpan di dalam kantong darah dimasukan ke dalam tubuh
melalui selang infus.
2.6.4 Pemberian tablet atau suntikan zat besi
Pemberian tablet tambah darah pada pekerja atau lama suplementasi selama 3-
4 bulan untuk meningkatkan kadar hemoglobin, karena kehidupan sel darah
merah hanya sekitar 3 bulan atau kehidupan eritrosit hanya berlangsung selama
120 hari, maka 1/20 sel eritrosit harus diganti setiap hari atau tubuh
memerlukan 20 mg zat besi perhari. Tubuh tidak dapat menyerap zat besi (Fe)
dari makanan sebanyak itu setiap hari, maka suplementasi zat besi tablet

16
tambah darah sangat penting dilakukan. Suplementasi dijalankan dengan
memberikan zat gizi yang dapat menolong untuk mengoreksi keadaan anemia
gizi. Karena menurut hasil penelitian anemia gizi di Indonesia sebagian besar
disebabkan karena kekurangan zat besi.
2.6.5 Melakukan tes laboratorium
Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara
anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12
normal, maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0
mg/hari.
2.7. Pencegahan Tersier Pada Anemia
a) pemberian suntikan untuk menghentikan seperti vitmin B12 atau B
kompleks.
b) Mengonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi, asam folat,
vitamin B6, dan vitamin B12 seperti daging dan sayuran sesuai
kecukupan gizi yang dianjurkan.
c) Melakukan tes laboratorium untuk mengetahui kandungan B12 dalam
darah sehingga bisa membedakan antara anemia biasa dengan anemia
pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat
dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.
d) Mengkonsumsi Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan
sel darah merah.
e) Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat.
Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan,
kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen.
2.8 Pengobatan Anemia
Perlu diketahui, anemia hanyalah sebuah gejala dan menemukan penyebabnya
adalah langkah penting dalam penanganan anemia. Pada dasarnya pengobatan
akan disesuaikan dengan penyebab terjadinya anemia .

17
2.9 Cacingan
2.9.1 Pengertian Cacingan
Banyak orangtua yang sering mendengar penyakit cacingan, namun orang tua
tidak tahu apa itu penyakit cacingan yang sebenarnya. Penyakit cacingan
merupakan parasit yang tumbuh di dalam tubuh manusia dan mengganggu
tubuh manusia tersebut, akibatnya adalah semua nutrisi yang
masuk ke dalam tubuh manusia itu terserap oleh parasit cacing tersebut. Oleh
sebab itu, para orang tua perlu mengetahui apa saja penyebab cacingan yang
dapat membahayakan anak.
2.9.2 Jenis Cacingan
Selama ini orang mengira penyakit cacingan hanya satu jenis saja, namun
ternyata cacingan terdiri dari dua jenis. Berikut penyakit cacingan yang harus
ketahui:
 Cacing Kremi
Jenis penyakit cacing kremi sering dialami oleh anak-anak. Cacing ini memiliki
ukuran yang kecil, yaitu sekitar seperempat inci. Cacing ini bisa menginfeksi
usus anak, namun tidak akan menimbulkan gejala sehingga anakanak tidak
menyadarinya. Cacing kremi ini biasanya akan bergerak saat malam hari,
cacing itu akan bergerak menuju ke anus dan kemudian bertelur. Anak
biasanya tidak bisa tidur karena merasakan gatal pada ususnya.
 Cacing Pita
Cacing pita bisa menyerang kaum dewasa, cacing pita biasanya dijumpai pada
sejumlah daging babi.
 Cacing Gelang
Penyakit cacingan yang disebabkan oleh cacing gelang bisa menembus pori-
pori kulit dan bisa hidup di paru-paru. Jangan anggap remeh cacing gelang, hal
itu dikarenakan penyakit cacing gelang bisa menimbulkan penyakit yang
lainnya dalam tubuh.
2.9.3 Penyebab Cacingan

18
Yang harus diperhatikan adalah cacingan yang biasanya menyerang pada kaum
anak-anak. Anak-anak tidak bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan
sehingga orangtualah yang harus memberikan perhatian dan perlindungan
ekstra terhadap anaknya. Berikut ini hal-hal yang bisa menyebabkan cacingan:
1. Kurang Memelihara Kebersihan
Anak-anak tidak bisa jika diharuskan menjaga kebersihan, banyak anak-anak
yang merasa cuek dengan kebersihannya. Seperti setelah bermain tanah anak
tidak cuci tangan dan dia memasukkan makanan menggunakan tangannya ke
dalam mulut. Hal inilah yang menjadi penyebab utama mengapa anak-anak
terkena cacingan.
2. Lingkungan Yang Kotor
Lingkungan yang kotor juga menjadi penyebab anak-anak terkena cacingan.
Anak-anak bisa saja bermain di lingkungan yang kotor dan mengandung cacing
di dalamnya sehingga anak bisa rentan untuk terkena cacingan.
3. BAB Di Sembarang Tempat
Anak jangan dibiasakan untuk membuang air besar di sembarang tempat, hal itu
dikarenakan jika BAB di sembarang tempat anak rentan untuk terkena
cacingan. Alasannya adalah penderita cacingan saat mengeluarkan tinja cacing
itu akan ikut keluar, saat tinja mengering maka cacing itu akan hidup dan
berkeliaran kembali. Alasan itulah yang tidak boleh membiarkan anak untuk
BAB secara sembarangan.
4. Tidak Memakai Alas Kaki
Kebiasaan anak tidak memakai alas kaki juga dapat menyebabkan anak terkena
cacingan. Cacing jenis gelang bisa menembus permukaan kulit dan poripori
manusia. Cacing itu bisa bertelur dan kemudian menimbulkan cacingan. Oleh
sebab itu biasakan kepada anak-anak anda untuk selalu memakai alas kaki saat
memijak tanah. Tanah adalah sumber kuman dan tempat tinggal cacing
penyebab cacingan.
5. Makanan

19
Cacingan juga bisa disebabkan oleh makanan yang tercemar oleh larva
cacing. Larva itu saat berada di dalam usus kemudian bertelur dan kemudian
berkembang biak. Hal itulah yang menyebabkan anak menjadi penyebab
cacingan.
6. Minuman
Siapa sangka jika meminum air mentah secara terus menerus dapat
menyebabkan telur cacing tumbuh dalam perut. Minum air mentah adalah salah
satu kebiasaan buruk yang harus dihindari, teruatama untuk anak-anak yang
belum mengerti bahaya minum air mentah . Sebab air yang masih mentah
terdapat bakteri jahat yang dapat menumbuhkan telur cacing bersarang dan
menyebabkan cacingan pada anak. Oleh karena itu biasakan pada anak untuk
meminum air matang agar tidak ada kuman yang bersarang di dalam perut.
2.10. Pengobatan Dan Pencegahan Cacingan
2.10.1. Pengobatan
Obat yang mempunyai efek sebagai anti parasit dapat digunakan untuk
pengobatan cacingan ini, ada 2 jenis obat yang biasa digunakan yaitu :
1. Pyrantel pamoat
Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya adalah :
- Dewasa/anak-anak : 10 mg/kg BB, diberikan dalam dosis tunggal
2. Mebendazole
Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya, sama dengan
dosis diatas, yaitu:
- Dewasa/anak-anak : 10 mg/kg BB, diberikan dalam dosis tunggal Apabila ada
anggota keluarga yang terkena cacingan, sebaiknya pengobatan juga diberikan
untuk seluruh anggota keluarga untuk mencegah/mewaspadai terjadinya
penularan cacingan tersebut.
2.10.2. Pencegahan
Cara terbaik dalam mencegah agar anda tidak sampai mengalami cacingan :
1. Biasakan untuk selalu mandi di pagi hari (terlebih apabila mengalami
infeksi cacing kremi).

20
2. Biasakan untuk membuka jendela kamar sepanjang hari, karena telur
cacing sensitive terhadap sinar matahari (terutama untuk cacing kremi).
3. Jagalah selalu kebersihan makanan yang dikonsumsi
4. Biasakan untuk selalu mengkonsumsi daging yang telah dimasak
dengan sempurna
2.11. KKP (Kekurangan Kalori Protein)
2.11.1. Pengertian
Kekurangan kalori protein atau kekurangan energi protein adalah
keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi dari energi protein
dalam makanan sehari- hari sehingga tidak memenuhi angka kebutuhan
gizi(AKG). (Mansjoer, Arif.2000)
Kekurangan kalori protein adalah suatu penyakit defisiensi gizi dalam
keadaan ringan- berat.(DEPKES RI, 1989). Defisiensi protein energi adalah
gangguan gizi yang disebabkan oleh
kekurangan protein dan atau kalori.(LAB IKA, 1994). Kebutuhan protein
menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah “konsumsi yang diperlukan untuk
mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan produksi protein yang
diperlukan dalam masa pertumbuhan, kehamilan, atau”menyusui”.
Kekurangan kalori protein (KKP) adalah penyakit yang disebabkan oleh
konsumsi kalori yang tidak memadai yang mengakibatkan kekurangan protein
dan mikronutrisi (zat gizi yang diperlukan dalam jumlah sedikit, misalnya
vitamin dan mineral.
KKP dapat juga diartikan sebagai keadaan kurang gizi yang disebabkan
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga
tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Bergantung pada derajat
kekurangan energy protein yang terjadi, maka manifestasi penyakitnya pun
berbeda-beda. Kekurangan kalori protein (malnutrisi), kurang gizi yang dapat
menyebabkan penyakit kurang gizi seperti marasmus, jika KKP tersebut masih
ringan atau sedang dapat menyebabkan gizi kurang (undernutrition) yang
ditandai oleh adanya hambatan pertumbuhan dan apabila sudah menjadi KKP
berat maka akan menimbulkan masalah-masalah yang meliputi kwarsiorkor,

21
marasmus, dan marasmik-kwarsiorkor. Penyakit ini banyak menimpa golongan
anak, terutama anak-anak berumur di bawah lima tahun.
2.11.2. ETIOLOGI
a. Makanan yang tidak adekuat
b. Kekurangan pemasukan protein
c. Gangguan penyerapan protein
d. Pengetahuan gizi kurang
e. Kebiasaan makan yang buruk
f. Sindrom nefrotik (kehilangan protein secara tidak normal pada
proteinuria)
g. Infeksi anomali traktus gastroenteritis
h. Penolakan yang berkaitan dengan anoreksia, muntah dan ruminasi.
i. Gagal melakukan sintesis protein
j. Gangguan susunan saraf pusat
k. Mal absorbsi
l. Penyakit gagal ginjal kronik
m. Hambatan utilitas (kegunaan) zat gizi
Menurut DEPKES RI, 1989 :
1. Marasmus
Penyebab utama adalah kekurangan makanan yang mengandung kalori dan
protein. Penyebab umum adalah :
a. Kegagalan menyusui anak : ibu meninggal, anak ditelantarkan, atau
tidak dapat menyusui.
b. Terapi puasa karena penyakit, oleh karena itu tidak boleh puasa lebih
dari 24 jam
c. Tidak dimulainya dengan makanan tambahan
2. Kwasiokhor
Penyebab utama adalah makan tidak atau hampir tidak mergandung
protein hewani dengan alasan kemiskinan, tidak mengetahui dan mengerti
penambahan makanan pada bayi / anak, pemikiran yang salah, macammacam
infeksi ( diare, cacing, anoreksia), dan sebab- sebab khusus ( ibu kekurangan
ASI, ibu meninggal,ibu sakit berat, ibu hamill lagi, penghentian tiba- tiba dari
ASI)
2.11.3. MANIFESTASI KLINIS
KKP berat secara klinis dibagi menjadi 3, yaitu:

22
1. KWASHIORKOR
a. Adanya edema (abuh) yaitu kaki, tumit dan bagian tubuh lainnya seperti
bengkak karena ada cairan tertumpuk.
b. Gangguan pertumbuhan tubuh
c. Perubahan kejiwaan (anak kelihatan memelas, cengeng, lemah dan tidak
nafsu makan)
d. Otot mengecil atau terlihat lemah dan tidak berkembang.
e. Warna rambut pirang dan mudah rontok
f. Muka bundar bak bulan purnama
g. Pembesaran hati
h. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah
warna menjadi coklatkehitaman dan terkelupas( crazy pavement
dermatosis ), dimulai dengan titik menjadi ptechie kemudian menghitam
dan mengelupas, sehingga terdapat bagian- bagian merah yang
dikelilingi oleh batas- batas yang masih hitam, kering dan menunjukkan
garis- garis kulit yang lebih dalam dan lebar.
i. Anemia
j. Kelainan kimia : kadar albumin serum rendah, kadar globulin normal
atau sedikit meninggi, kadar kolesterol serum rendah.
2. MARASMUS
a. Otot-otot mengecil (atropi)
b. Hamper tidak ada lapisan lemak dibawah kulit, kehilangan tekanan
turgor
c. Wajah tampak tua
d. Berat badan sangat kurang
e. Pertumbuhan kurang atau terhenti
f. Sering diare atau konstipasi
g. Ubun-ubun besar cekung
h. Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas
3. MARASMIK-KWASIORKHOR
Gambaran klinisnya merupakan campuran dari beberapa gambaran
klinis kwasiokhor dan marasmus dengan BB/U < median WHO ( BB > 120 %
baku), NCHS disertai edema yang tidak mencolok.
2.11.4. PENATALAKSANAAN (KKP)
1. Bila ada dehidrasi atasi dulu
2. Perbaiki diet

23
 Formula harus mudah dicerna,pekat kalori atau protein modisco I, II, &
III memenuhi syarat tersebut.
 Bila ada intoleransi, mulailah dengan susu skim yang diencerkan ( 2,5-
5- 7,5 ) + glukosa 5 % disusul dengan modisco ½ , I , II , III.
3. Vitamin A 100.000-200.000 KI IM 2 kali.4.
4. Vitamin B komplek ,C,A,D,tetes PO
5. Pengobatan penyakit penyerta atau penyebab
6. Terapi : gentamicin 6 – 7,5 mg/kg/hari dibagi 2 x atau Amikasin 15
mg/kg/hari dibagi 3 x. Tingkat posyandu
a. Kader melakukan penimbangan pada balita setiap bulan di posyandu.
b. Kader memberikan penyuluhan tentang makanan pendukung ASI (MP-
ASI)
c. Kader memberikan pemulihan bayi balita yang berada di garis merah
(PMT) contoh : KMS
d. Pemberian imunisasi untuk melindungi anak dari penyakit infeksi
seperti TBC, polio dan ada pula beberapa imuisasi dasar, antara lain:
a) BCG
b) DPT
c) Polio
d) Hepatitis B3
e) Campak
Tambahan :
a. HiB (meningitis)
b. PCV/IPD (pnemokokus)
c. MMR
d. Influenza

BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN

24
Dari makalah ini dapat disimpulkan manusia tidak luput dari kebutuhan
dasar manusia terutama kebutuhan rasa aman dan nyaman. Rasa aman keadaan
bebas dari segalah fisik fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia
yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sedangkan
kebutuhan rasa nyaman suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden
(keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Dan ada factor
factor yang mempengaruhi yaitu emosi,mobilitas , gangguan persepsi sensori
dan lain lain
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini diharap pembaca dapat memahami
penjelasan di dalamnya sehingga dapat diterapkan,guna memaksimalkan
pemahaman mengenai konsep rasa aman dan nyaman.

25

Anda mungkin juga menyukai