Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL REVIEW

Penilaian Kualitas Tidur pada Pasien Rinosinusitis Kronis yang Menjalani


Operasi Sinus Endoskopi : meta-analisis

Manuela Dowsley A. Guttemberg a, b, Fab, Fabiana A. Figueiredo da Mata a, Márcio Nakanishi b,


Keitty R.C. dari Andrade a, Maurício G. Pereira a

1. Universitas Brasilia (UnB), Fakultas Kedokteran, Brasilia, DF, Brasil


2. Rumah Sakit Universitas Brasília, Divisi Bedah, Departemen Otorhinolaryngology ---
Bedah Kepala dan Leher,

Abstrak

Pendahuluan : Rinosinusitis kronis dapat menyebabkan kualitas tidur yang buruk pada individu
yang terkena. Operasi endoskopi hidung telah diindikasikan untuk pasien dengan rinosinusitis
kronis, yang dapat menyebabkan peningkatan kualitas hidup, tetapi masih belum diketahui
apakah terdapat peningkatan yang sama pada kualitas tidur setelah prosedur bedah.

Tujuan : Untuk memperkirakan kualitas tidur pasien dengan rinosinusitis kronis setelah
menjalani operasi endoskopi sinus.

Metode : Pencarian literatur dilakukan di database PubMed, Embase, Lilacs, SciELO, Google
Cendekia, Web of Science, Scopus, Database Tesis dan Disertasi CAPES, Perpustakaan
Cochrane, Uji Klinis dan dalam literatur abu-abu. Meliputi penelitian yang melaporkan kualitas
tidur pasien dengan rinosinusitis kronis setelah menjalani operasi endoskopi sinus berdasarkan
kuesioner yang menilai kualitas hidup. Dua peneliti secara mandiri melakukan seleksi dan
ekstraksi studi. Model efek acak dipilih untuk melakukan meta-analisis yang dilakukan
menggunakan paket statistik STATA, versi 11.

Hasil: Secara keseluruhan, 4 studi dan 509 subjek dimasukkan dalam tinjauan sistematis.
Peningkatan kualitas tidur diamati pada 90% pasien. Terdapat juga peningkatan (rata-rata, dari
57% menjadi 67%) untuk masing-masing dari lima gejala yang berkaitan dengan kualitas tidur.
Hasil dari meta-analisis menunjukkan heterogenitas yang tinggi.

Kesimpulan: Review ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien melaporkan peningkatan
tidur kualitas setelah operasi sinus endoskopi.
KATA KUNCI

Rinosinusitis kronis; Kualitas tidur; Operasi sinus endoskopi; Meta-analisis; SNOT-22

Pendahuluan

Rinosinusitis kronis adalah salah satu penyakit kronis yang paling lazim di Amerika Serikat
(AS) dan di Eropa. Diyakini bahwa penyakit ini menyerang 31 juta orang per tahun di Amerika
Serikat,1 mempengaruhi sekitar 15% dari populasi orang dewasa.2 Menurut Global Allergy and
Asthma European Network project (GA2LEN), tingkat prevalensi rinosinusitis kronis
ditemukan mencapai 10,9% pada populasi Eropa.3

Diperkirakan kualitas tidur yang buruk mempengaruhi sekitar 70 juta orang Amerika
setiap tahun. Terutama pasien dengan penyakit kronis seperti rinosinusitis kronis memiliki
prevalensi disfungsi tidur yang lebih tinggi dibandingkan populasi umum.5 Gangguan tidur
menyebabkan perubahan dalam kualitas hidup dan tingginya biaya kesehatan dan biaya tidak
langsung, seperti penurunan produktivitas kerja dan ketidakhadiran kerja.6

Karena hidung adalah pintu masuk pertama untuk menghirup udara pada kondisi
normal, kelainan pada hidung memiliki dampak yang signifikan pada aliran udara dan
berpotensi berkontribusi terhadap gangguan tidur terkait gangguan pernapasan.7,8 Baru-baru
ini, telah diketahui bahwa lebih dari 75% pasien dengan rinosinusitis kronis dilaporkan
memiliki kualitas tidur abnormal, dimana kualitas tidur yang lebih buruk didapatkan pada
mereka dengan penyakit sinus yang lebih parah.9

Operasi endoskopi sinus telah diindikasikan untuk pasien dengan rinosinusitis kronis
yang gagal membaik dengan terapi klinis. Dalam kasus ini, peningkatan kualitas hidup (QL)
setelah operasi telah terbukti. 10,11 Namun, peningkatan yang sama dalam kualitas tidur setelah
operasi sinus endoskopik masih belum dikeyahui. 12

Alat yang digunakan untuk menilai kualitas hidup dan tidur tersedia dalam literatur.

Sebagai contohnya, Sino-Nasal Outcome Test 22 (SNOT-22) yang merupakan


pembaruan dari kuisioner Sino-Nasal Outcome Test-20 (SNOT-20)13 yaitu alat khusus untuk
mengevaluasi kualitas hidup pada penyakit sinonasal. Tes ini juga digunakan untuk
membandingkan kualitas hidup sebelum dan pasca operasi endoskopi sinus pada pasien dengan
rinosinusitis kronis. Dalam kuisioner ini, terdapat lima pertanyaan yang terkait langsung
dengan kualitas tidur.
Melihat relevansi rinosinusitis kronis sebagai masalah kesehatan publik dan
hubungannya dengan penyakit tidur, studi ini bertujuan untuk menyelidiki peningkatan kualitas
tidur setelah perawatan tindakan bedah untuk rinosinusitis kronis melalui tinjauan sistematis
dan meta analisis.

Metode

Pernyataan dan checklist dari The Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-
Analysis (PRISMA) digunakan dalam tinjauan ini.14

Protokol yang terdaftar

Protokol tinjauan telah terdaftar dalam database International Prospektif Register of Systematic
Reviews (PROSPERO) dengan nomor registrasi CDR 42016036536.

Gambar. 1 Diagram alur proses pemilihan studi.


Kriteria kelayakan

Untuk memenuhi syarat untuk tinjauan sistematis ini, studi harus dilakukan dengan meneliti
orang dewasa (18 tahun ke atas) yang didiagnosis dengan rinosinusitis kronis dan telah
memberikan skor rata-rata pada kuisioner kualitas hidup dan tidur sebelum dan sesudah
prosedur operasi.

Studi yang tidak menyediakan data yang diperlukan untuk menhitung rata-rata
persentase orang yang melaporkan perubahan kualitas tidur sesudah pembedahan diekslusikan.
Studi juga dieksklusikan ketika skor kualitas tidur adalah bagian dari keseluruhan skor kualitas
hidup dan tidak mungkin untuk mengekstraksi hanya skor yang terkait dengan kualitas tidur.

Sumber data dan strategi pencarian

Penelitian literatur dilakukan antara 1-4 September 2016 di database elektronik berikut:
Medline (via PubMed), Embase, Lilacs, SciELO, Google Cendekia, Web Sains, Scopus,
Perpustakaan Cochrane, Uji Klinis dan CAPES (Database Kementerian Pendidikan Brasil).
Tidak ada batasan mengenai bahasa, tanggal atau status publikasi.

Strategi pencarian menggunakan istilah Medical Subject Headings (Mesh) di PubMed,


istilah EMTREE di Embase dan mengelompokkan kata kunci. Sebagai contoh, strategi
pencarian berikut ini digunakan untuk mencari di MEDLINE (melalui PubMed) :( '' sinusitis ''
[mesh] ATAU '' sinusitis '' [tiab] atau '' rhi-nosinusitis kronis '' [tiab] ATAU ' 'rinosinusitis'
'[tiab]) dan (' 'tidur' '[mesh] atau' 'tidur' '[tiab] atau ' 'kualitas tidur' '[tiab] atau ' gangguan tidur
'' [tiab] atau '' kurang tidur '' [tiab] ATAU '' apnea '' [tiab] atau '' gangguan tidur '' [tiab] atau ''
kebangkitan di malam hari '' [tiab] atau '' PSQI '' [tiab] atau '' kualitas tidur '' [tiab] atau '' SNOT-
22 '' [tiab] atau '' berlim '' [tiab] atau '' EpSS '' atau ‘operasi sinus endoskopi’ ’atau “Tindakan
Bedah” [tiab]).

Strategi pencarian disesuaikan dengan kriteria spesifik untuk setiap basis data.

Tabel 1. Karakteristik Studi


Penulis, Tahun Alt et al12 De Vilhena et Mascarenhas et Li et al 20
Publikasi al 21 al 22
Lokal Universitas Rumah Sakit UNIFESP- Universitas
Oregon Helth & PedroHispano EPM Selatan
ScieceUniversity (Porto, (SãoPaulo, Tengah,
(Portland, OR), Portugal). Brasil) Changsa, Cina
Universitas
kedokteran
Carolina Selatan
(Charleston, SC)
Universitas
Stanford (Palo
Alto, CA)
Universitas
Calgary (Alberta,
CA)
Periode April 2011 hingga September NR April hingga
pengumpulan Januari2014 2012 hingga Oktober 2011
data Februari 2014
Karakteristik Pasien dewasa (18 Pasien dewasa Pasien dewasa Pasien dewasa
sampel tahun ke atas) dengan CRS (18 tahun ke (18 tahun ke
dengan diagnosis dengan polip. atas) dengan atas) dengan
refrakter. Pengecualian : adiagnosis CRS diagnosis
Pengecualian: Sebelumnya dengan atau refrakter CRS
Rhinosinusitis menjalani tanpa polip dengan atau
akut repetitif, operasi hidung tanpa polip
sleep apnea atau atau tidak Pengecualian :
ketergantungan melengkapi pasien dengan
kortikoid. kuisioner asma dan
intoleransi
ASA
Jenis Penelitian Sebelum dan Sebelum dan Sebelum dan Sebelum dan
setelah setelah setelah setelah
Ukuran sampel 219 100 38 152
Umur rata-rata 50,7 (± 14,7) 42,8 (± 14,9) 46,2 35,2 (± 12,3)
Perempuan (%) 118 (53,9%) 45 (45%) 22 (57,9%) 64 (42,1%)
Peningkatan 72 % 99 % 92,1% NR
tidur dalam
sampel (%)
Waktu follow 6 3 3 e 24 3, 6 e 12
up (bulan)
Diagnosis CRS 2007 Adult NR EPOS 2012 NR
SinusitisGuideline
( AAO-HNS)
Kuisioner SNOT-22 SNOT-22 SNOT-22 SNOT-20
kualitas hidup
CRS, Rhinosinusitis Kronis; EPOS 2012, Makalah Posisi Eropa tentang Rhinosinusitis dan
Nasal Polyps 2012; NR, Tidak Dilaporkan; SNOT-20, Uji Hasil Sino-Nasal-20; SNOT-22,
Sino-Nasal Outcome Test-22; UNIFESP, Universidade Federal de São Paulo.

Seleksi penelitian

Dua peneliti secara mandiri mengelola pemilihan studi dan penyelesaian permasalahan
dilakukan dengan konsensus. Awalnya, artikel dipilih berdasarkan judul dan abstraknya.
Artikel duplikat diekslusikan. Teks lengkap dari artikel yang dipilih sebelumnya lalu dibaca
secara independen oleh kedua peneliti, dan artikel yang memenuhi kriteria kelayakan akan
dimasukkan untuk ditinjau.

Penilaian kualitas

Penilaian kualitas penelitian dilakukan berdasarkan pada instrumen ‘‘Quality Assessment Tool
for Before-After (Pre-Post) Studies With No Control Group’’ dari NIH (National Heart, Lung
and Blood Institute) .15 Instrumen ini meliputi dua belas item untuk mengevaluasi secara kritis
kualitas metodologis artikel yang melaporkan data sebelum dan sesudah studi. Untuk setiap
item yang dipatuhi, penelitian menerima ‘‘ YA ’. Semakin tinggi jumlah total jawaban “YA”
untuk penelitian berarti semakin rendah risiko bias.

Proses pengumpulan data.

Dua pengulas secara independen mengekstraksi data dari studi yang dipilih ke lembar kerja
standar Microsoft Excel 2010. Jika didapatkan adanya ketidaksepakatan, keputusan diambil
berdasarkan konsensus.

Ekstraksi data meliputi nama penulis, tahun publikasi, periode penelitian, tempat
penelitian, desain penelitian, ukuran sampel, usia rata-rata, peningkatan kualitas tidur setelah
prosedur bedah dan waktu follow up dari pasien yang berpartisipasi. Beberapa penulis artikel
yang dipilih dihubungi dalam upaya untuk mengumpulkan informasi tambahan untuk
memastikan bahwa lembar data diselesaikan selengkap mungkin.

Pada kasus yang menggunakan lebih dari satu instrumen pengukuran kualitas tidur
(Epworth Sleepiness Scaler atau Pitts-burgh Quality Index), hanya data untuk SNOT-20 dan
SNOT-22 yang diekstraksi untuk ditinjau. Selain itu, sejumlah kecil artikel yang ditemukan
termasuk kuesioner kualitas tidur yang lain (kurang dari lima) akan menganggu hasil
perhitungan meta-analisis. Strategi ini digunakan dalam upaya untuk menjaga homogenitas
dalam studi.

Data tentang kualitas tidur sebelum dan sesudah operasi diambil dari kuesioner SNOT-
20 dan SNOT-22. Kedua kuesioner mengukur kualitas pada skala dari 0 hingga 5 dalam lima
pertanyaan spesifik tentang tidur : sulit untuk tidur, bangun di malam hari, tidur kurang
nyenyak, bangun lelah dan merasa letih. Nol menunjukkan tidak ada masalah, dan lima
mengindikasikan suatu masalah yang buruk. Kami menganggap peningkatan menjadi
setidaknya 1 poin penurunan pada skala.16
Tabel 2. Penilaian Kualitas Studi
Kualitas Pertanyaan Penulis, Tahun Publikasi
12
Alt et al De Vilhena et Mascarenhas Li et al 20
al 21 et al 22
01. Apakah pertanyaan YA YA YA YA
atau tujuan penelitian
dinyatakan dengan jelas?
2. Apakah kriteria seleksi YA YA YA TIDAK
/ kelayakan untuk
populasi studi ditentukan
sebelumnya dan
dijelaskan dengan jelas?
3. Apakah peserta dalam CD CD CD CD
penelitian mewakili
orang-orang yang akan
memenuhi syarat untuk
tes / layanan / intervensi
dalam populasi umum
atau klinis yang menarik?
4. Apakah semua peserta YA YA YA CED
yang memenuhi syarat
yang memenuhi kriteria
masuk yang ditentukan
terdaftar terdaftar?
5. Apakah ukuran sampel YA CD CD CD
cukup besar untuk
memberikan kepercayaan
pada temuan?
6. Apakah tes / layanan / YA TIDAK TIDAK YA
intervensi jelas
dijelaskan dan
disampaikan secara
konsisten di seluruh
populasi penelitian?
7. Apakah ukuran hasil YA YA YA YA
ditentukan sebelumnya,
didefinisikan dengan
jelas, valid, dapat
diandalkan, dan dinilai
secara konsisten di
semua peserta penelitian?
8. Apakah orang menilai NR NR NR NR
hasilnya buta terhadap
paparan / intervensi
peserta? NR NR NR YA
9. Apakah mangkir TIDAK / YA TIDAK / YA TIDAK / YA TIDAK / YA
setelah follow-up 20%
atau tidak? Apakah
mereka yang mangkir
ditindaklanjuti dalam
analisis?
10. Apakah metode YA YA YA YA
statistik memeriksa
perubahan dalam ukuran
hasil dari sebelum
sampai setelah
intervensi? Apakah tes
statistik dilakukan yang
memberikan nilai-p
untuk perubahan
sebelum-ke-posting?
11. Apakah ukuran hasil NR NR NR NR
yang menarik diambil
beberapa kali sebelum
intervensi dan beberapa
kali setelah intervensi?
12. Jika intervensi NA NA NA NA
dilakukan di tingkat
kelompok apakah
analisis statistik
memperhitungkan
penggunaan data tingkat
individu untuk
menentukan efek di
tingkat kelompok?
Jumlah total “YA” 8 6 7 6
CD, Tidak Dapat Menentukan; NA, Tidak Berlaku; NR, Tidak Dilaporkan.

Manajemen data dan analisis statistik.

Hasil utama dari tinjauan ini adalah persentase individu dengan rinosinusitis kronis yang
melaporkan peningkatan kualitas tidur setelah menjalani operasi sinus endoskopi.

Meta analisis

Model efek acak dipilih untuk melakukan meta-analisis. Dalam analisis, “metaprop ftt ’dari
paket statistik STATA digunakan karena menggabungkan kemampuan transformasi Freeman-
17,18
Tukey double arcsine untuk menstabilkan varian di antara studi-studi tersebut. Uji chi-
square (p <0,10) dilakukan untuk menguji heterogenitas antar studi. Metode Chi-Square
dianggap sebagai tes daya rendah ketika beberapa studi atau studi sampel kecil diambil untuk
analisis; oleh karena itu, untuk menjadi lebih konservatif, p <0,10 lebih dipilih daripada standar
p <0,05.19
Gambar. 2 Meta-analisis proporsi pasien dengan rinosinusitis kronis yang melaporkan
peningkatan kualitas tidur setelah menjalani operasi hidung endoskopi. Tidak ada data
keseluruhan yang tersedia dari satu penelitian. 20 CI, Confidence Interval.

Skor kualitas tidur sebelum dan setelah operasi.

Skor rata-rata dari masing-masing lima item terkait kualitas tidur yang dibandingkan saat
sebelum dan sesudah bedah endoskopi sinus digunakan untuk menghitung persentase
peningkatan terhadap masing-masing item. Pada studi yang menyediakan data yang cukup,
juga dimungkinkan untuk menganalisis skor rata-rata dalam domain tidur secara keseluruhan
(penjumlahan dari lima item terkait tidur sebelum dan setelah operasi).

Hasil

Proses pemilihan dan karakteristik studi

Hasil pencarian dari database ditemukan sebanyak 4.590 studi yang terdaftar dan sebanyak 32
studi dipilih untuk ditinjau teks lengkapnya setelah mengeluarkan penelitian duplikat dan
evaluasi judul, abstrak dan kriteria inklusi. Gambar. 1 merinci proses seleksi dan alasan
mengapa atudi diekslusikan. Secara keseluruhan, 4 penelitian dan 509 pasien dimasukkan
dalam penelitian ini (Tabel 1) .12,20-22

Tiga studi menggunakan SNOT-22, dan hanya satu yang menggunakan SNOT -20. Satu studi
dilakukan di Amerika Utara (Kanada dan Amerika Serikat), satu studi di Amerika Selatan
(Brasil), satu studi dillakukan di Eropa (Portugal) dan satu studi yang lain dilakukan di Asia
(Cina).
Semua artikel yang dievaluasi memiliki kualitas baik / moderat, dengan perkiraan jumlah ''YA''
sebanyak 7 jawaban dari total 12 jawaban per studi (Tabel 2) .12,20-22 Empat studi dimasukkan
dalam meta-analisis tinjauan ini.

Tabel 3. Meta-analisis persentase pasien dengan rinosinusitis kronis yang melaporkan


peningkatan pada masing-masing dari lima gejala yang berhubungan dengan kualitas tidur
setelah menjalani operasi sinus endoskopi.
Deskripsi gejala % (95% Cl) p-value I2 in %
Kesulitan untuk tidur 67 (56-78) <0,01 84,1
Terbangun di malam 57 (19-90) <0,01 98,6
hari
Kekurangan tidur 65 (50-78) <0,01 90,4
malam yang baik
Terbangun lelah 62 (40-82) <0,01 95,6
Keletihan 60 (32-84) <0,01 97,3
CI, Confidence Interval; I2,Chi-Squared.

Meta-analisis

Persentase pasien dengan rinosinusitis kronis yang dilaporkan memiliki peningkatkan kualitas
tidur setelah menjalani operasi adalah 90% (95% CI: 65% --- 100%, I2 = 96,3%) (Gbr. 2) .12,20-
22
Hasil ini merupakan hasil pengukuran peniingkatan secara keseluruhan. Untuk peningkatan
tiap gejala yang terkait dengan kualitas tidur, peningkatannya lebih rendah (57% --- 67%)
(Tabel 3). Namun, hasil meta-analisis ini menunjukkan heterogenitas yang tinggi. Karena
rendahnya jumlah studi yang dimasukkan, tidak ada meta-regresi atau publikasi bias analisis
dapat dilakukan.

Tabel 4. Persentase peningkatan skor rata-rata pada SNOT-20 dan SNOT-22 untuk gejala tidur
sebelum dan sesudah operasi.
Penulis, Tahun Item Pre- operasi Pasca Operasi Peningkatan
Publikasi (SD) (SD) (%)
Alt et al12 Kesulitan jatuh 2.2 (1.6) 1.2 (1.4) 46,3
tertidur
Bangun di 2.6 (1.6) 1.5 (1.4) 42.8
malam hari
Kurang tidur 2.8 (1.6) 1.6 (1.5) 42.1
malam yang
baik
Bangun lelah 2.9 (1.5) 1.7 (1.5) 40.4
Kelelahan 2.9 (1.5) 1.6 (1.5) 42.7
Ringkasan skor 13.5 (6.9) 7.7 (6.6) 42.6
item
De Vilhenaet Kesulitan jatuh 2.5 (0,2) 0.9 (0.1) 64.5
al.21 tertidur
Bangun di 2.6 (0,2) 1.3 (0.1) 51.7
malam hari
Kurang tidur 2.7 (0,2) 1.1 (0.1) 59.5
malam yang
baik
Bangun lelah 2.7 (0,2) 1.0 (0.1) 64.0
Kelelahan 2.6 (0,2) 1.0 (0.1) 59.8
Mascarenhaset Kesulitan jatuh 3.6 (1.8) 0.6 (1.1) 83.3
al.22 tertidur
Bangun di 3.7 (1.6) 1.1 (1.4) 70.3
malam hari
Kurang tidur 3.6 (1.8) 0.8 (1.4) 77.8
malam yang
baik
Bangun lelah 2.9 (2.0) 0.6 (1.2) 79.3
Kelelahan 2.7 (1.9) 0.8 (1.3) 70.4
Li et al.20 Kesulitan jatuh 1.2 (1.0) 0.4 (0.6) 64.7
tertidur
Bangun di 0.5 (0.6) 0.4 (0.6) 10.8
malam hari
Kurang tidur 0.9 (0.9) 0.5 (0.5) 51.1
malam yang
baik
0.7 (1.0) 0.3 (0.5) 54.2
Bangun lelah 0.6 (0.9) 0.4 (0.6) 39.7
Kelelahan
SD, Standar deviasi. Hanya Alt dkk. Melaporkan item skor yang dirangkum.

Skor rata-rata sebelum dan setelah operasi

Tabel 412,20-22 menunjukkan skor rata-rata untuk gejala tidur sebelum dan sesudah operasi.
Perbaikan diamati pada semua item gejala. Dalam salah satu penelitian, disimpulkan penurunan
skor sebesar 42,6%, dari 13,5 sebelum operasi menjadi 7,7 pascaoperasi.

Diskusi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien dengan kronikosinusitis kronis dilaporkan
memiliki peningkatan kualitas tidur setelah operasi nasal endoskopi. Peningkatan kualitas tidur
secara keseluruhan (90% dari pasien) (Gbr. 2) lebih tinggi jika dibandingkan dengan
peningkatan untuk masing-masing gejala yang berkaitan dengan kualitas tidur (57% hingga
67% dari pasien) (Tabel 3). Perbedaan yang didapatkan antara hasil umum dan yang spesifik
sudah diduga.

Ketika mengevaluasi suatu topik dengan kriteria umum, persentase cenderung lebih
tinggi daripada menilai masing-masing komponennya secara terpisah, yaitu, masing-masing
dari lima pertanyaan terkait dengan kualitas tidur.

Alt et al. mengamati peningkatan kualitas tidur dengan intervensi bedah, namun bukan
peningkatan pada apnea.23 Sebagian besar studi yang tersedia dalam literatur menghubungkan
obstruksi pada hidung dengan gannguan pernafasasan saat tidur, bukan dengan kualitas tidur.
24 - 26
Hal ini mungkin menjadi alasan untuk keterbatasan jumlah studi yang teridentifikasi
dalam pencarian literatur.

Dari empat studi yang termasuk dalam tinjauan sistematis ini, satu studi dilakukan di
Amerika Utara (Kanada dan Amerika Serikat), satu di Amerika Selatan (Brasil), satu di Eropa
(Portugal) dan satu di Asia (Cina). Keragaman tempat di mana penelitian dilakukan
menunjukkan keanekaragaman budaya dari subyek yang diselidiki, yang mungkin menjadi
salah satu penyebab tingginya heterogenitas yang diamati. Selain itu, karakteristik sampel
antara penelitian juga tidak homogen (Tabel 1). Sedangkan dua studi12,20 meliputi kasus bandit,
dan satu studi21 mengeluarkan pasien dengan rinosinusitis. Perbedaan antar penelitian ini
menjadi alasan tingginya heterogenitas yang ditemukan dalam meta-analisis ini.
Penggunaan dua kuesioner, dengan informasi yang dilaporkan sendiri yang bersifat
subjektif, dapat menjadi faktor pembatas untuk penelitian. Kuisioner ini bertujuan untuk
menilai kualitas hidup pasien dengan rinosinusitis kronis, bukan kualitas tidur. Namun,
penggunaannya dibenarkan didalamnya terdapat lima item yang terkait langsung dengan
kualitas tidur dan merupakan satu-satunya yang tersedia dalam hasil pencarian. Selain itu,
dengan hanya menggunakan instrumen SNOT-20 dan SNOT-22 memungkinkan untuk
mengurangi heterogenitas penelitian. Hal ini hanya asumsi, karena sejumlah kecil artikel dalam
tinjauan mencegah eksplorasi sumber-sumber kemungkinan heterogenitas.

Hasil tinjauan ini harus diinterpretasikan dengan hati-hati karena mungkin terdistorsi
oleh bias seleksi dan faktor-faktor perancu. Dampak dari kebiasaan tidur yang buruk, obat-
obatan, dan insomnia telah didokumentasikan dalam literatur dan harus dipertimbangkan
sebagai faktor yang berpotensi menjadi perancu untuk studi hubungan antara rhinosinusisitis
kronis dan kesulitan untuk tertidur.27 Selain itu, hasil ini didasarkan pada yang kurang kuat
rancangan. Tidak ada klinis acak percobaan mengenai rinosinusitis kronis dan kualitas tidur
ditemukan.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, studi ini mengungkapkan bahwa bedah endoskopi hidung untuk pasien
dengan rinosinusitis kronis memperlihatkan peningkatkan kualitas tidur dan masing-masing
gejala yang berkaitan dengan menggunakan SNOT-20 atau SNOT-22 dalam menganalisis data
sebelum dan pasca operasi. Karena kesimpulan ini didasarkan pada studi dengan heterogenitas
tinggi dan hanya menggunakan SNOT-20 atau SNOT-22 sebagai instrumen evaluasi kualitas
tidur, investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi dampak nyata dari prosedur
pembedahan terhadap kualitas tidur.

Konflik kepentingan

Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.

Anda mungkin juga menyukai