Anda di halaman 1dari 46

DATA PENYUSUN Drs.

MUHAMMAD AMIN

Nama : Drs. MUHAMMAD AMIN


Tempat/Tgl. Lahir : Banjarmasin, 26 Februari 1970
Pendidikan : IAIN Antasari Banjarmasin
Alamat : Jl. Sungai Andai Komp. Hidayah
No. 22 RT. 41 RW. 03
Banjarmasin.

Buku Teks Pelajaran


PENDIDIKAN AL QUR’AN
Pengalaman Mengajar :



1989 – 2006
1995 – 1996
TPQ Al-Jami AM. Masjid Jami Banjarmasin
MTs Normal Islam Banjarmasin UNTUK SMA/MA/SMK


1996
1996 – 2008
SD Rahmatillah Plus Banjarmasin
SMA PGRI 1 Banjarmasin
KELAS X, XI DAN XII
 1998 – 1999 SMAN 5 Banjarmasin
 2000 – 2007 Politeknik Jur. Mesin Unlam Banjarmasin
 2007 – Sekarang SMAN 11 Banjarmasin

Kegiatan/Aktivitas yang Pernah dilaksanakan :

 Menyelenggarakan berbagai kegiatan perlombaan kaligrafi.


 Menjadi Juri pada berbagai kegiatan lomba kaligrafi.
 Memberikan pelajaran khath/kaligrafi.
 Mengikuti Pameran Lukisan.
 Menulis artikel dan menyusun buku-buku antara lainnya, yaitu :
 Seni Melukis Kaligrafi Th. 1998.
 Ketrampilan Menulis dan Melukis Kaligrafi Th. 2001
 Kaligrafi Islam; Khath, Lukisan dan Ornamen Th. 2004
 Kumpulan Ornamen Islam Th. 2005
 Agama Islam (Rukun Iman dan Rukun Islam) Th. 2012
 Materi Mulok Pendidikan Al-Qur‟an KTSP untuk SMA Th. 2013
 Pelajaran Tajwid dan Khath Naskhi Th. 2015
 Pelajaran Khath Naskhi Th. 2016
 Buku Teks Pel. Pend. Al-Qur‟an Kur. 2013 SMA/MA/SMK Th. 2018
AL QALAM
---------------------
KATA PENGANTAR
‫بًس ًم اللً اَمْح ٍن ًا اَمْحًٍِْ ًم‬
‫صالىةي‬
‫اَدنٍػِىا ىكاَدِّيٍا ىكاَ م‬ ُّ ‫ْي ىعلى اييم ٍوًر‬ ً
‫ْي ىكبًو نى ٍستىع ٍ ي‬ ‫ب اٍ ىَعادلىٍ ى‬ ِّ ‫اٍحلى ٍم يد ًَلٌ ًو ىر‬
Kenangan untuk : .‫ىكاَ مسالى يـ ىعلى ىسٍِ ًد اٍَ يمٍْح ىسلً ٍ ىْي ىسِِّ ًدنىا يُمى مم ود ىك ىعلى اًَو ىك ىص ٍحبًو اى ٍْجىعً ٍ ىْي‬
 Ibu ddan Ayah;
- Fatmah dan Muhammad Husnan Th. (Alm) Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat
 Isteriku; Taufiq dan Hidayah-Nya Buku Teks Pelajaran, “Pendidikan Al-Qur‟an
- Hayatunnisa, dan untuk SMA/MA/SMK Kurikulum 2013 Kelas X, XI dan XII” ini
 Anak-Anakku; telah selesai kami kerjakan penyusunannya.
- Muhammad Naufal Hawary, dan
Adapun maksud dan tujuan dari disusunnya buku ini adalah
- Muhammad Nabil Naf‟an
dalam rangka untuk memudahkan proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah pada mata pelajaran Pendidikan Al-Qur‟an.
“Semoga menjadi anak-anak yang sholeh”
Akhirnya, penyusun mohon maaf bila terdapat kesalahan dan
kekhilafan dalam penulisan buku ini, terima kasih disampaikan kepada
berbagai pihak yang telah membantu penerbitan buku ini, semoga buku
ini bermanfaat dan menjadi amal shaleh bagi penyusun dan yang
mengajarkannya, Aamiin.

_________________________________________________ Banjarmasin, 15 September 2018

Judul Buku : PENDIDIKAN AL QUR‟AN Penyusun,


Untuk : SMA/MA/SMK kelas X, XI dan XII
Kurikulum : 2013
Penyusun : Drs. MUHAMMAD AMIN Drs. MUHAMMAD AMIN
Tebal Buku : 88 halaman
Diterbitkan oleh : Al-Qalam, Banjarmasin
______________________________________________________
DAFTAR ISI
Buku Teks Pelajaran
hal
PENDIDIKAN AL QUR‟AN
KATA PENGANTAR................................................................................ 3
KELAS X
====================================================
DAFTAR ISI .............................................................................................. 4 BAB I
Buku Teks Pelajaran PENDIDIKAN AL QUR‟AN KELAS X ............. 5 MEMAHAMI MAKNA KANDUNGAN UMMUL QUR‟AN SURAH
BAB I SURAH AL FATIHAH......................................................... 5 AL FAATIHAH (1) AYAT 1-7
BAB II ADAD MEMBACA AL QUR‟AN ....................................... 12
BAB III MAKHLUK TERBAIK CIPTAAN ALLAH SWT .............. 15 Surah “al-Faatihah” berarti “Pembukaan”. Surah ini terdiri dari 7
BAB IV CIRI-CIRI ORANG YANG BERIMAN ............................... 20 ayat dan surah yang pertama diturunkan secara lengkap. Surah al-Fatihah
BAB V PERILAKU ORANG YANG BERTAQWA ........................ 28 diturunkan di Mekkah, dan digolongkan dengan surah Makkiyah.
BAB VI PERILAKU ORANG BERAKAL ........................................ 30 Surah al-Fatihah (Pembukaan) dinamakan dengan demikian
BAB VII FUNGSI TURUNNYA AL QUR‟AN .................................. 33 disebabkan dengan surah ini dibuka dan dimulainya al-Qur‟an.
BAB VIII GEMAR MEMBACA (BELAJAR) ...................................... 35
Nama lain dari Surah al-Faatihah adalah “Ummul Qur‟an” (induk
BAB IX KEWAJIBAN MENUTUP AURAT ..................................... 39
al Qur‟an) atau “Ummul Kitaab” (Induk al-Kitaab) karena surah al-
Buku Teks Pelajaran PENDIDIKAN AL QUR‟AN KELAS XI ........... 42 Fatihah merupakan induk dari segala isi al-Qur‟an, dan menjadi intisari
BAB I BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA ................... 42 dari isi al-Qur‟an serta surah ini wajib dibaca pada setiap kita mendirikan
BAB II IKHLAS BERAMAL ............................................................ 45 sholat.
BAB III SHOLAT-SHOLAT SUNNAT (TAHAJJUD) ..................... 47 Selain itu surah al-Faatihah dinamakan juga “As-Sab‟ul matsaany”
BAB IV MALAM KEMULIAAN AMAL IBADAH ......................... 49 (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya berjumlah 7 dan di baca
BAB V SIKAP SEORANG MUSLIM ............................................... 51 berulang-ulang pada setiap sholat.
BAB VI MAKANAN YANG HALAL ............................................... 55 Unsur pokok yang terkandung dalam Surah al-Faatihah mengenai,
BAB VII KELAPANGAN HIDUP MANUSIA ................................... 57 yaitu: keimanan, hukum-hukum dan kisah-kisah.
Buku Teks Pelajaran PENDIDIKAN AL QUR‟AN KELAS XII .......... 59
BAB I HAL-HAL YANG GHAIB ................................................... 59 A. Membaca Surah Al-Faatihah (1) Ayat 1-7
BAB II BERIMAN KEPADA HARI KIAMAT ................................ 61
BAB III KELAPANGAN HIDUP MANUSIA ................................... 65          
BAB IV ORANG YANG BAKHIL DAN KUFUR NIKMAT ........... 68
BAB V SYUKUR NIKMAT ............................................................. 71
BAB VI PERINTAH DAKWAH ........................................................ 73          
BAB VII SURGA DAN CALON PENGHUNI SURGA ..................... 75

LAMPIRAN RINGKASAN PELAJARAN TAJWID ............................ 77         
KEPUSTAKAAN ....................................................................................... 87
DATA PENYUSUN ................................................................................... 88       
B. Kosa Kata
Dengan nama Allah :  Hukum Cara
No Bacaan Keterangan
Bacaan Membaca
Maha Pemurah :  1. Idgham Alif lam dengan

syamsiah bertemu ra mentasydidkan
Maha Penyayang :  huruf ra
Mad arid Mad thobi‟i dibaca panjang
Segala puji bagi Allah :  lisukun diwaqof 2/4/6 harakat
2. Izhar qomariah Alif lam harus jelas
Tuhan semesta Alam :   
bertemu ha dibaca huruf
Yang Menguasai :  alif lam
3. Mad arid Mad thobi‟i dibaca panjang

hari Pembalasan (kiamat) :  lisukun diwaqof 2/4/6 harakat
4. Idgham Alif lam dengan
Hanya Engkaulah yang kami sembah:  
syamsiah bertemu dal mentasydidkan
huruf dal
Kami memohon pertolongan : 
5. Izhar Nun mati dibaca jelas

Tunjukilah kami :  bertemu „ain tidak
berdengung
jalan yang lurus :  Izhar syafawi Mim mati dibaca jelas
bertemu tidak
orang-orang yang :  huruf ta berdengung
6. Idgham Alif lam dengan
telah Engkau beri nikmat :  
syamsiah bertemu mentasydidkan
dhad huruf dhad.
pada mereka : 

bukan (jalan) :  Mad lazim Bertemu Dibaca


kilmi mutsaqqal huruf mad panjang 6
mereka yang dimurkai (Yahudi) :  dengan harakat
huruf
dan bukan pula jalan mereka yang bertasydid
tersesat (Nasrani) :  dalam satu
kata
 Mad arid Mad thobi‟i
lisukun diwaqof dibaca panjang

2/4/6 harakat

D. Terjemahan Surah Al-Faatihah (1) Ayat 1-1
C. Hukum Tajwid
Memuji orang adalah Karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berarti: menyanjung-Nya
Penyayang. Karena perbuatannya yang baik, lain halnya dengan syukur yang berarti:
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. Kita
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. menghadapkan segala puji bagi Allah ialah Karena Allah sumber dari
4. Yang menguasai di hari Pembalasan. segala kebaikan yang patut dipuji.
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah
kami meminta pertolongan. Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang mendidik, memimpin dan mengatur
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus, seluruh alam. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali
7. (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (yang punya rumah atau
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) tuan rumah). „Aalamiin jamak dari kata „aalam (alam); yaitu semua yang
mereka yang sesat. diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti:
alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, alam malaikat, alam
E. Kandungan Surah al-Faatihah (1) Ayat 1-7 jin dan sebagainya.
     Ringkasnya, setiap pujian yang baik itu hanyalah bagi Allah. Sebab,
Allah swt. Memulai firman di dalam Kitab-Nya dengan menyebut Dialah sumber terciptanya semua makhluk. Dialah pengatur dan piñata
nama-Nya melalui kata-kata Bismillaah yang memberikan petunjuk alam semesta – sejak manusia ada hingga masa akhirnya. Dan Allah pula
kepada kita agar memulai semua pekerjaan dengan membaca Bismillaah. yang memberikan ilham kepada manusia mengenai hal-hal yang baik dan
Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma maslahat untuk kepentingan manusia. Oleh karena itu, segala puji dan
Allah, seperti makan, minum, tidur dan sebagainya. syukur harus dipanjatkan kepada Allah atas nikmat-nikmat yang telah Dia
anugerahkan kepada makhluk ciptaan-Nya.
Allah ialah nama zat yang Maha suci, nama Tuhan, adalah Ismul   
„Azham (nama yang paling agung) sebab nama itu mencakup seluruh
sifat-sifatnya. Lafaz “Allah” tidak memiliki asal kata sama sekali. Allah Allah mengulang kata ar-Rahmaan dan ar-Rahiim untuk menegaskan
Tuhan yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak bahwa dikarenakan kasih sayang-Nya selalu mendahului murka-Nya, dan
membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. kasih sayang-Nya meliputi semua makhluk-Nya.

Ar-Rahmaan (Yang Maha Pengasih) artinya adalah Zat yang keluasan    
rahmat-Nya meliputi semua makhluk. Adapun ar-Rahiim (Yang Maha Sebagian ahli qurra, membaca dengan bacaan Maalik (yang
Penyayang) artinya bahwa Dia menyayangi para kekasih-Nya yang terdiri menguasai) dengan memanjangkan mim, ia berarti: pemilik. Dan
dari para nabi dan orang-orang shaleh. sebagian lagi membaca dengan Malik (dengan memendekkan mim),
artinya: yang mempunyai kerajaan.
     
Yaumiddiin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing
manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang
Al-Hasan berkata,”Tidak ada satu nikmat pun kecuali ucapan buruk, yaitu di hari kiamat kelak. Lafal Yaumiddiin disebut secara
Alhamdulillaah adalah lebih baik daripadanya.” Alhamdu (segala puji). khusus, karena pada hari itu tiadalah seorang pun yang mempunyai
kekuasaan, kecuali Allah swt. Yaumiddiin disebut juga yaumulqiyaamah, Atau dapat pula mengandung pengertian yang dimaksud dengan
yaumulhisaab, yaumuljazaa‟ dan sebagainya. mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang
menyimpang dari ajaran Islam.
    
Na‟budu diambil dari kata „ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang
ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang Kesimpulan :
disembah, Karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan
yang mutlak terhadapnya. Menurut Ibnu Katsir, lafaz Iyyaka na‟budu Surah al-Faatihah merupakan pokok-pokok dari isi al-Qur‟an. Isi
menunjukkan makna berlepas diri dari segala kemusyrikan. pokok-pokok surah al-Faatihah diuraikan lagi dalam 113 surah dalam al-
Qur‟an.
Nasta‟iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti‟aanah:
mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang Dari uraian terdahulu dapatlah diambil kesimpulan tentang isi
tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri. Makna Iyyaka nasta‟iin kandungan surah al-Faatihah, yaitu :
menunjukkan makna berserah diri kepada Allah sepenuhnya. Lafaz
Iyyaka na‟budu didahulukan atas lafaz Iyyaka nasta‟iin tidak lain karena 1. Setiap memulai pekerjaan yang baik hendaklah membaca
ibadah kepada-Nya adalah tujuan utama, sedangkan meminta pertolongan basmallah, yang menunjukkan keimanan.
merupakan sarana untuk melakukan ibadah. 2. Hendaklah kita senantiasa memuji kepada Allah (yang menguasai
seluruh alam) atas segala nikmat-Nya.
    3. Allah mempunyai sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang
terhadap makhluk-Nya.
Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: ember petunjuk ke 4. Allah menguasai hari pembalasan (kiamat).
suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat Ini bukan sekedar 5. Kita beribadah hanya ditujukan kepada Allah dan kepada Allah
memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik. pula kita senantiasa memohon pertolongan
6. Memohon agar diberi petunjuk kepada jalan yang lurus (benar).
Menurut Al-Qurthubi, maknanya, tunjukkanlah kami ke jalan yang 7. Jalan orang yang diberi nikmat oleh Allah, dan orang-orang yang
lurus dan bimbingalah kami kepadanya. Perlihatkanlah kepada kami jalan dimurkai Allah dan orang-orang yang sesat.
hidayah-Mu yang akan menyampaikan kami kepada kasih sayang dan
kedekatan dengan-Mu.
------------

         
Dalam Tafsir al-Maraghi disebutkan orang-orang yang diberi anugrah
Allah adalah para Nabi dan Shiddiqin dan Shalihin yang terdiri dari umat
yang telah lalu.

Menurut Ibnu Katsir, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau


berikan nikmat kepada mereka berupa ketaatan kepada-Mu dan beribadah
kepada-Mu. Bukannya jalan orang-orang Yahudi yang Engkau murkai,
dan bukan jalannya orang-orang Nasrani yang tersesat.
BAB II Penjelasan :
ADAB MEMBACA AL QUR‟AN
Jika dibacakan Al Qur‟an kita diwajibkan mendengar dan
memperhatikan sambil berdiam diri, baik dalam sholat maupun di luar
A. Qur‟an Surah An-Nahl (16) Ayat 98
sholat, terkecuali dalam shalat berjamaah ma‟mum boleh membaca Al
         Faatihah sendiri waktu imam membaca ayat-ayat Al Quran.
Dalam Tafsir Al-Maraghi disebutkan, “Ayat diatas juga
98. apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta menunjukkan bahwa membaca Al-Qur‟an dan diam ketika ia dibaca
perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. adalah wajib, baik ketika dibaca dalam sholat maupun di luar sholat.
Demikian menurut riwayat dari Hasan Al-Basri. Hanya saja kebanyakan
Kata-Kata sulit : ulama hanya mewajibkan hal itu di masa nabi saja, ketika Al-Qur‟an itu
   : kamu hendak membaca al-Qur‟an dibacakan oleh Nabi saw. Sedangkan setelah beliau wafat, hanya di
waktu sholat dan khutbah. Karena kalau mendengarkan Al-Qur‟an dan
diam itu diwajibkan juga diluar sholat dan khutbah, maka akan terjadi
 : yang dilempari dan dijauhkan dari rahmat Allah kesulitan besar. Akibatnya orang yang sedang sibuk dengan ilmu harus
Penjelasan : meninggalkan ilmunya, hakim harus meninggalkan putusan hukumnya,
dan siapapun harus meninggalkan pekerjaannya.
Kita diperintahkan jika hendak membaca al-Qur‟an maka
mohonlah perlindungan pada awal bacaan kita dari kejahatan syaithan Adapun bacaan Nabi saw. maka terkadang merupakan
yang diusir dari rahmat Allah, dengan mengucapkan, “Aku berlindung penyampaian dari wahyu yang telah diturunkan kepadanya, dan
kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk. (A‟uudzu billaahi terkadang dalam rangka memberi nasehat dan bimbingan. Maka tak
minasy-syaithoonir roojiim).” Hal ini dilakukan agar syaithan tidak mungkin bagi seorang muslimpun yang mendengar beliau sedang
mengacaukan bacaan kita, dan dia (syaithan) tidak pula menghalang- membaca Al-Qur‟an lalu dia berpaling dari mendengarkannya, atau dia
halangi kita dari memikirkan dan merenungkan bacaan al-Qur‟an. Nabi bicara sendiri menggangu dirinya atau mengganggu orang lain hingga tak
Muhammad Saw. saja diperintahkan Allah demikian, apalagi kita, maka dapat mendengarkannya. Begitu pula orang yang sedang sholat
hendaklah kita laksanakan dalam meminta perlindungan ini. mendengarkan bacaan imam dan khatibnya. Karena mendengarkan Al-
Qur‟an itulah yang menjadi tujuan dan wajib dalam sholat.”

Adab Membaca Al-Qur‟an

1. Sebaiknya berwudhu terlebih dahulu. Ibnu Katsir di dalam tafsirnya


B. Qur‟an Surah Al-A‟raf (7) Ayat 204 menyatakan,”Barangsiapa membaca al-Qr‟an dalam keadaan suci
(berwudhu), maka mendapat sepuluh pahala dari Allah swt., dan
apabila membaca al-Qur‟an dalam keadaan tidak suci (tidak
         berwudhu) , maka akan mendapatkan satu pahala dari Allah swt.
2. Sebaiknya membersihkan mulut. Sesuai dengan sabda Nabi
204. dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, Muhammad saw.,”Sesungguhnya mulut-mulut kalian merupakan
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. jalan untuk membaca al-Qur‟an, maka bersihkanlah mulut kalian itu
dengan siwak (sikat gigi).”
3. Berpakaian yang bersih.
4. Duduk ditempat yang layak lagi bersih dan menghadap kiblat A. Membaca Qur‟an Surah At-Tiin (95) Ayat 1 – 8
dengan tenang dan hormat.
5. Niat membaca al-Qur‟an semata-mata hhanya karena Allah Ta‟ala          
dengan mengharap keridaan dan hidayah dari Allah Ta‟ala.
6. Dimulai dengan membaca, A‟uudzu billaahi minasy syaithoonir
rojiim,” dan, “Bismillaahir rohmaanir rohiim.” Kecuali surah          
Bara‟ah (at-Taubah) tanpa basmallah.
7. Pada akhir (penutup) bacaan, membaca “Shodaqallaahul „azhiim wa
ballagha rasuuluhul kariim wa nahnuu „alaa dzaalika minasy
         
syaahidiin.” Atau cukup dengan membaca“Shodaqallaahul
„azhiim”.          
8. Disunnahkan sujud sesuai dengan cara sujud dalam sholat pada tiap-
tiap akhir ayat sajadah. Setiap sujud akan dianggap sah apabila
dalam membaca kalimat pada setiap ayat al-Qur‟an dibaca dengan  
sempurna.

Bacaan Sujud Tilawah A. Kosa Kata


‫صىْحه ًِبى ٍوًَو ىكقيػ موتًو‬
‫ص ىوىره ىك ىش مق ىَسٍ ىعو ىكبى ى‬
ًً
‫ىس ىج ىد ىك ٍج ًه ىي َلمذ ٍم ىخلى ىقو ىك ى‬
Buah Tin : 

.‫ْي‬ ًً : 
‫ىْ ىس يا اٍخلىاَق ٍ ى‬
ٍ ‫فىػتىبى ىارىؾ اللي أ‬
Buah Zaitun

Bukit Sinai : 


Telah sujud kepada Dzat yang menciptakannya membentuknya
(sedemikian rupa) dan membukakan pendengaran dan penglihatannya Negeri yang aman (Mekkah) : 
dengan segala daya dan kekuatan-Nya. Maka Maha Berkah Allah sebaik-
baik Dzat Pencipta. Kami telah menciptakan : 
manusia : 
bentuk/rupa : 
Kami mengembalikan : 
(dari) tempat terendah (neraka) : 

BAB III pahala : 


KEJADIAN MANUSIA MENURUT Q.S. AT TIIN (95) : 1-8
terputus : 
terhadap (hari) Pembalasan :
1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,
paling bijaksana/adil :  2. Dan demi bukit Sinai,
3. Dan demi kota (Mekah) Ini yang aman,
(dari) para hakim :  4. Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya .
 5. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya
B. Hukum Tajwid (neraka),
Hukum Cara 6. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh;
No Bacaan Keterangan Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
Bacaan Membaca
1. Idgham Alif lam dengan 7. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari)
  syamsiah bertemu ta mentasydidkan pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?
huruf ta 8. Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?

2. Mad arid Mad thobi‟i dibaca panjang


 lisukun diwaqof 2/4/6 harakat D. Penjelasan Surah At-Tiin (95) Ayat 1 – 8
3. Qolqolah sugra huruf qof huruf qof   
 sukun di dibaca
tengah memantul/ Berkenaan dengan lafadz Tin dan Zaitun, para mufasir berbeda
kalimat membalik pendapat. Ada yang menyebutnya Tin dan Zaitun nama buah, atau dapat
4. ikhfa nun sukun nun mati pula diartikan nama dua buah gunung yang menumbuhkan kedua buah
 bertemu sin dibaca samar- tersebut. Sebagian ahli tafsir menyebutkan Tin ialah tempat tinggal nabi
samar Nuh, yaitu Damaskus yang banyak pohon Tin; dan Zaitun ialah Baitul
5. Gunnah Mim di berdengung Maqdis yang banyak tumbuh Zaitun.
 tasyditkan   
6. Izhar syafawi mim mati dibaca jelas Bukit Sinai yaitu tempat nabi Musa a.s. menerima wahyu dari
  bertemu alif Tuhannya. Arti lafal Siiniina ialah yang diberkahi atau yang baik karena
(hamzah) memiliki banyak pohon yang menghasilkan buah.
7. Lam tebal Lam Tebal
 dilafadz (mufakhomah)    
Allah
didahului Yakni Kota Mekkah (para mufasir sepakat mengenai hal ini).
fathah Pendapat ini dikemukakan oleh Ibnu Abbas dan Mujahid. Sebagian imam
8. Mad arid Mad thobi‟i dibaca panjang mengatakan bahwa tiga tempat tersebut merupakan tempat yang di sana
 lisukun diwaqof 2/4/6 harakat diturunkan Nabi dan Rasul yang termasuk Ulul Azmi. Yakni Nabi yang
memegang syariat-syariat besar. Pertama tempat buah Tiin dan Zaitun,
yaitu Baitul Muqaddas. Di sana diutus Nabi Isa bin Maryam a.s.. Kedua,
C. Terjemah Qur‟an Surah At-Tiin (95) Ayat 1 – 8 Thursina yang menjadi tempat Nabi Musa bin Imran a.s. yang diajak
bicara oleh Allah swt., dan yang ketiga kota Mekkah, yaitu “Kota yang wa anaa „alaa dzaalika minasy-syaahidiin – tentu saja kami termasuk
Aman”, barang siapa yang memasukinya, dia akan merasa aman. Kota orang-orang yang menyaksikan akan hal itu.”
yang menjadi tempat diutusnya Nabi Muhammad saw.
Karena itulah ketiga tempat mulia itu dipergunakan untuk bersumpah Kesimpulan :
oleh Allah swt. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan dari Surah At-Tiin ayat 1
– 8, sebagai berikut :
      
Menurut Ibnu Katsir, hal inilah yang terkait dengan sumpah Allah swt. 1. Allah bersumpah dengan tempat-tempat mulia, yaitu tempat
Pada awal surat. Sesungguhnya Allah swt. Telah menciptakan manusia tumbuhnya Tiin dan Zaitun (Damaskus), gunung Sinai dan negeri
dalam bentuk dan rupa yang sebaik-baiknya, postur tubuh yang tegak dan Mekkah.
dengan keharmonisan setiap anggota tubuh. 2. Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna.
3. Bagi orang yang tak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya akan
di masukkan ke dalam tempat yang paling rendah (neraka).
            4. Kecuali bagi orang yang beriman dan beramal shaleh maka akan
mendapatkan pahala yang tiada putusnya (surga).
   5. Sebagian manusia ada yang tidak mempercayai hari pembalasan
walaupun sudah dijelaskan dalam al-Qur‟an.
Yakni bahwa manusia yang dicipta dalam bentuk yang paling baik itu, 6. Allah adalah hakim yang paling adil, yang akan mengadili
apabila dia tidak taat kepada Allah swt. Dan tidak mengikuti Rasul-Nya, perbuatan manusia kelak di akhirat.
maka tempat kembalinya adalah neraka. Oleh karena itu, Allah swt.
Melanjutkan firman-Nya,”Kecuali orang-orang beriman dan
mengerjakan amal shaleh…” Maka bagi mereka pahala yang terus
---------------
menerus.
    
Maksudnya, wahai anak adam (manusia), apa yang membuat kalian
mendustakan hari kembali dan pembalasan? Padahal kalian tahu, bahwa
Dzat yang kuasa menciptakan permulaan, Dia berkuasa untuk
mengembalikannya kembali seperti awal mulanya.

     


Yakni bahwa Allah adalah Hakim yang tidak akan mencurangi dan BAB IV
menzhalimi seorang jua. Salah satu keadilan Allah adalah menciptakan CIRI-CIRI ORANG YANG BERIMAN
hari kiamat. Sehingga orang yang pernah berbuat zhalim di dunia akan
mendapat balasan di akhirat kelak. A. Surah Al-Mu‟minuun (23) Ayat 1-11
Di dalam sebuah hadits disebutkan, “Barang siapa membaca surah At- 1. Membaca Surah Al-Mu‟minuun (23) Ayat 1-11
Tiin hingga akhir surah, maka hendaknya sesudah itu ia menjawab,‟Balaa
Allah telah menetapkan keberuntungan bagi orang beriman yang
           memiliki tujuh di antara sifat-sifat kebaikan, yaitu :

a. Beriman
         
    
           “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman.” Mereka
berbahagia dan telah memperoleh apa yang mereka cari dari sisi
Tuhan mereka. Yang disebut dengan orang-orang beriman adalah
          mereka yang membenarkan Allah swt. dan Rasul-Nya dan hari
akhir.
b. Khusyu‟ dalam mengerjakan sholat.
        
      
          Khasyi‟un, yakni tunduk kepada Allah swt., satu pendapat
mengatakan bahwa ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan
suatu kaum yang mendirikan sholat dengan menengadahkan
       wajah dan menatap ke langit. Kemudian mereka dilarangg untuk
melakukan hal itu, setelah itu mereka tidak pernah melepaskan
2. Terjemahan Surah Al-Mu‟minuun (23) Ayat 1 – 11 pandangan matanya dari tempat sujud mereka.
1) Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, c. Berpaling dari hal-hal yang tidak berguna.
2) (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3) Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan      
perkataan) yang tiada berguna,
4) Dan orang-orang yang menunaikan zakat, Orang-orang yang berpaling dari segala hal yang tidak berguna
5) Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, bagi mereka, dari segala perkataan dan hal-hal lainnya yang
6) Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka seharusnya ditinggalkan seperti berdusta, bersenda gurau dan
miliki; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal Ini tiada terceIa. mencaci, karena mereka mempunyai kesungguhan yang
7) Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka Itulah menyibukkan mereka kepada Allah dari hal-hal yang tidak
bermanfaat.
orang-orang yang melampaui batas.
8) Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang d. Membersihkan diri dengan menunaikan zakat.
dipikulnya) dan janjinya.     
9) Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.
10) Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, Orang-orang yang untuk membersihkan dan mensucikan dirinya,
11) (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di mereka menunaikan yakni mengeluarkan zakat yang diwajibkan
dalamnya. kepada fakir dan orang miskin.

3. Kandungan Surah Al-Mu‟minuun (23) Ayat 1 – 11 e. Memelihara kemaluan.


Orang-orang yang rajin mendirikan sholat secara sempurna pada
     waktu-waktu yang telah digariskan oleh agama. Allah telah
Dan orang-orang yang terhadap kemaluannya mereka selalu mengawali sifat-sifat terpuji ini dengan sholat dan menutupnya
memeliharanya dari yang diharamkan, misalnya: zina, dengan sholat pula. Hal ini menunjukkan betapa besar keutamaan
homoseksual dan sebagainya. dan kebaikan sholat itu.

               

“…atau terhadap budak yang mereka miliki,” yakni hamba Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, bukan selain
sahaya wanita yang tawan dari peperangan. mereka.
Maksudnya: hamba sahaya atau budak belian yang didapat dalam       
peperangan dengan orang kafir, bukan budak belian yang didapat
di luar peperangan. Dalam peperangan dengan orang-orang kafir Yakni yang akan mewaris surga Firdaus yaitu surga yang tempatnya
itu, wanita-wanita yang ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada paling tinggi. Orang-orang mu‟min yang memiliki sifat-sifat terpuji itu
kaum muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasan Ini patut menduduki tingkat teratas dari surga, sebagai balasan bagi mereka
bukanlah suatu yang diwajibkan. Imam boleh melarang karena telah menghiasi diri dengan akhlak dan adab yang luhur, dan
kebiasaan ini. Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang mereka hidup kekal di dalamnya untuk selama-lamanya, tidak keluar
suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya. daripadanya dan tidak pula mati.
         Kesimpulan :
Barang siapa mencari selain dari isteri-isterinya (paling banyak
empat wanita merdeka) dan dari budak wanita miliknya. Dari QS. Al-Mu‟minuun (23) Ayat 1 – 11, dapatlah disebutkan ciri-
“Mereka adalah orang yang melampaui batas,” yakni ciri orang yang beruntung (beriman), yaitu :
melampaui batas halal sehingga menjadi hal yang haram. 1. Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta hari kiamat.
2. Khusyu dalam mengerjakan sholat.
3. Berpaling dari hal-hal yang tidak berguna.
f. Memelihara amanat dan janji.
4. Membersihkan diri dengan menunaikan zakat.
      5. Memelihara kemaluan.
6. Memelihara amanat dan janji.
Dan orang-orang yang terhadap amanat yang dipercayakan 7. Memelihara sholat
kepada mereka dan janji mereka yang mereka adakan di antara 8. Balasan untuk mereka (orang beriman) adalah surga Firdaus.
sesama mereka atau antara mereka dengan Allah, seperti sholat
dan lain-lain, mereka benar-benar menjaganya. Orang yang B. Surah Al-Anfal (8) Ayat 2-4
melanggar amanat dan janji adalah sifat-sifat orang munafiq. 1. Membaca Surah Al-Anfal (8) Ayat 2-4

g. Memelihara Sholat.
      
b. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah bertambah kuat imannya.
          Yaitu apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada
nabi-Nya yang terakhir, maka bertambah yakinlah mereka dalam
beriman, bertambah mantaplah mereka dalam ketentraman dan
         bertambah semangat dalam beramal.
c. Hanya kepada Tuhan-Nya mereka bertawakkal.
Bahwa orang-orang yang benar-benar beriman itu bertawakkal
        kepada Allah semata-mata, tanpa menyerahkan urusan mereka
kepada selain Allah. Siapa saja yang yakin bahwa Allahlah yang
          mengatur segala urusannya dan segala urusan alam semesta ini, dia
tak mungkin menyerahkan urusan-urusan itu sedikit pun kepada
selain Allah.

2. Terjemahan QS Al-Anfal (8) Ayat 2-4         
2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan           
ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya
kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. d. Orang-orang yang mendirikan sholat.
3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang (Yaitu) orang-orang yang mendirikan sholat dengan sempurna,
menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. baik mengenai gerak-gerik dan rukun-rukun lahiriyahnya yaitu
4. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. berdiri, rukuk, sujud, bacaan-bacaan dan zikir-zikir, atau mengenai
mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi makna dan ruhnya yang bathiniyyah, seperti khusyu‟ dan tunduk
Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia. dalam bermunajat kepada Allah, memikirkan dan meresapi makna
bacaan sholat, yang akan memperoleh buah sholat, yaitu terhindar
3. Kandungan QS Al-Anfal (8) Ayat 2-4 dari melakukan perbuatan keji dan munkar.
Sesungguhnya orang-orang yang benar-benar beriman, yang ikhlas e. Yang menginfakkan sebagian dari rezeki mereka.
dalam keimanan mereka, adalah orang-orang yang memenuhi lima sifat Orang-orang yang menginfakkan sebagian rezeki yang telah
sebagai berikut : dianugrahkan Allah kepada mereka baik berupa zakat wajib atau
nafkah wajib dan mandub (sunat) lainnya, baik kepada kerabat,
           orang miskin atau kepentingan umum dengan tujuan taat dan
mencari ridha Allah.
       
Orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut diatas itu sajalah, orang
a. Apabila disebut nama Allah gemetar hati mereka. yang beriman dengan sebenar-benar beriman, sedangkan yang lainnya
Orang-orang yang ingat kepada Allah dalam hati mereka, maka tidak. Mereka bakal memperoleh beberapa derajat kemulian dan
mereka merasa takut terhadap kebesaran Allah dan kekuasaan kedudukan yang dekat di sisi Allah. Menurut Ath-Thabari: Lafadz
Allah, atau janji, ancaman dan perhitungan –Nya kelak terhadap darojaatun artinya tingkatan yang tertinggi. Yang dimaksud dengan
hamba-hambanya. rizqun kariim (rezeki yang mulia) adalah surga.
harta dan badan. Di zaman Rasul, para isteri beliau dan para isteri
Kesimpulan : sahabatnya keluar bersama tentara, untuk menyediakan air dan makanan,
Sifat atau ciri-ciri orang beriman menurut QS Al-Anfaal (8) ayat 2-4 mendorong mereka untuk ikut berperang, dan membangkitkan semangat
adalah sebagai berikut : orang yang kalah. Sebagian mereka menjadi penolong sebagian yang lain.
a. Apabila disebut nama Allah gemetar hati mereka. Di dalam ayat ini, Allah menyifati kaum muslimin dengan lima sifat
b. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah bertambah kuat imannya. yang sama sekali berlainan dengan sifat kaum munafik, yaitu :
c. Hanya kepada Tuhan-Nya mereka bertawakkal.
d. Orang-orang yang mendirikan sholat. a. Mereka menyuruh melakukan perbuatan yang ma‟ruf (baik).
e. Orang-orang yang menginfakkan sebagian dari rezeki mereka. b. Mereka mencegah melakukan perbuatan yang munkar (buruk).
c. Mereka melaksanakan sholat dengan sebaik dan sesempurna
mungkin, dengan khusyu‟, menyerahkan diri kepada Allah, dan
C. Surah At-Taubah (9) Ayat 71 menghadirkan kalbu dalam bermunjat kepada-Nya.
1. Membaca Surah At-Taubah (9) Ayat 71 d. Mengeluarkan zakat wajib dan shadaqah tatawwu‟ (suka rela).
e. Terus-menerus melakukan ketaatan, dengan meninggalkan segala
       larang-Nya dan mengerjakan segala perintah-Nya menurut
kemampuan mereka.
Kemudian Allah menerangkan akibat baik dari – balasan yang besar
       atas – amal baik mereka. Allah menjanjikan bagi mereka rahmat-Nya di
dunia dan di akhirat, karena mereka terus-menerus mentaati Allah dan
Rasul-Nya.
           Sesungguhnya, Allah Ta‟ala Maha Perkasa, tidak ada sesuatu pun
yang dapat menghalangi-Nya untuk memenuhi janji dan ancaman-Nya;
   lagi Maha Bijaksana, tidak menempatkan sesuatu pun bukan pada
tempatnya.
2. Terjemahan Surah At-Taubah (9) Ayat 71
71. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian Kesimpulan :
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka Sifat-Sifat Orang-orang yang beriman dalam QS At-Taubah (9) Ayat
menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, 71 ialah :
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan a. Mereka menyuruh melakukan perbuatan yang ma‟ruf (baik).
Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya b. Mereka mencegah melakukan perbuatan yang munkar (buruk).
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. c. Mereka mendirikan sholat .
d. Menunaikan zakat.
3. Kandungan Surah At-Taubah (9) Ayat 71 e. Taat kepada Allah dan rasul-Nya.
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan sifat-sifat orang beriman yang
bersih jiwa dan hatinya, serta menerangkan pahala dan nikmat yang
kekal, yang telah disediakan bagi mereka. --------------
Pertolongan kaum wanita diberikan – diluar berperang – dalam
pekerjaan yang berkenaan dengan mengurus tentara, seperti dalam urusan BAB V
PERILAKU ORANG YANG BERTAQWA
A. Qur‟an Surah Az-Zumar (39) ayat 10         
           
119. Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.
           
Penjelasan :

 Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,


bertaqwalah kamu kepada Allah, dan takutlah kepada-Nya, dengan
menunaikan kewajiban-kewajiban yang Allah fardhukan, dan menjauhi
10. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah larangan-larangan-Nya. Dan jadilah kamu di dunia tergolong orang yang
kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia ini
setia dan taat kepada Allah, niscaya di akhirat kamu tergolong orang-
memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya
orang yang benar-benar masuk surga. Dan janganlah kamu bergabung
hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka dengan orang munafik yang bercuci tangan dari dosa-dosa mereka
tanpa batas. dengan pengakuan dusta, lalu memperkuatnya dengan sumpah. Tetaplah
jujur dalam ucapan, perbuatan dan perilaku kalian. Sebab, kejujuran
Penjelasan : adalah semulia-mulia perkara.

Katakanlah –wahai Rasul- kepada hamba-hamba Allah yang ---------------


berbakti dan ikhlas, “Takutlah kalian semua terhadap azab Allah dengan
cara mentaati-Nya dan tidak durhaka terhadap-Nya. Orang yang baik
dalam beribadah kepada Allah, mengikuti Rasulullah saw. dan berbekal
amal shaleh disediakan surga yang penuh kenikmatan di samping
kebaikan dunia berupa keadaan yang baik, kenyamanan hidup,
kemurahan rezeki, pujian yang bagus, dan diterima oleh semua orang.
Bumi Allah sangat luas bagi orang yang ingin beribadah kepada
Tuhannya maka janganlah seseorang menetap di tempat yang tidak
memungkinkan baginya untuk beribadah kepada Allah. Orang seperti ini
harus hijrah ke tempat lain. Sebagaimana Allah swt. Menganjurkan
orang-orang mukmin supaya hijrah dari Makkah ke Madinah, dan
menyuruh mereka bersabar atas meninggalkan kampung halaman. Pada
hari kiamat Allah swt. akan memberi orang-orang yang sabar karunia
yang melimpah tanpa batas, sementara orang selain mereka diberi karunia
dengan batasan tertentu. Demikian itu karena agungnya martabat
kesabaran.
B. Qur‟an Surah At-Taubah Ayat 119 BAB VI
PERILAKU ORANG BERAKAL
Penjelasan :
A. Larangan Menyekutukan Allah QS. Az-Zumar (17) Ayat 17 Para hamba-hamba yang berbakti itu adalah orang-orang yang
mendengarkan petunjuk dari al-Qur‟an, hadits dan ilmu yang bermanfaat,
           kemuudian mereka mengikuti petunjuk yang paling terang di antaranya.
Mereka adalah orang-orang yang diberi taufik oleh Allah untuk
menempuh jalan yang lurus, diilhamkan petunjuk dan dipelihara agar
   selalu dalam petunjuk. Merekalah orang-orang yang memiliki akal fikiran
yang unggul dan fitrah yang lurus.
17. dan orang-orang yang menjauhi Thaghut (yaitu) tidak menyembah-
nya[*] dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu
sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku, C. Pergaulan Antar Sesama Manusia QS. Al-Hujurat (49) Ayat 13
[*] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah s.w.t.
         
Penjelasan :
Orang-orang yang tidak mau mentaati syaithan dan para
pengikutnya (kroninya), yang meninggalkan kemusyrikan dan kembali             
kepada Allah dengan memurnikan ketaatan hanya kepada-Nya serta
beribadah dengan baik, diberikan kabar gembira bahwa di dunia mereka
diterima di sisi makhluk, dicintai manusia, dipuji dengan pujian yang 13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
baik, diberi taufik untuk melakukan ketaatan, dan pertolongan dalam laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa –
setiap urusan. Sementara mereka di akhirat akan mendapat keridhaan bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
yang sangat besar dan keberuntungan yang agung serta kenikmatan yang Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
abadi. Maka beri kabar gembira ini –wahai nabi- kepada hamba-hamba orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Allah yang shaleh. mengetahui lagi Maha Mengenal.

Penjelasan :
B. Perilaku Orang yang Berakal QS. Az-Zumar (17) Ayat 18
Allah swt. Memberitahukan kepada manusia bahwa mereka
diciptakan dari satu sumber, yang darinya diciptakan pasangannya. Yang
         dimaksud adalah Nabi Adam dan Hawa. Dari kedua terlahir bangsa-
bangsa. Akan tetapi, merujuk pada awalnya, maka manusia itu diciptakan
dari bahan yang sama yaitu tanah. Oleh karenanya, ayat ini disebutkan
       setelah Allah swt. Melarang umat manusia dari saling menghina dan
merendahkan, melakukan ghibah dan sebagainya, karena manusia harus
18. yang mendengarkan Perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik menyadari bahwa dirinya diciptakan dari sumber yang sama, yaitu tanah.
di antaranya. Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah Tidak ada yang menjadikan seorang lebih mulia dari orang lain,
petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal. melainkan satu hal, yaitu ketaqwaan. “Sesungguhnya orang yang palling
mulia di antaraka kamu adalah orang yang palling taqwa di antara kamu.”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Sesungguhnya Allah swt. Tidak melihat kepada rupa dan harta kalian,          
tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.” (Ibnu Katsir).
          
---------------
             

        

   


185. (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di
antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka
hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa),
sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah
kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur.

Penjelasan :

Bulan yang penuh berkah ini memiliki kemuliaan yang besar,


kedudukan yang terhormat, munasabah (bertepatan dengan peristiwa)
yang membahagiakan, dan kedudukan yang terpuji.
Pada bulan tersebut Kami (Allah) memuliakan kalian dengan
penurunan seluruh al-Qur‟an langsung dari Lauh Mahfuzh ke Baitul
„Izzah (langit dunia), sedangkan al-Qur‟an ini di dalamnya terkandung
BAB VII berbagai rahasia kebahagiaan, kemuliaan, keselamatan, kemenangan, dan
FUNGSI TURUNNYA AL QUR‟AN keberhasilan kalian di dunia dan di akhirat. Maka bersyukurlah kalian
SURAH AL BAQARAH (2) AYAT 185 kepada Allah atas segala nikmat ini dengan berpuasa di bulan Ramadhan.
Dan di dalam al-Qur‟an itu terkandung dalil-dalil yang nyata dan
bukti-bukti yang jelas berupa ilmu yang bermanfaat, amal saleh, dan            
penjelasan mana yang halal dan mana yang haram, mana yang haq dan
mana yang bathil, sejarah masa lalu dan masa yang akan datang.
Bagi orang yang menjumpai bulan Ramadhan ini dalam keadaan
           
sehat, dan tidak bepergian maka ia wajib berpuasa padanya dan tidak ada
alasan baginya untuk meninggalkan puasa. Sedangkan bagi orang sakit             
dan musafir, maka mereka boleh meninggalkan puasa, dan menggantinya
setelah Ramadhan sebanyak hari-hari yang mereka tinggalkan dengan
tidak berpuasa.            
Allah menghendaki kemudahan bagi kita, maka dari itu Allah
membolehkan orang yang dalam perjalanan untuk berbuka, dan orang
sakit hingga ia sembuh. Namun musafir dan orang sakit ini jika sudah            
sembuh tetap berkewajiban melaksanakan puasa setelah Ramadhan.
Allah senantiasa bersikap lembut dan penuh kasih sayang kepada kita
dengan memberikan rukhsah (keringanan) ini, maka sudah seharusnyalah
            
kita panjatkan pujian dan rasa syukur kepada-Nya.
Apabila orang-orang yang meninggalkan puasa –karena suatu          
halangan- tadi sudah mengganti semua puasa yang telah mereka
tinggalkan sebelumnya, berarti mereka telah menyempurnakan
bilangannya.        
Dan harus diingat, tidak diperbolehkan untuk berpuasa hanya pada
Artinya :
sebahagian bulan dan berbuka pada sebahagian lain bagi orang yang
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
memiliki kemampuan untuk melakukannya secara penuh. Artinya, setiap
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
orang yang mampu berpuasa maka ia wajib berpuasa selama sebulan
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
penuh.
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
Bertakbirlah kalian kepada Allah bila bulan Ramadhan telah 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
berakhir, yakni tatkala kalian melihat hilal bulan Syawwal. Bertakbirlah 6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
kalian sampai masa hari raya berakhir; karena hari raya itu merupakan 7. Karena dia melihat dirinya serba cukup.
hari berbahagia. 8. Sesungguhnya Hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).
Kemudian hendaklah kita bersyukur kepada Allah atas segala apa 9. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,
yang Dia anugrahkan kepada kita dari berbagai kenikmatan, kemuliaan, 10. Seorang hamba ketika mengerjakan shalat,
petunjuk ke jalan lurus, dan hidayah-Nya. Dia-lah Allah satu-satunya 11. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas
Pemilik karunia dan Pembagi anugerah.[] kebenaran,
BAB VIII 12. Atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
GEMAR MEMBACA (BELAJAR) 13. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan
SURAH AL „ALAQ (96) AYAT 1-19 dan berpaling?
14. Tidaklah dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala rakus kepada dunia, dan setelah itu ia pun akan melampaui batas dengan
perbuatannya? berbagai macam kezhaliman dan kefasikan.
15. Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) 7- Dan manusia itu, apabila mempunyai kekayaan kebanyakan akan
niscaya kami tarik ubun-ubunnya, berbuat melampaui batas dan lalim; apabila tidak mempunyai iman dan
16. (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. taqwa maka ia akan berani melanggar semua yang diharamkan,
17. Maka Biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), meninggalkan ketaatan, dan melanggar hak-hak orang lain.
18. Kelak kami akan memanggil malaikat Zabaniya,
8- Maka hendaklah orang yang melampaui batas dan lalim itu yakin
19. Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah
bahwa mereka semua nanti akan dipanggil ke hadapan Allah untuk
dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).
menerima siksaan-Nya atas segala perbuatan yang telah mereka lakukan
dulu waktu di dunia. Mengapa semua itu tidak menjadikan bagi mereka
Penjelasan : suatu pelajaran?
9- Yang dimaksud dengan orang yang hendak melarang itu ialah Abu
1- Bacalah al-Qur‟an yang telah diturunkan kepadamu dan awalilah Jahal yang hendak melarang Rasulullah Saw. mengerjakan sholat. Akan
dengan menyebut nama Tuhanmu yang sendirian dalam menciptakan tetapi usaha itu tidak berhasil karena Abu Jahal melihat sesuatu yang
makhluk. Karena dengan membaca, ilmu pengetahuan akan diperoleh dan menakutkannya. Setelah Rasulullah Saw. selesai sholat disampaikan
Tuhan akan disembah. Dan dengan menyebut nama Allah, niscaya orang berita itu kepada beliau Saw. Kemudian Rasulullah Saw.
keberkahan, kemenangan, dan petunjuk akan didapatkan. mengatakan,”Kalau jadilah Abu Jahal berbuat demikian, pasti dia akan
2- Dia-lah yang telah menciptakan manusia dari setetes darah yang dibinasakan oleh malaikat.”
menggumpal, melengkapi dengan pendengaran dan penglihatan, dan 10-Yang dimaksud dengan yang dilarang itu ialah Rasulullah Saw.
kemudian meniupkan roh dan kehidupan kepadanya setelah melalui sendiri sebagaimana yang tersebut diatas. Dimana ketika Rasulullah Saw.
beberapa tahap penciptaan. mau melaksanakan sholat hendak dicegah oleh Abu Jahal, tapi usahanya
3- Bacalah apa yang telah diturunkan oleh Tuhanmu Yang Maha itu tidak berhasil, karena Abu Jahal melihat sesuatu yang menakutkannya.
Pemurah. Dia akan membukakan pikiranmu apabila kamu mau membaca. Dan termasuk tindakan semacam itu ialah mencegah atau
Dan Dia akan memberimu pemahaman apabila kamu mau belajar. menghalang-halangi seseorang untuk beramal shaleh; bersedekah,
4- Dialah Tuhan Yang mengajarkan cara menuliskan dengan pena berdakwah dan berjihad.
kepada seluruh umat manusia, sehingga mereka dapat mencatat, 11-Menurutmu, bagaimanakah jika hamba yang dilarang mengerjakan
menyimpan, menterjemahkan semua ilmu pengetahuan dan kabar berita. sholat itu adalah orang yang selalu berada di atas petunjuk Allah,
Perlu kita ketahui, bahwa pena yang bentuknya kecil itu mempunyai sementara orang yang melarang itu berada dalam kesesatan dan
manfaat yang demikian besar dan mulia dalam perkembangan ilmu kebodohan – yang terbukti dengan pendustaannya terhadap risalah Nabi
pengetahuan. Muhammad Saw.?
5- Dia mengajarkan kepada manusia apa saja yang tidak mereka 12- Atau, apakah yang terjadi apabila orang yang dilarang itu adalah
ketahui sebelumnya, lalu Dia mengangkat mereka dari kegelapan orang yang senantiasa menyeru kepada orang lain untuk bertaqwa kepada
kebodohan kepada cahaya ilmu pengetahuan, dari jurang kelalaian ke Allah?
langit kesadaran. Singkatnya, dengan ilmu semua keutamaan akan dapat Artinya, bagaimana mungkin orang itu akan melarangnya untuk
diperoleh. bertaqwa, padahal dia selalu menyeru orang lain untuk bertaqwa? Orang
6- Sesungguhnya, manusia itu jika tidak mempunyai iman di dadanya yang menyerukan kebaikan itu seharusnya dibela dan dibantu, bukan
maka kekayaan akan membuatnya sombong dan harta akan membuatnya dimusuhi dan diperangi.
13-Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan
wahyu yang berasal dari Allah, berpaling dari perintah-Nya, mengingkari        
semua nasehat, meninggalkan semua perbuatan yang baik; mendustakan
ajaran Allah dengan hati, mulut, dan seluruh anggota tubuhnya?
14- Tidakkah ia mengetahui bahwa Allah itu melihat semua yang ia
            
perbuat dan kelak Dia akan menghitung semua ucapannya, serta mencatat
semua perbuatannya? Tidakkah ia sadar bahwa Allah mengetahui semua   
tingkah lakunya dan kelak Allah akan meminta pertanggungjawabannya?
15- Demi Allah, jika ia tidak mau berhenti menentang kebenaran dan Artinya :
menghina Rasulullah Saw., niscaya Kami tak akan segan-segan untuk 59. Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
menarik ubun-ubunnya dan kemudian membuangnya ke Neraka Jahanam perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka
secara hina. mengulurkan jilbabnya[1] ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu
16- Ubun-ubun yang dimaksud disini adalah ubun-ubun orang yang supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di
mendustakan wahyu dan melanggar hukum Allah; ia mendustakan semua ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
wahyu dan menyalahi semua hukum. Dengan kata lain, karena
keinginannya sudah jahat, maka akidahnya pun sesat. [1] Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup
kepala, muka dan dada.
17- Maka biarlah orang yang celaka ini memanggil golongannya yang
dulu pernah membantunya berbuat kekafiran, agar ia amp melihat
bahwa tidak ada yang dapat menolongnya dan membelanya pada hari itu Penjelasan :
kecuali Allah. Ibnu Katsir menyatakan: “Yang demikian itu supaya mereka lebih
18- Kami akan memanggil malaikat yang akan menyiksanya, yang mudah untuk dikenal.”Jika mereka melakukan hal itu, mereka akan
sangat kejam dan bengis kepada orang yang durhaka. dikenal sebagai orang-orang mukmin yang merdeka, bukan budak
19- Sekali-kali apa yang akan terjadi bukan seperti perkiraan orang perempuan. As-Sadyi mengatakan ada sebagian orang-orang fasik yang
kafir ini! Wahai Nabi Allah, sesungguhnya kamu akan selalu terjaga dan apabila malam tiba, mereka menuju jalan-jalan di mana para wanita
ditolong. Maka, janganlah kamu turuti ajakannya untuk meninggalkan keluar untuk menunaikan hajatnya. Orang-orang fasik itu sengaja
sholat, tapi tambahlah sujudmu dan pendekatanmu kepada Allah, agar melihat-lihat wanita yang lewat, jika mereka melihat wanita yang
kamu lebih dekat dengan-Nya dan lebih dicintai-Nya. Dan ketahuilah, menggunakan jilbab, maka mereka akan mengatakan iia adalah wanita
sesungguhnya keadaan seorang hamba yang paling dekat dengan yang merdeka. Sehingga mereka menahan diri dan tidak mengganggunya.
Tuhannya adalah saat ia bersujud. Dan jika mereka melihat wanita yang tidak menggunakan jilbab, maka
mereka mengatakan bahwa wanita itu adalah budak, lalu mereka
----------- mengganggunya.

BAB IX
B. Surah An-Nur (24) Ayat 31
KEWAJIBAN MENUTUP AURAT

A. Surah Al-Ahzab (33) Ayat 59


memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
        sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-
orang yang beriman supaya kamu beruntung.
         
Penjelasan :
          Ibnu Katsir menyebutkan: Allah Swt. Memerintahkan kaum perempuan
yang beriman untuk menundukkan pandangannya, dan tidak lagi
          melakukan kebiasaan perempuan jahiliyah dan kebiasaan wanita-wanita
musyrik. Ayat ini turun berkenaan dengan pristiwa yang terjadi di tempat
tinggal Asma‟ binti Martsad, yang tinggal di Bani Haritsah. Saat itu kaum
           wanita masuk ke rumahnya tanpa menutupi kakinya, sehingga sebagian
kakinya terlihat, demikian juga bagian atas dadanya. Asma‟ berkata:,
“Sungguh buruk hal ini.” Maka Allah Swt. Menurunkan ayat ini, para
           ulama sepakat bahwa perempuan diharamkan memandang laki-laki bukan
muhrim dengan syahwat. Di samping itu, Allah Swt. Memerintahkan
mereka untuk menurunkan kain kerudung sehingga menutup bagian dada,
           leher dan juga pundaknya. Mereka diperintahkan juga memelihara
kemaluannya dari zina.
         
--------------
 
Artinya :
31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) ampak dari
padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya,
dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera
mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-
laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-
putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau
budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang
tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
Buku Teks Pelajaran
PENDIDIKAN AL QUR‟AN memohon ampun dan melaksanakan janji keduanya, menghormati teman-
teman keduanya, dan bersilaturrahmi dengan kerabat keduanya.
KELAS XI
==================================================== Jalalain : Dan berlaku sopanlah kamu terhadap keduanya dengan sikap
BAB I BERBAKTI KEPADA ORANG TUA lemah lembutmu kepada keduanya dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku!
Kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana keduanya mengasihaniku
A. QS. Al-Isra (17) Ayat 23-24 sewaktu mereka berdua mendidik aku waktu kecil.”

           
B. QS. Luqman (31) Ayat 14-15

         
         
         
         
        
            
Artinya :
23. Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu             
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya     
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
Artinya :
kepada mereka perkataan yang mulia.
14. Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
24. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan
kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1].
keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu
Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya
kecil”.
kepada-Kulah kembalimu.
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
Penjelasan :
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan
Ibnu Katsir: Maksudnya, janganlah kamu memperdengarkan kepada
baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian
keduanya perkataan yang buruk, termasuk perkataan “ah”sebagai
Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang
perkataan buruk yang paling ringan. Janganlah kamu berbuat buruk
Telah kamu kerjakan.
kepada keduanya dan jangan memukulnya. Bagaimana kalau kedua orang
[1] Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak
tua kita sudah wafat? Rasulullah Saw. menganjurkan sebagai berikut:
berumur dua tahun.
A. QS. Al-Bayyinah (98) Ayat 1-5
Penjelasan :

Ath-Thabari : “Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah          
yang bertambah-tambah” lemah diatas kelemahan, lelah di atas
kelelahan. Maksudnya adalah Ibu sangat berat mengandung anak di
dalam perutnya. Dan menyapihnya dalam waktu dua tahun. Bersyukurlah            
atas nikmat-Ku yang telah diberikan kepadamu dan juga kepada kedua
orangtuamu sehingga mereka sanggup melewati kesulitan itu. Kepada-
Kulah engkau akan kembali, dan aku akan meminta pertanggungjawaban            
darimu.

Jalalain : Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan           
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuan yang sesuai dengan
kenyataannya, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan cara yang makruf, yaitu dengan
        
berbakti kepada keduanya dan menghubungkan silaturrahmi dengan 1. Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik
keduanya. Dan, ikutilah tuntunan orang-orang yang bertaubat kepada-Ku (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya)
dengan melakukan ketaatan kemudian hanya kepada Akulah kembali sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,
kalian, Aku akan membalasnya kepada kalian. 2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan
lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran),
3. Di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus[1].
------------ 4. Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab
(kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang
nyata.
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus[2], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

[1] yang dimaksud dengan isi kitab-kitab yang lurus ialah isi kitab-kitab
yang diturunkan kepada nabi-nabi seperti Taurat, Zabur, dan Injil yang
murni.
[2] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari
kesesatan.

BAB II IKHLAS BERAMAL


Penjelasan QS Al-Bayyinah Ayat 1 :
Ibnu Katsir : Yang dimaksud dengan Ahli Kitab adalah orang-orang
Yahudi dan Nasrani. Orang-orang musyrik adalah yang menyembah A. QS. Al-Isra (17) Ayat 78-79
berhala dan api, baik bangsa Arab maupun selain Arab. Mujahid
mengatakan, “Yakni mereka tidak akan meninggalkan dan tidak akan           
berhenti dari agama mereka hingga datang kepada mereka, yaitu Al-
Qur‟an.”
Penjelasan QS Al-Bayyinah Ayat 2 :           
Ath-Thabari: Yaitu seorang Rasul dari sisi Allah, yang dimaksud adalah
Nabi Muhammad yang membacakan ayat-ayat suci Al-Qur‟an. Yaitu
kitab yang suci dari segala bentuk kebathilan.
      
Penjelasan QS Al-Bayyinah Ayat 3 : Artinya :
Ath-Thabari: Yakni pada lembaran yang suci itu merupakan firman dari 78. Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap
Allah Swt., firman yang lurus, adil dan tegak. Di dalamnya tidak terdapat malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh
kesalahan, karena ia dating dari sisi Allah. Jalalain : Di dalamnya terdapat itu disaksikan (oleh malaikat).
hukum-hukum tertulis yang lurus. Dia akan membacakan apa yang 79. Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu
dikandungnya, yaitu Al-Qur‟an; diantara mereka ada orang-orang yang sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu
beriman kepadanya dan ada pula orang-orang yang kafir kepadanya. mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.
Penjelasan QS Al-Bayyinah Ayat 4 :
Jalalain : Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Penjelasan :
Al-Kitab kepada mereka sehubungan dengan masalah keimanan kepada Ath-Thabari : Yang dimaksud dengan duluki syamsi adalah pada saat
Nabi Muhammad Saw. melainkan setelah datang kepada mereka bukti matahari tenggelam, yaitu shalat magrib yang diperintahkan untuk
yang nyata yaitu setelah datang kepada mereka Nabi Muhammad Saw., dilaksanakan saat itu. Ada juga yang berpendapat bahwa kata duluki
atau Al-Qur‟an yang dibawa olehnya sebagai mukjizat baginya. Sebelum syamsi adalah tergelincirnya matahari, jadi sholat yang dimaksud adalah
kedatangan Nabi Muhammad Saw. mereka adalah orang-orang yang sholah Zhuhur. Ilaa ghasaqil lail, yakni sampai permulaan malam ketika
sepakat untuk beriman kepadanya/Nabi Muhammad tetapi setelah Nabi menutup gelapnya. “Shalat shubuh itu disaksikan” yakni disaksikan oleh
Muhammad Saw. datang kepada mereka, tiba-tiba mereka para malaikat siang dan malaikat malam, mereka naik dan kemudian
mengingkarinya, terutama orang-orang yang dengki dari kalangan mendirikannya.
mereka.
Penjelasan QS Al-Bayyinah Ayat 5 : Jalalain: Dan pada sebagian malam hari shalatlah kamu dengan
Jalalain : Padahal mereka tidak disuruh di dalam kitab-kitab mereka membaca Al-Qur‟an sebagai amal fardhu tambahan bagimu (Nabi
yaitu Taurat dan Injil kecuali menyembah Allah dengan memurnikan Muhammad) secara khusus bukan bagi umatmu, atau sebagai tambahan
ketaatan kepada-Nya dalam beragama (artinya membersihkannya dari di samping sholat-sholat fardhu. Mudah-mudahan Tuhanmu
kemusyrikan) dengan lurus (maksudnya berpegang teguh kepada agama mendudukkanmu di akhirat kelak pada tempat terpuji dimana semua
Nabi Ibrahim dan agama Nabi Muhammad bila telah dating nanti). Maka orang terdahulu dan orang yang kemudian memujimu karena kamu
mengapa setelah ia datang mereka menjadi ingkar kepadanya dan supaya menduduki tempat tersebut. Yaitu kedudukan memberi syafaat pada hari
mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat; dan yang semikian diputusnyakan-Nya segala sesuatu.
itulah agama atau tuntunan yang lurus.[]
Sholat Tahajjud
BAB III IBADAH SHOLAT-SHOLAT SUNNAT (TAHAJJUD)
Sholat tahajjud dikerjakan di waktu malam hari sesudah bangun A. Surah Al-Qadr (97) Ayat 1-5
tidur, dan yang paling afdhal dikerjakan setelah lewat tengah malam.
Sekurang-kurangnya dua raka‟at satu kali salam, dan sebanyak-             
banyaknya tidak terbatas. Tiap-tiap dua raka‟at satu kali salam.

Lafazh niat sholat tahajjud :            
‫ْي ًَلٌ ًو تىػ ىعلى‬
ً ٍ ‫يصلِّى يسنمةى اَتمػ ىه ُّج ًد رىك ىعتىػ‬
‫ى‬ ‫أى‬          
“Aku sholat sunat tahajjud dua raka‟at karena Allah Ta‟ala”
Artinya :
Setelah membaca al-Faatihah pada raka‟at pertama membaca surah 1. Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) pada malam
al-Kaafiruun (atau surah lain yang dikehendaki), dan pada raka‟at kedua kemuliaan[1].
dibaca surah al-Ikhlaas (atau surah lain yang dikehendaki/hafal). 2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Adapun ketika ruku‟ dan sujud dibaca tasbih ini tiga kali : 4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan
.‫َك ًٍبيى ًاء ىكاٍ ىَعظى ىم ًة‬
ً ٍ‫سبحا ًذل اٍلبػْحكت كاٍَىملى يكوت كا‬
‫ىى ي ٍ ى ى ٍ ى ى‬ ‫يٍ ى‬
izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Do‟a sholat tahajjud [1] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam
ً ً ‫ك اٍحلم يد اىنٍت قىػِِّم اَ مسمو‬
‫ ىكَى ى‬.‫ض ىكىم ٍا فٍِ ًه ما‬
‫ك اٍحلى ٍم يد‬ ً ‫ات ىكاٍلىٍر‬ ٍ ‫اىَلٌ يه مم َى ى ى‬
Lailatul Qadr yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran,
‫ى‬ ‫ى ي‬ Karena pada malam itu permulaan Turunnya Al Quran.

‫ات‬ً ‫ك اٍحلم يد اىنٍت نػيور اَ مسمو‬ ً ً ‫ات ىكاٍلىٍر‬ ً ‫ك اَ مسمو‬


‫ى‬ ‫ ىكَى ى ى ٍ ى ٍ ي‬.‫ض ىكىم ٍا فىػٍِه ما‬ ‫ى‬ ‫ك يم ٍل ي‬ ‫َى ى‬ Penjelasan QS Al-Qadr Ayat 1 :

‫ت اٍحلى ُّق ىك ىك ٍع يد ىؾ ىْق ىكًَىقآءي ىؾ ىْق‬ ‫ك اٍحلى ٍم يد اىنٍ ى‬


ً
‫ ىكَى ى‬.‫ض ىكىم ٍا فٍِػ ىه ما‬ ً ‫ىكاٍلىٍر‬ Ibnu Katsir : Ibnu Abbas mengatakan, “Allah Swt. Menurunkan Al-
qur‟an secara sekaligus ke Lauhul Mahfuz, kemudian ke Baitul „Izzah,
.‫ ىك يُمى مم هد ىْق‬.‫ ىكاَنمبًُِّػ ٍو ىف ىْق‬.‫ ىكاَنم يار ىْق‬.‫الىنمةي ىْق‬ ٍ ‫ك ىْق ىك‬ ‫ىكقىػ ٍوَي ى‬ yakni langit dunia. Selanjutnya Al-Qur‟an diturunkan kepada Rasulullah
ً
Saw. secara berangsur-angsur sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam
‫ك‬‫ ىكاَىٍِ ى‬.‫ت‬ ‫اص ٍم ي‬ ‫ك ىخ ى‬ ‫ ىكبً ى‬.‫ت‬ ‫ك ىأمٍن ي‬‫ت ىكبً ى‬ ‫ك أى ٍسلى ٍم ي‬ ‫اىَلٌ يه مم َى ى‬.‫اعةي ىْق‬ ‫ىكاَ مس ى‬ rentang waktu 23 tahun.”

ً
‫ ىكىما‬.‫ت‬ ‫ ىكىما أى ٍعلىٍن ي‬.‫ت‬‫ت ىكىما أى ٍسىْحٍر ي‬ ‫ ىكىماأى مخ ٍْح ي‬.‫ت‬ ‫ فىا ٍغف ٍْحًل ىماقى مد ٍم ي‬.‫ت‬ ‫ىْا ىك ٍم ي‬
Penjelasan QS Al-Qadr Ayat 2-5:

ً ً ً ً
‫ت ىكلى اَوى‬ ‫مؤ ِّخ يْح ىلاَوى امل اىنٍ ى‬ ‫ت اٍَي ى‬‫ت اٍَيم ىق ِّد يـ ىكاىنٍ ى‬‫ اىنٍ ى‬.‫ت أى ٍعلى يم بًو م ِّ ٍّن‬ ‫اىنٍ ى‬
Ibnu Katsir : Yakni pada malam (lailatul Qadr) tersebut, penurunan
malaikat menjadi lebih banyak, karena banyaknya barokah yang
.‫ىغٍِػ يْحىؾ ىكلى ىْ ٍوىؿ ىكىل قيػ موىة اىٌلى بًالل‬ diturunkan oleh Allah Swt. Malaikat itu turun dengan membawa berkah
dan rahmat, seperti turunnya mereka saat ada bacaan Al-Qur‟an. Mereka
BAB IV MALAM KEMULIAAN AMAL IBADAH semua melingkupi seluruh makhluk dan segala ciptaan Allah Swt.
Mereka membentangkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu
sebagai penghormatan terhadap mereka. Sufyan as-Tsauri mengatakan, A. QS. An-Nisa (4) Ayat 136
“Aku mendengan dari mujahid berkenaan dengan Lailatul Qadar yang
lebih baik dari seribu bulan. Dia mengatakan, “Amalnya, shaumnya,          
sholat malamnya, semuanya lebih baik dari amalan seribu bulan.” Dari
Mujahid juga diriwayatkan bahwa Lailatul qadar lebih baik dari seri
bulan yang tidak memiliki Lailatul qadar.          

Dalam sebuah hadits berkenaan dengan keutamaan, Rasulullah


Saw. mengatakan,”Pada bulan itu, terdapat satu malam yang lebih baik
        
dari seribu bulan. Barang siapa yang menyucikan kebaikan malam itu,
maka dia telah disucikan.” Maka pada saat Lailatul Qadar, ibadah yang 
dilakukan saat itu sebanding dengan ibadah selama seribu bulan.
Artinya :
136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah
--------- dan rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya
serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya. barangsiapa yang kafir
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauh-
jauhnya.(QS An Nisa 136).

Penjelasan :
Al-Maraghi : Dikatakan bahwa khitab ini diarahkan kepada kaum
Mu‟minin secara keseluruhannya, dan maknanya adalah : hendaklah
kalian bertambah tenang dan yakin di dalam beriman, dan berimanlah
kalian kepada Rasul-Nya yang merupakan penutup para Nabi, kepada Al-
Qur‟an yang diturunkan kepadanya, dan kepada kitab-kitab yang
diturunkan kepada Rasul sebelumnya. Sebab, belum pernah Allah
membiarkan para hamba-Nya dalam masa kapan pun dalam keadaan
tidak menerima keterangan dan petunjuk.

Setelah memerintahkan supaya beriman kepada apa-apa yang


disebutkan di atas, kemudian Allah mengancam orang yang kafir kepada
semua itu. Barang siapa kafir kepada Allah, para malaikat-Nya, sebagian
Kitab-Nya, sebagian Rasul-Nya, atau hari akhir yang semuanya
merupakan asas dan rukun agama, sesungguhnya dia telah tersesat dari
jalan haq yang menyelamatkannya di akhirat kelak dari azab yang pedih,
dan memberinya kesenangan yang abadi.
BAB V SIKAP SEORANG MUSLIM B. QS. Al-Baqarah (2 ) Ayat 23-24
            C. QS. Al-Baqarah (2 ) Ayat 28

                    

              
Artinya :
   28. Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu
Allah menghidupkan kamu, Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-
23. Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami Nya kembali, Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (QS Al
wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) Baqarah: 28)
yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain
Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Penjelasan :
24. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak Artinya, bagaimana kalian masih mengingkari-Nya? Alasan apa
akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan lagi yang kalian pegang? Padahal mulanya, sebelum kalian ini hidup di
bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. dunia, semuanya dalam keadaan mati. Partikel-partikel tubuh kalian
(QS Al Baqarah: 23-24) berserakan di dalam tanah. Selanjutnya kalian berubah menjadi air mani.
Kemudian Allah menciptakan (menghidupkan) kalian dengan
Penjelasan : bentuk yang paling sempurna dan memuliakannya.
Dan Jika kamu meragukan Al-Qur‟an yang kami turunkan kepada Setelah itu Allah mencabut nyawa kalian ketika ajalmu sudah tiba.
Nabi Muhammad Saw. dan kamu ragu Al-Qur‟an itu diturunkan dari Itulah peraturan kehidupan untuk kalian. Ketika itu jasadmu akan musnah
Allah Swt. maka buatlah satu surat yang semisal dengan satu surat yang kembali ke asal mula, menjadi tanah kembali. Dengan demikian sirnalah
diwahyukan itu. Yakni yang semisal dari berbagai aspeknya: Kedalaman jasad kalian.
maknanya, keindahan susunan katanya, pemberitaan alam ghaibnya dan Kemudian Allah menghidupkan kalian untuk kedua kalinya untuk
sebagainya. Yang dimaksud “satu surat” adalah potongan kalimat yang menghitung dan membalasan apa yang telah kalian kerjakan ketika di
memiliki arti, dari awal sampai akhir, paling sedikit tiga ayat. Dan dunia.
ajaklah tuhan-tuhan yang kalian sembah untuk membantu kalian. Jika Kehidupan di akhirat jauh lebih tinggi dan sempurna. Tetapi
kalian benar bahwa Al-Qur‟an itu ucapan yang lahir dari diri Muhammad, kehidupan ini hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berjiwa bersih
maka cobalah kalian yang membuat yang semisalnya. Karena kalian juga dan beramal shaleh ketika di dunia. Sedangkan bagi orang-orang yang
orang-orang Arab yang memiliki kefasihan bahasa. (Jalalain) telah merusak fitrahnya; menentang Allah dan Rasul-Nya, maka
Ayat Ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kehidupan di akhirat menjadi lebih berat dari kehidupan dunia karena
kebenaran Al Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan mereka akan menerima azab yang pedih.
semua ahli sastera dan bahasa Karena ia merupakan mukjizat nabi
Muhammad s.a.w. D. QS. Al-Baqarah (2 ) Ayat 208-209
Ibnu Katsir : Al-Hijarah dalam ayat ini adalah bongkahan batu
sulfat, hitam, keras dan berbau busuk. Ia adalah batu yang paling panas
apabila dipanaskan. Semoga Allah memelihara kita darinya.
         A. QS. Al-Baqarah (2 ) Ayat 168

          
          
      
         
Artinya :
Artinya : 168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. bagimu. (QS Al Baqarah: 168)
209. Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang
kepadamu bukti-bukti kebenaran, Maka Ketahuilah, bahwasanya Allah Penjelasan :
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS Al Baqarah: 208-209) Makanlah kalian sebagian apa yang ada di bumi ini yang terdiri
dari berbagai makanan, termasuk binatang ternak yang kalian haramkan,
Penjelasan : dan makanlah apa saja yang halal dan baik.
„Ikrimah ra. berkata: “Suatu saat, ada sekelompok orang Yahudi, Abdullah ibnu Abbas mengatakan, bahwa ayat ini turun berkenaan
datang menghadap Rasulullah saw. Mereka hendak beriman dan meminta dengan sifap suatu kaum yang terdiri dari Bani Saqif, Bani Amir ibnu
agar mereka diizinkan untuk memuliakan hari Sabtu sebagai hari besar, Sasa‟ah, Khuza‟ah dan Bani Mudlaj. Mereka menyatakan haram untuk
dan membaca dan mengamalkan Taurat pada malam hari. Allah lalu diri mereka sendiri berbagai jenis makanan, seperti daging ternak, ikan
menurunkan kedua ayat ini.” (HR. Ibnu Jarir. Lihat Qurthubi: 1/950) laut dan lain sebagainya.
Ibnu Katsir : Maksudnya, kerjakanlah semua ketaatan, dan Secara tegas, ayat tersebut melarang kepada setiap orang untuk
jauhilah segala yang diperintahkan oleh setan kepada kalian. Maksudnya, mengikuti kebathilan dan kejahatan, karena perbuatan tersebut
jika kalian menyimpang dari kebenaran setelah ditegakkan bukti-bukti merupakan bisikan setan (al-Maraghi).
yang jelas kepada kalian, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa
dalam siksaan-Nya, yang tidak ada seorangpun yang dapat menghindari- B. QS. Al-Maidah Ayat 87-88
Nya dan mengalahkan-Nya, dan Maha bijaksana dalam keputusan,
pembatalan, dan pemberlakuan hukum-Nya.[]             

          

        

BAB VI MAKANAN YANG HALAL Artinya :


87. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa
yang baik yang Telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu A. QS. Al-Insyrah (94) Ayat 1-8
melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.          
88. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah
Telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya. (QS Al Maidah 87-88)            

Penjelasan :
Ibnu Katsir : Dengan kata lain, janganlah kalian berjalan bukan
           
pada tuntunan kaum muslim. Yang dimaksud ialah hal-hal yang
diharamkan oleh mereka atas diri sendiri, yaitu wanita, makanan dan 
pakaian serta apa yang mereka sepakati untuk melakukannya, yaitu sholat
Qiyamul lail sepanjang malam, puasa pada siang harinya, dan tekad Artinya :
mereka untuk mengebiri diri. Setelah ayat ini diturunkan berkenaan 1. Bukankah kami Telah melapangkan untukmu dadamu?,
dengan diri mereka, maka Rasulullah Saw. mengirimkan utusannya untuk 2. Dan kami Telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
memanggil mereka, lalu beliau Saw. bersabda, “Sesungguhnya kalian 3. Yang memberatkan punggungmu?
mempunyai kewajiban atas diri kalian, dan kalian mempunyai kewajiban 4. Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,
atas mata kalian. Berpuasalah dan berbukalah, sholat dan tidurlah. 5. Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Bukan termasuk golongan kami orang yang meninggalkan sunnah kami.” 6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Mereka berkata, “Ya Allah kami tunduk dan patuh kepada apa yang telah 7. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
Engkau turunkan.” Kisah ini tidak hanya disebutkan oleh seorang thabi‟in dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
sacara mursal, dan mempunyai bukti yang menguatkannya dalam Kitab 8. Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS Al
Bukhari dan Muslim melalui riwayat Aisyah.[] Insyirah: 1-8)

Penjelasan :

1. Bukankah kami Telah melapangkan untukmu dadamu?,


Bukankah Kami telah melapangkan (Istifham atau kata Tanya disini
mengandung makna taqrir atau menetapkan) yakni Kami telah
melapangkan untukmu, hai Muhammad, dadamu dengan kenabian dan
lain-lainya?
2. Dan kami Telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
Maknya seperti disebutkan dalam ayat, “Supaya Allah ember ampunan
kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta
menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang
lurus.”

BAB VII KELAPANGAN HIDUP MANUSIA 3. Yang memberatkan punggungmu?


Yang dimaksud dengan beban di sini ialah kesusahan-kesusahan yang
diderita nabi Muhammad s.a.w. dalam menyampaikan risalah.
PENDIDIKAN AL QUR‟AN
4. Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, KELAS XII
Meninggikan nama nabi Muhammad s.a.w di sini maksudnya ialah ====================================================
meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah BAB I HAL-HAL YANG GHAIB
dalam kalimat syahadat, menjadikan taat kepada nabi termasuk taat
kepada Allah dan lain-lain. A. QS Al-Hud (11) Ayat 123
5. Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Dalam ayat ini Allah Swt. Menegaskan bahwa dalam setiap pasti         
ditemukan kemudahan, penegasan itu diperkuat dengan ayat berikutnya,
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
7. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah         
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
Sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) Telah 123. dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan
selesai berdakwah Maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu Telah kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, Maka
selesai mengerjakan urusan dunia Maka kerjakanlah urusan akhirat, dan sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali
ada lagi yang mengatakan: apabila Telah selesai mengerjakan shalat Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.
berdoalah.
8. Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. Penjelasan :
Yakni jadikanlah Allah Swt. Satu-satunya tujuan niatmu dan satu-
satunya harapanmu. Allah swt.-lah semata Yang Mahamulia lagi Mahatinggi yang
Maha Mengetahui segala sesuatu yang tidak terdengar oleh telinga
maupun terlihat oleh pandangan manusia, baik yang ada di langit maupun
------------- di bumi. Hanya kepada-Nya-lah akan kembali segala perkara di akhirat
agar Dia memutuskan sesuai kehendak-Nya.
Karena itu, ikhlaskanlah ibadah untuk-Nya, dan serahkanlah
urusanmu hanya kepada-Nya sebagai pelaksanaan firman-Nya yang
berbunyi: “Hanya kepada-Mu, kami menyembah, dan hanya kepada-Mu
pula kami memohon pertolongan.”
Allah sedikitpun tidak akan lalai akan amal perbuatan hamba-
hamba-Nya yang baik maupun yang buruk. Dia Maha Mengetahui dan
Mengawasi segala yang kecil dan yang besar. Dia akan membalas
semuanya. Orang yang berbuat kebaikan akan mendapatkan pahala,
sedangkan orang yang berbuat kejelekan akan mendapatkan hukuman
dan siksa.[]

B. QS. Al-Hasyar (59) Ayat 22


Buku Teks Pelajaran
              A. QS. Al-Qari‟ah (101) Ayat 1-11

           
 
22. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang       
ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
        
Penjelasan :
Ibnu Katsir : Allah Swt. Menggambarkan bahwa tidak ada Tuhan selain
Dia. Tidak ada Tuhan lain selain Dia. Setiap yang disembah selain Allah           
adalah bathil. Dan bahwa Dia itu Maha Mengetahui yang ghaib dan yang
Nampak. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sesuatupun, baik di
langit maupun di bumi, yang mulia dan hina, yang besar dan kecil.
      
Artinya :
C. QS As-Sajadah (32) Ayat 6 1. Hari kiamat,
2. Apakah hari kiamat itu?
3. Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?
       4. Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
5. Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
6. Yang demikian itu ialah Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang
6. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
nyata, yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
7. Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
8. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
Penjelasan : 9. Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
Jalalain : Yang Maha Pencipta dan Yang Maha Pengatur itu ialah Tuhan 10. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yaitu apa yang ghaib di 11. (yaitu) api yang sangat panas.
mata makhluk-Nya dan apa yang nyata bagi makhluk-Nya. Yang Maha
Kuat di dalam kerajaan-Nya lagi maha Penyayang kepada orang-orang Penjelasan :
yang taat kepada-Nya. 1. Hari kiamat,
2. Apakah hari kiamat itu?
-------- Jalalain : Hari Kiamat dinamakan Al-Qari‟ah karena kengerian-
kengerian yang terjadi di dalamnya sangat menggetarkan kalbu. Apakah
hari kiamat itu? Ungkapan ini menggambarkan tentang kengeriannya.
Ibnu Katsir : Nama-nama lain hari kiamat seperti Al-Haqqah, Ath-
Thamah, Ash-Shakhah, Al-Ghasyiyah dan sebagainya.
3. Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?
BAB II BERIMAN KEPADA HARI KIAMAT
Jalalain: Tahukah kamu atau apakah kamu tahu apakah hari Kiamat itu? 1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
Ungkapan ayat ini menambah kengerian yang terdapat di hari kiamat. 2. Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang
dikandung)nya,
4. Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, 3. Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
Ibnu Katsir: Ayat tersebut ditafsirkan oleh ayat berikutnya, “Pada hari itu 4. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,” Yakni mereka 5. Karena Sesungguhnya Tuhanmu Telah memerintahkan (yang
berpencar, berpisah dating dan pergi berhamburan. Hal itu terjadi karena sedemikian itu) kepadanya.
kebingungan mereka terhadap apa yang terjadi sehingga keadaan mereka 6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan
tak ubahnya seperti anai-anai yang bertebaran. “Sambil menundukkan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan)
pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan mereka seakan-akan pekerjaan mereka,
belalang yang beterbangan.”(QS. Al-Qamar: 7). 7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya.
5. Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. 8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
Ibnu Katsir: Gunung pun beterbangan seperti bulu-bulu yang dihambur- niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
hamburkan kesana-kemari. Mujahid mengatakan, “Al-„Ihnu adalah ash-
Shaufu (bulu atau wol)” Penjelasan :

6. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, 1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
7. Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Jalalain : Apabila bumi mengalami gempa di saat hari kiamat tiba
Ath-Thabari: Adapun orang yang berat timbangan kebaikannya. Yang dengan guncangan yang amat dahsyat sesuai dengan bentuknya yang
dimaksud dengan Al-Mawazin adalah Al-Wazn artinya timbangan. Maka besar. Ibnu Katsir: Yakni ketika bagian bawahnya bergerak.
baginya kehidupan yang diraidhai yaitu kehidupan di dalam surga. Ibnu
Katsir: Yakni kebaikannya mengungguli keburukannya maka akan masuk 2. Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)
dan tinggal di surga. nya,
Jalalain: Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat-nya berupa
B. QS. Al-Zalzalah (99) Ayat 1-8 semua perbendaharaan yang dikandungnya termasuk orang-orang mati,
kemudian semua itu dicampakkan kepermukaannya.
         
3. Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
Ibnu Katsir: Karena bumi asalnya tenang dan manusia tinggal di
           atasnya, lalu tiba-tiba bumi itu bergerak dan berguncang. Maka saat
itulah datangnya janji Allah Swt., yaitu guncangan yang tidak ada
tandingannya. Sehingga mengeluarkan seluruh isinya termasuk orang-
           orang yang telah lama terpendam di dalam kuburnya dari umat terdahulu.
Maka saat itulah dinampakkan segala sesuatu.
           
Artinya :
4. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya, BAB III KELAPANGAN HIDUP MANUSIA
Ath-Thabari: Saat itu bumi mengatakan perihal tentang dirinya,
guncangannya dan ia mengeluarkan mayat dari dalam perutnya ke A. QS. Al-Baqarah (2) Ayat 108
permukaan.
           
5. Karena Sesungguhnya Tuhanmu Telah memerintahkan (yang
sedemikian itu) kepadanya.
Ibnu Katsir: Maknanya bahwa Allah Swt. memberikan izin-Nya bagi        
bumi untuk dapat melaksanakan tugasnya itu. Mujahid
Artinya :
mengatakan,”bahwa Allah memerintahkan itu kepada bumi.”
108. Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu
6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan
seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada jaman dahulu? dan
bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan)
barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, Maka sungguh orang
pekerjaan mereka,
itu Telah sesat dari jalan yang lurus.
Ath-Thabari: Pada hari itu menusia keluar dari kuburnya dengan cara
berkelompok-kelompok menuju tempat hisab, ada yang diarahkan ke
Penjelasan :
surga dan ada yang di arahkan ke neraka. Yakni agar mereka dapat Ibnu Katsir : Dalam ayat ini Allah Swt. melarang orang-orang mukmin
menyaksikan amal perbuatan mereka, sesuai dengan apa yang dijanjikan untuk terlalu banyak bertanya kepada Nabi Saw. tentang sesuatu yang
Allah Swt. kepada mereka. Ada yang mendapatkan kemulian dan ada
sudah jelas. Di dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah Saw.
yang mendapat siksaan. bersabda, “Kesalahan paling besar yang dilakukan oleh orang muslim
adalah bertanya tentang sesuatu sebelum diharamkannya hal itu,
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya kemudian hal itu diharamkan kerena permasalahan yang ditanyakannya.”
dia akan melihat (balasan)nya.
8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
B. QS. Ali-Imron (3) Ayat 86
Jalalain: Maka barangsiapa yang mengerjakan seberat zarrah atau
seberat semut yang paling kecil kebaikan, niscaya dia akan melihat          
pahalanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah
pun, niscaya dia pasti akan meresakan balasannya. Ibnu Katsir:
Diriwayatkan dari Sha‟sha‟ah bin Muawiyyah pada tahun Farazdak, ia          
mendatangi Rasulullah Saw. kemudian beliau membacakan ayat tersebut.
Lalu dia berkata, “Ayat itu sudah cukup bagiku untuk tidak Artinya :
mendengarkan ayat yang lainnya.” (HR. Ahmad dan Nasa‟i).[]
86. Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah
mereka beriman, serta mereka Telah mengakui bahwa Rasul itu
(Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keteranganpun Telah
datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim.
Penjelasan : [1] jika kita ikuti pendapat Ar Razy, Maka terjemah ayat di atas sebagai
Ibnu Katsir : Yakni, hujah telah jelas baginya membuktikan kebenaran berikut: Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar, dan
apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. kepada mereka, dan beliau (adalah berarti) menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada
Saw. telah menerangkannya kepada mereka perkara tersebut. Kemudian Allah dan (menghalangi manusia dari) Masjidilharam. tetapi mengusir
mereka murtad dan kembali kepada kegelapan kemusyrikan. Maka penduduknya dari Masjidilharam (Mekah) lebih besar lagi (dosanya) di
bagaimana orang-orang seperti itu berhak mendapat petunjuk sesudah sisi Allah." pendapat Ar Razy Ini mungkin berdasarkan pertimbangan,
mereka diselamatkan dari kebutaannya? bahwa mengusir nabi dan sahabat-sahabatnya dari Masjidilharam sama
dengan menumpas agama Islam.
C. QS. Al-Baqarah (2) Ayat 217 [2] fitnah di sini berarti penganiayaan dan segala perbuatan yang
dimaksudkan untuk menindas Islam dan muslimin.
             
Penjelasan :
          Ibnu Katsir: Bahwasanya Nabi Muhammad Saw. mengirimkan suatu
pasukan khusus, lalu mereka bersua dengan „Amr bin al-Hadhrami yang
sedang dalam perjalanannya dari Thaif pada malam akhir Jumadil Akhir
            dan permulaan malam bulan Rajab. Sedangkan sahabat Nabi Saw.
menduga bahwa malam itu masih termasuk bulan Jumadil Akhir, padahal
malam tersebut awal malam bulan Rajab, tetapi mereka tidak
           menyadarinya. Maka salah seorang dari rombongan itu membunuhnya
dan mereka merampas semua barang bawaannya. Lalu orang-orang
          musyrik mengirimkan utusannya, mereka mencela beliau akibat peristiwa
itu. Allah kemudian berfirman yang maknyanya, mengusir penduduk
sekitar masjidil Haram adalah lebih besar dosanya dibandingkan
        perbuatan yang telah dilakukan oleh sahabat Nabi Saw. dan kemusyrikan
lebih besar lagi berdosanya daripada semua itu.[]
Artinya :

217. Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram.


Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi
menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah,
(menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari
sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah[1]. dan berbuat fitnah[2]
lebih besar (dosanya) daripada membunuh. mereka tidak henti-hentinya
memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari
agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. barangsiapa
yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam
kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di
akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
BAB IV ORANG YANG BAKHIL DAN KUFUR NIKMAT Penjelasan :

A. QS. Al-Adiyat (100) Ayat 1-11 1. Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,
Ibnu Katsir: Dalam ayat tersebut, Allah Swt. bersumpah dengan kuda
         yang berjalan pada jalan-Nya (jihad), ketika kuda itu berlari dan
mengeluarkan suara ringkikannya.
            2. Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),
Ibnu Katsir: Yakni percikan api yang keluar dari beradunya kuku kuda
tersebut dengan batu. Jalalain: Dan demi yang mencetuskan api
            (maksudnya kuda yang memercikkan api) dengan pukulan (teracak
kakinya) apabila ia berlari di tanah yang banyak batunya pada malam
              hari.

3. Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,


     Ibnu Katsir: Yakni serangan yang dilancarkan pada waktu pagi. Seperti
yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. beliau menyerang pada waktu pagi
Artinya : setelah menyerukan adzan.

1. Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, 4. Maka ia menerbangkan debu,
2. Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya), Ibnu Katsir: Yakni debu yang bertebaran di medan pertempuran dan
3. Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, bergumulnya kuda-kuda tersebut. Jalalain: Maka ia menerbangkan atau
4. Maka ia menerbangkan debu, mengepulkan di waktu tersebut, atau ditempat ia berlari, debu karena
5. Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh, gerakannya yang sangat keras.
6. Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih
kepada Tuhannya, 5. Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,
7. Dan Sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, Ibnu Katsir: Yakni menyerbu ke tengah pertempuran. Jalalain: Dan
8. Dan Sesungguhnya dia sangat bakhil Karena cintanya kepada menyerbu dengan membawa kepulan debu kepada kumpulan musuh yang
harta[1]. diserangnya; maksudnya kuda-kuda tersebut berada ditengah-tengah
9. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang musuh dalam keadaan menyerang. Yakni demi yang berlari kencang, lalu
ada di dalam kubur, mencetuskan api, lalu menerbangkan debu.
10. Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
11. Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui 6. Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih
keadaan mereka. kepada Tuhannya,
Ibnu Katsir: Sifat inilah yang disumpahi Allah Swt., yakni Allah bahwa
[1] sebagian ahli tafsir menerangkan bahwa maksud ayat ini ialah: manusia amat ingkar dan tidak mau mengakui nikmat yang telah
manusia itu sangat kuat cintanya kepada harta sehingga ia menjadi bakhil. diberikan oleh Allah Swt. terhadap mereka. Ibnu Abbas dan Mujahid
mengatakan bahwa al-Kunuud artinya kufur. Sedangkan al-Hasan
mengatakan bahwa artinya selalu mengingat musibah dan melupakan
nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt. kepadanya. Jalalain: BAB V SYUKUR NIKMAT
Sesungguhnya manusia (orang-orang kafir) itu sangat ingkar kepada
Tuhannya. Artinya ia mengingkari semua nikmat-Nya yang telah QS. Adh-Dhuha (93) Ayat 1-11
dilimpahkan kepadanya.
           
7. Dan Sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,
Ibnu Katsir: Qatadah dan Ats-Tsauri mengatakan,”Sesungguhnya Allah
Swt. menyaksikan hal itu.”Ada juga yang mengatakan bahwa dhamir          
(kata ganti) pada ayat tersebut kembali kepada manusia itu sendiri,
dengan kata lain, yaitu manusia menjadi saksi atas keingkaran mereka,
dan itu semua Nampak pada ucapan dan perbuatan mereka.          

8. Dan Sesungguhnya dia sangat bakhil Karena cintanya kepada harta.


          
Ibnu Katsir: Yakni mencintai harta dunia. Berkenaan dengan hal itu
terdapat dua pendapat. Pertama mengatakan bahwa maksudnya manusia
sangat mencintai harta. Sedangkan yang kedua mengatakan bahwa        
manusia tamak terhadap kepemilikan kuda dibandingkan dengan harta.
Keduanya dapat dikatakan benar. Artinya :

9. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang 1. Demi waktu matahari sepenggalahan naik,
ada di dalam kubur, 2. Dan demi malam apabila Telah sunyi (gelap),
Ibnu Katsir: Yakni ketika manusia yang telah mati dikeluarkan dari 3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci
kuburannya masing-masing. kepadamu[1].
4. Dan Sesungguhnya hari Kemudian itu lebih baik bagimu daripada
10. Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, yang sekarang (permulaan)[2].
Ibnu Katsir: Yakni dinampakkan segala apa yang dirahasiakan oleh diri 5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu
manusia. Jalalain: Maksudnya, apa yang tersimpan di dalam kalbu (hati) kamu menjadi puas.
berupa kekafiran dan keimanan. 6. Bukankah dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia
melindungimu?
11. Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui 7. Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung[3], lalu dia
keadaan mereka. memberikan petunjuk.
Ibnu Katsir: Yakni bahwa Dia mengetahui semua uang dilakukan 8. Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu dia
manusia. Dia akan memperhitungkannya dan sekaligus akan memberikan kecukupan.
membalasnya. Tidak ada seorang pun yang terzhalimi atas keputusan 9. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-
yang ditetapkan-Nya kelak. Jalalain: Sesungguhnya Tuhan mereka itu wenang.
Dia akan memberikan balasan kepada mereka atas kafiran mereka. 10. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu
Artinya, Sesungguhnya kami akan memberikan balasan kepadanya pada menghardiknya.
saat itu. Memberikan pengertian, bahwa hari itu adalah hari pembalasan, 11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan[4].
karena sesungguhnya Allah selama-lamanya Maha Mengetahui.
[1] Maksudnya: ketika Turunnya wahyu kepada nabi Muhammad s.a.w. BAB VI KELAPANGAN PERINTAH DAKWAH
terhenti untuk sementara waktu, orang-orang musyrik berkata: "Tuhannya
(Muhammad) Telah meninggalkannya dan benci kepadanya". Maka A. QS. An-Nahl (16) Ayat 125
turunlah ayat Ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu.
[2] maksudnya ialah bahwa akhir perjuangan nabi Muhammad s.a.w. itu          
akan menjumpai kemenangan-kemenangan, sedang permulaannya penuh
dengan kesulitan-kesulitan. ada pula sebagian ahli tafsir yang
mengartikan akhirat dengan kehidupan akhirat beserta segala              
kesenangannya dan ula dengan arti kehidupan dunia.
[3] yang dimaksud dengan bingung di sini ialah kebingungan untuk
mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal, lalu Allah  
menurunkan wahyu kepada Muhammad s.a.w. sebagai jalan untuk
Artinya :
memimpin ummat menuju keselamatan dunia dan akhirat.
125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[1] dan
[4] Terhadap nikmat Allah hendaklah kamu membicarakan.[]
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.

[1] Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat
membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

Penjelasan :
Jalalain: Serulah manusia, hai Muhammad kepada agama-Nya dengan
al-Qur‟an dan pelajaran yang baik atau nasehat yang lembut. Dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik seperti menyeru mereka untuk
menyembah Allah dengan hujah-hujah yang jelas. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah Yang Maha Mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. Maka Dia membalas mereka; ayat ini diturunkan sebelum
perintah memerangi orang-orang kafir.

B. QS. Al-Mudhatsir (74) Ayat 1-6

           

      


Artinya : BAB VII SURGA DAN CALON PENGHUNI SURGA

1. Hai orang yang berkemul (berselimut), A. QS. Ali Imran Ayat (3) 15-17
2. Bangunlah, lalu berilah peringatan!
3. Dan Tuhanmu agungkanlah!            
4. Dan pakaianmu bersihkanlah,
5. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah,
6. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh         
(balasan) yang lebih banyak.

Penjelasan :
           
1. Hai orang yang berkemul (berselimut),
2. Bangunlah, lalu berilah peringatan!         
Ibnu Katsir: Yakni singsingkanlah lengan baju, lalu berikanlah
peringatan kepada manusia.
    
3. Dan Tuhanmu agungkanlah!
4. Dan pakaianmu bersihkanlah,
Ibnu Katsir: Ibnu Abbas ditanya tentang ayat ini, dia menjawab, jangan Artinya :
mengenakannya dalam melakukan maksiat, dan bersihkanlah dirimu dari
kesalahan dan dosa. Mujahid mengatakan bahwa yang harus dibersihkan 15. Katakanlah: "Inginkah Aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik
adalah jiwa bukan sekedar pakaian lahir saja. Di samping itu, amal dari yang demikian itu?". untuk orang-orang yang bertakwa (kepada
perbuatan juga harus diluruskan. Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-
5. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah, isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat
Ibnu Katsir: Ibnu Abbas mengatakan, yang dimaksud dengan perbuatan akan hamba-hamba-Nya.
dosa adalah berhala-berhala, tinggalkanlah itu semua. Adh-Dhahak 16. (yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, Sesungguhnya
mengatakan, yakni maksiat. Yang jelas, baik berhala maupun maksiat, kami Telah beriman, Maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah
atau hal apapun yang buruk dalam pandangan Allah Swt. harus kami dari siksa neraka,"
ditinggalkan. 17. (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di
6. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh waktu sahur[1].
(balasan) yang lebih banyak.
Ibnu Katsir: Ibnu Abbas mengatakan, yakni jangan memberikan suatu [1] Sahur: waktu sebelum fajar menyingsing mendekati subuh.
suatu pemberian, dengan mengharapkan balasan yang lebih banyak.[]
Penjelasan : LAMPIRAN: RINGKASAN PELAJARAN TAJWID
PENDAHULUAN
- QS. Ali Imran Ayat 15 :
Ibnu Katsir: “Surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”    
Yaitu yang menembus di antara dua sisi-sisinya dan bagian-bagiannya
sungai-sungai dari berbagai macam rasa, ada sungai madu, sungai khamr, “….dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.”
sungai susu, dan lain sebagainya yang belum pernah dilihat manusia, (QS. Al-Muzammil: 4)
belum pernah di dengar telinganya, dan belum pernah terdetik di dalam
hatinya. 1. Ilmu Tajwid adalah suatu ilmu yang dipergunakan untuk mengetahui
tempat-tempatnya huruf (makhraj), dan sifat-sifatnya serta bacaan-
- QS. Ali Imran Ayat 16 : bacaannya.
Jalalain: Yakni orang-orang yang berdo‟a, “Wahai Tuhan kami! 2. Tujuan Ilmu Tajwid adalah memelihara bacaan Al-Qur‟an dari
Sesungguhnya kami telah beriman membenarkan-Mu dan Rasul-Mu, kesalahan-kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut)
maka ampunilah segala dosa kami dan lindungilah kami dari siksa dari kesalahan membaca.
neraka.” 3. Hukum mempelajari Ilmu Tajwid adalah fardhu kifayah, sedangkan
membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan Ilmu
- QS. Ali Imran Ayat 17 : Tajwid hukumnya adalah fardhu „ain.
Ath-Thabari: Ayah dari Ibrahim bin Hatib menceritakan bahwa ia 4. Huruf-huruf Hijaiyah adalah berjumlah 28 huruf, yaitu :
pernah mendengar seorang laki-laki yang berada di salah satu bagian
dalam masjid mengucapkan do‟a berikut : “Ya Rabbi, amartanii fa ‫ابتثجحخدذرزسشصضطظعغ‬
atho‟tuka wahaadzas saharu faghfirlii.” Ya Tuhanku, Engkau telah
memerintahkan kepadaku, maka aku taati perintah-Mu; dan inilah waktu ‫ؼؽؾؿـفكىلءم‬
sahur, maka berikanlah ampunan bagiku.” Ketika ia melihat laki-laki itu,
5. Huruf Alif jika berharokat, adalah hamzah sedangkan huruf alif yang
ternyata dia adalah sahabat Ibnu Mas‟ud r.a..
sebenarnya adalah sebagai tanda panjang untuk fathah (mad).
*****
HUKUN NUN MATI DAN TANWIN
--------------- ‫ً__ٍ_ٌ ٍف‬
‫اِ ٍخ ىف ٍاء‬ ٍ ‫اِقٍالى‬
‫ب‬ ‫اً ٍد ىغ ٍاـ‬ ‫اً ٍد ىغ ٍاـ بًغينم ٍة‬ ‫اًظٍ ىه ٍار‬
‫بًالىغينم ٍة‬ ‫ىْ ٍل ًقى‬
Dibaca Berubah jadi Tidak berdengung Dibaca
samar- mim dan berdengung jelas
samar, berdengung
berdengung
‫تثج‬ ‫ب‬ ‫حخع مفـك ر ؿ‬
MACAM-MACAM IDGHOM

‫ال ٍد ىغ ياـ اٍَ يمتى ىجانً ىس ٍْي‬


ًٍ ‫ال ٍد ىغاـ اٍَمتىػ ىقا ًربػ ٍْي‬
‫ٍ ي ي ى‬
ً ‫ال ٍد ىغ ياـ اٍَ يمتى ىماثًلى ٍْي‬
ًٍ
‫ د ذ ز س‬----- ----- ----- ‫غ‬ huruf pertama masuk huruf pertama masuk huruf pertama masuk

‫ًم ٍا بىػ ٍع ًد ش ص ض‬ ‫ى ء ىكىم ٍا يػم ٍع ىم ٍل ًم ٍا مربِّ يك ٍم‬


ke huruf berikutnya ke huruf berikutnya ke huruf berikutnya
yang sejenis yang berdekatan yang sama
makhrajnya tanpa makhrajnya
‫طظؼ‬ ‫ىع ىذابان اىًٍَِ نما‬ berdengung

‫ت‬
‫ا ٍف ىْ ىك ٍم ى‬
ً )‫ط‬-‫ت‬-‫(د‬ ‫ٍؿ ر ؽ ؾ‬ ‫ت ت‬
‫ؽؾ‬
)‫ـ‬-‫ظ) (ب‬-‫ذ‬-‫(ث‬ ‫قي ٍل مرِِّّب اى ٍعلى يم‬ ‫ت تىػىزىكيرٍكا‬
ٍ ‫طىلى ىع‬
‫ أىنٍ ىد ناد‬-
‫ىك اً ٍف عي ٍد ٍُّّت عي ٍدنىا‬
HUKUM MIM MATI HURUF-HURUF QOLQOLAH
‫ٍـ‬ ‫اٍَ ىق ٍل ىقلىةي يْيْحٍكفيػ ىها – ب ج د ط ؽ‬
ِ ‫اًظٍ ىهْح ىش ىف ًول‬ ِ ‫اً ٍد ىغاـ يمتى ىماثًلى ٍْي‬ ِ ‫اً ٍخ ىفاء ىش ىف ًول‬ ‫اٍَ يكٍبػىْحل‬ ‫اَص ٍغىْحل‬
ُّ
dibaca jelas berdengung samar-samar dan Huruf qolqolah mati/dimatikan Huruf qolqolah mati/dimatikan
berdengung karena waqof, pantulannya besar. ditengah kata sendiri, pantulannya
‫ ـ‬dan ‫ب‬ ‫ـ‬ ‫ب‬ kecil.

‫ ىعٍب ًدنىا‬- ‫ب‬


selain

ً .‫ىْ هد‬
‫د – قي ٍل يى ىواللي أ ى‬
‫ىكىما ىذلي ٍم بً ىذا َ ى‬
ِ ‫ ِ فىػلى يه ٍم اى ٍجهْح‬...‫ ِ ىكَى يك ٍم ما ىك ىسٍبتي ٍم‬...‫ك‬
LAM TA‟RIF

HUKUM MIM TASYDID DAN NUN TASYDID ‫اؿ‬


‫مدةي – ٌف‬
‫ٌـ – اٍَغينمةي اٍَ يم ىشد ى‬ ‫مم ًسِمة‬
Alif lam tidak
‫ش‬َ‫ا‬ Alif lam jelas
‫اٍَ ىق ىم ًْحيِّة‬
Mim dan nun bertasydid dibaca berdengung
berbunyi ٍ berbunyi

‫ اً مف‬- ‫ اىَنما ًر – اى ٍلىنمةي‬- ‫ف‬ ‫اب ج ح خ ع غ ؼ ؽ ؾ ـ ت ث د ذ ر ز س ش ص ض‬


‫ ًمما –ثيم – أيمةه‬- ‫ـ‬
‫طظؿف‬ ‫قم‬ ً ‫ب‬-
.‫صٍِػهْح‬ .‫ص ًْح‬
ٍ ‫ ىكاٍ ىَع‬-
Bila disukun Bila disukunkan
kan karena ‫ى‬ karena waqof

ً ٍ‫ ا‬- ‫ء‬ .‫ َىًف ٍي يْ ٍس وْح‬-


waqof dan dengan
‫اب‬
‫ اَتػ ىمو ي‬- ‫ت‬ ‫لخىْحة‬ didahului ya‟ didahului huruf
sukun sukun dan
sebelum sukun
huruf berharokat
LAFAZH JALALATULLAH fathah/dhommah
‫اَتػٍمْحقًٍِق‬ ‫اَتمػ ٍف ًخٍِم‬ Bila disukun
kan karena .‫ ًْ ٍج وْح‬- Bila disukun
kan karena .‫ص ًْح‬ ً ً
ٍ ‫ م ٍا م‬-
waqof dan waqof dan
---------
Dibaca tipis apabila didahului Dibaca tebal apabila didahului
harokat kasroh harokat fathah/dhommah didahului didahului huruf
ً‫بًاللً – ًما دك ًف الل‬ ً‫كاللً – عب يد الل‬ huruf isti‟la yang
=‫=ْيْحؼ اً ٍستً ٍعالىء‬
ٍ‫ٍ ي‬ ٍ‫ى‬ ‫ى‬ bersukun dan
huruf
bersukun dan
huruf
‫ي‬
sebelumnya sebelumnya lagi ‫خصضغ‬
lagi berharokat
HUKUM RO‟ berharokat kasroh
‫طؽظ‬
"‫"ر‬
‫يْ يكم ى‬
kasroh
Pengecualian :

‫تىػٍْحقًٍِق‬ ‫تىػ ٍف ًخٍِم‬


- Ro‟ sukun , bila menghadapi huruf isti‟la‟, dibaca tebal, walau didahului oleh
dibaca tipis dibaca tebal kasroh.
Cara pengucapannya diikuti bibir agar - Khusus : ‫ فًٍْحوؽ‬ini, boleh pula dibaca tipis.
maju - Ro‟ dibaca tebal, bila didahului hamzah washol walau harokatnya kasroh,

‫ ًر ٍْلىةى‬- ‫ ًَِى ٍشتىػيْحٍكا‬- ‫اى ىَلٍ تىػىْح‬


Bila Bila berharokat sebab kasrohnya bukan asli tapi baru datang.
berharokat fathah atau ‫اًٍرًج ٍع‬
kasroh dhommah Cara membaca ro‟ sukun, diikuti bibir agak maju.
Bila ً ‫كىل نى‬-
.‫اص وْح‬ Bila disukunkan
‫كأىٍر ىس ىل‬-
disukunkan ‫ى‬ karena waqof di ‫ى‬ BACAAN PANJANG (AL-MAD)

‫اٍَ ىم ُّد‬
karena waqof dahului fathah
dan didahului atau dhommah .‫اَتم ىكاثػييْح‬-
‫اٍَ ىفٍْح ًع ُّى‬ ‫اَطمبًٍِعً ُّى‬/‫صلً ُّى‬
kasroh
Bila sukun
dan didahului ‫ فًٍْح ىع ٍو ىف‬- Bila disukunkan
karena waqof .‫ ىم ىع اٍلىبٍػىْحا ًر‬- ٍ ‫ٍالى‬
Mad yang telah berubah karena Dibaca dua harokat
.‫ ىع ًزيٍػهز ىغ يف ٍوهر‬-
kasroh asli, dan didahului
bukan yang
baru datang
oleh mad fathah
dan mad
bertemu huruf hamzah,
bertasydid, sukun/dimatikan.
‫ ٍك = نػي ٍو هح‬..‫ ي‬،‫ ٍم = فًٍِ ًو‬..،
ً ‫اؿ‬
‫ا = ىم ه‬..‫ى‬
dhommah Jumlahnya 14 macam.
‫احلىٍْحًِف اٍَ يم ىخ مف ي‬ٍ ‫اٍَ ىم ُّد اٍَالى ًزيـ‬
MAD FAR‟I Huruf-huruf sebagai pembuka
‫ف‬ ٔ
‫ىم ُّد اٍَ ىفٍْح ًع ِّى‬ surah, dibaca 2 harokat
ً ‫ْى طى‬
‫اىهْح‬
Mad thobi‟i bertemu huruf
- ‫مص يل‬ ً ‫اٍَم ُّد اٍَو ًاجب اٍدلت‬ ُ ‫ى‬
hamzah dalam satu kata, dibaca
4-5 harokat
‫ى ى ي‬ )‫ر‬-‫ق‬-‫ط‬-‫م‬-‫(ح‬
‫ىس ىوآءه‬ ‫ طو‬، ‫ ْم‬، ‫اَْح‬
ً ‫الائًز اٍدلٍنػ ىف‬
- ‫ص يل‬ ‫اٍَ ىم ُّد ٍى ي‬ ِ
Mad thobi‟i bertemu huruf

ُّ ًَ ‫ض‬ ‫اٍَ ىم ُّد ىعا ًر ي‬


hamzah dilain kata, dibaca 2/4/5 Mad thobi‟i bertemu dengan
- ‫لس يك ٍوف‬ ٕ
‫قىاَيٍوآ اًمَّنىا‬
harokat huruf yang dimatikan/waqof.
Dibaca 2/4/6 harokat
.‫ْي‬ ً
Mad thobi‟i bertemu tasydid di
‫اٍَ ىم ُّد اٍَالى ًزيـ اٍدلثىػ مق يل اٍَكً ٍل ًم ُّى‬ ّ ‫نى ٍستىع ٍ ي‬
‫اٍَ ىم ُّد اَلم ٍ ي‬
dalam kata tersebut, dibaca 6 Huruf/mati yang didahuluui
.‫ت‬‫ بىػٍِ ه‬.‫ؼ‬ ‫ ىخ ٍو ه‬-‫ْي‬ ٖ
‫ضآَِّ ٍ ى‬
harokat
‫ْي‬ ‫ ىكلى اَ م‬-
baris fathah dengan
dimatikan/waqof. Dibaca
2/4/6harokat .‫ش‬ ‫قيػىْحيٍ ه‬
‫ف‬‫اٍَ ىم ُّد اٍَالى ًزيـ اٍَ يم ىخ مف ي‬ ْ
Mad thobi‟i bertemu huruf mati
dalam dua kata dan dibaca 6 Pengganti fathah tanwin (selain
.‫اسا‬ ‫ْح‬ ً‫اٍَم ُّد اٍَعًوض – ف‬ ٗ
harokat, terdapat pada S. Yunus :
51 dan 91 ً ٍ‫ا‬
‫َك ٍل ًم ُّى‬
ta marbuthoh) ketika diwaqofkan
dengan membaca fathah saja.
‫ى ى ي ىن‬
.‫اىنٍ ىد ناد‬
‫ ٍآْل ٍف ىكقى ٍد يكٍنتي ٍم بًًو‬-
Panjangnya 2 harokat.

Huruf mad didahului oleh


.‫ اًٍيىانا‬.‫اٍَ ىم ُّد اٍَبى ىد يؿ – ىام ىا‬ َُ
‫احلىٍْحًِف اٍَ يم ىشبم يع‬
ٍ ‫اٍَ ىم ُّد اٍَالى ًزيـ‬ ٓ
Huruf-huruf sebagai pembuka hamzah, dibaca panjang 2
surah, dibaca 6 harokat. harokat

‫ص ىع ىسلي يك ٍم‬
Ha dhamir sebelumnya berbaris
‫صىْحةي‬ ً ‫اَصلمةي اٍَ ىق‬ ِّ ‫اٍَ ىم ُّد‬ ُُ
‫نىػ ىق ى‬ fathah/ kasroh/dhommah

-‫ؿ‬-‫س‬-‫ع‬-‫ص‬-‫ؽ‬-‫ف‬ ‫ب‬
‫– ىْ ٍوَىو ىذ ىى ى‬
‫اَصلمةي اَطم ًويٍػلىةي‬ ِّ ‫اٍَ ىم ُّد‬ ُِ
Mad shillah qoshiroh bertemu
‫ـ‬-‫ؾ‬ huruf hamzah. Dibaca panjang
2/4/5 harokat
‫ اَل‬، ‫ يس‬، ‫كهِعص‬ ‫ىجيْحهي‬ٍ ‫– فىػلىو أ‬
ً
‫ُّ اٍَ ىم ُّد اٍَتى ٍمك ٍ ى‬
‫ْي‬
a. Berhimpun dua huruf ya, ya SUJUD TILAWAH
pertama berbaris kasroh dan ً‫سج ىدةي اَت ىِّالكة‬
‫ى‬ ‫ىى‬
‫ ىكاً ىذا يِِّْػٍِتي ٍم‬-
bertasydid sedang yang kedua
sukun. Panjang 2 harokat. Syarat sujud tilawah sama dengan syarat sholat; menutup aurat,
b. Huruf waw sukun bertemu
ً ً
‫ اَمذ ٍم يى ٍدعي‬، ‫ ىأمنيػ ٍو ىاك ىعملي ٍوا‬-
menghadap kiblat, suci badan, pakaian dan tempat.
dengan huruf waw dan ya
sukun bertemu huruf ya.
Bacaan Sujud Tilawah

‫صىْحه ًِبى ٍوًَو ىكقيػ موتًو‬ ًً


‫ىس ىج ىد ىك ٍج ًه ىي َلمذ ٍم ىخلى ىقو ىك ى‬
Panjang 2 harokat.
Bertemu hamzah istifham dengan
hamzah washol pada alif lam
ً
‫ قي ٍل ءاللي‬-‫ُْ اٍَ ىم ُّد اٍَ ىفٍْحقى‬ ‫ص ىوىره ىك ىش مق ىَسٍ ىعو ىكبى ى‬
.‫ْي‬ ًً
‫أ ًىذنىػلى يك ٍم‬ ‫ىْ ىس يا اٍخلىاَق ٍ ى‬ٍ ‫فىػتىبى ىارىؾ اللي أ‬
ma‟rifat. Dibaca panjang 6
harokat.
Telah sujud kepada Dzat yang menciptakannya membentuknya
(sedemikian rupa) dan membukakan pendengaran dan penglihatannya
dengan segala daya dan kekuatan-Nya.
TANDA-TANDA WAQOF Maka Maha Berkah Allah sebaik-baik Dzat Pencipta.
ً ‫ىع ىالمةي اٍَوقى‬
‫ف‬ ‫أيىةي اٍَ ىس ىج ىدة‬
‫ى ى‬
Wajib berhenti ‫لى ًزـ‬ ‫ـ‬ ٢٦ : ‫ اَنمل‬٩ ٢٠٦ :‫ العْحاؼ‬١
Tidak boleh berhenti tanpa
mengulang, kecuali pada awal ayat ‫ف فًٍِ ًو‬
‫لى ىكقٍ ى‬ ‫ل‬ ١٥ : ‫ اَسجدة‬١٠ ١٥ : ‫ اَْحعد‬٢
Boleh berhenti, boleh terus ‫ىجائًز‬ ‫ج‬ ٢٤ : ‫ ص‬١١ ٤٩ : ‫ اَنحل‬٣
Dibaca terus lebih utama ‫ص يل أ ٍىكىل‬
ٍ ‫اٍَ ىو‬ ‫صلى‬ ٣٧ : ‫ ْم اَسجدة‬١٢ ١٠٩ : ‫ السْحاء‬٤
Berhenti lebih utama ‫ف أ ٍىكىل‬ ‫اٍَ ىوقٍ ي‬ ‫قلى‬ ٦٢ : ‫ اَنجم‬١٣ ٥٨ : ‫ مْحمي‬٥
Berhenti sebentar dan tidak bernapas ‫سكتة‬ ‫س‬ ٢١ : ‫ النشقاؽ‬١٤ ١٨ : ‫ احلج‬٦
Boleh waqof disalah satu tanda
tersebut ‫معانىػ ىق ًة‬
‫ف اٍَي ى‬
‫ىكقٍ ي‬ ‫ثث‬ ١٩ : ‫ اَعلق‬١٥ ٧٧ : ‫ احلج‬٧
٦٠ : ‫ اَفْحقاف‬٨
TEMPAT KELUARNYA HURUF KEPUSTAKAAN
ً ‫ىَمىارًج اٍحلْحك‬
‫ؼ‬ ٍ ‫ي يي‬
1. Al-Qur‟an dan Terjemahnya oleh Depag RI
2. Tafsir Jalalain oleh Jalaluddin Al-Mahalli/Jalaluddin Asy-
Syayuthi.
3. Tafsir Qur‟an Karim oleh Prof. Dr. H. Mahmud Yunus
4. Tafsir Al-Qurthubi oleh Imam Qurthubi
5. Tafsir Ibnu Katsir oleh Ibnu Katsir
6. Tafsir Ath-Thabari oleh Ath-Thabari
7. Tafsir Al-Maraghi oleh Al-Maraghi
8. Mufassir (Al-Qur‟an, Terjemah, Tafsir) penerbit Al-Qur‟an
Hilal, Bandung.
9.Tafsir Qur‟an perkata oleh Dr. Ahmad Hatta, MA
10. Al-Mausu‟ah al-Qur‟aniyyah al-Muyassarah oleh Prof. Dr.
Wahbah Zuhaili
11. Tafsir Muyassar oleh Dr. „Aidh al-Qarni
12. Cara Cepat Belajar Tajwid Praktis oleh KH. As‟ad Humam
13. Pelajaran Tajwid oleh Abdullah Asy‟ari, BA
14. Pelajaran Ilmu Tajwid oleh Ust. Abu Rifqi Al-Hanif
15. Dan lain-lain.

-----------
---------------
Drs. MUHAMMAD AMIN

Buku Teks Pelajaran

PENDIDIKAN
Untuk SMA/MA/SMK Kelas X, XI dan XII

AL QALAM

Anda mungkin juga menyukai