Anda di halaman 1dari 6

EFEK ANTIFERTILITAS EKSTRAK ETANOL

DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.) TERHADAP


ABNORMALITAS SPERMATOZOA TIKUS PUTIH
JANTAN (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR

Aa Ringga, Nur Laili D.H, Rosmaya Dwi.


Program Studi S1 Farmasi, STIKes BTH Tasikmalaya
Email: aaringgfarmasi@gmail.com

Abstrak: Sarana kontrasepsi lebih banyak ditujukan pada kaum wanita, sedangkan pada pria pilihannya masih sangat
terbatas. Salah satu usaha untuk meningkatkan peran pria dalam program KB adalah dengan jalan mencari metode
kontrasepsi pria berbasis bahan alam yang dapat diterima dan memenuhi syarat kontrasepsi yang ideal. Tujuan
penelitiaan ini untuk mengetahui efek dan dosis antifertilitas ekstrak etanol daun tembakau (Nicotiana tabacum L.)
terhadap abnormalitas spermatozoa tikus putih jantan galur wistar. Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh
ekstrak etanol daun tembakau (Nicotiana tabacum L.) terhadap abnormalitas spermatozoa tikus jantan galur wistar.
Hewan percobaan dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok normal , kelompok dosis I (33,88 mg/kgBB Tikus),
kelompok dosis II (67,76 mg/kgBB Tikus), kelompok dosis III (135,52 mg/kgBB) Tikus, ketiga kelompok dosis
diberi ekstrak etanol daun tembakau secara oral selama 20 hari. Parameter yang di amatI meliputi abnormalitas
spermatozoa. Berdasarkan hasil penelitian pemberian ekstrak etanol daun tembakau meningkaktkan abnormalitas
spermatozoa tikus jantan galur wistar secara signifikan dengan dosis II (67,76 mg/kgBB Tikus).

Kata kunci : tembakau (Nicotiana tabacum L.), spermatozoa, antifertilitas.

1. LATAR BELAKANG partisipasi pria dalam program KB. Salah satu


Indonesia merupakan negara ke-4 di usaha untuk meningkatkan peran pria dalam
dunia yang memiliki jumlah penduduk program KB adalah dengan jalan mencari
terbanyak, yaitu 251 juta. Dalam mengurangi metode kontrasepsi pria yang dapat diterima dan
laju pertumbuhan penduduk tersebut pemerintah memenuhi syarat kontrasepsi yang ideal, yaitu
menggalakkan program Keluarga Berencana bersifat reversibel, efektif dan tidak
(KB). Program KB sebagai salah satu program menimbulkan efek samping (Muslichah, 2015).
pembangunan nasional mempunyai arti penting Penelitian terkait kontrasepsi berbasis bahan
dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia alam perlu dikembangkan dengan
yang sejahtera disamping program-program memanfaatkan bahan alam karena Indonesia
pembangunan lainnya. Pembangunan ini merupakan negara yang kaya akan sumber daya
alam. Tanaman tembakau khususnya daunnya
diarahkan sebagai upaya pengendalian kuantitas
mengandung metabolit sekunder yaitu alkaloid,
penduduk. Pelaksanaan KB melalui penggunaan flavonoid, tanin, polifenol, saponin, senyawa
alat kontrasepsi yang tersedia bagi laki-laki dan aktif lainnya yaitu nikotin. Nikotin adalah zat
perempuan (Hartanto, 2014). Sarana kontrasepsi alkaloid yang ada secara alami pada tanaman
lebih banyak ditujukan pada kaum wanita, tembakau (Paramartha dan Yuda Lazuardi,
sedangkan pada pria pilihannya masih sangat 2013).
terbatas. Metode kontrasepsi pria yang ada saat Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai
ini antara lain adalah pantang berkala, kondom, pemberian ekstrak etanol daun tembakau
senggama terputus, dan vasektomi. Hal ini terhadap abnormalitas spermatozoa tikus jantan
merupakan salah satu alasan rendahnya putih galur Wistar.
pengadukan. Maserat dikeluarkan dari
maserator. Kemudian residu direndam lagi
beberapa kali sampai maserat tidak lagi
2. METODOLOGI PENELITIAN berwarna. Setelah itu, maserat yang dihasilkan
Alat
Alat alat yang akan di gunakan pada diuapkan dengan menggunakan rotary
penelitian ini adalah Maserator, sonde oral, evaporator sampai terbentuk ekstrak kental
gelas kimia, gelas ukur, alat bedah, kandang (Harbone, 1987).
pemeliharaan, kertas saring, kawat ram, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, objek glass, cover Skrining Fitokimia
glass, mikroskop binokuler (olympus CX22), Skrining fitokimia bertujuan untuk
termometer, timbangan analitik, pipet tetes,
mengetahui kandungan senyawa metabolit
kamera,.rotary evaporatori (IKA RV10.)
sekunder yang terkandung dalam daun
Bahan tembakau (Nicotiana tabacum.L) yang meliputi
Bahan penelitian yang akan di gunakan pemeriksaan senyawa alkaloid, saponin, tanin,
adalah daun tembakau, aquadest, larutan NaCl flavonoid, uji terpenoid dan steroid. Berikut ini
fisiologis (0,9 %), etanol 70%, larutan eosin adalah prosedur skrining fitokimia menurut
2,9%, pereaksi mayer, pereaksi dragendorf, (Farnsworth, 1966).
pereaksi Liberman-Burchard, serbuk Zn atau
Mg, amil alkohol, FeCl3, HCl 2N, larutan
gelatin 1%, eter, kloroform, pakan, NaOH 10%, Aklimatisasi
FeCl3 1%, vanilin H2SO4, H2SO4 pekat.
Sebelum diteliti tikus diaklimatisasi
Hewan Uji selama 7 hari agar dapat menyesuaikan diri
Hewan uji yang akan di gunakan adalah tikus dengan lingkungannya.
putih jantan galur wistar.
Tahap Perlakuan
Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan
Pembuatan Simplisia menggunakan tikus jantan galur wistar
Daun tembakau (Nicotiana tabacumL.) sebanyak 24 ekor.Penelitian dibagi menjadi 4
segar dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6 ekor
yang menempel, kemudian dicuci menggunakan tikus yang diperlakukan secara oral selama 20
air yang mengalir dan bersih, selanjutnya hari dengan menggunakan sonde oral. Dapat
dilakukan perajangan untuk mempermudah dilihat pada tabel 1.
proses pengeringan, kemudian dikeringkan
dibawah sinar matahari untuk menghilangkan
kadar airnya, setelah itu dilakukan sortasi dari
bahan asing yang masih menempel pada daun
tembakau kering, daun yang sudah dinyatakan
bersih dihaluskan hingga diperoleh serbuk daun
tembakau. Serbuk tersebut selanjutnya disimpan
pada tempat kering dalam wadah tertutup rapat
(Gunawan, 2004).
Pembuatan Ekstrak
Ekstraksi daun tembakau dilakukan
dengan cara dingin menggunakan metode
maserasi. Ekstraksi dilakukan dengan cara
menimbang 500 gram serbuk simplisia
kemudian dimasukkan dalam maserator.
Ditambahkan etanol 70% sampai simplisia
terendam. Dibiarkan maserasi berlangsung
selama 3x24 jam sambil sesekali dilakukan
Tabel 1. Kelompok Perlakuan

Perlakuan Sediaan yang diberikan Dosis Volume pemberian


Kontrol normal Aquadest - 2ml/kg BB Tikus
Dosis I Ekstrak etanol daun 33,88 mg/kg BB Tikus 2ml/kg BB Tikus
tembakau
Dosis II Ekstrak etanol daun 67,76 mg/kg BB Tikus 2ml/kg BB Tikus
tembakau
Dosia III Ekstrak etanol daun 135,52 mg/kg BB Tikus 2ml/kg BB Tikus
tembakau

Pengambilan Epididimis

Setelah diperlakukan selama 20 hari, tikus 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


dibedah dan diambil epididimisnya untuk Determinasi Tumbuhan
analisis konsentrasi spermatozoa. Dilakukan pengujian determinasi terhadap
Pengambilam epididimis dilakukan dengan cara sampel daun tembakau di fakultas
mengangkat cauda epididimis, dipotong-potong Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Fakultas
dan direndam dalam larutan NaCl 0,9% untuk Biologi Institut Teknologi Bandung (ITB). Hasil
memperoleh suspensi spermatozoa. determinasi menyatakan bahwa daun tersebut
merupakan daun tembakau (nicotiana tabacum
L.) famili solanaceae.

Pengamatan Abnormalitas Spermatozoa Determinasi Hewan


Pengamatan abnormalitas spermatozoa
tersebut dilakukan dengan mengambil 1 tetes Hewan yang di gunakan dalam
suspensi sperma, kemudian diteteskan pada penelitian ini adalah tikus putih (Rattus
gelas objek kemudian dicampurkan larutan norvegicus) jantan galur wistar yang telah
eosin 2,9%. Apusan tipis dibuat secara merata, dipastikan identitasnya dan dinyatakan sehat
kemudian dikeringanginkan. abnormalitas oleh Dokter Hewan Dinas Pertanian dan
sperma itu dihitung mempergunakan mikroskop Kesehatan Pangan Kota Bandung.
cahaya dengan perbesaran yang
sesuai.Penghitungan dilakukan di bawah Ekstaksi
mikroskop dengan pembesaran yang sesuai kali
Metode ekstraksi yang digunakan
ditambah minyak emersi. Spermatozoa mencit
adalah maserasi dengan pelarut etanol 70%,
normal terdiri atas bagian kepala (caput) yang
sebanyak 500gram simplisia daun tembakau
bentuknya bengkok seperti kait, bagian tengah
(nicotiana tabacum L.) kemudian dimasukan
(middle piece) yang pendek, dan bagian ekor
dalam maserator di biarkan selama 3x24 jam
(cauda) yang sangat panjang. Persentase
sambil sekali kali dilakukan pengadukan dan
morfologi spermatozoa abnormal.
pergantian pelarut. Pengadukan pertujun untuk
meningkatkan kontak pelarut dengan dinding sel
simplisia serta prsoses pengadukan akan
Keterangan:
A: jumlah morfologi abnormal membantu pemecahan dinding sel sehingga
B: jumlah morfologi norsmal (Dina Fatmawati, pelarut mudah masuk kedalam sel. Sedangkan
at.al, 2016). pergantian pelarutan bertujuan agar tidak
terjadinya kejenuhan pelarut. Setelah itu,
maserat yang dihasilkan diuapkan dengan
menggunakan rotari evavorator sampai
terbentuk ekstrak kental. Hasil rendemen dapat
dlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rendemen (%) dari ekstrak daun tembakau (nicotiana tabacum L.)

Simplisia
Ekstrak Kental Rendemen
Kering
500 gram 90,84gram 18,16%

Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia bertujuan untuk mengetahui meliputi uji alkaloid, saponin, tanin, flavonoid,
kandungan senyawa metabolit sekunder yang uji terpenoid dan steroid. (Farnsworth, 1966).
terkandung dalam simplisia. Skrining fitokimia

Tabel 3. Skrining Fitokimia simplisia dan ekstrak daun tembakau

Ekstrak
Pengujian Simplisia
Kental
Alkaloid + +
Flavonoid + +
Tannin dan + +
Polifenol
Saponin + +
Monoterpenoid - -
dan
Seskuiterpenoid
Steroid - -
Triterpenoid - -
Quinon - -

Keterangan (+)Teridentifikasi, (-)Tidak teridentifikasi

Pengamatan Abnormalitas Spermatozoa

Data hasil perhitungan abnormalitas pemberian ekstak etanol 70% daun tembakau
spermatozoa tikus yang abnormal setelah dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Rerata persentase abnormalitas spermatozoa tiap kelompok

dan peningkatan persen abnormal

Rerata sperma
Kelompok abnormal ±SD %Peningkatan
(%)

Normal 13,94 ± 0.61 -


Dosis I (33,88 mg/kgBB) Tikus 19,04 ± 3.28 36,58
Dosis II (67,76 mg/kgBB) Tikus 23,4 ± 1.57 67,86
Dosis III (135,52 mg/kgBB) Tikus 23,5 ± 1.14 68,57

Berdasarkan hasil perhitungan abnormal pada kelompok dosis 1,2 dan 3


abnormalitas spermatozoa menunjukan terdapat terhadap kelompok normal. Rata-rata
peningkatan peresentase spermatozoa yang abnormalitas spermatozoa (%) pada kelompok
normal sebesar 13,94 ± 0.61%, kelompok dosis dengan dosis 3 sebesar 0,986. Oleh karena itu
1 sebesar 19,04 ± 3.28%, kelompok dosis 2 dosis 2 merupakan dosis yang lebih baik,
sebesar 23,4 ± 1.57% dan kelompok 3 sebesar karena dosis 2 merupakan dosis rendah yang
23,5 ± 1.14%. Data yang di perolah selanjutnya mempunyai aktifitas sama dengan dosis 3,
dianalisis secara statistika yang meliputi uji dengan persentase peningkatan abnormalitas
normalitas, uji homogenitas, uji ANOVA dan sebesar 67,86%.
uji LSD.
Senyawa metabolit sekunder yang
Berdasarkan hasil statistik terdapat terkandung dalam ekstrak etanol 70% daun
perbedaan bermakna (p≤ 0,05) antara kelompok tembakau diduga berperan dalam menyebabkan
normal dengan dosis 1, dosis 2, dan dosis 3. abnormalitas karena flavonoid memiliki
Namun tidak terdapat perbedaan bermakna kemampuan dalam merusak tahapan akhir
antara dosis 2 dan dosis 3. Hal ini menunjukan spermatogenesis (Nurcholidah et al 2013).
bahwa ekstrak entanol daun tembakau dapat Flavonoid , menghambat enzim aromatase yaitu
meningkatkan abnormalitas spermatozoa yang enzim yang mengkatalis konversi androgen
memiliki efek antifertilitas. menjadi estrogen (Susetyarini, 2009).
Kemudian Tanin dapat menggumpalkan semen
Apabila dosis 1 dibandingkan dengan dan mengganggu permeabilitas membran
dosis 2 memiliki perbedaan yang signifikan spermatozoa (Susetyarini, 2009). Saponin dapat
artinya dosis 2 memiliki aktivitas antifertilitas meningkatkan hormon testosteron yang
lebih tinggi di bandingkan dengan dosis 1 . menyebabkan mekanisme umpan balik negatif
Dosis 1 dengan dosis 3 memiliki perbedan terhadap poros hipotalamus-hipofisis anterior-
yang signifikan artinya dosis 3 lebih tinggi di testis (Elyal, 2002). Golongan alkaloid yang
banding dengan dosis 1. Sementara itu dosis 2 dapat memengaruhi spermatogenesis, dengan
dengan dosis 3 tidak memiliki perbedaan yang menekan sekresi hormon reproduksi yang
signifikan karena nilai signifikansi yang lebih diperlukan untuk berlangsungnya
besar dari 0,05, nilai signifikansi untuk dosis 2 spermatogenesis (Gupta dan Sharma 2006).

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa :
a) Pemberian ekstrak etanol 70% daun tembakau dapat meningkatkan persentase morfologi
spermatozoa yang abnormal secara bermakna sehingga memiliki aktivitas antifertilitas.
b) Dosis yang paling baik terhadap peningkatan abnormalitas spermatozoa adalah dosis 2 sebesar
67,86%.

5. SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemberian ekstrak etanol 70% daun tembakau
dengan perlakuan dosis yang sama namun dengan periode perlakuan yang lebih lama untuk mengetahui
apakah akan memberi pengaruh yang berbeda terhadap persentase abnormalitas spermatozoa.

6. DAFTAR PUSTAKA
Dina Fatmawati, at.al,2016.Kualitas Sperma Mencit Balb/C Jantan Setelah Pemberian Ekstrak Buah Kepel
(Stelechocarpus Burahol). Semarang: Universitas Islam Sultan Agung.

Elyal, Berna, Kusmana, D. 2002. Pengaruh Infusa Daaun Puding (Polyscias guifoylei L.H. Bailey) Terhadap Kualitas
Spermatozoa Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) Galur DDY. Jurnal Makara, Sains. Vol. 6(2): 99-104.

Farrnsworth, N.R. (1966). biological and Phytochemical Screening of Plants

Gunawan, Didik dan Sri Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam. Jakarta: Penebar Swadaya.

Gupta RS, Sharma R. 2006. A review on medicinal plants exhibiting antifertility activity in males. Nat Prod Rad.
5(5):389-410.
Harborne, J.B. 1987. Metoda Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis TumbuhanEdisi II. Penerbit ITB.
Bandung.

Muslichah, Siti. 2015. Efek Antifertilitas Fraksi n-Heksana, Fraksi Kloroform, dan Fraksi Metanol Biji Pepaya
(Carica papaya L.) Terhadap Tikus Jantan Galur Wistar [Jurnal]. Jember: Fakultas Farmasi universitas
Jember.

Nurcholidah, Solihati, et al. 2013. Perkembangan Sel-Sel Spermatogenik dan Kualitas Sperma Pasca Pemberian
Ekstrak Pegagan (Centella asiatica). JITV 18(3): 192-201

Paramartha Dibran dan Yuda Lazuardi 2013. “Pemanfaatan Nikotin Pada Daun Tembakau Untuk Memproduksi
Bioinsektisida Dengan Proses Ektraksi Cair-Cair”. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol.2,No. 2, 233-
239.

Susetyarini E. 2009. Efek Senyawa Aktif Daun Beluntas Terhadap Kadar Testosteron Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Jantan. Jurnal Biologi. Vol. 5 (1): 21-27.

Anda mungkin juga menyukai