Anda di halaman 1dari 55

LOGO

FA 5163
PELAYANAN KEFARMASIAN (3)
Penggunaan Obat Rasional

PSPA Angkatan XXIV


TA 2017/2018
Contents

1 Latar Belakang

2 Peran Apoteker dalam POR

3 Pelayanan Farmasi Klinik

Pelayanan Informasi dalam


4 Penggunaan Obat secara Rasional

5 Penggunaan Obat yang tidak Rasional


LATAR BELAKANG

 Lebih dari 50% obat-obatan di dunia


diresepkan dan diberikan secara tidak tepat,
tidak efektif, dan tidak efisien
 Terbalik dengan kondisi tersebut diatas, 1/3
penduduk dunia kesulitan mendapatkan akses
memperoleh obat esensial harus dilakukan
upaya untuk tercapainya “cost effective
medical intervention”
 Kompleksitas pemilihan obat, kesalahan
konsepsi tentang obat & kendala-kendala
pada penggunaan obat yang rasional (POR)
effects and cost-effectiveness of fourteen medical interventions of primary prevention of
cardiovascular disease in Tanzania, including Acetylsalicylic acid, a diuretic drug
(Hydrochlorothiazide), a β-blocker (Atenolol), a calcium channel blocker (Nifedepine), a statin
(Lovastatin) and various combinations of these.
PENGERTIAN :
PENGGUNAAN OBAT
RASIONAL (POR)
Apabila pasien menerima pengobatan
sesuai dengan kebutuhan klinisnya,
dalam dosis yang sesuai dengan
kebutuhan, dalam periode waktu yang
adequate dan dengan biaya yang
terjangkau oleh masyarakat banyak.

Pelayanan Farmasi Klinik


Bagian dari standar pelayanan kefarmasian
PENGGUNAAN OBAT
RASIONAL, WHY?
Untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi belanja obat sebagai salah
satu upaya cost effective medical
interventions
Mempermudah akses masyarakat untuk
memperoleh obat dengan harga
terjangkau
Mencegah dampak penggunaan obat
yang tidak tepat yang dapat
membahayakan pasien
Meningkatkan kepercayaan masyarakat
(pasien) terhadap mutu pelayanan
kesehatan
Key Success Factor
dalam sistem pelayanan Kesehatan

1. Keterlibatan
Tenaga kesehatan
2. Pharmaceutical ▪ efficacy
Care
3. Penggunaan Obat
▪ aman
Rasional (POR) ▪ kualitas
4. Pengelolaan sediaan terapi obat
farmasi, alkes dan
BMHP yang efektif

www.themegallery.com
LOGO

Bagaimana peran
apoteker dalam
meningkatkan POR ?

PELAYANAN
KEFARMASIAN yang
berbasis
PHARMACEUTICAL CARE POR

Medication Error
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek bertujuan


untuk:
a. meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;
b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga
kefarmasian; dan
c. melindungi pasien dan masyarakat dari
penggunaan Obat yang tidak rasional dalam rangka
keselamatan pasien (patient safety).

Key words : Penggunaan Obat Rasional ; patient safety


PENGGUNAAN OBAT DIKATAKAN
TIDAK RASIONAL, APABILA :

Polypharmacy
Penggunaan antibiotik secara tidak tepat
dosis dan indikasinya
Penggunaan injeksi yang berlebihan
Pemberian resep yang tidak sesuai dengan
indikasi klinis dan diagnosis
Swamedikasi yang tidak tepat
misuse,underuse dan overuse
JENIS POLIFARMASI YANG DIBERIKAN

KOMBINASI ANTARA DUA JENIS OBAT ATAU LEBIH YANG


1 MEMPUNYAI EFEK YANG SAMA
ATAU MIRIP UNTUK MENGOBATI SATU SIMPTOM
Contoh :parasetamol dikombinasi dan acetylsalicylic acid untuk
mengobati pasien demam.  potensiasi

MEMBERIKAN OBAT KOMBINASI DENGAN MAKSUD


2 MENGURANGI ATAU MENGHILANGKAN EFEK SAMPING
OBAT UTAMA
Contoh : efek ngantuk Chlorpheniramine maleate dihilangkan
dengan cafein, efek insomnia dari Aminophyline atau ephedrine
dengan phenobarbital.

MEMBERIKAN OBAT KOMBINASI DENGAN MAKSUD


3
MENINGKATKAN ABSORPSI (RATE OF
ABSORPTION AND EXTEND OF ABSORPTION) OBAT UTAMA
Contoh : parasetamol dengan metoklopramid. Metklopramid mempengaruhi
rate of absorption paracetamol sehingga puncak konsentrasi parasetamol dalam
darah cepat dicapai. Tetapi, tidak mempengaruhi extend of absorption, sehingga
jumlah parasetamol yang terdapat dalam darah tidak berubah.
www.themegallery.com Company Logo
MEMBERIKAN KOMBINASI OBAT YANG TAK ADA
HUBUNGANNYA DENGAN KINETIK DAN DINAMIK OBAT
4 SERTA DENGAN PENYAKIT PASIEN.
Contoh :
Kombinasi antara metampiron dengan vitamin neurotropik (B1, B2, B6,
B12) banyak beredar di pasaran ,pemberian utama vitamin adalah untuk
penderita defisiensi vitamin.
Vitamin neurotropik ini tidak menyembuhkan mialgia, sefalgia, ataupun
atralgia dan pemberiannya pada pasien yang tak memerlukan akan
membuang-buang obat dan uang.

MEMBERIKAN OBAT LEBIH DARI 3 JENIS DALAM SEKALI


45 5
PEMBERIAN, JUGA TERMASUK KATEGORI POLIFARMASI.
Contoh : Pemberian obat jenis ini sering diberikan pada pasien dengan banyak
keluhan atau memang menderita banyak penyakit seperti diabetes mellitus,
www.themegallery.com
hipertensi,hiperkolesterolemia, dan rheumathoid arthritis Company Logo
6 MEMBERIKAN OBAT KOMBINASI DENGAN TUJUAN
TIMBULNYA EFEK POTENSIASI.
Contoh :
kombinasi obat ini sering dilakukan pada antibiotika hanya ada dua jenis
antibiotika kombinasi tetap yang bermakna secara klinik dan diakui oleh
WHO, yaitu :kotrimaksazol (kombinasi antara trimethoprim dengan
sulfametoksazol) dan koamoksiklaf (kombinasi antara amoksilin dengan
asam klavulonat).

SEDIAAN OBAT POLIFARMASI


Contoh :
7 a. Sirup batuk yang mengandung 6 zat aktif:
difeenhidramin, amonium klorida, mentol, alkohol, natrium sitrat, dan
dekstrometorfan
b. obat flu yang mengandung 6 bahan aktif
dalam satu tablet,yaitu parasetamol, salisilamid, phenylpropanolamine
(PPA), dekstrometorfan, klorfeniramin, dan kafein.

www.themegallery.com Company Logo


POLIFARMASI

1. Pemberian obat polifarmasi lebih banyak ruginya


daripada untungnya bagi pasien.
2. Banyak bahan obat aktif yang mubazir sehingga timbul
pemborosan obat dan uang.
3. Kemungkinan timbulnya interaksi obat semakin besar.
4. Kemungkinan timbulnya efek toksik dan efek samping
serta penyakit karena obat semakin meningkat.

www.themegallery.com Company Logo


PASIEN

POR

Pelayanan
Ph care Farmasi
Klinik

APOTEKER
What is Clinical Pharmacy
(Farmasi Klinik) ?
 Semua kegiatan pelayanan kefarmasian yang
dilakukan oleh Apoteker di RS, apotek,
nursing home, klinik, dan semua pusat
pelayanan kesehatan yang beriorientasi
kepada pasien (patient oriented)
 Kegiatan yang dilakukan oleh apoteker
dengan tugas utama adalah berinteraksi
dengan tim kesehatan, interview dan ases
pasien utk mendapatkan rekomendasi terapi
yg spesifik, memantau terapi obat pasien dan
memberikan informasi tentang obat yang
digunakan pasien
Sasaran Farmasi Klinik

Mendukung penggunaan obat &


perbekalan kesehatan yang rasional,
dengan cara :
Memaksimalkan efek terapi obat (misal
dg menggunakan obat yg paling efektif
berdasarkan kondisi klinik pasien)
Meminimalkan risiko/efek samping terapi
(misal dg memantau terapi & kepatuhan
pasien thdp terapi)
Meminimalkan biaya pengobatan
Menghormati pilihan pasien
Key word: penggunaan obat & perbekalan
kesehatan yang rasional (POR)
Why
PHARMACEUTICAL
CARE ?
Jumlah obat sangat
banyak (>18.000)
20% perawatan
disebabkan ME
(Medication Error)
50% sebenarnya dapat
dihindarkan
45% - 65% pasien
memakai obat tidak
sesuai anjuran
Multiple prescribers
Obat makin poten dan
mahal
Pharmaceutical Care ?
Hepler and Strand (1990)
from: Am. J Hosp Pharmacy 47,533-543
Is the direct responsible provision of medication related care for the
purpose of achieving definit outcomes that improve patient’s
quality of life
Tujuan Praktisi Apoteker dalam Pharmaceutical care:
1. Mencegah terjadinya DRP yang akan terjadi
2. Mencari solusi dari DRP yang terjadi
Outcomes:
 kesembuhan (cure of disease)
 pengurangan gejala penyakit (elimination or reduction of patient’s
symptoms)
 perlambatan proses terjadinya penyakit (arresting or slowing of a
disease process)
 pencegahan penyakit atau gejala penyakit (preventing a disease or
symptoms)
A Systemic approach to the delivery of Pharmaceutical Care
Patients receiving or
requiring a
Pharmaceutical
product or service

SET PRIORITY
FOR CARE
STEP 1
Asses needs and
identify drug
problems
STEP 4 STEP 2
Monitor and Develop a care
review the plan
care plan
STEP 3
Implement the
care plan
Sumber : “Developing Pharmacy Practice”, 2006 Ed, Handbook of WHO and IPF
Company Logo www.themegallery.com
Five key drug-related
Assesment Needs? needs of patients ( 5 kunci
kebutuhan pasien)
Pharmacist must ensure the
following needs:
1.Indication for every drug (tepat
indikasi)
2.patient’s drug therapy is
effective (efektifitas)
3.Patient ‘s drug therapy is safe
4.Patients can comply with drug
therapy and other aspects
5.Patients have all drug therapy
necessary to resolve untreated
indication.
Five key drug-related needs of patients
(5 kunci kebutuhan paien akan obat)

Parmacist must ensure the following


needs:
1.Indication for every drug ( Tepat indikasi)
2.patient’s drug therapy is effective Efeksikasi
3.Patient ‘s drug therapy is safe (effecacy)
4.Patients can comply with drug
therapy and other aspects
5.Patients have all drug therapy
necessary to resolve untreated indication.
(inefsa comre)
Masalah Terkait Obat (MTO)

Drug Related
5 Kunci Kebutuhan problem (Masalah
pasien akan obat Terkait Obat)
 Tepat indikasi 1.Terapi obat yang tidak
diperlukan

2. Salah Obat
 Efektifitas 3. Dosis terlalu rendah

 Keamanan (safety) 4. Reaksi yang merugikan


5. Dosis terlalu tinggi

 Kepatuhan 6. Ketidak patuhan

 Indikasi yang tidak terobati 7. Butuh terapi obat tambahan

Seven Critical Rights


DRUG THERAPY PROBLEM CAUSES
(MASALAH (PENYEBABNYA)
TERKAIT OBAT)

1.Unnecessary drug therapy No medical indications


(Tidak perlu Obat) Addiction/recreational drug use
Nondrug therapy more
appropiate
Duplicate therapy
Treating avoidable adverse
reaction
2.Wrong drug Contra indications
(salah Obat) Dosage form inappropiate
Condiction refractory to drug
Drug not indication for
condition
More effective drug available
3.Dosage too low Frequency inappropiate
(Dosis terlalu rendah) Wrong dosage
Incorrect administration
Drug interaction
Incorrect storage
Drug Related Problems  Causes

4.Adverse drug reaction Allergic reaction


(Reaksi Obat yang Unsafe drug for patient
merugikan) Incorrect administration
Drug interaction
Dosage increased or decreased
too quickly
Undesirable effect

5.Dosage too high Wrong dose


(Dosis terlalu tinggi) Freuquency inappropiate
Duration inappropiate
Drug interaction
www.themegallery.com
DRUG THERAPY PROBLEM CAUSE

6.Inappropiate compliance Cannot afford drug product


(Ketidakpatuhan) Cannot afford drug product
Cannot swallow or
otherwise administer drug
Does not understand
intructions
Patient prefers not to take
drug
7.Needs additional drug Untreated condition
therapy Synergestic therapy
(Butuh Obat) Prophylactic therapy
1.Tidak perlu obat
(unnecessary drug therapy)

 Tidak ada indikasi pada saat itu


 Ranitidine, sudah sembuh minta/diberi lagi
 Menelan obat dengan jumlah obat yang toksis
 Addictive /recreational drug use
 Ranitidine vs kopi, nikotin
 Lebih baik disembuhkan dengan non drug therapy
 Ranitidine vs stress
 Pemakaian multiple drug yang seharusnya cukup dengan
single drug therapy
 Ranitidine vs tambahan cimetidine
 Minum obat untuk mencegah efek samping obat lain yang
seharusnya dapat dihindarkan
 Ranitidine vs aspirin
2. Obat Salah

□ Kontraindikasi :
Isotretinion (Accutane) vs kehamilan
□ Alergi :
Penisilin, Aspirin dll
□ Obat yang tidak efektif untik indiksasi :
Bronchodilator inhaler vs theophyllin untuk asma
□ Faktor resiko yang kontraindikasi dengan obat :
hamil, isotretinion
□ Efek terapi bukan yang paling murah:
dari brand ke generik, gejala awal maag diberikan :
ranitidin, omeprazol
infeksiparu-paru : quinolon terbaru vs penisilin
□ Efek terapi bukan yang paling aman :
tergantung kasus : NSAID vs parasetamol
Antibiotika resisten terhadap infeksi pasien
3. Dosis terlalu rendah

♦ terlalu rendah untuk menghasilkan respon ;


Dosis Amoxicillin 100 mg/5 ml vs 125 mg/5 ml
♦ jangka waktu salah ;
infeksi saluran pernafasan 10 hari vs 3 hari
♦ penyimpanan salah :
Amoxicillin + asam klavulanat
♦ Pemberian ukuran yang salah :
sendok obat vs sendok teh
♦ dosis daninterval tidak sesuai :
Amoxicillin hanya 1 x/hari
4. Reaksi Obat yang Merugikan

■ obat tidak aman bagi pasien :


Pseudoefedrin vs hipertensi
■ Dosis yang ditingkakan/diturunkan terlalu cepat :
Prednison
■ Interaksi Obat :
Amoksilin vs obat KB
■ Efek samping :
CTM vs efek samping
5. Dosis Terlalu Tinggi

● Dosis terlalu tinggi :


Rifampicin max 600 mg/hari
● Kadar serum terlau tinggi :
Fenitoin
● dosis terlalu cepat dinaikan :
fenitoin
● Akumulasi obat karena penyakit kronis :
digitalis
● Pemakaian terlalu lama
6. Ketidakpatuhan

◊ tidakmenerima obatya sesuai regimen


karena medication error
( prescribing, dispensing, administration,
monitoring)
◊ tidak taat instruksi
◊ harga obat mahal
◊ tidak memahami
◊ lupa minum obat
◊ tidak dapat menelan, toleransi memakai obat
◊ keyakinan
7. Butuh Obat

♦ kondisi baru membutuhkan terapi obat


upset stomach
♦ kronis butuh kelanjutan terapi obat :
hipertensi
♦ kondisi yang membutuhkan kombinasi obat:
Digitalis, Furosemida, kalium
♦ Kondisi dengan resiko dan butuh obat untuk
mencegahnya :
Aspirin : stable coronary disease
Pelayanan Farmasi Klinik (sesuai standar
pelayanan kefarmasian di apotek)

PENGKAJIAN RESEP
1.Nama pasien,umur,jenis kelamin dan BB
a. Kajian 2.Nama dokter, SIP,alamat,No.telp dan paraf
Administratif 3.Tanggal penulisan resep

1. Bentuk dan kekuatan sediaan


b. Kajian 2. Stabilitas
Kesesuaian 3. Kompatibilitas (ketercampuran obat)
farmasetika

1. Ketepatan indikasi dan dosis obat


2. Aturan, cara dan lama penggunaan
obat
c. Kajian 3. Duplikasi dan/atau polifarmasi
pertimbangan 4. Reaksi obat yang tidak diinginkan
klinis (alergi,ESO,manifestasi klinik lainnya)
5. Kontra indikasi
6. Interaksi
LOGO

IDENTIFIKASI DRUG
RELATED PROBLEM (DRP)
LOGO

Drug Related Problem (DRP) = Masalah


Terkait Obat (MTO)
Adalah :
Kejadian yang tidak diinginkan;
yang dialami pasien, atau
masalah terapi obat pasien
baik aktual maupun potensial
yang menganggu hasil yang
diharapkan pasien
LOGO
1.Identifying Drug
Therapy Problem
1.Care cycle
2.Drug therapy problems,not medical
problems
3.Discovering drug therapy problems
4.Beyond counseling
5.Cause of drug therapy problem
6.Actual and potential drug therapy
problems
7.Case study
1.THE CARE CYCLE TO IDENTIFY DRUG
PROBLEMS
Why do
anything
(identify the
problem)

How will you


What do you
know to do it?
want to do?
(Monitor and
(set goals)
follow up)

How will you do it?


(develop a care plan)
Patient Medication
Record (PMR)
2.Drug therapy problems,not medical problems

A Medical problems is desease


states;that is a problem related
to alltered physiology that result in
clinical evidence of damage

A drug therapy problem,is a patient


problem that is either caused by or
may be treated with a drug.
3.Discovering drug therapy problems

Drug interactions
Therapeutic duplication
Problems related to dose
Dosage interval
Duration of therapy
Ph care practitioners
make
a point of gathering
Not all drugs additional information
therapy to ensure that the
problems can intended outcome of
therapy is achieved
be identified
and that no drug
from therapy problems
prescription PMR occur
4. Beyond Conseling (Rumusan masalah
konseling )

5 (lima) langkah dalam Pharmaceutical care


 1.Membangun hub profesional dg pasien
 2.Mengumpulkan ,mencatat,mengelola dan memelihara
informasi pengobatan pasien
 3.Mengevaluasi informasi pengobatan pasien secara spesifik untuk
mengembangkan rencana pengobatan bersama pasien
 4.Menjamin pasien mendapatkan seluruh obat beserta
informasinya guna membantu dalam rencana pengobatan selanjutnya
 5.Meninjau ulang,memonitor dan memodifikasi rencana
pengobatan pasien dg tim kesehatan lainnya
Bila ditemukan DRP maka apoteker sudah dapat menemukan pada
Langkah 2 dan 3, seperti tersebut di atas.
5.Causes of drug therapy
LOGO (Penyebab DRP)

As a Pharmacist :
i.Gather history, (riwayat pengobatan pasien)
ii.evaluate data (evaluasi data)
iii.Identify drug therapy problem (Identifikasi DRP/MTO)
iv.Determine the cause of each problem.
(tetapkan penyebab dari setiap
masalah yang terkait obat)
Survey Drug Related Problem

 Obat tidak perlu(unnecassary drug therapy) ( 8%)


 Obat salah (Wrong drug) (15%)
 Dosis terlalu rendah (Dosage too low) (16%)
 Dosis terlalu tinggi (dosage too high) ( 6%)
 Reaksi Obat Yang Merugikan(Adverse Drug Reaction )
(21%)
 Kepatuhan (Compliance) (11 %)
◊ Butuh obat (Needs additional drug Therapy) (23%)
POR MEMENUHI PRINSIP
 TEPAT DIAGNOSIS DAN TEPAT INDIKASI
 SESUAI DENGAN INDIKASI PENYAKIT
 TEPAT PEMILIHAN OBAT
MEMBUTUHKAN
 TEPAT DOSIS
INFORMASI OBAT
 TEPAT CARA PEMBERIAN YANG BENAR DAN
 TEPAT INTERVAL WAKTU PEMBERIAN LENGKAP
 TEPAT LAMA PEMBERIAN
 WASPADA TERHADAP EFEK SAMPING OBAT
 TEPAT INFORMASI
 TEPAT PENILAIAN KONDISI PASIEN
 OBAT YANG DIBERIKAN HARUS EFEKTIF DAN AMAN DENGAN MUTU
TERJAMIN SERTA TERSEDIA SETIAP SAAT DENGAN HARGA TERJANGKAU
 TEPAT TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)
 TEPAT PENYERAHAN OBAT (DISPENSING)
 PASIEN PATUH TERHADAP PERINTAH PENGOBATAN YANG DIBUTUHKAN

44
PELAYANAN INFORMASI

♥ Informasi dan Edukasi :


Apoteker harus berinteraksidengan tenaga kesehatan lainnya dan
mempromosikan obat rasional.
Apoteker juga haruscmenyampaikan perubahan kebijakan pemerintah,
obat-obat yang harus diwaspadai penggunaannya, obat-obatan yang tidak
tersedia dipasaran serta masalah terkait obat
♥ Bimbingan dan penyuluhan:
Apoteker berperan dalam penggunaan obat rasional pasien.
Kadang pola penulisan resep yang berlebih, diasumsikan merupakan
harapan pasien atau dokter yang menginginkannya

Jenis kebutuhan edukasi obat rasional bagi masyarakat :


● Obat Esensial (DOEN)
● Obat rasional dan seleksi penggunaan obat OTC
● Obat tidak rasional dan FDC (Fixed Dose Combination)
● Minimal/optimalisasi penggunaan obat
● jangan terlalu percaya dengan Iklan
Bentuk dan kontribusi Informasi
Obat terhadap POR
1. Komunikasi/informasi ke media  cakupan luas,
meningkatkan pendidikan, kesadaran thdp resiko
Penggunaan obat yg irrasional , resistensi obat, efek
samping obat masyarakat dsb.

2. Informasi melalui pedoman/standar


mis: standar pengobatan, formularium, dsb. Sebagai
acuan untuk memberikan resep bagi nakes kepada
pasien sesuai dgn kondisi klinisnya  Mencegah
terjadinya malpraktek

3. Pusat informasi obat dan buletin  sebagai counter


informasi bagi dokter thdp informasi dr pabrik obat.
Dapat dilakukan pemerintah atau Universitas atau
lembaga independen lainnya.
Informasi obat yang tepat sangat
diperlukan karena merupakan salah
satu bentuk kontribusi terwujudnya
POR
Adalah menjadi kewajiban bagi tenaga
kesehatan untuk menyediakan
informasi obat
Informasi obat perlu ditingkatkan terus
secara lebih luas dan
berkesinambungan
MANFAAT INFORMASI OBAT

TENAGA
KESEHATAN

INFORMASI PASIEN/
OBAT MASYARAKAT

PENGAMBIL
KEPUTUSAN
DRUG INFORMATION SKILLS
LOGO

Formulating questions
Searching for information:
To be effective,health professionals must
maintain clinical competence and awareness of
the most effective therapy for preventing and
treating illness.
Formulating a response
Communicating the response
Documentation and follow up
Basic drug information library or internet
SARAN

Supaya pengobatan lebih mendekati rasional maka


disarankan hal-hal

berikut:

1. Sediaan obat polifarmasi harus dikurangi di

pasaran.

2. Sediaan obat kombinasi tetap yang dalam

bentuk polifarmasi sebaiknya yang bersifat

potensiasi dengan harga yang tidak lebih

mahal dari masing-masing

www.themegallery.com Company Logo


SARAN

3.Para dokter harus mengetahui dan memahami kandungan obat kombinasi


yang diresepkan.
4. Pemakaian obat harus tetap berpegang pada paling sedikit 4 faktor, yaitu
efficacy ‘khasiat obat’, safety ‘keamanan obat’, suitability ‘kesesuaian
obat pada pasien’, dan cost ‘harga obat’ sehingga dapat dipilih obat yang
efektif, aman, tidak ada indikasi kontra, serta harganya dapat dijangkau
masyarakat.

www.themegallery.com Company Logo


PERAN APOTEKER

Mempromosikan penggunaan obat yang rasional:


peran kunci tidakhanya dalam memberikan informasi
obat yang baik dan benar,
 memperoleh obat dengan biaya efektif dalam
jumlah yang tepat
 mengelola stok obat esensial
 informasi dan edukasi dengan tenaga kesehatan
 edukasi kepada masyarakat berkaitan dengan
penggunaan obat dan keberhasilan pengobatan

www.themegallery.com Company Logo


EDUKASI YANG DIBUTUHKAN MASYARAKAT

1.Obat esensial
2. Obat rasional dan memilih obat bebas
3. Obat tidak rasional dan kombinasi
Dosis Tetap (Fixed Dose Combination)
4. Penggunaan obat yang minimal/optimal
5. Jangan sampai salah mengarahkan
Daftar Pustaka

 PerMenKes No.72/2016 ttg Standar Pelayanan


kefarmasian di Apotek
 Bahaudin,N.,Dra.,MM.,Apt, 2010, Implementasi
Kebijakan Penggunaan Obat rasional di
Indonesia,Direktur Bina penggunaan Obat rasional
Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dep.Kes RI
 WHO,2012,Medicines,WHO,Geneve,[online],http://www
.who.int/medicines/areas/rational_use/en/[10
Nopember 2014]
 Rover,J.P.,Currie,J.D.,Hagel.H.P., Mc
Donough,R.P.,Sobotka.J.L., 2003, A Practical giude to
Pharmaceutical Care, 2nd Edition,AphA,Washington,D.C
 Widenmayer K., et.al., 2006, Handbook of Developing
Pharmacy Practice, WHO,IPF,Netherland
LOGO

Anda mungkin juga menyukai