Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Lanjut usia merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dihindari dan
akan dialami oleh setiap manusia. Pada tahap ini manusia mengalami banyak
perubahan baik secara fisik maupun mental, dimana terjadi kemunduran dalam
berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Lanjut usia adalah seorang
yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Sebagai dampak pembangunan kesehatan
di Indonesia salah satunya dalah meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia
sehingga populasi lansia juga meningkat. Berdasarkan data biro pusat statistik tahun
2014, umur harapan hidup (UHH) di Indonesia untuk wanita adalah 73 tahun dan
untuk pria adalah 69 tahun. Menurut Bureau of the cencus USA (1993), indonesia
pada tahun 1990 sampai 2025 akan mempunyai kenaikan jumlah lansia sebesar 414%.
Pasien lansia mempunyai ciri-ciri: memiliki beberapa penyakit kronis atau
menahun, gejala penyakitnya tidak khas, fungsi organ yang menurun, tingkat
kemandirian berkurang, sering disertai masalah nutrisi, karena alasan tersebut
perawatan pasien geriatri berbeda dengan pasien yang lain.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah apa masalah
kesehatan yang umum terjadi pada lansia?
C. Tujuan
Untuk mengetahui masalah yang umum terjadi pada lansia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Masalah Yang Umum Terjadi Pada Lansia

Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dengan orang
dewasa, yang sering disebut dengan sindrome geriatri yaitu: kumpulah gejala-gejala
mengenai kesehatan yang sering dikeluhkan oleh para lansia dan atau keluarganya, yaitu:

1. Immobility (kurang bergerak)


a. Keadaan tidak bergerak atau tirah baring selama 3 hari atau lebih
b. Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah, kekuatan otot,
ketidakseimbangan, masalah psikologis, depresi atau demensia.
c. Komplikasi yang timbul adalah luka di bagian yang mengalami penekanan
terus menerus timbul lecet bahkan infeksi, kelemahan otot,
kontarktur/kekuatan otot dan sendi, infeksi paru-paru dan saluran kemih,
konstipasi dan lain-lain.
d. Penanganan : latihan fisik, perubahan posisi secara teratur, menggunakan5
kasur anti dekubitus, monitor asupan cairan dan makanan yang berserat.
2. Instability (mudah jatuh)
a. Penyebab jatuh misalnya: kecelakan seperti terpeleset, sinkop/ kehilangan
kesadaran mendadak, dizzines/vertigo, hipotensi orthostatik, proses penyakit
dan lain-lain.
b. Dipengaruhi oleh faktor-faktor instrinsik (faktor resiko yang ada pada pasien
misalnya kekakuan sendi, kelemahan otot, gangguan pendengaran,
penglihatan, gangguan keseimbangan, penyakit misalnya hipertensi, DM, dan
jantung) dan faktor resiko ekstrinsik (faktor yang terdapat di lingkungan
misalnya alas kaki tidak sesuai, lantai licin, jalan tidak rata, penerangan
kurrang, benda-benda di lantai yang membuat terpeleset).
c. Akibat yang ditimbulkan akibatt jatuh berupa cedra kepala, cedera jaringan
lunak, sampai patah tulang yang bisa menimbulkan immobilisasi.
d. Prinsip dasar tata laksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan riwayat
jatuh adalah : mengobati berbagai kondisi yang mendasari instabilitas dan
jatuh, memberikan terapi fisik dan penyuluhan berupa latihan cara berjalan,
penguatan otot, alat bantu, sepatu atau sandal yang sesuai, serta mengubah
lingkungan agar lebih aman seperti pencahayan yang cukup, pegangan, lantai
yang tidak licin.
3. Incontinence (beser BAB/BAK)
a. Incontinensia urin didefenisikan sebagai keluarnya urin yang tidak
dikehendaki dalam jumlah dan frekuensi teretentu sehingga menimbulkan
masalah sosial dan atau kesehatan.

2
b. Inkontinensia urin akut terjadi secara mendadak dapat diobati bila penyakit
yang mendasarinya diatasi misalnya saluran kemih, gangguan kesadaran,
obat-obatan, masalah psikologi.
c. Inkontinensia urin yang menetap dibedakan atas: tipe urgensi yaitu keinginan
berkemih yang tidak bisa ditahan. Penyebabnya overaktivitas/kerja otot
destrusor karena hilangnya kontrol neurologis, tetapi dengan obat-obatan
antimuskarinik prognosis baik, tipe stres karena kegagalan mekanisme
sfingter/katub saluran kencing untuk menutp ketika ada peningkatan tekanan
intra abdomen mendadak seperti bersin, batuk, tertawa terapi dengan latihan
otot dasar panggul prognosis baik, tipe overflow yaitu menggelembungnya
kandung kemih melebihi volume normal, post void residu > 100 cc terapi
tergantung penyebab misalnya atasi sumbatan/retensi urin.
d. Inkontinensia alvi/fekal sebagai perjalanan spontan atau ketidakmampuan
untuk mengendalikan pembuangan feses melalui anus, penyebab cedera
panggul, operasi anus/rektum,tumor, dll.
e. Pada inkontinensia urin untuk menghindari sering mengompol pasien sering
mengurangi minum yang menyebabkan terjadi dehidrasi.
4. Intelectual impairtment (gangguan intelektual/demensia)
a. Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori yang dapat
disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan gangguan
tingkat kesadaran sehingga mempengaruhi aktivitas kerja dan sosial secara
bermakna.
b. Demensia tidak hanya masalah pada memori. Demensia mencakup
berkurangnya kemampuan untuk mengenal, berpikir, menyimpan atau
mengingat pengalaman yang lalu dan juga kehilangan pola sentuh, pasien
menjadi perasa, dan terganggunya aktivitas.
c. Faktor resiko: hipertensi, DM, gangguan jantung, PPOK dan obesitas.
d. Sindrom derilium akut adalah sindrom mental organik yang ditandai dengan
gangguan kesadaran dan atensi serta perubahan kognitif atau gangguan
persepsi yang timbul dalam jangka pendek dan berfluktuasi.
e. Gejalanya: gangguan kognitif global berupa gangguan memori jangka
pendek, gangguan persepsi (halusinasi, ilusi), gangguan proses pikir
(disorientasi waktu, tempat, orang), komunikasi tidak relevan, pasien
mengomel, ide pembicaraan melompat-lompat, gangguan siklus tidur.
5. Infection (infeksi)
a. Pada lanjut usia terdapat beberapa penyakit sekaligus, menurunnya daya
tahan atau imunitas terhadap infeksi, menurunya daya komunikasi pada
lansia sehingga sulit/jarang mengeluh, sulitnya mengenal tanda infeksi secara
dini
b. Ciri utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai dengan
meningkatnya temperatur badan dan hal ini sering tidak dijumpai pada usia
lanjut, malah suhu badan yang rendah lebih sering dijumpai.
c. Keluhan dan gejala infeksi semakin tidak khas antara lain berupa
konfusi/delirium sampai koma, adanya penurunan nafsu makan tiba-tiba,

3
badan menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah laku sering terjadi pada
pasien usia lanjut.
6. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan dan
penciuman)
a. Gangguan pendengaran sangat umum ditemui pada lansia dan menyebabkan
pasien sulit untuk diajak komunikasi
b. Penatalaksanaan untuk gangguan pendengaran pada geriatri adalah dengan
cara memasangkan alat bantu pendengaran atau dengan tindakan bedah
berupa implantasi koklea.
c. Gangguan penglihatan bisa disebabkan gangguan refraksi, katarak atau
komplikasi dari penyakit lain misalnya: dm, hipertensi dan lain-lain.
d. Penatalaksanaan dengan memakai alat bantu kaca mata atau dengan operasi
pada katarak
7. Isolation (depression)
a. Isolation (terisolasi) atau depresi, penyebab utama depresi pada lansia adalah
kehilangan seseorang yang disayangi, pasangan hidup, anak bahkan binatang
peliharaan.
b. Selain itu kecendrungan untuk menarik diri dari lingkungan, menyebabkan
dirinya terisolasi dan menjadi depresi. Keluarga yang mengacukan karena
merasa direpotkan menyebabkan pasien akan merasa hidup sendiri dan
menjadi depresi. Beberapa orang dapat melakukan usaha bunuh diri akibat
depresi yang berkepanjangan.
8. Inanition (malnutrisi), asupan makanan berkurang sekitar 25% pada usia 40-70
tahun. Anoreksia dipengaruhi oleh faktor fisiologis (perubahan rasa kecap,
pembauan, sulit mengunyah, gangguan usus dan lain-lain), psikologis (depresi dan
demensia ) dan sosial (hidup dan makan sendiri) yang berpengaruh pada nafsu
makan dan asupan makanan.
9. Impecunity (kemiskinan)
a. Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan
berkurang secara berlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh
dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaan sehingga tidak dapat
memberikan penghasilan
b. Usia pensiun dimana sebagian dari lansia hanya mengandalkan hidup dari
tunjangan hari tuanya
c. Selain masalah finansial, pensiun juga berarti kehilangan teman sejawat
berarti interaksi sosial pun berkurang memudahkan seorang lansia mengalami
depresi.
10. Latrogenic (menderita penyakit pengaruh obat-obatan)
a. Lansia sering menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan
obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia sering menggunakan obat
dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter sehingga dapat
menimbulkan penyakit.
b. Akibat yang ditimbulkan antara lain efek samping dan efek dari interaksi
obat-obatan tersebut yang dapat mengancam jiwa.

4
11. Insomnia (sulit tidur)
a. Dapat terjadi karena masalah-masalah dalam hidup yang menyebabkan
seorang lansia menjadi depresi. Selain itu beberapa penyakit juga dapat
menyebabkan insomnia seperti diabetes melitus dan gangguan kelenjar tiroid,
gangguan di otak juga dapat menyebabkan insomnia. Jam tidur yang sudah
berubah juga dapat menjadi penyebabnya.
b. Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh lansia yaitu
sulit untuk masuk ke dalam proses tidur, tidurnya tidak dalam dan mudah
terbangun, jika terbangun sulit untuk tidur kembali, terbangun dini hari, lesuh
setelah bangun di pagi hari.
c. Agar bisa tidur: hibdari olahraga 3 – 4 jam sebelum tidur, santai mendekatai
waktu tidur, hindari rokok waktu tidur, hindari minum minuman berkavein
saat sore hari, batasi asupan cairan setelah jam makan malam ada nokturia,
batasi tidur siang 30 menit atau kuran, hidari menggunakan tempat tidur
untuk menonton tv, menulis tagihan dan membaca.
12. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh), daya tahan tubuh menurun
bisa disebabkan oleh proses menua disertai penurunan fungsi organ tubuh, juga
disebabkan penyakit yang diderita, penggunaan obat-obatan keadaan gizi yang
menurun.
13. Impotence (gangguan seksual), impotence/ ketidakmampuan melakukan aktivitas
seksual pada lansia terutama disebabkan oleh gangguan organik seperti gangguan
hormon, saraf, dan pembuluh darah dan juga depresi.
14. Impaction (sulit buang air besar)
a. Faktor yang mempengaruhi: kurangnya gerak fisik, makanan yang kurang
mengandung serat, kurang minum akibat obat-obat tertentu dan lain-lain
b. Akibatnya pengosongan usus menjadi sulit atau usus menjadi tertahan,
kotoran dalam usus menjadi keras dan kering dan pada keadaan yang berat
dapat menjadi penyumbat di dalam usus dan perut menjadi sakit.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lanjut usia adalah orang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas atau lebih,
baik itu laki-laki maupun perempuan. Orang yang telah memasuki lansia maka akan
mengalami berbagai perubahan baik fisik maupun secara psikis. Perubahan tersebut
akan menimbulkan masalah-masalah yang dapat menghambat kehidupannya.
B. Saran
Keluarga, masyarakat dan pemerintah lebih memberikan perhatian kepada
lansia agar tidak semakin banyak lansia yang terlantar akibat kurangnya perhatian dari
pihak-pihak tersebut.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://www.yankes.kemkes.go.id/read-masalah-kesehatan-pada-lansia-4884.html diakses
tangal 05 Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai