Anda di halaman 1dari 15

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN

PENJUALAN PADA NAGATOMI BABY’S N TOYS SEMARANG

FIKI MAHRIZAL
Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis,
Universitas Dian Nuswantoro Semarang
URL : Http://dinus.ac.id/
Email : 212201302492@mhs.dinus.ac.id

ABSTRACT
This study is an evaluation of Accounting Information Systems Purchasing and Sales in the
Nagatomi Baby’s N Toys Semarang. The purpose of the study is to evaluate the accounting
information system of buying and selling that is applied to Nagatomi Baby's N Toys. The
method used in this research is descriptive, which aims to make a systematic description,
factual, and accurate about the facts of the application of purchase accounting information
systems and sales on Nagatomi Baby’s Toys N Semarang. Data collection methods used in
this research is to study literature is to study and associate literature related to the purchase
and sale systems, and field studies is by interview, observation and documentation. The
results of research conducted in Nagatomi baby's N Toys Semarang showed that the
accounting information system purchase is not good, because there should be improved on a
purchasing function which doubles duty as a function of accounting in recording the purchase.
Then the accounting information system sales is also not good, because there should be
improved on a purchasing function which doubles duty as a function of accounting in
recording sales.

Keywords: Purchasing System; Systems Sale; Nagatomi

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan evaluasi dari Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan
Penjualan pada Nagatomi Baby’s N Toys Semarang. Tujuan penelitiannya adalah untuk
mengevaluasi dari sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan yang diterapkan pada
Nagatomi Baby’s N Toys. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang mempunyai
tujuan membuat deskripsi secara akurat, sistematis, dan faktual mengenai fakta penerapan
sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan pada Nagatomi Baby N Toys Semarang.
Menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu studi pustaka dan studi lapangan. Studi
pustaka yaitu dengan mempelajari serta mengaitkan literatur yang berhubungan dengan sistem
pembelian dan penjualan, dan studi lapangan yaitu dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil dari penelitian yang dilakukan di Nagatomi baby’s N Toys Semarang
menunjukkan bahwa Sistem informasi akuntansi pembeliannya kurang baik, karena ada yang
harus diperbaiki pada fungsi pembelian yang merangkap tugas sebagai fungsi akuntasi dalam
pencatatan pembelian. Lalu pada sistem informasi akuntansi penjualannya juga kurang baik,
karena ada yang harus diperbaiki pada fungsi pembelian yang merangkap tugas sebagai fungsi
akuntasi dalam pencatatan penjualan.

Kata Kunci : Sistem Pembelian; Sistem Penjualan; Nagatomi


PENDAHULUAN
Setiap perusahaan dagang, jasa maupun manufaktur, akan membutuhkan sistem yang baik
saat menjalankan usahanya. Dengan adanya sistem yang baik di perusahaan, dapat
menjadikan dasar sebagai pengambil keputusan, contohnya dengan memberikan laporan
keuangan yang relevan kepada yang membutuhkannya seperti pihak intern maupun ekstern.
Laporan itu bisa diandalkan dan bisa dipergunakan untuk pihak yang menggunakannya.
Sebab karena itu disetiap perusahaan diharuskan untuk melaksanakan sistem akuntansi yang
berdasarkan dengan kondisi perusahaan.
Perusahaan yang mempunyai orientasi terhadap laba haruslah melihat keefektifan sistem
pembelian dan penjualan yang diterapkan apakah sudah berjalan dengan baik dan
sesuaidengan tujuan perusahaan yang ingin dicapai. Dalam pengadaan barang yang
dibutuhkan perusahaan, perusahaan menggunakan suatu sistem yaitu sistem akuntansi
pembelian.
Agar Sistem informasi Akuntansi pembelian dan Penjualan berjalan dengan baik di sebuah
perusahaan, maka haruslah mempunyai suatu sistem pengendalian internal yang baik. Dalam
perusahaan suatu sistem pengendalian internal memiliki berbagai macam yaitu sistem
otorisasi, bagan organisasi yang melakukan pemisahan kegiatan, praktik yang sehat , serta
karyawan yang menguasai di bidangnya dalam kerja. Sistem tersebut dimaksudkan agar
menghindari karyawan yang melakukan kecurangan.
Nagatomi Baby N Toys adalah perusahaan yang berbentuk toko yang menjual
perlengakapan bayi dan mainan anak-anak kecil.Letaknya berada di tengah-tengah kota
Semarang, tepatnya berada di jalan Pandanaran. Barang-barang yang dijual memang
dikhususkan untuk bayi ataupun anak-anak kecil.
Perlengkapan bayi yang dijual sangatlah bermacam-macam, meliputi pakaian,
perlengkapan makan, perlengkapan untuk mandi, perlengkapan untuk tidur serta
perlengkapan untuk kesehatan.Untuk mainan yang dijual di Nagatomi juga sangatlah
bermacam-macam. Terutama mainan yang di gemari oleh para bayi dan anak-anak kecil.
Tetapi ternyata bukan hanya di gemari oleh anak-anak kecil saja, para pengunjung yang
berusia remaja atau dewasa pun menggemari sebagian mainan yang dijual di Nagatomi.
Seperti koleksi action figure, bandai, robot spirit, dan gundam.
Nagatomi memang terkenal di kota Semarang sebagai toko perlengkapan bayi dan mainan
anak-anak kecil. Hal itu membuat penjualan barang dagangnya tinggi, sehinggatransaksi-
transaksi akuntansi yang dilakukan toko tersebut juga pastilah banyak. Penjualannya
menyebabkan toko tersebut haruslahmelakukan stok barang dagangnya yang laku dijual.
Kebutuhan stockbarang dilakukan dengan cara pembelian barang dagang pada supplier.
Pembelian tersebut dilakukan bisa jadi secara tunai maupun kredit.Banyaknya transaksi-
transaksi penjualan dan pembelian tersebut, membuat Nagatomi dalam proses pencatatan
akuntansinya menggunakan sebuah sistem. Yaitu dengan sistem akuntansi pembelian dan
sistemakuntansi penjualan yang telah digunakannya.
Melihat kondisi di atas, peneliti memiliki tujuan ingin mengevaluasi sistem akuntansi
pembelian dan sistem akuntansi penjualan di Nagatomi,apakahpenerapan sistem informasi
tersebut sudah baik atau belum. Beberapa penelitian mengenai evaluasi sistem akuntansi
pembelian telah diteliti oleh beberapa peneliti, seperti penelitian yang dilakukan oleh Tuerah
(2013), memberitahukan bahwa sistem pembelian didalam perusahaan telah dilakukan
penerapan secara baik dan beroperasi sesuai dengan prosedur pada UD. Roda Mas Manado.
Hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan Supriono (2015), menunjukan bahwa
sistem akuntansi pembelian kurang baik dengan teori yang sudah ada karena adanya beberapa
fungsi yang masih dirangkap pada KOPMA Kanjuruhan Malang.Sedangkan hasil penelitian
dari Jannah,dkk (2014), menunjukkan bahwa perusahaan memiliki sistem informasi
pembelian yang memadai tetapi kurang baik pada prosedur pencatatan dan penerimaan barang
yang dilakukan oleh satu bagian, serta tidak adanya pencocokan data yang dilakukan pada
saat penerimaan barang dengan data barang yang dipesanpada toko buku Uranus.
Beberapa penelitian mengenai evaluasi sistem akuntansi penjualan telah dilakukan oleh
para peneliti, hasil penelitian dari Mulyani, dkk (2015), menunjukkan bahwa sistem akuntansi
penjualannya memiliki sedikit kekurangan yaitu adanya perangkapan jabatan pada PT. Peony
Indah Makmur. Dan sama juga hasil penelitian dari As’ari, dkk (2012), bahwa perusahaan
yang diteliti sistem penjualannya belum memadai, karena terdapat perangkapan fungsi pada
PT Manohara Asri.
Setelah melihat uraian Latar Belakang Masalah yang telah disampaikan, maka penulis
ingin untuk menyelenggarakan suatu penelitian. Penelitian ini merupakan sintesa dari hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Tuerah (2013) dengan contoh yang diambil yaitu sistem
akuntansi pembelian dan Mulyani, dkk (2015) dengan contoh yang diambil yaitu sistem
akuntansi penjualan, dengan judul “EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PEMBELIAN DAN PENJUALAN PADA NAGATOMI BABY’S N TOYS SEMARANG“

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem informasi akuntansi pembelian
Perusahaan dalam melaksanakan penyelenggaraan barang, menggunakan suatu sustem
yaitu sistem akuntansi pembelian. terdapat dua macam dalam transaksi pembelian ialah
pembelian dalam negri (lokal) dan luar negri (impor). Pembelian dalam negri (lokal)
merupakan pembelian yang dilakukan dari supplier didalam negeri, sementara itu impor
merupakan pembelian yang dilakukan dari supplier luar negri (Mulyadi, 2016).

Fungsi yang ada didalam sistem pembelian

Menurut (Mulyadi, 2016) bagian yang terkait didalam sistem akuntansi pembelian :

1) Fungsi gudang
2) Fungsi pembelian
3) Fungsi penerimaan
4) Fungsi akuntansi

Dokumen yang ada didalam sistem pembelian

Menurut (Mulyadi, 2016), Dokumen/formulir yang terkait didalam sistem informasi


pembelian :

1) Surat permintaan pembelian


2) Surat permintaan penawaran harga
3) Surat order pembelian
4) Laporan penerimaan barang
5) Surat perubahan order pembelian

Catatan akuntansi yang ada didalam sistem pembelian


Menurut (Mulyadi, 2016), catatan yang terkait didalam transaksi pembelian:
1) Register bukti kas keluar
2) Jurnal pembelian
3) Kartu utang
4) Kartu persediaan

Prosedur jaringan

Menurut (Mulyadi, 2016), Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian :
1) Prosedur permintaan pembelian
2) Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok
3) Prosedur order pembelian
4) Prosedur penerimaan barang
5) Prosedur pencatatan utang
6) Prosedur distribusi pembelian

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Menurut (Mulyadi, 2016), menyatakan bahwa : “Penjualan merupakan aktifitas yang


meliputi penjualan terhadap barang-barang ataupun jasa secara kredit maupun cash (tunai).”
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Penjualan merupakan subsistem
informasi yang berisi kumpulan-kumpulan prosedur yang mencatat, pelaksana, menghitung,
pembuatan dokumen dan informasi penjualan sebagai kebutuhan manajemen dan bagian lain
yang mempunyai kepentingan dalam perusahaan, dari penerimaan order penjualan perusahaan
sampai pencatatan munculnya piutang.
Sistemiipenjualan digunakan perusahaan untuk menangani transaksi-transaksiiipenjualan
berupaiibarang ataupun jasa, ibaik itu secaraiitunai maupuniikredit. Di dalamiipenjualan
tunai, iibarang ataupuniijasa baru akaniidiserahkanikepadaipembeliijika bagian kasiriitelah
menerima uangiidariiipembeli. Sedangkan dalamiitransaksiiipenjualanikredit, iijika pesanan
dariiipelangganiitelahiidipenuhiiidenganiipengirimaniibarangiiatauiipenyerahan jasa untuk
jangka waktu tertentu perusahaan mempunyaiiipiutang terhadap pelanggannya.
Menurut (Mulyadi, 2016), Prosedur dari penjualan tunaidiantaranya berasal dari Over-the
CounteriSale. iOver-theicounterisale merupakaniisistemiipenjualaniyangidiiimanaiipembeli
datangiilangsung keiiperusahaan melakukaniipemilihaniiibarang, iimelakukaniipembayaran-
pembayaran hargaiibarang ke kasir dan menerima barang yang dibayarkan. Di dalam Over-
theCounter Sale perusahaanilangsung menerima uang tunai, icekipribadi (personalcheck),
atauiipembayaraniidariipembeliidenganicredit card, iisebelum barangiidiserahkaniiikepada
pembeli. iOver-theiCounteriiSale dilakukaniimelaluiiiprosedur sebagaiiberikut:
1) Pembeliidatang ke perusahaan lalu memesanibarangikepadaiiwiraniaga (salesperson) idi
bagianipenjualan.
2) Padaibagian kasir menerimaipembayaranidariipembeli tersebut, iyangiberupaiuangitunai,
cekipribadi (personal check), atauikartuikredit.
3) Bagianipenjualan menginstruksikan pada bagian pengiriman untuk menyerahkaniibarang
kepadaipembeli.
4) Bagianipengirimanimenyerahkanibarang keipembeli.
5) Bagianikasir menyetor kasiyangiditerimaiikepada bank.
6) Pada bagianiakuntansiimencatatipendapatanipenjualanidalam jurnalipenjualan, kemudian
mencatatipenerimaanikasidari penjualanitunai dalamijurnalipenerimaanikas.
Fungsiiyang ada didalam sistem penjualan tunai
Menurut (Mulyadi, 2016), ada beberapa fungsiiyangiterkait dalam sistemiipenjualan tunai
adalahisebagaiiberikut :
1) FungsiiPenjualan
2) FungsiiKas
3) FungsiiGudang
4) FungsiiPengiriman
5) FungsiiAkuntansi

Dokumeniyangiadaidalamisistemipenjualanitunai
Menurut (Mulyadi, 2016), dokumen yang digunakan pada sistem penjualan tunai:
1) Fakturipenjualanitunai
2) Pitairegisterikas
3) Crediticardislip
4) Billiofilading
5) Buktiisetoribank
6) Rekapitulasi hargaipokokipenjualan

Catataniakuntansiiyangiada dalamisistemipenjualanitunai
Menurut (Mulyadi, 2016), catatan akuntansi yang dipergunakan dalam sistem penjualan tunai:
1) Jurnalipenjualan
2) Jurnalipenerimaanikas
3) Jurnaliumum
4) Kartuipersediaan
5) Kartuigudang

Prosedurijaringan
Menuruti (Mulyadi, 2016), ada beberapa jaringan prosedur yang mmbentuk sistemipenjualan
tunai, yaitu :
1) Proseduriorderipenjualan
2) Proseduripenerimaanikas
3) Proseduripenyerahanibarang
4) Proseduripencatatanipenjualanitunai
5) Proseduripenyetoranikasikeibank
6) Proseduripencatatanipenerimaanikas
7) Proseduripencatatanihargaipokokipenjualan

UnsuriPengendalianiInterniDalamiSistemiPenjualaniTunai
Menuruti (Mulyadi 2016), unsur pengendalian intern seharusnya berada dalam sistem
penjualan tunai ialah sebagai berikut:
a. Organisasiiatau perusahaan
1) Fungsiipenjualan haruslahiterpisahidariifungsiikas.
Pemisahaniini berfungsi agar setiap penerimaan kas dari penjualan tunai dilaksanakan
oleh dua fungsi yang saling mengecek.
2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
Pemisahaan ini dimaksudkan agar menjaga kekayaan dan menjamin ketelitian serta
keandalan data akuntansi perusahaan.
3) Pada transaksi penjualan tunai harus dilakukan oleh fungsi penjualan, fungsi kas,
fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.
Hal ini dimaksudkan agar terciptanya pengecekan internpekerjaan setiap fungsi
tersebut oleh fungsi lainnya.
b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
4) Penerimaan pemesanan dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan
menggunakan formulir faktur penjualan tunai. Lalu faktur penjualan tunai haruslah
diotorisasi oleh fungsi penjualan untuk menjadi dokumen yang sah, yang dapat
digunakan sebagai dasar bagi fungsi penerimaan kas untuk menerima kas dari
pembelian tersebut, dan untuk menjadi perintah bagi fungsi pengiriman untuk
memberikan barang ke pembeli setelah barang dibayarkan oleh pembeli yang
memesan, kemudian sebagai dokumen sumber untuk pencatatan dalam catatan
akuntansi.
5) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara menambahkan cap
bertulisan “lunas” yang ada pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register
kas pada faktur tersebut. Dengan cap “lunas” dan pita register kas tersebut dokumen
faktur penjualan tunai dapat memberikan otorisasi bagi fungsi pengiriman untuk
memberikan barang kepada pembeli yang sudah membayar.
6) Di dalam penjualan dengan menggunakan kartu kredit bank haruslah didahului dengan
permintaan otorisasi dari bank penerima kartu kredit tersebut. Otorisasi diperoleh
merchant dengan cara memasukkan kartu kredit pelanggan ke dalam alat tersebut.
Dengan alat ini merchant terhindar dari kemungkinan ketidakbonafitan pemegang
kartu kredit.
7) Saat penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara menambahkan
cap “Sudah Diserahkan” pada faktur penjualan tunai. Cap “sudah diserahkan” yang
ditambahkan oleh fungsi pengiriman pada faktur penjualan tunai membuktikan telah
diserahkannya barang kepada pembeli yang berhak.
8) Ketika pencatatan ke dalam catatan akuntansi haruslah berdasarkan dokumen sumber
yang dilampirkan dengan dokumen pendukung yang lengkap. Di dalam sistem
penjualan tunai, pencatatan mutasi piutang harus didasarkan pada faktur penjualan
tunai sebagai dokumen sumber dan pita register kas sebagai dokumen pendukung.
9) Dalam pencatatan ke catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi
wewenang untuk mencatat. Dengan begitu tanggung jawab atas pengubahan catatan
akuntansi dapat dibebankan kepada karyawan yang diberi wewenang tersebut,
sehingga tidak ada satu pun perubahan data yang dicantumkan dalam catatan
akuntansi yang tidak dipertanggungjawabkan.
c. Praktik yang Sehat
10) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan penggunaannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. Nomor urut tercetak dan penggunaan
nomor urut tersebut dipertanggungjawabkan oleh yang memiliki wewenang untuk
menggunakan formulir tersebut.
11) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke Bank pada hari
yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya. Penyetoran
segera seluruh jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai ke bank akan menjadikan
jurnal kas perusahaan dapat diuji ketelitian dan keandalannya dengan menggunakan
informasi dari bank yang tercantum dalam rekening Koran bank (bank statement).
12) Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara
mendadak oleh fungsi pemeriksa internakan mengurangi risiko penggelapan kas yang
diterima oleh kasir.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan ritel yang menjual perlengkapan bayi dan
mainan anak-anak di Semarang yaitu Nagatomi Baby’s N Toys. Letaknya berada di tengah
kota Semarang tepatnya di jalan Pandanaran No 114. Pemilihan lokasi ini sengaja (purposive)
dengan pertimbangan bahwa perusahaan ritel tersebut merupakan salah satu perusahaan ritel
yang memiliki lokasi strategis dan konsumen potensial sehingga perputaran aktifitas
pembelian dan penjualan perusahaan cepat. Hal ini menyebabkan sistem informasi akuntansi
pembelian dan penjualan menjadi penting bagi Nagatomi Babys N Toys. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai selesai.

Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan
untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta
penerapan sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan pada Nagatomi Baby N Toys.

Data dan Jenis Data

Terdapat beberapa data yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun jenis data yang
digunakan adalah :
1. Data primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan observasi dan
interview secara langsung dengan para karyawan dan staf perusahaan yang berhubungan
dengan pengendalian pembelian dan penjualan. Data primer yang diperoleh yakni rincian
sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan yang berupa data rincian tentang
sistem atau prosedur pembelian dan penjualan yang didapat melalui proses wawancara
dan pengamatan peneliti di lokasi penelitian.
2. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data atau dokumen yang diperoleh dari
perusahaan tersebut seperti gambaran struktur organisasi perusahaan, company profile,
faktur-faktur, dan bukti-bukti transaksi terkait dengan pembelian dan penjualan di
perusahaan.

Teknik Pengumpuan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :


1. Studi pustaka (Literatur study)
Data diperoleh dengan cara mempelajari dan mengaitkan literatur yang berhubungan
dengan permasalahan yang dihadapi yakni literatur tentang sistem informasi akuntansi
pembelian dan penjualan. Langkah ini dipakai sebagai landasan toritis serta pedoman
dalam menganalisa masalah.
2. Studi lapangan (field study)
Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data secara langsung dari obyek yang akan
diteliti guna memperoleh data-data yang dibutuhkan dan gambaran permasalahan yang
sesungguhnya terjadi di dalam perusahaan. Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini
terdiri dari :
a. Wawancara
b. Observasi
c. Dokumentasi

Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif. Analisis data dalam
penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan
setelah selesai di lapangan (Sugiyono, 2013). Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
1. Survei pendahuluan
Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal untuk mengetahui keadaan
perusahaan yang akan diteliti dan dibahas dalam skripsi ini dengan cara mengunjungi
Nagatomi Baby’s N Toys yang berada di jalan Pandanaran Semarang dan meminta ijin
untuk melakukan penelitian di Nagatomi Baby’s N Toys. Setelah dilakukan survei ke
lokasi penelitian, peneliti ingin mengevaluasi sistem yang sudah ada di Nagatomi yaitu
sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan apakah sudah efektif atau belum.
Sehingga, peneliti mengambil keputusan untuk menelitinya.
2. Wawancara
Wawancara diadakan secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait, seperti para
karyawan dan staf perusahaan yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan yakni
bagian gudang, bagian administrasi dan kasir. Wawancara dilakukan untuk mengetahui
informasi tentang sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan yang berlangsung
di Nagatomi Baby’s N Toys Semarang mengenai bagaimana proses aktifitas pembelian
dan penjualannya. Yang di mana daftar wawancara terdapat pada lampiran proposal.

3. Observasi
Pengamatan dilakukan secara langsung dengan cara pengamatan fisik dan pengamatan
administrasi di perusahaan. Pengamatan fisik dilakukan dengan cara mengamati proses
sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan secara langsung di perusahaan yakni
pada proses pembelian, dan proses penjualannya. Pengamatan administrasi dilakukan
dengan cara mengamati alur dokumen yang terkait dengan pembelian dan penjualan di
perusahaan. Pengamatan dilakukan secara langsung oleh peneliti sendiri.
4. Dokumentasi
Pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan yang terkait
dengan penelitian tentang sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan yakni data
rincian tentang sistem atau prosedur pembelian dan penjualan yang didapatkan melalui
proses wawancara, data tentang pencatatan pembelian dan penjualan dan bukti-bukti
transaksi yang terkait.
5. Penjabaran deskriptif hasil penelitian
Dari data-data yang telah dikumpulkan peneliti melalui proses wawancara dan
dokumentasi, dipaparkan hasil penelitian tentang sistem informasi akuntansi pembelian
dan penjualan yang ada di Nagatomi Baby’s N Toys Semarang. Sistem informasi
akuntansi pembelian dan penjualan Nagatomi yang dipaparkan akan dilengkapi dengan
flowchart.
6. Analisis dari sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan yang sudah ada.
Dari hasil paparan data yang diperoleh melalui proses wawancara dan dokumentasi,
diperoleh gambaran tentang sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan yang
ada di Nagatomi. Kedua sistem informasi akuntansi tersebut yang telah diperoleh
kemudian dianalisis berdasarkan teori-teori yang diperoleh dari studi kepustakaan.
7. Penarikan kesimpulan dan rekomendasi.
Dalam tahap yang terakhir, berdasarkan penjabaran deskriptif hasil penelitian dan
analisis. Peneliti menarik kesimpulan apakah sistem informasi akuntansi pembelian dan
penjualan di Nagatomi sudah berjalan dengan baik atau belum, dan memberikan
rekomendasi sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan agar baik jika terdapat
suatu masalah-masalah.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Nagatomi Baby’s N Toys merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha retail
penjualan perlengkapan bayi dan mainan anak-anak. Nagatomi berkantoran di Jl. Pandanaran
no 114 Semarang.
Nagatomi Baby’s N Toys didirikan pada tanggal 18 Desember 2002 oleh Pemiliknya yang
bernama Ibu Jessica Ratna Dewi Soemartono. Sejak dari didirikan, perusahaan tersebut telah
mengalami dua kali renovasi toko. menurut peneliti, bangunan Nagatomi terlihat mewah dan
desainnya sangat cocok dengan apa yang dijual. Dari tahun ke tahun perkembangan Nagatomi
Baby’s N Toys mengalami peningkatan. Terutama peningkatan pada penjualan barang dagang
di toko dan bertambahnya supplier-suppliernya. Supplier dari Nagatomi Baby’s N Toys
berasal dari dalam negeri, namun barangnya merupakan barang yang di impor dari luar
negeri.

Sistem informasi akuntansi pembelian pada Nagatomi Baby’s N Toys


Fungsi yang ada pada sistem pembelian di Nagatomi yaitu
1. fungsi pembelian bertanggung jawab melakukan pemesanan pembelian barang dagang
kepada pemasok-pemasok dan menginut jurnal pembelian yang terjadi.
2. Fungsi penerimaan bertanggung jawab melakukan penerimaan barang dari pemasok.
3. Fungsi gudang bertanggung jawab menyimpan barang digudang.

Dokumen yang ada pada sistem pembelian di Nagatomi yaitu


1. Purchase order
2. Bukti penerimaan barang

Catatan yang ada pada sistem pembelian di program Nagatomi yaitu


1. Form pembelian
2. Form pembayaran ke supplier
3. Form laporan detail stock

Prosedur yang ada pada sistem pembelian di Nagatomi yaitu


1. Prosedur ini dimulai dari bagian pembelian membuat perencanaan pesanan barang
dagang yang dibutuhkan sesuai persediaan barang yang ada di toko. setelah melakukan
perencanaan, maka bagian pembelian ini membuat purchase order yang terdiri dari 3
rangkap dokumen. Masing-masing dokumen tersebut diberikan kepada toko, pemasok
dan SPG (bagian penerimaan).
2. Setelah memberikan purchase order pada pemasok, maka pemasok mengirimkan barang
dagang sesuai purchase order yang dikeluarkan dari bagian pembelian, dengan
memberikan 2 dokumen yaitu faktur dan surat jalan kepada bagian penerimaan.
3. Saat barang dagang datang, maka SPG (bagian penerimaan) menerima dan melakukan
pengecekan dari segi kualitas dan kuantitas barang sesuai dengan dokumen purchase
order yang diterima dari bagian pembelian.
4. Setelah itu barang diberikan kepada bagian gudang untuk dimasukkan ke dalam gudang
dan bagian gudang mengisi data di buku barang masuk sesuai dengan tanggal hari disaat
barang masuk di gudang.
5. Setelah barang yang sudah dicek sesuai dengan dokumen purchase order dimasukkan di
gudang, Surat jalan dari pemasok ditanda tangani atau diotorisasi oleh SPG (bagian
penerimaan) yang menerima barang tersebut. Lalu bagian penerimaan memberikan faktur
dan surat jalan otorisasi pada bagian pembelian.
6. kemudian setelah itu, bagian pembelian mengeluarkan tanda terima atau bukti
penerimaan barang yang terdiri dari 2 rangkap yang diberikan untuk pemasok dan
sebagai arsip toko. Jika pembelian tersebut tunai, maka bagian pembelian yang
membayar barang tersebut.
7. Setelah penerimaan faktur dan surat jalan otorisasi, bagian pembelian menginput data
yang ada pada faktur / invoice yang diterima dari bagian penerimaan pada form
pembelian yang ada di program nagatomi. Setelah data pembelian diinput, otomatis akan
menambah tagihan atau utang baru di form pembayaran ke supplier pada program. Di
form ini, memuat semua tagihan kepada setiap supplier-supplier toko. Pada saat itu pula,
program otomatis menambah barang dagang yang dibeli pada form laporan detail stock.
Di form tersebut berisikan persediaan barang dagang yang dibeli dari setiap suppliernya
yang ada digudang. Setelah penginputan data selesai pada form pembelian, maka hasil
data disimpan dan diprint. Hasil print tersebut disetreples dengan faktur atau invoice
untuk digunakan sebagai input penjurnalan pembelian. Pada saat diprint tersebut, mesin
pembuat barcode juga membuatkan barcode untuk setiap barang dagang lalu ditempel di
barang sesuai item barang yang akan dijual. Barcode tersebut berisikan harga jual barang
dan kode barcode barang.
8. Prosedur yang terakhir adalah penjurnalan atas terjadinya pembelian yang diinput pada
program lain yang bersifat intern dengan melihat hasil print dan faktur yang disetreples,
jadi hanya pihak intern yang boleh mengetahuinya.

Sistem informasi akuntansi penjualan pada Nagatomi Baby’s N Toys


Fungsi yang ada pada sistem pembelian di Nagatomi yaitu
1. Fungsi penjualan bertanggung jawab untuk melayani pembeli yang datang di toko.
2. Fungsi kas bertanggung jawab melakukan penerimaan pembayaran dari pembeli.
3. Di Nagatomi yang mencatat transaksi-transaksi penjualan tunai dan menerima hasil data
yang muncul dikomputer pada program setelah proses penjualan dengan scan barcode
yang dilakukan kasir adalah bagian pembelian.

Dokumen yang ada pada sistem pembelian di Nagatomi yaitu


1. Pita register kas
2. Nota penjualan
Catatan akuntansi yang ada pada sistem pembelian di program Nagatomi yaitu
1. Form data item
2. Form laporan detail penjualan

Prosedur yang ada pada sistem penjualan di Nagatomi yaitu


1. Pembeli datang di toko, dilayani oleh satu SPG (bagian penjualan) untuk menemani
selama pelanggan berbelanja dan juga membawakan barang yang dipilih. Setelah selesai
memilih kemudian SPG tersebut membawakan barang ke kasir
2. Pada saat di kasir, prosesnya dengan cara scan barcode yang tertera pada barang. Setalah
discan semua barang yang dibeli, kasir mengecek barang yang dibeli harus sama dengan
yang ada di komputer kasir.
3. Setelah scan barcode barang, data barang tersebut otomatis masuk ke program Nagatomi
yaitu pada form data item. Data penjualan muncul di komputer bagian pembelian yaitu
berupa barang apa saja yang terjual beserta harganya dan langsung mengurangi stock
barang toko. Pada saat itu pula, program merekap semua penjualan yang terjadi di toko
dengan membuka pada form laporan detail jual.
4. Setelah kasir mengecek barang yang sudah sesuai dengan yang ada di komputer kasir,
kemudian pelanggan melakukan pembayaran barang yang dibeli dengan cara tunai, kartu
debit maupun kartu kredit.
5. Kemudian kasir mencetak nota penjualan dan bukti register kas. Lalu kasir memberikan
barang yang sudah dibeli beserta nota penjualan pada pelanggan. Bukti register kas akan
diberikan kasir pada bagian pembelian sebagai dokumen dasar penginputan jurnal
penjualan.
6. bagian pembelian input penjurnalan penjualan diprogram lain yang bersifat intern, jadi
hanya pihak intern saja yang mengetahuinya.
Pembahasan

Analisis dan evaluasinya sistem pembelian di Nagatomi sebagai berikut ini :

Teori (Mulyadi, Nagatomi Analisis


2016)
Di Nagatomi,
digunakannya dokumen
rangkap yang dapat
memudahkan pihak atau
bagian yang berkepentingan
untuk mengadakan
pengawasan.

Bagian hutang manual bagian hutang pada Di Nagatomi bagian


hutangnya berada di
program program yang berisi data
hutang kepada tiap-tiap
suppliernya.
Bagian kartu persediaan Bagian kartu Di Nagatomi bagian kartu
manual persediaannya persediaanya berada
pada program diprogram yang berisi data
persediaan di toko
Catatan akuntansi : Catatan akuntansi : Di Nagatomi catatan
1) Register bukti 1) Form akuntansi nya berada pada
kas keluar pembelian program.
2) Jurnal pembelian 2) Form
3) Kartu utang pembayaran
4) Kartu persediaan suppliyer
3) Form laporan
detail stock
Prosedur pembelian : Prosedur pembelian : Di Nagatomi sudah
1) Prosedur 1) Prosedur dilakukan prosedur sistem
permintaan perencanaan pembelian yang sudah baik
pembelian pesanan dengan menggunakan
2) Prosedur 2) Prosedur PO program yang digunakan.
permintaan 3) Prosedur Karena prosedurnya sesuai
penawaran harga penerimaan dengan teori.
dan pemilihan barang
pemasok 4) Prosedur
3) Prosedur order penyimpanan
pembelian barang di
4) Prosedur gudang
penerimaan 5) Prosedur
barang penginputan
5) Prosedur pembelian pada
pencatatan utang program
6) Prosedur 6) Prosedur
distribusi pembelian penginputan
jurnal
pembelian
Fungsi gudang Fungsi pembelian Di Nagatomi tidak terdapat
mengajukan permintaan melakukan surat permintaan barang
pembelian barang pengecekan dari gudang, karena bagian
dagang dalam formulir langsung pada pembelian langsung
surat permintaan program, sehingga mengecek pada program
pembelian kepada fungsi dapat mengetahui untuk mengetahui barang
pembelian. jenis dan jumlah apa saja yang akan dipesan.
barang yang harus
dipesan pada
supplier.
Fungsi pembelian Fungsi pembelian Di sistem pembelian
mempunyai tanggung bertanggung jawab Nagatomi ada kekurangan
jawab mengeluarkan mengeluarkan order yaitu bagian pembelian
order pembelian kepada pembelian kepada yang bertanggung jawab
supplier. Dan fungsi supplier dan mengeluarkan PO
akuntansi mempunyai melakukan merangkap juga sebagai
tanggung jawab pencatatan. bagian akuntansi yang
melakukan pencatatan. bertanggung jawab
Pemisahan fungsi melakukan pencatatan atas
pembelian dan fungsi pembelian. Kelemahan
akuntansi bertujuan yang bisa terjadi bila
untuk menjaga aset dihubungkan dengan teori
perusahaan dan adalah ketidak telitian
menjamin ketelitian dan dalam menginput
keandalan data pembelian ke program,
akuntansi. kemudian data yang
dikeluarkan tidak valid.
Akhirnya akan merugikan
perusahaan.

Analisis dan evaluasinya sistem pembelian di Nagatomi sebagai berikut ini :

Teori (Mulyadi, 2016) Nagatomi Analisis

Prosedur sistem Prosedur sistem Di Nagatomi sudah


penjualan : dilakukan prosedur
1) Prosedur order penjualan : sistem penjualan yang
penjualan sudah baik dengan
2) Prosedur 1) Prosedur order menggunakan program
penerimaan kas penjualan yang digunakan. Karena
3) Prosedur 2) Prosedur prosedurnya sesuai
penyerahan peenerimaan kas dengan teori.
barang 3) Prosedur data
4) Prosedur penjualan masuk
pencatatan ke program
penjualan tunai 4) Prosedur
5) Prosedur penyerahan
penyetoran kas barang
ke bannk 5) Prosedur
6) Prosedur pencatatan
pencatatan penjualan
penerimaan kas
7) Prosedur
pencatatan
harga pokok
penjualan
Bagian kartu Bagian kartu persediaan Di Nagatomi kartu
persediaan manual di program persediaanya ada di
program yang berisikan
data persediaan
Fungsi akuntansi Fungsi akuntansi Di Nagatomi pencatatan
mencatat penjualan mencatat penjualan tunai penjualan tunainya
tunai secara manual dalam program yang melalui program yang
bersifat intern bersifat intern, jadi
hanya pihak intern saja
yang boleh
mengetahuinya.
Fungsi pembelian Fungsi pembelian Di Nagatomi, terdapat
bertanggung jawab mempunyai tanggung kekurangan yaitu pada
membuat purchase jawab membuat fungsi pembelian yang
order. purchase order bertugas membuat PO
Fungsi akuntansi sekaligus merangkap merangkap juga sebagai
mempunyai tanggung fungsi akuntansi yang fungsi akuntansi yang
jawab untuk mencatat bertanggung jawab mencatat penjualan di
penjualan. mencatat penjualan toko. Kelemahan dari
perangkapan itu, bisa
menyebabkan terjadinya
ketidak telitian dalam
penginputan pencatatan
penjualan pada
program. Kemudian
data yang diolah
tersebut tidak valid,
akhirnya akan
merugikan Nagatomi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil evaluasi yang sudah penulis lakukan di Nagatomi Baby’s N Toys, maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut ini :
1. Sistem informasi akuntansi pembeliannya kurang baik, karena ada yang harus diperbaiki
pada fungsi pembelian yang merangkap tugas sebagai fungsi akuntasi.
2. Sistem informasi akuntansi penjualannya kurang baik, karena ada yang harus diperbaiki
pada fungsi pembelian yang merangkap tugas sebagai fungsi akuntasi dalam pencatatan
penjualan.
3. Kesimpulan pada program yang digunakan di Nagatomy baby’s N Toys adalah sebagai
berikut :
1. Program yang digunakan menggunakan password dan ussername saat masuk ke
programnya.
2. Programnya sudah baik dalam pengoprasiannya dan membantu Nagatomi sekali.

Saran

Agar adanya peningkatan pelaksanaan sistem informasi akuntansi dan pembelian dan
penjualan di Nagatomi Baby’s N Toys, maka penulis memberikan saran sebagai berikut ini :
a. Pada sistem pembeliannya, fungsi pembelian yang bertanggung jawab membuat purchase
order dan fungsi akuntansi yang bertanggung jawab pencatat atas pembelian seharusnya
terpisah, Jadi dengan begitu tiap-tiap fungsi fokus pada bagiannya dan lebih optimal.
b. Pada sistem penjualannya, fungsi pembelian yang bertanggung jawab membuat purchase
order dan fungsi akuntansi yang bertanggung jawab mencatat atas penjualan seharusnya
terpisah. Dengan begitu akan lebih optimal dan tiap-tiap fungsi fokus pada bagiannya.

DAFTAR PUSTAKA

As’ari, Andri Gunawan Putra, Tri Lestari dan Mahsina. 2012. “analisis penerapan sistem
informasi akuntansi penjualan kredit dalam meningkatkan pengendalian intern”.
Jurnal akuntansi UBHARA. ISSN : 2460-7762. Fakultas ekonomi, Universitas
Bhayangkara Surabaya.

Jannah, Roihatul, Tri Lestari dan Enny Istanti. 2014. “peranan sistem informasi akuntansi
pembelian dalam mnunjang efektifitas pengendalian intern”. Jurnal akuntansi
UBHARA. ISSN : 2460-7762. Fakultas ekonomi, Universitas Bhayangkara
Surabaya.
Jogianto. 2005. “Analisis dan Desain sistem informasi : pendekatan terstruktur teori dan
praktik aplikasi bisnis”. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta.

Krismiaji, 2002. “Sistem Informasi Akuntansi”. Yogyakarta : AMP YKPN.

Mulyadi.2016. “Sistem Akuntansi”. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyani, Elis Dwi Nurul, Siti Rosyafah dan Mahsina. 2015. “penerapan sistem informasi
akuntansi penjualan dalam menunjang efektifitas pengendalian intern penjualan
PT. Peony Indah Makmur”. Jurnal akuntansi UBHARA. ISSN: 2460.7762.
fakultas ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya.

Palupi, Nindita Niken. 2015. “Analasis sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi
pembelian”.jurnal administrasi bisnis (JAB) Vol. 28 No. 2 November 2015.
Fakultas ilmu administrasi, Universitas Brawijaya Malang.

Sugiyono. 2013. “metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (mixed methods)”.
Bandung : Alfabeta.

Sunarko, Jane Dorothy.2011.”Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan untuk


Meminimalisasi piutang Tak Tertagih”. Akurat jurnal ilmiah akuntansi nomor 05
tahun ke- 2 Mei- Agustus 2011. Universitas Kristem Maranatha.

Supriono, Hendro. 2015. “analisis pelaksanaan sistem akuntansi pembelian untuk


meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen”. Jurnal riset mahasiswa
akuntansi (JRMA). ISSN : 2337-56xx, Nomor :xx. Fakultas ekonomi dan bisnis,
Universitas Kanjuruhan Malang.

Sutabri, Tata. 2004. “Analisis Sistem Informasi”. Yogyakarta : Andi.

Sutabri, Tata. 2012. “Analisis Sistem Informasi”. Yogyakarta : Andi.

Teurah, Serny. 2013. “evaluasi efektivitas sistem informasi akuntansi pembelian dan
pengeluaran kas pada UD. Manado”. ISSN : 2303-1174. Fakultas ekonomi dan
bisnis, Universitas Sam Ratulangi Manado.

Warren, Carl S, James M Reeve, and Phillip E. Fees. 2006. “Accounting : Pengantar
akuntansi”. Jakarta : Salemba empat.

Anda mungkin juga menyukai