Anda di halaman 1dari 67

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu perusahaan sangat tergantung pada sistem informasi untuk

dapat berdaya saing. Salah satu faktor penting untuk mempertahankan

daya saing bagi perusahaan adalah produktivitas. Produktivitas dapat

ditingkatkan dengan menerapkan sistem kerja yang baik. Sistem kerja

yang baik dapat dilakukan dengan menerapkan sistem informasi

akuntansi. Sistem informasi akuntansi adalah organisasi, formulir,

catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk

menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen

guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

Sistem informasi akuntansi selain memberikan informasi kepada

Manajemen, juga membantu agar managemen dapat memanfaatkan

sumber daya perusahaan secara efisien dan efektif. Meningkatkan

kualitas dan biaya produk atau jasa, meningkatkan efisiensi dan

efektivitas rantai pasokan barang, serta meningkatkan struktur

pengendalian internal. Penerapan sistem informasi akuntansi juga

dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada seperti

manipulasi pembelian barang, kualitas, kuantitas, spesifikasi, harga,

dan penyalahgunaan fungsi yang mungkin timbul dalam transaksi


2

pembelian.Pembelian tidak dapat dikesampingkan begitu saja didalam

aktivitas operasional suatu perusahaan, karena pembelian merupakan

suatu pengadaan barang yang pengadaannya harus dibeli dari pihak

lain (pemasok), dan itu semua dilaksanakan untuk menunjang

efektifitas kerja setiap bagian terkait.

Sistem informasi akuntansi pembelian merupakan sistem yang

digunakan dalam pengadaan barang yang dibutuhkan perusahaan.

Sistem informasi akuntansi pembelian mencakup fungsi terkait

pembelianseperti fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi penerimaan,

dan fungsi akuntansi. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi

penerimaan, fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi,

fungsi penerimaan barang harus terpisah dari fungsi penyimpanan

barang. Transaksi pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi gudang,

fungsi pembelian, fungsi penerimaan barang, fungsi pencatat utang

dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi pembelian yang

dilaksanakan secara lengkap oleh hanya satu fungsi tersebut.

Selain mencakup fungsi terkait pembelian, sistem informasi

akuntansi pembelian juga memberikan informasi mengenai dokumen,

catatan akuntansi yang digunakan, unsur pengendalian internal serta

jaringan prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi

pembelian. Sistem informasi akuntansi pembelian meliputi prosedur

permintaan pembelian, prosedur permintaan penawaran harga dan


3

pemilihan pemasok, prosedur order pembelian, prosedur penerimaan

barang, prosedur pencatatan hutang dan prosedur distribusi pembelian.

Sistem informasi akuntansi pembelian melibatkan beberapa

bagian yang menangani masalah pembelian. Apabila setiap bagian

tidak bekerja dengan baik sesuai sistem yang berlaku, maka cenderung

akan melakukan kesalahan, baik itu kegiatan pembeliannya maupun

pencatatan. Sistem yang ada dan prosedur pembelian yang baku sangat

penting dalam pelaksanaan kegiatan pembelian, agar kedepan kegiatan

pembelian dapat dipertanggungjawabkan dengan benar. Dengan

sistem informasi akuntansi pembelian yang baik dan memenuhi

standar yang ditetapkan, maka secara tidak langsung managemen telah

memperoleh suatu alat pengawasan dalam prosedur pembelian.

PT Hutan Sanggam Berau adalah perusahaan konsorsium

bentukan dari PT Inhutani I Jakarta, Pemerintah Kabupaten Berau dan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang bergerak dalam

pemanfaatan hasil hutan kayu bulat atau log yang berlokasi di Gunung

Panjang Kecamatan Tanjung Redeb Kabupaten Berau. PT Hutan

Sanggam Berau melakukan pembelian kepada beberapa

mitra/pemasok yang telah dipilih dalam pemenuhan kebutuhan barang

perusahaan. Namun, jika suatu departemen sesegera mungkin

memerlukan barang tertentu dan dirasa mendesak, maka pembelian

bisa langsung dilakukan. Hal ini tentu membuat prosedur yang sudah
4

di tetapkan oleh perusahaan tidak dijalankan secara konsisten.Fungsi

atau bagian yang terkait dengan kegiatan pembelian di PT Hutan

Sanggam Berau adalah fungsi persediaan, administrasi dan umum,

keuangan, serta akuntansi.

Proses pembelian yang dilakukan oleh PT Hutan Sanggam Berau

dimulai dari fungsi persediaan yang bertanggung jawab untuk

mengajukan permintaan pembelian kepada fungsi administrasi dan

umum berdasarkan pengajuan pemenuhan barang yang berasal dari

departemen yang berada dalam lingkup perusahaan. Fungsi persediaan

juga bertugas membuat bukti penerimaan barang atas barang yang

diterima, walaupun pada dasarnya tugas ini seharusnya menjadi

tanggung jawab fungsi administrasi dan umum selaku bagian yang

berhubungan langsung dengan pihak mitra atau pemasok.

Fungsi pembelian dirangkap oleh fungsi administrasi dan

umumyang bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai

jenis, kuantitas dan harga barang, menentukan pemasok yang dipilih

dalam pengadaan, mengeluarkan dokumen order pembelian, menerima

laporan penerimaan barang dan faktur pembelian dari mitra atau

pemasok. Fungi keuangan bertugas melakukan pencairan kas untuk

dibayarkan ke mitra atau pemasok, menerima faktur pembelian, dan

merekap dokumen yang diterima dari fungsi persediaan serta

administrasidan umum. Sedangkan fungsi akuntansi bertugas mencatat


5

transaksi yang timbul akibat pembelian yang dilakukan baik tunai

maupun kredit.

Pemisahan tugas seharusnya dilakukan pada fungsi persediaan

serta fungsi administrasi dan umum. Perangkapan tugas

mengakibatkan kurangnya pengarsipan dokumen untuk setiap fungsi

sertamemicu terjadinya kecurangan atau penyelewengan dalam

kegiatan pembelian barangdisebabkan pengawasan yang lemah.

Pengawasan yang lemah mempengaruhi ketepatan transaksi pembelian

serta mempengaruhi hasil usaha perusahaan.

Manajemen PT Hutan Sanggam Berau sudah membuat

pembagian tugas serta wewenang untuk setiap fungsi. Akan tetapi,

dikarenakan keterbatasan sumber daya pada beberapa departemen

mengakibatkan fungsi yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan

perusahaan. Keterbatasan sumber daya terjadi dipengaruhi beberapa

faktor antara lain karyawan yang resign, pengambilan program

pensiun dini karyawan yang ditawarkan perusahaan serta

pengembalian sebagian karyawan ke perusahaan induk menyebabkan

terjadinya perangkapan tugas.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai sistem akuntansi pembelian

barang yang dituangkan dalam judul, “Analisis Sistem Informasi


6

Akuntansi Pembelian Barang Pada PT Hutan Sanggam Berau di

Tanjung Redeb Kabupaten Berau”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukan di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah sistem informasi akuntansi pembelian barang pada PT

Hutan Sanggam Berau sudah sesuai dengan teori sistem

informasi akuntansi pembelian?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi pembelian

barang pada PT Hutan Sanggam Berau sudah sesuai dengan teori

sistem informasi akuntansi pembelian.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan

masukan yang bermanfaat mengenai sistem informasi akuntansi

pembelian barang pada PT Hutan Sanggam Berau.


7

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah sumber informasi dan

pengetahuan baru tentang sistem informasi akuntansi pembelian

barang pada PT Hutan Sanggam Berau.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang

sistem informasi akuntansi pembelian barang dan sebagai acuan

bagi penelitian penelitian berikutnya yang berkaitan dengan

sistem informasi akuntansi pembelian barang.

E. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan penelitian ini mengacu pada sistematika

yang digunakan dalam penyusunan skripsi di lingkungan Universitas

Muhammadiyah Berau agar mempermudah penelitian dan penulisan

skripsi. Adapun sistematika penulisan yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

Bab Satu Pendahuluan, pada Bab ini diuraikan mengenai latar

belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta

sistematika penulisan.

Bab Dua Kajian Pustaka, pada Bab ini menjelaskan gambaran

secara umum dan menyeluruh mengenai permasalahan secara teoritis

dari berbagai sumber yang melandasi penulisan ini, selanjutnya

dikemukakan kajian empiris dan kerangka pikir penelitian.


8

Bab Tiga Metode Penelitian, pada Bab ini diuraikan mengenai

definisi operasional, unit analisis, populasi dan sampel, jenis dan

sumber data, teknik pengumpulan data dan alat analisa.

Bab Empat Hasil Penelitian, pada Bab ini diuraikan penyajian

data hasil penelitian yang diperoleh selama melakukan penelitian pada

PT Hutan Sanggam Berauseperti gambaran umum, struktur organisasi,

kebijakan serta penyajian data yang relevan dan berhubungan

langsung dengan penelitian ini.

Bab Lima Analisis dan Pembahasan, pada bagian analisis

diuraikan secara rinci mengenai sistem informasi akuntansi pembelian

pada PT Hutan Sanggam Berau dan menganalisis data utama hasil

penelitian tersebut guna menguji hipotesis yang telah diajukan. Pada

bagian pembahasan dikemukakan secara panjang lebar tentang hasil

dari pengujian hipotesis sebagaimana telah digambarkan pada bagian

analisis.

Bab Enam Kesimpulan dan Saran, yang merupakan kesimpulan

dari hasil analisis yang telah dilakukan serta saran penulis sebagai

masukan bagi PT Hutan Sanggam Berau


9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori.

1. Sistem Informasi Akuntansi

a. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem merupakan kesatuan yang terdiri komponen atau

elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran

informasi, materi, atau energi. Sistem bekerja dalam suatu

jaringan kerja dari suatu prosedur yang saling berhubungan satu

sama lain untuk menyelesaikan tujuan dan sasaran tertentu.

Informasi merupakan data yang telah diproses sehingga

mempunyai arti tertentu bagi penerimanya. Sumber dari

informasi adalah data, sedangkan data sendiri adalah kenyataan

yang menggambarkan suatu kejadian, dan kejadian imerupakan

suatu peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu, sehingga dalam

hal ini informasi dan data saling berkaitan.

Sistem informasi akuntansi merupakan sebuah sistem yang

memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang

bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan

mengoperasikan bisnis.Sistem informasi akuntansi pada dasarnya

dibangun untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama dari


10

suatu perusahaan adalah mengolah data akuntansi yang berasal

dari berbagai sumber menjadi informasi akuntansi yang

diperlukan oleh berbagai macam pemakai, dan untuk mengurangi

resiko pada saat pengambilan keputusan.

Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2014: 3) adalah

organisasi, formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang

dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan

perusahaan.

Menurut Winarno (2006: 19) sistem akuntansi merupakan

bidang ilmu akuntansi yang mempelajari perancangan dan

pengevaluasian sistem informasi akuntansi di dalam suatu

perusahaan. Sistem akuntansi membahas penyusunan berbagai

prosedur akuntansi yang digunakan untuk menangani suatu

peristiwa (transaksi), mulai dari mencatat data, menggunakan

dokumen yang sesuai, hingga menyajikan laporan informasi yang

baik.

Baridwan (2009: 4) mengungkapkan, sistem akuntansi

adalah formulir formulir, catatan catatan, prosedur prosedur, dan

alat alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha

suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan

umpan balik dalam bentuk laporan laporan yang diperlukan oleh


11

manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak pihak

lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan

lembaga lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.

Menurut Narko (2007) dalam Devi, Dzulkirom, Darmawan

(2018: 38), sistem аkuntаnsi аdаlаh jаringаn yаng terdiri dаri

dokumen dokumen, cаtаtаn cаtаtаn, prosedur prosedur, аlаt аlаt

dаn sumber dаyа mаnusiа dаlаm rаngkа menghаsilkаn informаsi

pаdа suаtu orgаnisаsi untuk kepentingаn pengаwаsаn, operаsi

mаupun untuk keperluаn pengаmbilаn keputusаn bisnis.

Dari definisi sistem akuntansi diatas, maka dapat dikatakan

bahwa sistem akuntansi adalah organisasi, formulir formulir,

catatan- atatan, prosedur prosedur, alat alat, dan sumber daya

manusia untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan

laporan yang diperlukan oleh pihak manajemen dan pihak pihak

yang berkepentingan lainnya.

b. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Sistem yang dirancang dan ditetapkan dalam suatu usaha

perusahaan secara umum bertujuan untuk menangani sesuatu

yang berulang kali atau secara rutin terjadi. Menurut Mulyadi

(2014: 19) tujuan umum dari sistem akuntansi adalah sebagai

berikut:
12

1) Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan

usaha baru

Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika

perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan

menciptakan usaha baru yang berbeda dengan usaha yang

telah dijalankan selama ini. Perusahaan manufaktur baru

biasanya memerlukan pengembangan sistem akuntansi

lengkap, sejak dari sistem akuntansi piutang, sistem

akuntansi hutang, sistem akuntansi penggajian dan

pengupahan, sistem akuntansi biaya, sistem akuntansi kas,

sistem akuntansi persediaan, sistem akuntansi aktiva tetap,

dan sistem akuntansi pokok. Sedangkan perusahaan yang

membuka usaha baru yang selama ini belum dijalankan

biasanya memerlukan pengembangan sistem akuntansi yang

tidak selengkap yang diperlukan oleh perusahaan baru.

2) Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem

yang telah ada.

Ada kalanya sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat

memenuhi kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu,

ketepatan penyajian maupun struktur informasi yang

terdapat dalam laporan. Hal ini kemungkinan disebabkan

oleh perkembangan usaha perusahaan, sehingga menuntut


13

sistem akuntansi untuk dapat menghasilkan laporan dengan

mutu informasi yang lebih baik dan tepat penyajiannya,

dengan struktur informasi yang sesuai dengan tuntutan

kebutuhan manajemen.

3) Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan

pengecekan intern akuntansi

Akuntansi merupakan alat pertanggungjawaban kekayaan

suatu organisasi. Pengembangan sistem akuntansi sering

kali ditujukan untuk memperbaiki perlindungan terhadap

kekayaan organisasi sehingga pertanggungjawaban terhadap

penggunaan kekayaan organisasi dapat dilaksanakan dengan

baik. Pengembangan sistem akuntansi dapat pula ditujukan

untuk memperbaiki pengecekan intern agar informasi yang

dihasilkan oleh sistem tersebut dapat dipercaya.

4) Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelengaraan

catatan akuntansi.

Pengembangan sistem akuntansi seringkali ditujukan untuk

menghemat biaya. Informasi merupakan barang ekonomi.

Untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber

ekonomi yang lain. Oleh karena itu dalam menghasilkan

informasi perlu dipertimbangkan besarnya manfaat yang

diperoleh dengan pengorbanan yang dilakukan. Jika


14

pengorbanan untuk memperoleh informasi keuangan

diperhitungkan lebih besar dibanding dengan manfaat yang

diperoleh, sistem yang sudah ada perlu dirancang kembali

untuk mengurangi pengorbanan sumber daya bagi

penyediaan informasi tersebut.

Beberapa tujuan dari sistem informasi akuntansi juga

dikemukakan oleh Midjan dan Susanto (2005: 37), antara lain:

1) Untuk meningkatkan kualitas informasi, yaitu informasi

yang tepat guna (relevance), lengkap dan terpercaya

(akurat). Dengan kata lain sistem akuntansi harus dengan

cepat dan tepat memberikan informasi yang diperlukan

secara lengkap.

2) Untuk meningkatkan kualitas internal atau sistem

pengendalian internal, yaitu sistem pengendalian yang

diperlukan untuk mengamankan kekayaan perusahaan. Ini

berarti bahwa sistem pengendalian yang disusun harus juga

mengandung kegiatan sistem pengendalian internal.

3) Untuk dapat menekan biaya biaya tata usaha, artinya biaya

tata usaha untuk sistem akuntansi harus seefisien mungkin

dan harus jauh lebih murah dari manfaat yang akan

diperoleh dari penyusunan sistem akuntansi.


15

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa tujuan dari

penyusunan sistem akuntansi bagi perusahaan adalah untuk

memperbaiki dan mengembangkan sistem yang sudah ada.

Memperbaiki pengendalian intern dan penyediaan catatan yang

lengkap sebagai pertanggung jawaban dan perlindungan

kekayaan perusahaan serta sebagai penghematan biaya dari

sistem yang sudah ada.

c. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Dalam rangka menghasilkan informasi yang diperlukan oleh

para pembuat keputusan, sistem informasi akuntansi harus

melaksanakan tugas tugas atau fungsi seperti yang dijelaskan

Krismiaji (2015: 112) sebagai berikut:

1) Mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukkannya

ke dalam sistem.

2) Memproses data transaksi

3) Menyimpan data untuk keperluan dimasa mendatang

4) Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan

memproduksi laporan, atau memungkinkan para pemakai

untuk melihat sendiri data yang tersimpan di komputer.

5) Mengendalikan seluruh proses sedemikian rupa sehingga

informasi yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.


16

Fungsi sistem informasi akuntansi menurut Romney dan

Steinbart (2012) dalam Permata, Lambey, Tangkuman (2017:

906) adalah sebagai berikut:

1) Mengumpulkan dan menyimpan data yang terkait dengan

aktivitas dan transaksi dalam perusahaan.

2) Mengubah data menjadi informasi bagi manajemen

sehingga menunjang pengambilan keputusan.

3) Menyediakan sistem pengendalian untuk menjaga aset

perusahaan

d. Unsur Sistem Informasi Akuntansi

Unsur suatu sistem akuntansi menurut Mulyadi (2014: 3-5)

adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan

buku pembantu, serta laporan. Berikut, diuraikan lebih lanjut

pengertian setiap unsur sistem akuntansi tersebut:

1) Formulir, merupakan dokumen yang digunakan untuk

merekam terjadinya transaksi. Contoh formulir adalah faktur

penjualan, bukti kas keluar, dan cek. Dalam sistem

akuntansi secara manual (manual system), media yang

digunakan untuk merekam pertama kali data transaksi

keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas.

2) Jurnal, merupakan catatan akuntansi pertama yang

digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan dan


17

meringkas data keuangan serta data lainnya. Sumber

informasi pencatatan dalam jurnal ini adalah formulir.

Contoh jurnal adalah jurnal penerimaan kas, jurnal

pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal umum.

3) Buku Besar (general ledger), merupakan akun akun yang

digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah

dicatat sebelumnya dalam jurnal. Akun akun dalam buku

besar ini disediakan sesuai dengan unsur unsur informasi

yang akan disajikan dalam laporan keuangan

4) Buku Pembantu

Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar

diperlukan rincinya lebih lanjut, dapat dibentuk buku

pembantu (subsidiary ledger). Buku pembantu ini terdiri

dari akun akun pembantu yang merinci data keuangan yang

tercantum dalam akun tertentu dalam buku besar.

5) Laporan

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan

berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan

perubahan saldo laba, laporan harga pokok produksi,

laporan beban pemasaran, laporan beban pokok penjualan,

daftar umum piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar

saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan berisi


18

informasi yang merupakan keluaran (output) sistem

akuntansi.

2. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian

a. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Pembelian

Pembelian merupakan bagian dari sistem yang mendukung

kegiatan dalam sebuah perusahaan untuk menentukan dan

mempertahankan jumlah barang agar perusahaan dapat berjalan

baik. Aktivitas pembelian tergolong aktivitas pengeluaran dan

dapat disebut dengan prokrumen (Armelia, Dzulkirom, Sudjana,

2016: 28).

Pembelian menurut Santoso (2011) dalam Permata,

Lambey, Tangkuman, 2017: 906), merupakan serangkaian

tindakan untuk mendapatkan barang dan jasa melalui pertukaran

dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual kembali.

Dalam perusahaan dagang pembelian dilakukan dengan menjual

kembali tanpa melakukan perubahan bentuk barang, sedangkan

pada perusahaan manufaktur pembelian dilakukan dengan

merubah bentuk barang yang dibeli dan menjualnya kembali.

Sistem akuntansi pembelian menurut Krismiaji (2015: 213)

merupakan serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pengolahan

data yang berhubungan dengan pembelian dan pembayaran atas

barang yang dibeli. Sedangkan Sujarweni (2015: 16)


19

mengungkapkan, sistem informasi akuntansi pembelian adalah

sistem yang digunakan untuk pengadaan barang yang diperlukan

perusahaan. Aktivitas pembelian dalam sistem informasi

akuntansi pembelian meliputi semua kebutuhan yang dibutuhkan

perusahaan.

Heripracoyo (2009) dalam Yulianto dan Djuharni (2019: 42)

menyatakan, sistem informasi akuntansi pembelian merupakan

sistem yang dibangun untuk mempermudah pelaksanaan

pembelian dengan mengotomatisasikan atau mengkomputerisasi

keseluruhan maupun beberapa bagian dari proses pembelian

tersebut disertai dengan pengendalian atau kontrol atas sistem

komputerisasi tersebut.

b. Fungsi Yang Terkait Dengan Sistem Informasi Akuntansi

Pembelian

Fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi

pembelian menurut Mulyadi (2014: 299-300) adalah sebagai

berikut:

1) Fungsi Gudang

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang

bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan

pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada

digudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima


20

oleh fungsi penerimaan. Untuk barang barang yang

langsung pakai (tidak ada persediaan barangnya di gudang),

permintaan pembelian diajukan oleh pemakai barang.

2) Fungsi Pembelian

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh

informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok

yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan

order pembelian kepada pemasok yang dipilih.

3) Fungsi Penerimaan

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung

jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu,

dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna

menentukan apakah barang tersebut dapat diterima atau

tidak oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab

untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari

transaksi retur penjualan

4) Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian

adalah fungsi pencatat hutang dan fungsi pencatat

persediaan. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi

pencatat hutang bertanggung jawab untuk mencatat

transaksi pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan


21

untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas

keluar) yang berfungsi sebagai catatan hutang atau

menyelenggarakan kartu hutang sebagai buku pembantu

hutang. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatat

persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok

persediaan barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan.

Menurut Mulyadi (2014: 300), secara garis besar transaksi

pembelian mencakup prosedur berikut ini:

1) Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi

pembelian

2) Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai

pemasok

3) Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai

pemasok dan melakukan pemilihan pemasok.

4) Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada

pemasok yang dipilih.

5) Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang

dikirim oleh pemasok.

6) Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima

kepada fungsi gudang untuk disimpan.

7) Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada

fungsi akuntansi.
22

8) Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan

atas dasar faktur dari pemasok tersebut, fungsi akuntansi

mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.

Suprono (2015) dalam Yulianto dan Djuharni (2019: 42)

menjelaskan, bahwa fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi

penerimaan, dan fungsi akuntansi merupakan bagian bagian yang

saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain dan apabila

ada salah satu dari fungsi tersebut dihilangkan maka proses

pembelian tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan.

c. Dokumen Yang Digunakan Dalam Sistem informasi

Akuntansi Pembelian

Dokumen dokumen yang digunakan sebagai dasar

pencatatan pada sistem informasi akuntansi pembelian menurut

Mulyadi (2014: 303-308) adalah sebagai berikut:

1) Surat Permintaan Pembelian

Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi

gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi

pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis,

jumlah, dan mutu seperti yang tersebut dalam surat tersebut.

Surat permintaan pembelian ini biasanya dibuat 2 (dua)

lembar untuk setiap permintaan, satu lembar untuk fungsi


23

pembelian, dan tembusannya untuk arsip fungsi yang

meminta barang.

2) Surat Permintaaan Penawaran Harga

Surat permintaan penawaran adalah dokumen yang

digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang

yang pengadaannya tidak berulangkali terjadi, yang

menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.

3) Surat Order Pembelian

Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada

pemasok yang telah dipilih. Dokumen ini terdiri dari

berbagai tembusan dengan fungsi sebagai berikut:

a) Surat order pembelian

Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order

pembelian yang dikirimkan kepada pemasok sebagai

order resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan.

b) Tembusan pengakuan oleh pemasok.

Tembusan surat order pembelian ini dikirimkan kepada

pemasok, dimintakan tanda tangan dari pemasok tersebut

dan dikirim kembali ke perusahaan sebagai bukti telah

diterima dan disetujuinya order pembelian, serta

kesanggupan pemasok memenuhi janji pengiriman

barang seperti tersebut dalam dokumen tersebut.


24

c) Tembusan bagi unit peminta barang.

Tembusan ini dikirimkan kepad fungsi yang memeinta

pembelian bahwa barang yang dimintanya telah dipesan.

d) Arsip tanggal pemesanan

Tembusan surat order pembelian disimpan oleh fungsi

pembelian menurut tanggal penerimaan barang yang

diharapkan, sebagai dasar untuk mengadakan tindakan

penyelidikan jika barang tidak datang pada waktu yang

telah ditetapkan.

e) Arsip pemasok

Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh

fungsi pembelian menurut nama pemasok, sebagai dasar

untuk mencari informasi mengenai pemasok.

f) Tembusan fungsi penerimaan.

Tembusan surat order pembelian ini dikirim ke fungsi

penerimaan sebagai otorisasi untuk menerima barang

yang jenis, spesifikasi, mutu, kualitas, dan pemasoknya

seperti tercantum dalam dokumen tersebut. Dalam

sistem penerimaan buta (blind receiving system), kolom

kuantitas dalam tembusan ini diblok hitam agar kuantitas

yang dipesan yang dicantumkan dalam surat order

pembelian tidak terekam dalam tembusan yang


25

dikirimkan ke fungsi penerimaan. Hal ini dimaksud agar

fungsi penerimaan dapat benar benar melakukan

perhitungan dan pengecekan barang yang diterima dari

pemasok.

g) Tembusan fungsi akuntansi.

Tembusan surat order pembelian ini dikirim ke fungsi

akuntansi sebagai salah satu dasar mencatat kewajiban

yang timbul dari transaksi pembelian.

4) Laporan Penerimaan Barang

Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk

menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok

telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas

seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.

5) Surat Perubahan Order Pembelian

Perubahan terhadap isi surat order pembelian terkadang

diperlukan dari yang sebelumnya telah diterbitkan.

Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kuantitas,

jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian

(substitusi) atau hal lain yang bersangkutan dengan

perubahan desain atau bisnis. Biasanya perubahan tersebut

diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan

menggunakan surat perubahan order pembelian.


26

6) Bukti Kas Keluar

Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar

pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi

sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang

kepada pemasok dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat

pemberitahuan kepada kreditur mengenai maksud

pembayaran.

d. Catatan Akuntansi Yang Digunakan Dalam Sistem Informasi

Akuntansi Pembelian

Menurut Mulyadi (2014: 308-310) catatan akuntansi yang

digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah sebagai

berikut:

1) Register Bukti Kas Keluar (Voucher Register)

Apabila dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan

voucher payable procedure, jurnal yang digunakan untuk

mencatat transaksi pembelian tunai adalah register bukti kas

keluar. Register bukti kas keluar digunakan untuk mencatat

jumlah rupiah bukti kas keluar yang sudah disetujui untuk

dibayar, nomor cek yang dibuat untuk melunasi atau

membayar sebagian dana pemasok. Selain itu catatan ini

juga digunakan untuk mencatat distribusi debit pengeluaran

kas.
27

2) Jurnal Pembelian Jurnal ini merupakan catatan akuntansi

yang diselenggarakan dalam proses akuntansi yang

digunakan untuk mencatat pembelian yang diselenggarakan

oleh suatu perusahaan.

3) Kartu Hutang

Jika dalam pencatatan hutang perusahaan menggunakan

account payable procedure, buku pembantu yang digunakan

untuk mencatat hutang kepada pemasok adalah kartu

hutang. Kartu ini dibuat untuk setiap kreditur dan

digunakan untuk mencatat data dari pemasok seperti nomor

dan tanggal, jumlah rupiah tagihan dan jumlah yang sudah

dibayar.

4) Kartu Persediaan

Kartu persediaan ini digunakan untuk mencatat jumlah

rupiah dan kuantitas mutasi persediaan di gudang untuk

setiap jenis barang yang disimpan.

e. Jaringan Prosedur Sistem Informasi Akuntansi Pembelian

Bagian pembelian merupakan bagian yang sangat penting

bila dikaitkan dengan masalah efisiensi pengendalian jumlah

biaya yang harus dikeluarkan untuk kegiatan operasional,

sehingga perlu dilakukan pengaturan tata laksana atau prosedur

pembelian barang.
28

Prosedur sangat penting dimiliki bagi suatu perusahaan agar

segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam. Karena, untuk

mecapai tujuan yang efesien dan efektif perusahaan harus

melakukan rangkaian atau langkah langkah yang detail dan

melakukannya dengan sebaik mungkin. Pada akhirnya prosedur

akan menjadi pedoman bagi suatu organisasi dalam menentukan

aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu

fungsi tertentu.

Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011: 23), prosedur

merupakan serangkaian langkah atau kegiatan klerikal yang

tersusun secara sistematis berdasarkan urutan urutan yang

terperinci dan harus diikuti untuk dapat menyelesaikan suatu

permasalahan. Mulyadi (2014: 301) mengungkapkan, jaringan

atau prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi

pembelian antara lain:

1) Prosedur Pemintaan Pembelian

Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan pembelian

dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi

pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya

untuk barang barang yang langsung pakai, fungsi yang

memakai barang mengajukan permintaan pembelian


29

langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat

permintaan pembelian.

2) Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan

Pemasok

Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat

permintan penawaran harga kepada para pemasok untuk

memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai

syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan

pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang

diperlukan oleh perusahaan. Perusahaan seringkali

menentukan jenjang wewenang dalam pemilihan pemasok

sehingga sistem informasi akuntansi pembelian dibagi

sebagai berikut:

a) Sistem akuntansi pembelian dengan pengadaan langsung

Dalam sistem akuntansi pembelian ini, pemasok dipilih

langsung oleh fungsi pembelian tanpa melalui

penawaran harga. Biasanya pembelian dengan pengadan

langsung ini meliputi jumlah rupiah yang kecil dalam

sekali pembelian.

b) Sistem akuntansi pembelian dengan penunjukan

langsung
30

Dalam sistem akuntansi pembelian ini, pemilihan

pemasok dilakukan oleh fungsi pembelian, dengan

terlebih dahulu dilakukan pengiriman permintaan

penawaran harga kepada paling sedikit tiga pemasok dan

didasarkan pada pertimbangan harga penawaran dari

para pemasok sendiri.

c) Sistem akuntansi pembelian dengan lelang

Dalam sistem ini, pemilihan pemasok dilakukan oleh

panitia lelang yang dibentuk, melalui lelang yang diikuti

oleh pemasok dalam jumlah tertentu. Tahap pemilihan

pemasok dengan lelang antara lain:

(1) Pembuatan kerangka acuan (terms of reference) yang

berisi uraian rinci jenis, spesifikasi dan jumlah

barang yang akan dibeli melalui lelang.

(2) Pengiriman kerangka acuan kepada para pemasok

untuk kepentingan pengajuan penawaran harga.

(3) Penjelasan kepada para pemasok mengenai kerangka

acuan tersebut.

(4) Penerimaan penawaran harga dengan dilampiri

berbagai persyaratan lelang oleh para pemasok dalam

amplop tertutup.
31

(5) Pembukaan amplop penawaran harga oleh panitia

lelang di depan para pemasok.

(6) Penetapan pemasok yang dipilih (pemenang lelang)

oleh panitia lelang.

3) Prosedur Order Pembelian

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirim surat order

pembelian kepada pemasok yang dipilih dan

memberitahukan kepada unit unit organisasi lain dalam

perusahaan (misalnya fungsi penerimaan, fungsi yang

meminta barang, dan fungsi pencatat utang) mengenai order

pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

4) Prosedur Penerimaan Barang

Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan

pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas, dan mutu barang

yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat

laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan

barang dari pemasok tersebut.

5) Prosedur Pencatatan Hutang

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen

dokumen yang terkait dengan pembelian (surat order

pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari


32

pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan hutang atau

mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.

6) Prosedur Distribusi Pembelian

Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari

transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan

manajemen.

3. Sistem Pengendalian Intern

a. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Pengendalian intern merupakan rangkaian tindakan yang

mencakup keseluruhan proses dalam organisasi. Pengendalian

intern berada dalam proses manajemen dasar, yaitu perencanaan,

pelaksanaan dan pemantauan. Pengendalian intern yang bertujuan

sebagai pengawasan akuntansi ditujukan untuk menjamin bahwa

semua transaksi yang ada di perusahaan dilaksanakan sesuai

otorisasi manajemen.

Sistem pengendalian intern adalah suatu sistem yang dibuat

untuk memberi jaminan keamanan bagi unsurunsur yang ada

dalam perusahaan, karena dengan adanya sistem pengendalian

intern perusahaan bisa mengkoordinasi kegiatannya, sehingga

perusahaan tidak mengalami kerugian karena penyimpangan

yang ada di perusahaan.


33

Menurut Rаnаtаriszа dаn Noor (2013) dalam Devi,

Dzulkirom dan Darmawan (2018: 37), pengendаliаn intern

merupаkаn suаtu cаrа untuk mengаwаsi, mengаrаhkаn, dаn

mengukur sumber dаyа suаtu orgаnisаsi аtаu perusаhааn.

Pengendаliаn intern dаlаm sebuаh perusаhааn meliputi otorisаsi

trаnsаksi, pemisаhааn pekerjааn, supervisi, cаtаtаn аkuntаnsi,

pengendаliаn аkses, dаn verifikаsi independen.

Hansen dan Mowen seperti yang dikutip oleh Halim, dkk

(2009: 4-5) mengungkapkan, pengendalian adalah proses

penetapan standar, dengan menerima umpan balik berupa kinerja

sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika

kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan yang

telah direncanakan sebelumnya.

Menurut Bimantara (2017) dalam Permata, Lambey dan

Tangkuman (2017: 907) menjelaskan, pengendalian intern adalah

kerangka organisasi yang terdiri dari prosedur prosedur yang

saling berkaitan dalam melakukan suatu kebiasaan dalam

perusahaan dan bertujuan untuk mengamankan harta, memeriksa

kebenaran data administrasi dan akuntansi, memajukan efisiemsi

dalam operasi dan membantu menjaga kebijaksanaan perusahaan

untuk dipatuhi.
34

Berdasarkan definisi definisi diatas, dapat disimpulkan

bahwa sistem pengendalian intern merupakan proses yang

dikerjakan untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian

dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen untuk

mencapai tujuan pengendalian intern yang baik.

b. Fungsi Dan Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Fungsi pengendalian intern secara garis besar adalah

pencegahan, pemeriksaan dan korektif untuk bisa meminimalisir

kesalahan dan bisa mendorong efesiensi organisasi perusahaan

dalam mencapai tujuannya. Widjayanto (2011: 168)

mengungkapan, bahwa pengendalian intern mempunyai dua

fungsi utama yakni mengamankan sumber daya organisasi dari

penyalahgunaan serta mendorong efisiensi operasi organisasi

sehingga kebijaksanaan ataupun tujuan yang telah digariskan

dapat tercapai.

Sistem pengendalian intern merupakan kebijakan, praktik

dan prosedur yang digunakan organisasi yang mempunyai tujuan

pokok menjaga aset (persediaan) dan liabilitas perusahaan (utang

dan persediaan). Mulyadi (2014: 163) mengungkapkan, tujuan

penyusunan sistem pengendalian intern antara lain:

1) Menjaga keamanan kekayaan dan catatan organisasi


35

Apabila tidak dilindungi dengan pengendalian intern yang

memadai, kekayaan fisik dapat dicuri, disalahgunakan atau

rusak tanpa sengaja. Demikian pula halnya dengan

kekayaan non fisik seperti aktivitas usaha, dokumen

dokumen penting dan catatan kegiatan perusahaan.

2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

Agar dapat menyelenggarakan usahanya dengan baik,

manajemen harus mempunyai informasi yang akurat.

Berbagai informasi yang penting dibutuhkan untuk

mengambil keputusan.

3) Mendorong efisiensi

Pengendalian intern dalam suatu perusahaan dimaksudkan

untuk menghindarkan pengulangan kerja yang tidak perlu

dan pemborosan dalam seluruh aspek usaha serta mencegah

penggunaan sumber daya secara tidak terkendali.

4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Manajemen membuat berbagai materi dan prosedur untuk

mencapai tujuan perusahaan. Struktur pengendalian intern

yang dimaksud untuk memastikan bahwa segala peraturan

dan prosedur ini ditaati oleh personel perusahaan.

Menurut Permata, Lambey dan Tangkuman (2017: 907)

tujuan pengendalian intern meliputi:


36

1) Untuk menjaga kekayaan organisasi

2) Untuk menjaga keakuratan laporan keuangan perusahaan

3) Untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan

4) Untuk menjaga kedisiplinan dipatuhinya kebijakan

manajemen

5) Agar semua yang ada di perusahaan tunduk pada hukum dan

aturan yang sudah ditetapkan di perusahaaan.

c. Unsur Sistem Pengendalian Intern

Pengendalian intern adalah rencana organisasi dan metoda

yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva,

menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya,

memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya

kebijakan manajemen. Wujud upaya pengendalian intern menurut

Krismiadji (2015: 218) adalah meliputi otorisasi yang tepat

terhadap transaksi dan aktivitas, pemisahan tugas, perancangan

dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai, penjagaan

yang memadai terhadap aktiva dan catatan, dan pengecekan

independen terhadap kinerja.

Berdasarkan tujuan tujuan pengendalian intern yang ingin

dipenuhi oleh perusahaan, Mulyadi (2014: 164-172)

mengungkapkanbahwa terdapat unsur unsur pokok sistem


37

pengendalian intern yang menunjang perbaikan suatu sistem

dalam suatu perusahaan, antara lain:

1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab

fungsional secara tegas

Struktur organisasi merupakan rerangka (framework)

pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit unit

organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan

kegiatan pokok perusahaan. Struktur organisasi suatu

perusahaan dibuat untuk membantu kelancaran kegiatan dan

aktivitas perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan

yang telah ditetapkan sebelumnya, karena dalam organisasi

ini para karyawan saling bekerja sama dengan keahlian dan

kemampuan yang berbeda.

Pembagian tanggung jawab fungsional dalam

organisasi ini didasarkan pada prinsip prinsip berikut ini:

a) Harus dipisahkan fungsi fungsi operasi dan

penyimpanan dari fungsi akuntansi.

Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang

untuk melaksanakan suatu kegiatan, misalnya

pembelian. Setiap kegiatan dalam perusahaan

memerlukan otorisasi dari manajer fungsi yang


38

memiliki wewenang untuk melaksanakan kegiatan

tersebut.

Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki

wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan.

Sedangkan fungsi Akuntansi adalah fungsi yang

memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa

keuangan perusahaan.

b) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh

dalam melakukan suatu tahap akuntansi.

2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang

memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan,

hutang, pendapatan dan biaya

Di dalam suatu organisasi setiap transaksi hanya terjadi

atas dasar otorisasi dari pejabat yang berwenang. Tidak ada

satu pun transaksi yang terjadi apabila tidak diotorisasi oleh

yang memiliki wewenang terhadap transaksi tersebut. Untuk

itu, organisasi harus dirancang sistem yang mengatur

pembagian wewenang otorisasi atas terlaksananya suatu

transaksi.

Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan merupakan

salah satu unsur pengendalian intern yang bertujuan untuk

melindungi kekayaan, hutang, pendapatan, dan biaya yang


39

ada di dalam suatu perusahaan. Dengan otorisasi yang jelas,

maka setiap transaksi yang terjadi di dalam perusahaan akan

dapat dipertanggung jawabkan pelaksanaannya sebab hanya

dengan otorisasi dari pejabat yang berwenang maka

transaksi itu akan terjadi.

Pemberian otorisasi terhadap suatu transaksi yang

terkait dengan penggunaan formulir, karena formulir

merupakan media yang digunakan untuk merekam

penggunaan wewenang untuk memberikan otorisasi

terlaksananya transaksi dalam organisasi.

3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi

setiap unit organisasi

Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem

wewenang serta prosedur pencatatan yang telah ditetapkan

tidak akan terlaksana dengan baik apabila tidak diciptakan

suatu cara yang dapat menjamin praktik yang sehat dalam

pelaksanaanya.

Cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam

menciptakan praktik yang sehat antara lain:

a) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang

pemakaiannya harus dipertanggung jawabkan oleh

yang berwenang.
40

Karena formulir merupakan alat untuk memberikan

otorisasi terlaksananya transaksi, maka pengendalian

pemakaiannya dengan menggunakan nomor urut

tercetak dapat menetapkan pertanggungjawaban

terlaksananya transaksi.

b) Pemeriksaan mendadak (suprised audit).

Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa

pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang akan

diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur. Jika dalam

oganisasi dilaksanakan pemeriksaan mendadak

terhadap kegiatan kegiatan pokoknya, maka dapat

mendorong karyawan melaksanakan tugasnya sesuai

dengan aturan yang telah ditetapkan.

c) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal

sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi,

tanpa ada campur tangan dari orang atau unit

organisasi lain.

d) Perputaran jabatan (job rotation).

Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan

dapat menjaga independensi pejabat dalam

melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan

diantara mereka dapat dihindari.


41

e) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang

berhak.

Karyawan kunci perusahaan diwajibkan mengambil

cuti yang menjadih haknya. Selama cuti, jabatan

karyawan yang bersangkutan digantikan untuk

sementara, sehingga seandainya terjadi kecurangan

dalam departemen yang bersangkutan diharapkan

dapat diungkapkan oleh pejabat yang menggantikan

untuk sementara tersebut.

f) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan

dengan catatannya.

Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek

ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya, secara

periodik harus diadakan pencocokan atau rekonsiliasi

antara kekayaan secara fisik dengan catatan akuntansi

yang bersangkutan dengan kekayaan tersebut.

g) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk

mengecek efektifitas unsur unsur sistem pengendalian

yang lain. Unit organisasi ini disebut satuan pengawas

intern atau staf pemeriksaan intern. Adanya satuan

pengawas intern dalam perusahaan dapat menjamin

efektifitas unsur unsur sistem pengendalian intern,


42

sehingga kekayaan perusahaan akan terjamin

keamanannya dan data akuntansi akan terjamin

ketelitian dan keandalannya.

4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab

Diantara empat unsur pokok pengendalian intern

tersebut diatas, unsur mutu karyawan merupakan unsur

sistem pengendalian intern yang paling penting. Karena

bagaimana pun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi

dan prosedur pencatatan serta berbagai cara yang diciptakan

untuk mendorong praktik yang sehat, semuanya sangat

tergantung kepada manusia yang melaksanakannya.

Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan

dapat dipercaya, dapat ditempuh dengan langkah langkah

sebagai berikut:

a) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang

dituntut oleh pekerjaannya.

Untuk memperoleh karyawan yang mempunyai

kecakapan yang sesuai dengan tuntutan tanggung

jawab yang akan dipikulnya, manajemen harus

mengadakan analisis jabatan yang ada dalam

perusahaan dan menentukan syarat syarat yang

dipenuhi oleh calon karyawan yang akan menduduki


43

jabatan tersebut. Program yang baik dalam seleksi

calon karyawan akan menjamin diperolehnya

karyawan yang memiliki kompetensi seperti yang

dituntut oleh jabatan yang akan didudukinya.

b) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi

karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan

perkembangan pekerjaannya.

4. Sistem Pengendalian Intern Dalam Sistem Akuntansi Pembelian

Menurut Mulyadi (2014: 311-312), unsur-unsur pengendalian

internal yang diterapkan dalam sistem akuntansi pembelian antara

lain:

a. Organisasi, meliputi:

1) Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan

2) Fungsi pembeliaan harus terpisah dari fungsi akuntansi

3) Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan

barang.

4) Tidak ada transaksi pembeliaan yang dilaksanakan secara

lengkap oleh hanya satu fungsi tersebut.

b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, meliputi:

1) Surat permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang

untuk barang yang disimpan dalam gudang atau oleh fungsi

pemakaian barang untuk barang yang langsung pakai.


44

2) Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian

atau pejabat yang lebih tinggi.

3) Laporan penerimaan barang diotoritasi oleh fungsi

penerimaan barang.

4) Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau

pejabat yang lebih tinggi.

5) Pencatatan terjadinya hutang didasarkan pada bukti kas

keluar yang didukung dengan surat order pembelian,

laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.

6) Pencatatan ke dalam kartu hutang dan register bukti kas

keluar (voucher register) diotoritasi oleh fungsi akuntansi.

c. Praktik yang sehat, meliputi:

1) Surat permintaan pembelian bernomor urut tercetak dan

pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi gudang.

2) Surat order pembelian bernomor urut tercetak dan

pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi

pembelian.

3) Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan

pemakainnya dipertanggungjawabkan oleh fungsi

penerimaan.

4) Pemasok dipilih berdasarkan jawaban harga bersaing dari

berbagai pemasok.
45

5) Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi

penerimaan jika fungsi ini telah menerima tembusan surat

order pembelian dari fungsi pembelian.

6) Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang

diterima dari pemasok dengan menghitung dan

menginspeksi barang tersebut dan membandingkannya

dengan tembusan surat order pembelian.

7) Terdapat pengecekan terhadap harga, syarat pembelian, dan

ketelitian perkalian dalam faktur dari pemasok sebelum

faktur tersebut diproses untuk dibayar.

8) Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu hutang

secara periodik direkonsiliasi dengan akun kontrol hutang

dalam buku besar.

9) Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan sesuai dengan

syarat pembayaran guna mencegah hilangnya kesempatan

untuk pemperoleh potongan tunai.

10)Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dicap

“lunas” oleh fungsi pengeluaran kas setelah cek dikirimkan

kepada pemasok.

5. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

Suatu aliran data yang terjadi pada sistem dapat digambarkan

dengan model diagram flowchart.Flowchart merupakan


46

penggambaran secara grafik dari langkah langkah dan urutan

prosedur suatu program dan biasanya mempengaruhi penyelesaian

masalah yang khususnya perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.

Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga

bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart

merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan

formulir termasuk tembusan tembusannya. Bagan alir dokumen

terutama digunakan untuk alat bantu komunikasi dan untuk

dokumentasi (Indrajani, 2011: 22).

Secara rinci bagan alir dokumen (document

flowchart)menunjukkan darimana dokumen tersebut berasal,

distribusinya, tujuan digunakannya dokumen tersebut, kapan tidak

dipakai lagi, dan hal hal lain yang terjadi ketika dokumen tersebut

mengalir melalui sebuah sistem (Krismiaji, 2015: 75).

Tujuan penggunaan flowchart adalah untuk menggambarkan

suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi,

dan jelas dengan menggunakan simbol-simbol yang standar. Simbol

ini digunakan sebagai alat untuk menggambarkan proses di dalam

program. Simbol

6. Ayat Al-Qur’an Mengenai Sistem Akuntansi Pembelian

a. Akuntansi

Q.S. Al-Baqarah: 275


47

ۗ ‫اَلَّ ِذ ْينَ يَْأ ُكلُوْ نَ الر ِّٰبوا اَل يَقُوْ ُموْ نَ اِاَّل َكما يَقُوْ ُم الَّ ِذيْ يَتَ َخبَّطُهُ ال َّشي ْٰطنُ ِمنَ ْالم‬
َ ِ‫سِّ ٰذل‬
‫ك بِاَنَّهُ ْم قَالُ ْٓوا اِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِم ْث ُل‬ َ َ

‫فَ َواَ ْمر ٗ ُٓه ِالَى هّٰللا ِ ۗ َو َم ْن عَا َد‬ ۗ ‫وا َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم ال ِّر ٰب‬
ۗ َ‫وا فَ َم ْن َج ۤا َء ٗه َموْ ِعظَةٌ ِّم ْن َّرب ِّٖه فَا ْنت َٰهى فَلَهٗ َما َسل‬ ۘ ‫الرِّ ٰب‬

ٰۤ ُ
َ‫ار ۚ هُ ْم فِ ْيهَا ٰخلِ ُدوْ ن‬
ِ َّ‫ك اَصْ ٰحبُ الن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫فَا‬

Artinya: “orang-orang yang makan (mengambil)

ribatidakdapatberdirimelainkansepertiberdidrinya orang

yang kemasukkansayitanlantaran (tekanan)

penyakitgilakeadaanmereka yang demikianituadalah di

sebabkanmerekaberkata

( berpendapat),sesungguhnyajualbeliitusamadenganriba,

orang-orang

telahsampaikepadanyalarangandarituhannya,laluterusberh

enti (darimenggambilriba), makabagianapa yang telah di

ambilnyadahulu (sebelumdatanglarangan) ; dan urusannya

(terserah) kepadaallah. Orang yang kembali

(menggambilriba), maka orang ituadalahpenghuni-

penghunineraka; merekakekal di dalamnya.”(Q.S AL-

BAQARAH :275)

Penjelasan:

Ayat tersebut membahas muamalah, termasuk kegiatan jual beli dan

utang piutan terdapat perintah untuk melaksanakan sistem pencatatan


48

yang menekankan pada kebenaran dan keadilan bagi kedua belah

pihak

b. Otorisasi Dan Pencatatan

Surah An-Nisa Ayat 58


ٓ ‫ا َّن هّٰللا ي ۡام ُر ُكمۡ اَ ۡن تَُؤ ُّدوا ااۡل َمٰ ٰن‬
ِ َّ‫ت اِ ٰلى اَ ۡهلِهَا ۙ َواِ َذا َح َكمۡ تُمۡ بَ ۡينَ الن‬
‫اس اَ ۡن ت َۡح ُك ُم ۡوا‬ ِ ُ َ َ ِ
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ‌ِ ‫بِ ۡال َع ۡد‬
ِ َ‫ل ؕ اِ َّن َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُكمۡ بِ ٖ‌ه ؕ اِ َّن َ َكانَ َس ِم ۡي ۢ ًعا ب‬
‫ص ۡيرًا‬

Artinya: “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu

menetapkan hukum di antara manusia hendaknya

kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah

sebaik baik yang memberi pengajaran kepadamu.

Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.”

Penjelasan:

Walau tidak secara spesifik menjelaskan tentang akuntansi, tapi

ayat ini dapat dijadikan landasan seorang akuntan dalam bekerja,

yakni mencatat suatu transaksi sesuai dengan posisinya.

B. Kajian Empiris
49

1. Penelitian yang dilakukan oleh Zahra Revina Devi, Moch.

Dzulkirom Ar dan Ari Darmawan (2018) yang berjudul Analisis

Sistem Akuntansi Pembelian Bahan Baku Dan Pengeluaran Kas

Dalam Upaya meningkatkan Pengendalian Internal (Studi Pada PT

Osuka Indonesia). Penelitiаn ini bertujuаn untuk menjelаskаn

penerаpаn sistem pembeliаn bаhаn bаku dаn pengeluаrаn kаs yаng

terdаpаt pаdа PT Otsukа Indonesiа, apakah telаh didukung dengаn

pengendаliаn internаl yаng telаh memаdаi аtаu belum. Penelitiаn ini

menggunаkаn jenis deskriptif dengаn pendekаtаn kuаlitаtif. Dаtа

bersumber dаri dаtа primer dаn sekunder sertа mengumpulkаn

melаlui wаwаncаrа dаn dokumentаsi yаng telаh diuji keаbsаhаnnyа

menggunаkаn triаngulаsi. Hаsil penelitiаnnyа menunjukkаn sistem

pembeliаn bаhаn bаku dаn pengeluаrаn kаs dаlаm upаyа

meningkаtkаn pengendаliаn internаlnyа sudаh cukup bаik nаmun

mаsih memiliki beberаpа kelemаhаn yаitu mаsih terjаdi perаngkаpаn

fungsi, tidаk lengkаpnyа dokumen, dаn penerаpаn pengendаliаnnyа

mаsih belum memаdаi. Perusаhааn perlu memperbаiki sistem yаng

dijаlаnkаnnyа selаmа ini dengаn memisаhkаn fungsi sesuаi tugаs

dаn tаnggung jаwаbnyа, melengkаpi dokumen untuk penyediа

informаsi jejаk аudit, sertа memperbаiki pengendаliаnnyа supаyа

lebih memаdаi
50

2. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Maya Sari (2019) yang

berjudul Analisis Sistem Akuntansi Pembelian Kredit Dalam

Hubungannya Dengan Pengendalian Internal Pada PT Sumber

Alfaria Trijaya, Tbk Cabang Palembang. Tujuan dari penelitian ini

adalah menganalisis sistem akuntansi pembelian kredit dan

pengendalian internal sistem pembelian barang dagang pada PT

Sumber Alfaria Trijaya, Tbk Cabang Palembang. Jenis penelitian ini

adalah studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara, observasi,

dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah (1)

Melakukan analisis deskriptif sistem akuntansi pembelian dan

pengendalian internal sistem pembelian serta menenggambarkan

flowchart mengenai prosedur pembelian barang (2) Melakukan

perbandingan antara pelaksanaan pada PT Sumber Alfaria Trijaya,

Tbk Cabang Palembang dengan unsur unsur sistem akuntansi

pembelian dan komponen pengendalian internal (3) menarik

kesimpulan hasil analisis dan memberikan saran. Berdasarkan hasil

analisis dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi dan pengendalian

internal pembelian kredit pada PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk

Cabang Palembang belum sesuai dengan unsur unsur sistem

akuntansi pembelian dan komponen pengendalian internal. Masih

banyaknya prinsip prinsip sistem akuntansi pembelian masih belum

mampu untuk diterapkan pada PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk


51

Cabang Palembang. Hal ini tercermin dengan adanya (1) Adanya

double job antara fungsi gudang dan fungsi penerimaan (2)

kurangnya dokumen yang digunakan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh M. HendraYulianto Darti Djuharni

(2019) dengan judul Analisis Sistem Informasi Akuntansi Pembelian

Dan Penjualan Pada CV Tri Kencana Cilegon Banten. Tujuan

penelitian ini adalah untuk menganalisis dan

mengevaluasipelaksanaan sistem informasi akuntansi pembelian dan

penjualan yang ada pada CV Tri Kencana Cilegon Banten. Metode

penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan menggunakan

analisis deskriptif dalam menjawab tujuan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi pembelian dan

penjualan yang dijalankan pada perusahaan ini masih banyak

kelemahan antara lain pembagian tugas sesuai dengan struktur

organisasi yang ada tidak merata, ada perangkapan fungsi di

beberapa bagian, ada dua bagian yang wewenang dan tugasnya sama

tetapi di struktur organisasi dipisahkan. Selain itu dokumen yang

digunakan masih terdapat kekurangan terkait dengan pengendalian

internal yang harus dilakukan. Oleh karena itu dalam penelitian ini

diberikan beberapa solusi untuk mengatasi persoalan yang dihadapi

yaitu, penyempurnaan struktur organisasi baik dalam hal penamaan,


52

pembagian tugas, maupun penggabungan dua bagian yang memiliki

fungsi yang sama, serta penyempurnaan dokumen yang digunakan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniar Sari (2020) dengan judul

Analisis Efektivitas Sistem Akuntansi Pembelian Bahan Baku

Produksi Tekstil Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada CV

Putra Aneka Bandar Lampung). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui sistem akuntansi pembelian bahan baku produksi tekstil

CV Putra Aneka Bandar Lampung serta tinjauan ekonomi islam

terhadap sistem akuntansi pembelian bahan baku produksi tekstil CV

Putra Aneka. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

lapangan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Data

diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dаtа

bersumber dаri dаtа primer dаn sekunder. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa, 1) analisis terhadap sistem informasi akuntansi

pembelian bahan baku produksi tekstil pada CV Putra Aneka Bandar

Lampung udah baik dan efektif sebab telah memenuhi empat kriteria

dari lima kriteria mengenai efektivitas sistem menurut Warren.

Selain itu fungsi terkait dengan sistem akuntansi pembelian,

prosedur pengadaan bahan baku, dokumen terkait serta catatan

akuntansi dalam pembelian bahan baku tekstil CV Putra Aneka

Bandar Lampung sudah sesuai dengan teori. 2) analisis tinjauan

ekonomi islam terhadap sistem akuntansi pembelian bahan baku


53

produksi tekstil CV Putra Aneka jika ditinjau dari prinsip akuntansi

syariah telah sejalan dengan apa yang termaktub dalam Al-Qur’an

surah Al-Baqarah ayat 282 dan As-Syura ayat 182-183.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmanah (2018) dengan judul

Sistem Akuntansi Pembelian Persediaan Suku Cadang Truck Hyno

Pada CV Mitra Bersama Abadi di Tanjung Redeb. Adapun tujuan

penelitian adalah mengetahui sistem akuntansi pembelian persediaan

suku cadang truck Hino pada CV Mitra Bersama Abadi di Tanjung

Redeb sudah sesuai atau belum dengan teori sisem akuntansi. Jenis

penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sistem akuntansi dan pengendalian internal pembelian persediaan

suku cadang truck Hyno pada CV Mitra Bersama Abadi belum

sesuai dengan unsur unsur sistem akuntansi pembelian dan

komponen pengendalian internal. Masih banyaknya prinsip prinsip

sistem akuntansi pembelian yang belum diterapkan secara sempurna

seperti struktur organisasi yang belum jelas, adanya rangkap jabatan

antara fungsi pembelian dan fungsi penerimaan, sedikitnya dokumen

yang digunakan, serta tidak adanya pengarsipan dokumen disetiap

fungsi yang ada.

C. Kerangka Pikir PenelitianDalam penelitian ini, penulis menganalisis

sistem akuntansi pembelian pada PT Hutan Sanggam Berau.


54

Penulis melakukan analisis berdasarkan bagan alir dokumen dan

sistem pengendalian intern terkait pengadaanbarang yang

dilakukan PT Hutan Sanggam Berau. Hasil analisis tersebut

menggambarkan ada atau tidaknya kesesuaian teori dengan sistem

pengendalian intern dan aliran dokumen, distribusi, otorisasi serta

pencatatan yang dilakukan dalam lingkup pengadaan barang PT

Hutan Sanggam Berau.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis mencoba

menggambarkan kerangka berpikir terkaitpengadaan barang PT Hutan

Sanggam Berau berdasarkan teori sistem informasi akuntansi pembelian

seperti yang disajikan pada gambar 1


55

Gambar 1
Kerangka Pikir Penelitian
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Barang Pada PT
Hutan Sanggam Berau di Tanjung Redeb Kabupaten Berau

PT
Hutan Sanggam Berau

Pengadaan
Barang

Sistem Bagan
Pengendalian Alir Dokumen
Intern (Documen Flowchart)

Sistem Informasi
Akuntansi Pembelian

Analisis Perbandingan

Kesimpulan

D. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, diduga

bahwa sistem informasi akuntansi pembelian barang pada PT Hutan

Sanggam Beraubelum sesuai dengan teori sistem informasi akuntansi

pembelian.
56

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Penulis mengangkat judul Analisis Sistem Akuntansi Pembelian

Barang Pada PT Hutan Sanggam Berau di Tanjung Redeb Kabupaten

Berau, dan untuk menghindari terjadinya kesalahan istilah istilah yang

digunakan di dalam penelitian ini, atau kekeliruan dalam mengartikan

dan memahami beberapa istilah pokok yang dipakai sebagaimana yang

tercantum dalam judul, penulis memandang perlu untuk menjelaskan

arti judul diatas sebagai berikut:

1. Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam

kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu

tujuan utama untuk menghasilkan informasi. Suatu sistem

mempunyai karakteristik atau sifat sifat tertentu, yaitu

mempunyai komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem,

penghubung, masukan, keluaran dan tujuan.

2. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk

yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam

pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Data

merupakan bentuk yang 11 masih mentah yang belum dapat


57

bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah

melalui suatu model untuk dihasilkan informasi.

3. Sistem informasi akuntansi merupakan sebuah sistem yang

memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang

bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan

mengoperasikan bisnis. Data yang diolah oleh sistem informasi

akuntansi adalah yang sifatnya berupa data keuangan. Sistem

informasi akuntansi juga berperan sebagai pengaman harta

kekayaan perusahaan. Dengan adanya unsur pengendalian atau

pengecekan dalam sistem akuntansi, berbagai kecurangan,

penyimpangan dan kesalahan dapat dihindarkan atau dilacak

sehingga dapat diperbaiki.

4. Sistem informasi akuntansi pembelian adalah suatu sistem yang

digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang

diperlukan oleh perusahaan baik yang akan digunakan sendiri

atau yang dijual kembali. Sistem informasi akuntansi pembelian

berguna dalam mengenali kebutuhan untuk membeli barang dan

melakukan pesanan ke pemasok. Ketika barang diterima, sistem

informasi akuntansi pembelian mencatat peristiwa tersebut

dengan menambah persediaan dan membuat akun hutang untuk

dibayar pada tanggal yang telah di tertapkan.


58

5. Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode

dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga asset

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen. Dengan kata lain pengendalian intern adalah proses,

yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen dan personel

lain dalam perusahaan, yang dirancang untuk memberikan

jaminan yang memadai atas pencapaian tujuan operasi, pelaporan

dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

6. Bagan alir dokumen (document flowchart) merupakan bagan

(chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau

prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama

untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Bagan alir

ini menelusur sebuah dokumen dari asalnya sampai dengan

tujuannya. Secara rinci bagan alir ini menunjukkan darimana

dokumen tersebut berasal, distribusinya, tujuan digunakannya

dokumen tersebut, kapan tidak dipakai lagi, dan hal hal lain yang

terjadi ketika dokumen tersebut mengalir melalui sebuah sistem.

Flow Chart disusun dengan simbol simbol, dan simbol ini

dipakai sebagai alat bantu menggambarkan proses didalam

program.

B. Unit Analisis, Populasi dan Sampel


59

Unit analisis merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan

komponen yang diteliti. Unit analisis penelitian dapat berupa individu,

kelompok, atau organisasi tertentu sesuai dengan fokus

permasalahannya, sehingga berdasarkan penjelasan tersebut unit

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT Hutan

Sanggam Berau di Tanjung Redeb Kabupaten Berau.

Populasi merupakan kumpulan dari keseluruhan unit analisis.

Populasi dalam penelitian ini adalah dokumen seluruh aktivitas

pembelian barang yang dilakukan kepada mitra/pemasok yang telah

dipilih PT Hutan Sanggam Berau.

Sampel adalah merupakan bagian dari populasi yang dipelajari

dalam suatu penelitian dan hasilnya akan dianggap menjadi gambaran

bagi populasi asalnya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah bagan alir dokumen (document flowchart) serta sistem

pengendalian intern terkait sistem akuntansi pembelian pada PT Hutan

Sanggam Berau di Tanjung Redeb Kabupaten Berau.

C. Jenis Penelitian Dan Sumber Data

Penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian dengan

jenis deskriptif komparatif dengan pengukuran kualitatif, yaitu

membandingkan, memaparkan, menganalisis, dan meringkas segala

keadaan objek yang diteliti yang terjadi di lapangan.


60

Sumber data yang diperoleh penulis merupakan data yang

didapat langsung dari PT Hutan Sanggam Berau di Tanjung Redeb

Kabupaten Berau, yang berupa data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara

peneliti dengan narasumber. Data primer dalam penelitian ini

berupa gambaran umum perusahaan, penerapan sistem

akuntansi pembelian secara umum, dokumen yang dibuat untuk

melakukan pembelianbarang.

2. Data Sekunder

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari

sumber sumber yang telah ada, namun bukan sumber utama.

Data sekunder bisa bentuk data yang tersaji dalam bentuk

artikel, catatan, buku buku sebagai teori, jurnal, dan lain

sebagainya yang membahas mengenai sistem akuntansi

pembelian.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini

antara lain:

1. Wawancara (Interview)
61

Memperoleh data melalui wawancara dan melakukan tanya

jawab secara langsung kepada narasumber untuk mendapatkan

data tentang penerapan sistem akuntansi pembelianbarang.

2. Observasi (Observation)

Memperoleh data penelitian dengan cara melihat secara

langsung ke objek yang diteliti yaitu PT Hutan Sanggam Berau

di Tanjung Redeb Kabupaten Berau.

3. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Memperoleh data melalui sumber literatur seperti membaca

buku literatur serta tulisan yang relevan yang berhubungan

dengan teori sistem akuntansi pembelian dan teori yang

mendukung isi penulisan.

E. Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

bagan alir dokumen (document flowchart) sistem akuntansi pembelian

pada masing masing fungsi, antara lain:


62
63
64

DAFTAR PUSTAKA

Armelia, Dzulkirom, M., Sudjana, N. 2016. Evaluasi Sistem Akuntansi Dan


Pengeluaran Kas Dalam Upaya Mendukung Pengendalian Intern
Perusahaan (Studi Pada PT Merck Sharp Dohme Pharma Pandaan.
Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 39, (No): 2, 27-33.

Baridwan, Z. 2009. Sistem Akuntansi: Penyusunan, Prosedur dan Metode.


Yogyakarta: Akademi Akuntansi YKPN.

Devi, Z. R., Dzulkirom, M., Darmawan, A. 2018. Analisis Sistem


Akuntansi Pembelian Bahan Baku Dan Pengeluaran Kas Dalam
Upaya meningkatkan Pengendalian Internal (Studi Pada PT Osuka
Indonesia).Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.58, (No): 1, 36-45.

Halim, A., dkk. 2009. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: UPP


STIM YKPN.

Indrajani. 2011. Perancangan Basis Data Dalam All In One. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.

Krismiaji. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP


YKPN.

Midjan, L., Susanto, A. 2005. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan.


Bandung: Lingga Jaya.

Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Permata, D. N., Lambey, L., Tangkuman, S. 2017. Analisis Penerapan


Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Suku Cadang Pada PT
Hasjrat Abadi Sudirman Manado. Jurnal Riset Akuntansi, Vol.12,
(No): 2, 905-916.

Puspitawati, L., Anggadini, S. D. 2011. Sistem Informasi Akuntansi.


Jakarta: Graha Ilmu.

Sari, M. 2019. AnalisisSistem Akuntansi Pembelian Kredit Dalam


Hubungannya Dengan Pengendalian Internal Pada PT Sumber
Alfaria Trijaya, Tbk Cabang Palembang. Palembang: Skripsi.
Universitas Bina Darma Palembang.
65

Sari, Y. 2020. AnalisisEfektivitas Sistem Akuntansi Pembelian Bahan Baku


Produksi Tekstil Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada CV
Putra Aneka Bandar Lampung). Lampung: Skripsi. Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.

Sujarweni, V. W. 2015. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Widjajanto, N. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Winarno, W. W. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP


STIM YKPN.

Yulianto, M. H., Djuharni, D. 2019. Analisis Sistem Informasi Akuntansi


Pembelian Dan Penjualan Pada CV Tri Kencana Cilegon Banten.
Jurnal Akuntansi Kontemporer, Vol. 11, (No): 1, 40-51.
66

Lampiran 1. Bagan alir dokumen (document flowchart) fungsi gudang sistem informasi akuntansi pembelian barang

Fungsi Gudang Fungsi Pembelian Fungsi Penerimaan Fungsi Hutang dan Kartu Persediaan

Sumber: Mulyadi (2014: 320) Sum


67

Anda mungkin juga menyukai