Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

PERMOHONAN IZIN PENILITIAN TUGAS


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
DI KOPERASI AGRO NIAGA

Oleh Kelompok 1:
1. Azka Salsabila Zikra 20120068
2. Fina Aulia 037
3. Nona Marsela 163
4. Farhan Jauhari 168

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem Informasi Akuntansi merupakan bagian yang paling penting dari seluruh informasi
yang dibutuhkan oleh manajemen. Sistem informasi akuntansi yang efektif juga sangat penting bagi
keberhasilan jangka panjang suatu perusahaan. Selain menyediakan informasi yang dibutuhkan pihak
manajemen untuk pengambilan keputusan, sistem informasi akuntansi juga berfungsi untuk
menyediakan pengendalian intern yang memadai terhadap aset-aset perusahaan. Dengan adanya
sistem informasi akuntansi maka pengaruh-pengaruh berbagai aktivitas atas sumber daya yang
dimiliki perusahaan dapat ditelusuri.Informasi tentang para pelaku yang terlibat dalam aktivitas-
aktivitas tersebut penting untuk menetapkan tanggung jawab dari tindakan yang diambil.
Di dalam informasi akuntansi terdapat berbagai macam transaksi. Dimana salah satunya
adalah penjualan, pembelian, piutang, utang, penerimaan kas, pengeluaran kas, penggajian dan
pengupahan, dan persediaan. Sistem penjualan digunakan untuk menangani transaksi penjualan
barang atau jasa, baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order
dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa untuk jangka waktu
tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Dalam penjualan tunai, barang atau jasa
baru diserahkan oleh bagian pengiriman kepada pembeli jika bagian kasir telah menerima uang dari
pembeli.
Sistem pembelian dibutuhkan perusahaan baik sebagai salah satu pendukung pengambilan
keputusan untuk mencapai tujuan, maupun untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan
dokumen yang harus dibuat, jaringan prosedur yang harus dijalankan, atau fungsi terkait yang harus
diterapkan dalam mendukung aktivitas pembelian. Kegiatan pembelian merupakan aktivitas yang
penting sekali untuk menjamin kelancaran produksi dan ketepatan waktu penyelesaian suatu pesanan.
Bahan baku merupakan faktor utama didalam perusahaan untuk menunjang kelancaran proses
produksi baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Bahan baku juga menjadi faktor utama
dalam suatu sistem informasi akuntansi yang nantinya akan menjadi pertimbangan perusahaan dan
manajemen pembelian dalam pengambilan keputusan. Agar kegiatan produksi tetap berjalan dengan
baik, maka dibutuhkan sistem pengendalian dalam pembelian bahan baku sebagai bagian yang sangat
penting bagi perusahaan.
Pada Koperasi Agro Niaga banyak sistem yang digunakan mulai dari akuntansi, manajemen
dan produksi. Maka dari itu dengan adanya studi kasus yang telah kami lakukan pada Koperasi Agro
Niaga diharapkan mampu memberikan pemahaman pada sistem, khususnya pada sistem akuntansi.
Dengan adanya studi kasus ini diharapkan penulis dan pembaca dapat memahami bagaimana sistem
akuntansi yang berlaku pada Koperasi Agro Niaga . Hal ini bertujuan sebagai pemenuhan tugas
akhir serta pemahaman materi sistem informasi akuntansi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana deskripsi kegiatan pokok sistem penjualan, pembelian, piutang dan penerimaan
kas, utang dan pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan, dan yang terdapat pada
Koperasi Agro Niaga?
2. Bagaimana fungsi yang terkait dalam sistem penjualan, pembelian, piutang dan penerimaan
kas, utang dan pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan, dan persediaan yang terdapat
pada Koperasi Agro Niaga?
3. Bagaimana informasi yang diperlukan oleh sistem penjualan, pembelian, piutang dan
penerimaan kas, utang dan pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan, dan yang terdapat
pada Koperasi Agro Niaga?
4. Bagaimana dokumen yang digunakan untuk melaksanakan sistem penjualan, pembelian,
piutang dan penerimaan kas, utang dan pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan, dan
yang terdapat pada Koperasi Agro Niaga?
5. Bagaimana catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan, pembelian, piutang
dan penerimaan kas, utang dan pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan, dan yang
terdapat pada Koperasi Agro Niaga?
6. Bagaimana jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan, pembelian, piutang dan
penerimaan kas, utang dan pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan, dan yang terdapat
pada Koperasi Agro Niaga?
7. Bagaimana unsur sistem pengendalian internal yang terdapat dalam sistem penjualan,
pembelian, piutang dan penerimaan kas, utang pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan,
pada Koperasi Agro Niaga?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui fungsi yang terkait dalam sistem penjualan, pembelian, piutang dan
penerimaan kas, utang dan pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan, dan persediaan yang
terdapat pada Koperasi Agro Niaga.
2. Untuk mengetahui informasi yang diperlukan dalam sistem penjualan, pembelian, piutang dan
penerimaan kas, utang dan pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan, dan persediaan yang
terdapat pada Koperasi Agro Niaga.
3. Untuk mengetahui dokumen yang digunakan untuk melaksanakan sistem penjualan, pembelian,
piutang dan penerimaan kas, utang dan pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan, dan
persediaan yang terdapat pada Koperasi Agro Niaga.
4. Untuk mengetahui deskripsi kegiatan pokok sistem penjualan, pembelian, piutang dan penerimaan
kas, utang dan pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan, dan persediaan yang terdapat pada
Koperasi Agro Niaga.
5. Untuk mengetahui catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan, pembelian, piutang
dan penerimaan kas, utang dan pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan, dan persediaan
yang terdapat pada Koperasi Agro Niaga.
6. Untuk mengetahui jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan, pembelian, piutang dan
penerimaan kas, utang dan pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan, dan persediaan yang
terdapat pada Koperasi Agro Niaga.
7. Untuk mengetahui unsur sistem pengendalian internal yang terdapat pada sistem penjualan,
pembelian, piutang dan penerimaan kas, utang dan pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan,
dan persediaan pada Koperasi Agro Niaga.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang sistem penjualan, pembelian,
piutang dan penerimaan kas, utang dan pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan, dan persediaan
pada suatu persahaan.
2. Bagi Perusahaan
Semoga dari hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi Perusahaan
untuk mengambil informasi perusahaan bagaimana berjalannya sistem penjualan, pembelian, piutang
dan penerimaan kas, utang dan pengeluaran kas, penggajian dan pengupahan, dan persediaan yang
baik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Penjualan Kredit

2.1.1 Deskripsi Kegiatan Pokok

Deskripsi kegiatan produk mencakup proses penjualan barang atau jasa kepada pelanggan
dengan memberikan opsi pembayaran kredit. Ini melibatkan pencatatan pesanan, pengiriman barang
atau pelayanan, penerbitan faktur penjualan, dan pemantauan pembayaran dari pelanggan. Sistem
ini juga akan melacak saldo utang pelanggan, menagih pembayaran, dan menyediakan laporan
tentang penjualan kredit, piutang, dan pembayaran yang belum diselesaikan. Ini membantu
perusahaan memantau keuangan mereka dan mengelola kredit yang diberikan kepada pelanggan
dengan efisien.

2.1.2 Fungsi yang Terkait

Fungsi-fungsi terkait dalam sistem penjualan kredit dalam Sistem Informasi Akuntansi
meliputi:

1. Pencatatan Penjualan : Merekam transaksi penjualan dengan pembayaran kredit.

2. Manajemen Piutang : Melacak saldo utang pelanggan dan memantau pembayaran.

3. Manajemen Stok : Mengelola persediaan barang yang dijual.

4. Pelaporan Keuangan : Menyediakan laporan keuangan yang mencakup penjualan kredit dan
piutang.

5. Pengendalian Kredit : Menentukan kebijakan kredit dan batas kredit yang diizinkan.

6. Penagihan : Mengelola proses penagihan pembayaran dari pelanggan.

7. Pelaporan dan Analisis : Memberikan informasi relevan untuk pengambilan keputusan terkait
penjualan kredit dan piutang.

2.1.3 Informasi yang Diperlukan Manajemen

Informasi yang diperlukan manajemen dalam sistem informasi akuntansi meliputi:

1. Laporan Keuangan : Untuk memahami performa keuangan perusahaan, termasuk neraca, laporan
laba rugi, dan arus kas.

2. Analisis Keuangan : Data untuk menganalisis profitabilitas, likuiditas, dan stabilitas keuangan.

3. Pemantauan Transaksi : Informasi real-time tentang transaksi keuangan, termasuk penjualan,


pembelian, dan pengeluaran.

4. Penganggaran : Data untuk membandingkan anggaran dengan kinerja aktual dan mengidentifikasi
perbedaan.

5. Pengendalian Internal : Informasi yang membantu mengawasi risiko bisnis, memastikan


kepatuhan, dan menjaga keandalan operasi.

6. Manajemen Persediaan: Data tentang stok barang atau bahan baku untuk pengendalian
persediaan dan perencanaan produksi.
7. Manajemen Piutang dan Utang : Informasi mengenai piutang yang harus diterima dan utang yang
harus dibayar.

8. Pelaporan Pajak : Data yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban perpajakan dan melaporkan
pajak dengan benar.

2.1.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi meliputi:

1. Faktur Penjualan : Dokumen yang mencatat penjualan barang atau jasa kepada pelanggan.

2. Faktur Pembelian : Mencatat pembelian barang atau jasa dari pemasok.

3. Bukti Transaksi : Dokumen seperti kwitansi, nota retur, atau nota kredit yang mendokumentasikan
transaksi keuangan.

4. Buku Besar : Digunakan untuk mencatat dan mengelompokkan transaksi keuangan perusahaan.

5. Neraca : Laporan yang mencerminkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu.

6. Laporan Laba Rugi : Menunjukkan pendapatan, biaya, dan laba atau rugi perusahaan dalam
periode tertentu.

7. Arus Kas : Laporan yang melacak aliran masuk dan keluar kas perusahaan.

8. Buku Pembantu : Dokumen yang mencatat detail transaksi seperti jurnal penjualan, jurnal
pembelian, dan lainnya.

9. Laporan Analisis Keuangan : Laporan yang membantu menganalisis kinerja keuangan perusahaan.

10. Bukti Pembayaran : Seperti cek, bukti transfer, atau bukti pembayaran lainnya.

2.1.5 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Jaringan prosedur dalam sistem informasi akuntansi merujuk pada alur kerja dan prosedur
yang menghubungkan berbagai tahap dalam siklus akuntansi. Ini mencakup:

1. Pencatatan Transaksi : Proses mencatat semua transaksi keuangan perusahaan, baik penjualan,
pembelian, atau pengeluaran.

2. Pengolahan Data : Data yang dicatat dianalisis, diklasifikasikan, dan diproses untuk disimpan dalam
catatan akuntansi yang sesuai.

3. Penyusunan Laporan : Informasi akuntansi digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan


seperti neraca, laporan laba rugi, dan arus kas.

4. Verifikasi dan Pengendalian : Langkah-langkah untuk memastikan keakuratan dan keabsahan data
serta menjaga kepatuhan terhadap aturan dan peraturan.
5. Pengambilan Keputusan : Laporan akuntansi digunakan oleh manajemen untuk pengambilan
keputusan yang tepat.

6. Pelaporan dan Komunikasi : Informasi keuangan disampaikan kepada pihak-pihak yang


berkepentingan, seperti pemegang saham, regulator, atau auditor.

Jaringan prosedur ini membentuk aliran informasi dan aktivitas yang penting dalam siklus
akuntansi, yang akhirnya mendukung pengelolaan keuangan yang efisien dan pengambilan
keputusan yang baik dalam sebuah organisasi.

2.1.7 Unsur sistem pengendalian internal

Unsur sistem pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi mencakup:

1. Kebijakan dan Prosedur : Pedoman dan aturan tertulis yang mengatur operasi dan pelaksanaan
prosedur akuntansi.

2. Pemisahan Tugas : Membagi tanggung jawab dan tugas antara berbagai individu atau departemen
untuk mencegah potensi penyalahgunaan atau kesalahan.

3. Verifikasi Transaksi : Proses pemeriksaan dan persetujuan transaksi keuangan sebelum dicatat
dalam catatan akuntansi.

4. Akses Terbatas : Mengendalikan akses ke data keuangan dengan memberikan izin hanya kepada
individu yang berwenang.

5. Rekonsiliasi : Proses membandingkan dan mencocokkan data dalam catatan akuntansi untuk
memastikan keakuratan.

6. Audit Internal : Penilaian independen atas sistem dan prosedur akuntansi untuk memastikan
kepatuhan dan keakuratan.

7. Pelaporan Kejadian Aneh : Membentuk mekanisme untuk melaporkan dan menangani aktivitas
yang mencurigakan atau pelanggaran.

Unsur-unsur ini dirancang untuk menjaga integritas, keandalan, dan keamanan informasi
keuangan dalam sistem informasi akuntansi serta mengurangi risiko kesalahan dan penyalahgunaan.

2.2 SISTEM PEMBELIAN

2.2.1 Deskripsi Kegiatan Pokok

Deskripsi kegiatan pokok dalam sistem pembelian meliputi:

1. Pemesanan Barang atau Jasa : Proses dimana perusahaan memesan barang atau jasa dari
pemasok eksternal.

2. Penerimaan Pesanan : Menerima dan memeriksa pesanan yang datang dari pemasok, memastikan
barang atau jasa sesuai dengan permintaan.

3. Pengadaan dan Negosiasi Harga : Memilih pemasok, bernegosiasi harga, dan membuat kontrak
pembelian jika diperlukan.

4. Pengiriman dan Penerimaan Barang : Barang atau jasa yang dipesan dikirimkan dan diterima oleh
perusahaan.
5. Pencatatan Transaksi : Mencatat semua transaksi pembelian, termasuk faktur, pesanan, dan
penerimaan barang.

6. Pembayaran kepada Pemasok : Melakukan pembayaran kepada pemasok sesuai dengan


persyaratan pembayaran yang telah disepakati.

7. Pelaporan Keuangan: Merekam semua transaksi pembelian dalam catatan akuntansi dan
menghasilkan laporan keuangan yang sesuai.

Kegiatan-kegiatan ini membentuk dasar dari proses pembelian dalam bisnis, yang mencakup
pencatatan transaksi, pengelolaan persediaan, dan pengaturan hubungan dengan pemasok untuk
memastikan kelancaran operasi perusahaan.

2.2.2 Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem pembelian mencakup proses pemesanan, penerimaan dan
pemeriksaan barang atau jasa, pengadaan dan negosiasi harga dengan pemasok, pengelolaan
persediaan yang efisien, pencatatan transaksi pembelian, pelaksanaan pembayaran kepada pemasok
sesuai persyaratan, serta audit pembelian untuk memastikan kepatuhan dan keakuratan transaksi,
semua berperan dalam menjaga kendali biaya, pengadaan yang efisien, dan pemenuhan kebutuhan
perusahaan.

2.2.3 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian

Jaringan prosedur dalam sistem akuntansi pembelian mencakup serangkaian langkah terkait
yang dimulai dari permintaan pemesanan barang atau jasa, berlanjut dengan penerimaan dan
pemeriksaan pesanan, pengadaan dan negosiasi harga, pencatatan transaksi pembelian, pengelolaan
persediaan, pelaksanaan pembayaran kepada pemasok sesuai persyaratan, dan terakhir, audit
pembelian untuk memastikan kepatuhan dan keakuratan transaksi. Seluruh jaringan prosedur ini
membentuk dasar operasi sistem pembelian, memastikan transparansi, pengendalian biaya yang
efisien, serta pemenuhan kebutuhan perusahaan dengan baik.

2.2.4 Informasi yang diperlukan oleh manajemen

Manajemen dalam sistem pembelian memerlukan informasi tentang status pemesanan,


persediaan barang, biaya pembelian, serta kinerja pemasok. Informasi ini termasuk laporan
pembelian, laporan stok, perbandingan harga, analisis biaya, serta evaluasi performa pemasok. Data
ini membantu manajemen dalam mengambil keputusan strategis seperti perencanaan persediaan,
penilaian efisiensi pengelolaan biaya, serta menilai dan memilih pemasok yang dapat diandalkan dan
efisien.

2.2.5 Dokumen yang digunakan

Dalam sistem pembelian, dokumen yang digunakan meliputi pesanan pembelian yang
mencatat permintaan barang atau jasa, faktur pembelian yang menerima pemberitahuan dari
pemasok tentang harga dan barang yang diterima, penerimaan barang yang mencatat penerimaan
fisik barang atau jasa, dan bukti pembayaran yang mendokumentasikan proses pembayaran kepada
pemasok. Dokumen-dokumen ini membentuk jejak audit dan rekam jejak transaksi pembelian yang
penting dalam mengelola dan mengendalikan proses pembelian serta informasi keuangan
perusahaan.
2.2.6 Catatan akuntansi yang digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pembelian mencakup jurnal pembelian yang
mencatat transaksi pembelian secara rinci, buku besar yang mengorganisir akun-akun seperti akun
persediaan, utang kepada pemasok, dan kas, serta laporan pembelian yang merangkum informasi
transaksi pembelian dan informasi akuntansi terkait. Dokumen ini membantu mencatat, mengelola,
dan melacak transaksi pembelian, serta memungkinkan perusahaan untuk memantau biaya,
persediaan, dan kinerja pembelian dengan cermat.

2.2.7 Unsur pengendalian internal

Unsur pengendalian internal pada sistem pembelian mencakup pemisahan tugas, yang
memisahkan tanggung jawab dalam proses pembelian untuk mencegah penyalahgunaan atau
kesalahan, serta pengesahan transaksi yang melibatkan pemeriksaan dan persetujuan pihak terkait
sebelum transaksi pembelian dicatat. Pengendalian akses juga digunakan untuk memastikan hanya
individu yang berwenang memiliki akses ke data dan sistem pembelian. Rekonsiliasi yang teratur
antara catatan pembelian dengan dokumen fisik atau laporan stok adalah bagian lain dari
pengendalian internal yang membantu menjaga keakuratan dan kepatuhan. Seluruh unsur
pengendalian internal ini dirancang untuk mengurangi risiko kesalahan, penyalahgunaan, dan
kerugian dalam proses pembelian perusahaan.

2.3 SISTEM PIUTANG

2.3.1 Deskripsi kegiatan

Kegiatan dalam sistem piutang dalam sistem informasi akuntansi melibatkan proses
pencatatan penjualan barang atau jasa kepada pelanggan dengan pembayaran kredit, pemantauan
piutang pelanggan, pemungutan pembayaran yang jatuh tempo, serta pelaporan dan analisis kinerja
piutang. Ini juga mencakup penetapan dan penerapan kebijakan kredit, pembuatan faktur penjualan,
serta rekonsiliasi piutang dengan pembayaran pelanggan. Kegiatan ini membantu perusahaan
mengelola piutangnya, mengoptimalkan arus kas, dan memastikan kepatuhan terhadap persyaratan
pembayaran yang telah ditetapkan.

2.3.2 Prosedur Pencatatan Piutang

Prosedur pencatatan piutang dalam sistem informasi akuntansi melibatkan beberapa tahap
penting. Pertama, saat penjualan barang atau jasa dilakukan, faktur penjualan dibuat dan mencatat
jumlah piutang yang akan diterima dari pelanggan. Setelah itu, informasi ini dicatat dalam buku besar
atau catatan akuntansi sebagai piutang yang belum terbayar. Selanjutnya, pemantauan piutang terus
dilakukan, dan saat pelanggan melakukan pembayaran, transaksi pembayaran tersebut dicatat dalam
catatan akuntansi dan buku besar yang sesuai. Proses ini memastikan bahwa catatan piutang selalu
terkini dan akurat, memungkinkan perusahaan untuk mengelola kewajiban piutangnya dengan baik
dan memantau pembayaran dari pelanggan.

2.3.3 Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen

Manajemen pada sistem piutang dalam sistem informasi akuntansi memerlukan informasi
tentang saldo piutang yang belum terbayar, daftar piutang pelanggan tertunggak, estimasi risiko
kredit, rincian pembayaran dari pelanggan, dan laporan usia piutang yang menggambarkan sejauh
mana piutang tertunggak. Informasi ini membantu manajemen dalam memantau aliran kas yang
diharapkan, mengelola risiko kredit, mengevaluasi efektivitas kebijakan penagihan, dan
mengidentifikasi masalah piutang yang perlu diatasi, sehingga dapat mengambil tindakan yang sesuai
dan menjaga kesehatan keuangan perusahaan.

2.3.4 Dokumen yang Digunakan

Dalam sistem piutang dalam sistem informasi akuntansi, dokumen yang digunakan meliputi
faktur penjualan yang mencatat transaksi penjualan dan jumlah piutang yang harus diterima dari
pelanggan, laporan usia piutang yang menunjukkan piutang pelanggan berdasarkan berapa lama
belum dibayar, catatan pembayaran pelanggan yang mencatat penerimaan pembayaran, surat
peringatan atau notifikasi penagihan yang dikirim kepada pelanggan yang belum membayar, serta
catatan internal yang mencatat informasi piutang dan interaksi dengan pelanggan. Dokumen ini
memainkan peran penting dalam mengelola, memantau, dan menagih piutang pelanggan secara
efektif.

2.3.5 Jaringan Prosedur yang Membentuk sistem

Jaringan prosedur dalam sistem piutang sistem informasi akuntansi mencakup serangkaian
langkah terkait yang dimulai dari pencatatan penjualan dengan kredit kepada pelanggan,
pemantauan piutang yang belum terbayar, pengiriman pemberitahuan atau surat peringatan
penagihan kepada pelanggan yang terlambat membayar, pencatatan penerimaan pembayaran, dan
rekonsiliasi piutang. Semua prosedur ini membentuk alur kerja yang membantu perusahaan dalam
mengelola piutangnya, memaksimalkan pengumpulan kas, dan memastikan kepatuhan terhadap
persyaratan pembayaran yang telah ditetapkan.

2.3.6 Unsur Pengendalian Sistem

Unsur pengendalian dalam sistem piutang sistem informasi akuntansi mencakup pemisahan
tugas, yaitu memisahkan tanggung jawab antara pencatatan piutang dan penagihan, verifikasi
transaksi untuk memastikan keakuratan informasi yang dimasukkan, pengendalian akses ke data
piutang untuk mencegah perubahan yang tidak sah, rekonsiliasi yang berkala untuk mencocokkan
catatan piutang dengan pembayaran pelanggan, dan audit internal yang menyelidiki dan
mengevaluasi efektivitas pengendalian sistem serta kinerja piutang secara keseluruhan. Unsur-unsur
ini membantu mengurangi risiko kesalahan, penyalahgunaan, dan kerugian dalam manajemen
piutang dan memastikan data akuntansi yang akurat dan tepercaya.

2.4 SISTEM UTANG

2.4.1 Deskripsi Kegiatan Pokok

Kegiatan pokok dalam sistem utang melibatkan berbagai tahap proses. Pertama, ada
pengajuan utang, di mana pihak yang memerlukan dana mengajukan permintaan utang kepada pihak
yang berwenang. Setelah itu, permintaan tersebut melewati proses persetujuan yang melibatkan
manajemen atau individu yang berhak mengotorisasi utang. Setelah persetujuan diberikan, dana
utang diterima dan disalurkan kepada yang memerlukan. Setelah itu, transaksi utang dicatat dengan
cermat dalam catatan akuntansi perusahaan. Terakhir, utang tersebut dibayarkan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan dalam perjanjian utang. Seluruh proses ini memastikan perusahaan
dapat mengelola utangnya dengan efisien dan sesuai dengan peraturan serta kebijakan yang berlaku.
2.4.2 Penerimaan kas dari credit

Penerimaan kas dari kredit dalam sistem utang adalah proses dimana perusahaan menerima
pembayaran dari pelanggan atau pihak yang memiliki utang kepada perusahaan. Ini terjadi ketika
pelanggan yang sebelumnya telah membeli produk atau jasa dengan pembayaran kredit akhirnya
melakukan pembayaran sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. Ketika pembayaran
tersebut diterima, perusahaan mencatatnya sebagai penerimaan kas dan mengurangkan jumlah
utang yang harus dibayarkan oleh pelanggan. Proses ini memungkinkan perusahaan untuk
memantau dan mengelola piutang dengan baik serta memperoleh aliran kas yang diperlukan untuk
operasi bisnisnya.

2.4.3 Fungsi Yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem utang mencakup proses permintaan utang, evaluasi
kelayakan pemberian utang, pengesahan oleh manajemen atau pihak yang berwenang, pencairan
dana utang, pencatatan utang dalam catatan akuntansi, serta pemantauan dan pelunasan utang
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Fungsi-fungsi ini membantu perusahaan dalam
mengelola utangnya dengan efisien, menjaga likuiditas, serta memastikan kepatuhan terhadap
peraturan dan kebijakan yang berlaku.

2.4.4 Informasi yang Diperlukan Manajemen

Manajemen dalam sistem utang memerlukan informasi tentang saldo utang yang harus
dibayarkan, jadwal pembayaran utang yang akan datang, bunga atau biaya terkait utang, serta
evaluasi performa pembayaran pelanggan. Informasi ini membantu manajemen dalam
merencanakan arus kas, mengelola kewajiban utang, menilai efisiensi pengelolaan utang, serta
memantau pelunasan utang oleh pelanggan untuk memastikan keuangan perusahaan tetap sehat.

2.4.5 Catatan akuntansi yang digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem utang mencakup jurnal utang, yang
mencatat transaksi utang secara rinci, buku besar yang mengorganisir akun-akun seperti utang
kepada pemasok atau utang lainnya, serta laporan utang yang merangkum informasi tentang utang
yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Dokumen ini membantu perusahaan dalam mencatat,
memantau, dan melacak utang, serta memastikan kewajiban keuangan perusahaan terdokumentasi
dengan baik.

2.4.6 Jaringan prosedur yang membentuk sistem

Jaringan prosedur dalam sistem utang mencakup serangkaian tahap yang dimulai
dari permintaan utang, proses evaluasi dan persetujuan kelayakan pemberian utang, pencairan dana,
pencatatan utang dalam catatan akuntansi, serta pemantauan dan pelunasan utang sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan. Keseluruhan prosedur ini membentuk alur kerja yang membantu
perusahaan mengelola utangnya dengan baik, memastikan penggunaan dana yang efisien, serta
menjaga kedisiplinan dalam memenuhi kewajiban utang.

2.4.7 Unsur sistem pengendalian internal

Unsur sistem pengendalian internal pada sistem utang mencakup pemisahan tugas,
yaitu membagi tanggung jawab dalam proses utang untuk mencegah penyalahgunaan atau
kesalahan, pengesahan transaksi untuk memastikan keakuratan informasi yang dimasukkan,
pengendalian akses yang membatasi akses ke data utang hanya untuk individu yang berwenang,
serta rekonsiliasi yang berkala untuk mencocokkan catatan utang dengan pembayaran pelanggan.
Semua unsur ini bertujuan untuk mengurangi risiko kesalahan, penyalahgunaan, atau ketidakpatuhan
dalam manajemen utang dan memastikan keakuratan dan kepatuhan terhadap kebijakan dan
peraturan perusahaan.

2.5 SISTEM PENERIMAAN KAS

2.5.1 Deskripsi Kegiatan Pokok

Kegiatan pokok dalam sistem penerimaan kas melibatkan penerimaan uang tunai dari
berbagai sumber, seperti penjualan, pembayaran pelanggan, atau penerimaan dana lainnya. Ini
termasuk verifikasi jumlah dan keaslian uang, pencatatan transaksi penerimaan, penyusunan laporan
penerimaan harian, serta rekonsiliasi dengan catatan bank untuk memastikan akurasi dan kesesuaian
data. Kegiatan ini membantu perusahaan untuk mengelola kasnya dengan cermat, meminimalkan
risiko kesalahan atau penyalahgunaan, serta memastikan keandalan informasi keuangan perusahaan.

2.5.2 Penerimaan kas dari credit

Penerimaan kas dari kredit dalam sistem penerimaan kas adalah ketika perusahaan
menerima pembayaran dari pelanggan yang sebelumnya telah membeli barang atau jasa dengan
pembayaran kredit. Ini melibatkan pengecekan dan verifikasi pembayaran dari pelanggan sesuai
dengan persyaratan kredit yang telah disepakati, dan pencatatan transaksi penerimaan tersebut
dalam catatan akuntansi perusahaan. Proses ini memastikan bahwa dana yang diharapkan masuk
sesuai dengan janji pembayaran pelanggan, membantu perusahaan memantau aliran kas, serta
menjaga catatan keuangan yang akurat.

2.5.3 Fungsi Yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas melibatkan proses penerimaan uang tunai,
termasuk verifikasi jumlah, pencatatan transaksi, penyusunan laporan penerimaan, serta rekonsiliasi
dengan catatan bank. Ini membantu perusahaan dalam mengelola dan memantau penerimaan kas
dari berbagai sumber, seperti penjualan atau pembayaran pelanggan, serta menjaga akurasi dan
keandalan informasi keuangan perusahaan.

2.5.4 Informasi yang Diperlukan Manajemen

Manajemen dalam sistem penerimaan kas memerlukan informasi tentang total penerimaan
harian, sumber penerimaan, dan perbandingan penerimaan dengan target atau anggaran yang telah
ditetapkan. Informasi ini membantu manajemen dalam memantau arus kas perusahaan,
mengevaluasi performa penjualan atau penerimaan dari berbagai sumber, serta membuat keputusan
berdasarkan data aktual untuk mendukung operasi dan perencanaan keuangan.

2.5.5 Catatan akuntansi yang digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas mencakup jurnal
penerimaan kas yang mencatat transaksi penerimaan uang tunai secara rinci, buku besar yang
mengorganisir akun-akun seperti kas dan piutang, serta laporan penerimaan kas yang merangkum
informasi tentang penerimaan kas harian atau bulanan. Dokumen ini membantu perusahaan dalam
mencatat, melacak, dan melaporkan penerimaan kas dengan cermat, memastikan keandalan catatan
keuangan, serta memudahkan analisis keuangan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.

2.5.6 Jaringan prosedur yang membentuk sistem


Jaringan prosedur dalam sistem penerimaan kas mencakup serangkaian langkah terkait yang
dimulai dari penerimaan uang tunai, verifikasi dan pencatatan jumlah penerimaan, penyusunan
laporan penerimaan harian atau bulanan, serta rekonsiliasi dengan catatan bank. Semua prosedur ini
membentuk alur kerja yang membantu perusahaan dalam mengelola dan memantau penerimaan
kas dari berbagai sumber dengan akurat, meminimalkan risiko kesalahan, serta memastikan
keandalan informasi keuangan perusahaan.

2.5.7 Unsur sistem pengendalian internal

Unsur sistem pengendalian internal pada sistem penerimaan kas mencakup pemisahan
tugas, yaitu pemisahan tanggung jawab dalam proses penerimaan uang tunai untuk mencegah
penyalahgunaan atau kesalahan, verifikasi transaksi yang melibatkan pemeriksaan dan
persetujuan penerimaan, pengendalian akses yang membatasi akses ke uang tunai hanya untuk
individu yang berwenang, serta rekonsiliasi yang berkala antara catatan penerimaan dan catatan
bank untuk memastikan kesesuaian dan akurasi data. Keseluruhan unsur ini dirancang untuk
mengurangi risiko kesalahan atau penyalahgunaan dalam manajemen penerimaan kas dan
memastikan keandalan informasi keuangan perusahaan.

2.6 SISTEM PENGELUARAN KAS

2.6.1 Deskripsi Kegiatan Pokok

Kegiatan pokok dalam sistem pengeluaran kas melibatkan proses pengajuan pengeluaran,
persetujuan, pencairan dana kas untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, pencatatan transaksi
pengeluaran, dan rekonsiliasi dengan catatan bank untuk memastikan akurasi saldo kas. Ini
melibatkan pengelolaan dan pelaporan setiap pengeluaran yang terjadi dalam perusahaan untuk
memastikan kepatuhan terhadap anggaran dan kebijakan, serta mengoptimalkan penggunaan dana
kas.

2.6.2 Penerimaan kas dari credit

Penerimaan kas dari kredit dalam sistem pengeluaran kas adalah proses ketika perusahaan
menerima pembayaran dari pelanggan atau pihak yang memiliki utang kepada perusahaan. Ini
terjadi ketika pelanggan yang sebelumnya telah membeli barang atau jasa dengan pembayaran kredit
akhirnya melakukan pembayaran sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. Saat
pembayaran tersebut diterima, perusahaan mencatatnya sebagai penerimaan kas dan
mengurangkan jumlah utang yang harus dibayarkan oleh pelanggan. Proses ini memungkinkan
perusahaan untuk memantau aliran kas, menjaga catatan keuangan yang akurat, serta memastikan
bahwa dana yang diharapkan masuk sesuai dengan janji pembayaran pelanggan.

2.6.3 Fungsi Yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas mencakup proses pengajuan pengeluaran,
persetujuan dari manajemen atau yang berwenang, pencairan dana kas untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan, pencatatan transaksi pengeluaran, serta rekonsiliasi dengan catatan bank. Fungsi ini
membantu perusahaan dalam mengelola pengeluaran secara efisien, menjaga kepatuhan terhadap
anggaran dan kebijakan, serta memastikan bahwa penggunaan dana kas perusahaan terdokumentasi
dengan baik.

2.6.4 Informasi yang Diperlukan Manajemen


Manajemen dalam sistem pengeluaran kas memerlukan informasi tentang jumlah
pengeluaran yang telah dilakukan, penggunaan dana sesuai dengan anggaran, serta pengeluaran
yang masih akan datang. Informasi ini membantu manajemen dalam mengendalikan pengeluaran,
merencanakan arus kas, memantau kinerja keuangan, serta mengambil keputusan yang tepat dalam
pengelolaan dana perusahaan

2.6.5 Catatan akuntansi yang digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas mencakup jurnal
pengeluaran kas yang mencatat transaksi pengeluaran secara rinci, buku besar yang mengorganisir
akun-akun seperti kas, utang kepada pemasok, dan biaya lainnya, serta laporan pengeluaran kas yang
merangkum informasi tentang pengeluaran yang telah terjadi. Dokumen ini membantu perusahaan
dalam mencatat, melacak, dan melaporkan pengeluaran dengan akurat, memastikan kepatuhan
terhadap anggaran, serta memudahkan analisis keuangan yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan.

2.6.6 Jaringan prosedur yang membentuk sistem

Jaringan prosedur dalam sistem pengeluaran kas mencakup serangkaian tahap yang dimulai
dari pengajuan pengeluaran oleh pihak yang membutuhkan dana, proses persetujuan oleh
manajemen atau yang berwenang, pencairan dana kas untuk memenuhi kebutuhan, pencatatan
transaksi pengeluaran, dan rekonsiliasi dengan catatan bank untuk memastikan akurasi saldo kas.
Alur kerja ini membantu perusahaan dalam mengelola pengeluaran secara teratur, menjaga
kepatuhan terhadap anggaran dan kebijakan, serta mengoptimalkan penggunaan dana kas sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.

2.6.7 Unsur sistem pengendalian internal

Unsur sistem pengendalian internal dalam sistem pengeluaran kas mencakup pemisahan
tugas, yaitu pemisahan tanggung jawab dalam proses pengeluaran untuk mencegah penyalahgunaan
atau kesalahan, pengesahan transaksi yang melibatkan persetujuan dari manajemen atau yang
berwenang, pengendalian akses yang membatasi akses ke dana kas hanya untuk individu yang
berwenang, serta rekonsiliasi berkala antara catatan pengeluaran dengan catatan bank untuk
memastikan akurasi saldo kas dan menghindari risiko kesalahan, penyalahgunaan, atau
ketidakpatuhan dalam pengelolaan pengeluaran kas.

2.7 SISTEM PENERIMAAN KAS

2.7.1 Deskripsi Kegiatan Pokok

2.7.2 Penerimaan kas dari credit

2.7.3 Fungsi Yang Terkait

2.7.4 Informasi yang Diperlukan Manajemen

2.7.5 Catatan akuntansi yang digunakan

2.7.6 Jaringan prosedur yang membentuk sistem

2.7.7 Unsur sistem pengendalian internal

2.8 SISTEM PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN

2.8.1 Deskripsi Kegiatan Pokok


2.8.2 Penerimaan kas dari credit

2.8.3 Fungsi Yang Terkait

2.8.4 Informasi yang Diperlukan Manajemen

2.8.5 Catatan akuntansi yang digunakan

2.8.6 Jaringan prosedur yang membentuk sistem

2.8.7 Unsur sistem pengendalian internal

PENUTUP

Demikian proposal permohonan penelitian tugas ini kami buat untuk memenuhi persyaratan tugas
di perusahaan yang hapak/ibu pimpin. Selama melakukan penelitian kami akan selalu mentaati
peraturan yang sudah diberlakukan oleh perusahaan, serta menjaga rahasia perusahaan yang tidak
boleh diketahui oleh pihak luar. Untuk data yang sudah didapat akan saya pergunakan untuk
keperluan akademis.
Kami sangat mengharapkan bantuan dan kerjasama dari pihak instansi perusahaan, agar saya
dapat melakukan penelitian ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih atas perhatian dan bantuan dari
Koperasi Agro Niaga.

Anda mungkin juga menyukai