BAB I
PENDAHULUAN
akan diproses dalam suatu sistem yang disebut sistem informasi akuntansi. Dalam
fungsi yaitu menghasikan informasi akuntansi yang tepat waktu, relevan dan dapat
sistem dan prosedur harus digunakan dan dijalankan dengan sebaik-baiknya sebagai
landasan informasi untuk membeli bahan baku atau barang yang diperlukan
dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi yang handal serta menjamin
menjamin keandalan dan ketelitian data akuntansi serta sebagai pedoman dalam
selanjutnya.
tujuan yang lain seperti produktifitas yang tinggi dan efisien. Namun tujuan tesebut
dan motivasi para karyawan. Karena laba, Produktifitas dan efisiensi secara optimal
sebuah sistem akuntansi yang matang. Pengertian sistem akuntansi sendiri seperti
yang telah dijelaskan oleh Mulyadi (2001) : “Sistem Akuntansi adalah organisasi
akuntansi yang terencana dengan matang maka dapat dihasilkan produk yang sesuai
kelancaran proses produksi berupa penanganan persediaan bahan baku yang tepat
3
agar tidak terjadi kelebihan serta kekurangan bahan baku,untuk menjamin semua itu
untuk mengirimkan bahan baku tepat pada waktunya untuk kelancaran proses
produksi dan permintaan pembelian dapat terpenuhi. Menurut Hansen dan Mowen
(2005 ), “ Manufaktur JIT ( Just in Time ) adalah suatu sistem berdasarkan tarikan
permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh permintaan
yang ada, bukan didorong ke dalam sistem pada waktu tertentu berdasarkan
Sistem JIT antar departemen di dalam perusahaan dapat tercapai dengan baik
apabila terdapat suatu sistem pengendalian intern yang efektif. Sistem merupakan
seperangkat unsur yang saling terkait dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur
merupakan suatu karakteristik dasar dari industri modern, sebab pada dasarnya
pengendalian yang efektif atas manusia, bahan, mesin dan uang merupakan aspek
bahan baku. Agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan
sistem pengendalian pembelian bahan baku sebagai bagian yang sangat vital dalam
pelaksanaan kegiatan produksi barang harus ada bahan baku. Oleh karena itu di
dalam usaha, masalah bahan baku merupakan masalah yang sangat penting, agar
terlalu sedikit atau mungkin terlalu banyak, harga beli yang terlalu tinggi yang pada
langsung proses dari bahan mentah atau bahan baku, akan tetapi proses produksinya
adalah melakukan kerja sama dengan berbagai suplier pengrajin yang ada di jepara
dengan sistem ini akan mengurangi kerugian yang ditimbulkan dari proses produksi
secara fiskal. Para suplier dalam mengirimkan barang ke PT. ScanCom Indonesia
dalam bentuk barang setengah jadi atau barang dalam proses dimana untuk
prosesnya melalui berberapa tahap pengecekan kualitas yang di lakukan dari pihak
Pengadaan barang yang dari suplier yang dilakukan PT. ScanCom Indonesia
melalui projek order dengan melihat pesanan dari buyer dan dalam kaitannya proses
Indonesia dengan tujuan agar kualitasnya sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Dalam penerimaan barang dalam proses dari suplier adanya jaminan
kualitas barang dari penerimaan sampai proses akhir produksi dengan masa tunggu
Adanya krisis global yang terjadi di Eropa dan Amerika berdampak terhadap
yang dari tahun 2007 sampai tahun 2012 mengalami penurunan secara dratis yang
semula tahun 2007 bisa mencapai 750 container per tahun tetapi pada tahun 2012
produksi karena kelebihan stock yang diakibatkan pembatalan pembelian dari buyer,
akan tetapi pada tahun 2013 sekarang ini terjadinya keterlambatan pengiriman
karena kekurangan barang produksi dari para suplier sehingga berdampak pada
keterlambatan pangiriman.
Dalam sistem pengadaan barang dalam proses ini banyak mengalami kendala
yang dihadapi mulai keterbatasan persediaan barang sampai jadwal kedatangan dari
turunya standart kualitas yang ada karena tuntutan dari waktu pengiriman ke
Penelitian atas pembelian barang dengan sistem just in time kaitannya dengan
pengendalian intern yaitu misalnya penelitian pada PT Intisari Prima yang beralamat
di jalan K.H. Hasyim Ashari Jakarta pusat yang menyatakan bahwa sistem
pembelian yang sudah ada tetapi belum dijalankan cukup baik dan memadai. Dilihat
dari banyaknya kegiatan- kegiatan dalam proses pembelian yang masih banyak
kelemahannya karena permintaan pembelian oleh bagian gudang secara lisan hal ini
mengakibatkan salah persepsi antara bagian gudang karena tidak adanya dokumen
Selain itu penelitian yang dilakukan Tang kwang en dan Adelyna(2011), pada
PT. X yang beralamat di Jalan Krawang, Bandung menyatakan PT. X tidak membuat
laporan kinerja pemasok yang dapat diandalkan untuk mengevaluasi kinerja pemasok
purchase order yang diberikan oleh bagian pembelian pada bagian penerimaan
pencatatan jumlah bahan baku yang seharusnya diterima. Tidak adanya dokumen
packing slip dari bagian penerimaan barang ke gudang, sehingga bagian gudang
tidak dapat memeriksa kembali jumlah barang yang masuk. Tidak adanya bagian
7
Berdasarkan uraian tersebut diatas oleh karena itu dalam penyusunan skripsi
INDONESIA”.
dirumuskan ruang lingkup masalah dari penulisan skripsi ini dapat di ketahui
Evaluasi atas pembelian barang dalam proses dengan sistem just in time
sangatlah diperlukan jika suatu perusahaan ingin lancar dalam proses produksinya
karena apabila pengadaan barangan ini salah perhitungan akan berakibat tertundanya
diterapkan pada sistem pembelian barang dalam proses dengan sistem just in
time.
dalam proses dengan sistem just in time yang diterapkan sudah efektif.
1. Perusahaan,
berupa evaluasi atas penerapan sistem akuntansi pembelian yang telah berjalan
meminimalkan kesalahan dan kerugian dari penerapan sistem akuntansi yang ada
2. Pihak luar
Sebagai bahan informasi bagi semua pihak yang memerlukan dan dapat
dapat sebagai pedoman untuk menjalin kerjasama usaha lebih lanjut. Dan
kurang baik.
9
Secara garis besar, sistematika Skripsi ini dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :
BAB IV Analisa Data, di dalam bab ini membahas tentang hasil dari
BAB V Penutup , didalam bab ini berisi Kesimpulan dari hasil penelitian,
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang
sekelompok dua atau lebih komponen – komponen yang bersatu untuk mencapai
yang memiliki bagian – bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses, dan output. Input merupakan
penggerak atau pemberi tenaga dimana sistem itu dioperasikan. Proses merupakan
aktivitas yang merubah input menjadi output, sedangkan output merupakan hasil
operasi”.
“Sistem adalah merupakan rangkaian dari dua atu lebih komponen – komponen yang
Dari pengertian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sistem adalah
kumpulan komponen yang berinteraksi membentuk satu kesatuan dan keutuhan yang
Sesuatu dapat disebut sebagai sistem apabila memenuhi dua syarat, pertama
adalah memiliki bagian – bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk
mencapai tujuan tertentu. Bagian – bagian itu disebut subsistem atau ada yang
menyebutkan sebagai prosedur. Agar sistem dapat berjalan dengan baik maka sub
subsistem atau prosedur – prosedur itu harus saling berinteraksi antara satu dengan
yang lainnya.
Syarat kedua bahwa adanya suatu sistem harus memiliki tiga unsur yaitu
input, proses, dan uotput. Input merupakan penggerak atau pemberi tenaga pada saat
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
perusahaan. Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi
pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku
2. Memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada baik
kekayaan perusahaan.
namun diadakan untuk menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan supaya hal
seperti dikutip oleh Basalamah, 2008), definisi pengendalian intern sebagai berikut:
“Pengendalian Intern terdiri dari rencana organisasi serta seluruh metode koordinasi
dan pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan untuk menjaga aktivanya, menguji
pengendalian intern sebagai berikut: “Pengendalian Intern ialah suatu proses yang
13
dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, personel satuan usaha lainnya, yang
hal-hal berikut:
terdiri dari buku pedoman kebijakan dan formulir-formulir, tetapi juga orang-
orang pada berbagai jenjang dalam suatu organisasi, termasuk dewan komisaris,
keyakinan penuh, bagi manajemen dan dewan komisaris satuan usaha karena
d. Pengendalian Intern adalah alat untuk mencapai tujuan, yaitu pelaporan keuangan,
kesesuaian operasi.
8) Adanya struktur organisasi yang baik dengan garis wewenang dan tanggung jawab
yang jelas
9) Adanya pengelolaan (manajemen) yang baik dengan tingkat integritas yang tinggi.
manajemen.
meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam
perusahaan”.
Intern bermacam pendapat yang sebenarnya sangat berguna bagi perusahaan karena
3. Meningkatkan efisiensi
- Mendorong efisiensi
pemborosan, kecurangan baik yang dilakukan oleh pihak dalam maupun pihak
luar perusahaan dan mencegah penggunaan sumber daya yang tidak efisien.
(Mulyadi,2001) :
diantaranya :
- Jenis, spesifikasi, kuantitas, dan mutu barangnya tidak sesuai dengan yang
- Tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam surat order pembelian.
pencatatan utang dan persediaan barang harus dipisahkan dari fungsi operasi yang
akuntansi berada di tangan Bagian Utang dan Bagian Kartu Persediaan. Hal ini
merupakan fungsi yang bertanggung jawab atas jumlah dan kualitas barang
didalam penyimpanan.
a. Surat permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang, untuk barang yang
disimpan dalam gudang atau fungsi pemakai barang, untuk barang yang
langsung pakai.
b. Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih
tinggi.
d. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih
tinggi.
e. Pencatatan terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar yang didukung
dengan suart order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari
supplier.
f. Pencatatan kedalam kartu utang dan register bukti kas keluar (voucher register)
3. Praktek yang sehat dalam pelaksanaan tugas dan fugsi masing-masing unit
organisasi :
suplier.
e. Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini
j. Bukti kas keluar beserta dokumen pendukung dicap “LUNAS” oleh fungsi
Standar Profesional Akuntan Publik (SA Seksi 319) maupun Arens, Elder,
dan Beasley (2005), struktur pengendalian intern dibagi menjadi lima unsur, yaitu:
direktur, dan pemilik satuan usaha tentang pengendalian intern yang dapat
20
b) Penggunaan pegawai yang saling menguji (check and balance) untuk memisahkan
perusahaan tersebut.
Untuk tujuan pemahaman dan penetapan lingkungan pengendalian, berikut ini adalah
e. Struktur organisasi
2. Penaksiran Risiko
penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan
mencakup peristiwa dan keadaan intern dan ekstern yang mungkin terjadi dan secara
ke risiko tertentu atau dapat memutuskan untuk menerima suatu risiko karena
pertimbangan biaya atau lain. Risiko yang dapat timbul atau berubah karena keadaan
seperti perubahan dalam lingkup operasi, personel baru, sistem informasi baru atau
yang diperbaikin, pertumbuhan yang pesat, teknologi baru dan muncul competitor
baru.
22
1. Aktivitas pengendalian
bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk menghadapi risiko dalam
digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan berikut ini:
1) Pemisahan tugas yang memadai Empat pedoman umum dalam pemisahan tugas
untuk mencegah salah saji, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja yang
memuaskan. Otorisasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu otorisasi umum (general
menerapkan otorisasi umum dengan cara menyetujui seluruh transaksi dalam batas
yang ditentukan oleh kebijakan. Contoh otorisasi umum adalah penerbitan daftar
harga pasti untuk penjualan barang, batasan kredit untuk pelanggan, titik pemesanan
kembali yang pasti untuk melakukan pembelian. Otorisasi khusus dilakukan terhadap
penjualan oleh manajer penjualan atas mobil perusahaan yang telah dipakai.
Kebijakan otorisasi baik umum maupun khusus harus dibuat oleh manajemen
puncak.
syarat-syarat transaksi. Contoh dokumen yang banyak dijumpai adalah faktur, cek,
organisasi klien dan antara organisasi yang berbeda. Dokumen harus memadai untuk
dokumen dan sebagai alat bantu dalam penempatan dokumen jika diperlukan
kembali.
c. Cukup sederhana untuk menjamin bahwa dokumen dan catatan dapat dimengerti.
Pengendalian ini terutama berhubungan dengan alat dan aturan pengamanan atas
akses, misal yang diperbolehkan masuk gudang hanya orang-orang yang diberi
25
wewenang oleh perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko terjadinya
dan berkesinambungan atas ke empat prosedur yang lain, yang sering kali disebut
meningkat karena struktur pengendalian intern cenderung untuk berubah setiap saat
jika tidak terdapat mekanisme penelaahan yang sering. Karakteristik utama orang
yang melakukan prosedur verifikasi intern adalah orang tersebut harus independent
sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat,
pekerjaan orang lain dan cara pelaporan penyimpangan kepada tingkat yang
26
semestinya dalam entitas. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan melalui
5. Pemantauan
tepat waktu dan tindakan perbaikan yang dilakukan. Proses ini dilaksanakan melalui
aktivitas pemantauan secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau suatu
kombinasi diantara keduanya. Informasi untuk penilaian dan perbaikan dapat berasal
dari berbagai sumber meliputi studi atas struktur pengendalian intern yang ada,
laporan audit intern, laporan penyimpangan atas aktivitas pengendalian, laporan dari
bank, umpan balik dari pegawai, dan keluhan dari pelanggan atas tagihan.
kurang matang dalam pengambilan keputusan bisnis atau dalam melakukan tugas-
tugas rutin karena kekurangan informasi, keterbatasan waktu, atau penyebab lainnya.
2) Kemacetan
Kemacetan pada pengendalian yang telah berjalan bisa terjadi karena petugas
3) Kolusi
pegawai lainnya, atau dengan pelanggan atau pemasok, bisa tidak terdeteksi oleh
untuk tujuan-tujuan tidak sah, seperti keuntungan pribadi, atau membuat laporan
melebihi manfaat yang akan diperoleh dari penerapan pengendalian intern tersebut.
dan operasi pengendalian yang ada dalam perusahaan. Ada empat macam prosedur
yang digunakan dalam pengujian atas pengendalian (Arens, Elder, dan Beasley,
2005), yaitu:
yang pantas.
meninggalkan jejak audit documenter yang jelas. Dokumen, catatan, dan laporan
dan catatan tetapi isinya tidak mencukupi kepentingan auditor dalam menentukan
procedures.
a) Adanya otorisasi yang sesuai untuk menjamin bahwa setiap pembelian barang/jasa
barang/jasa
penerimaan barang
d) Semua order pembelian diberi nomor urut dan mempunyai kolom serta ruang
b. Adanya pengawasan fisik atas barang mulai saat penerimaan sampai saat
akuntansi
c. Pegawai yang mencatat pengeluaran kas tidak akses terhadap kas/aktiva lainnya
b) Adanya pemisahan tanggung jawab antara yang menandatangani cek dengan yang
menandatangani hutang
e) Adanya pengawasan fisik atas blanko cek, cek yang telah dibatalkan, dan cek yang
telah ditandatangani.
kompetitif harus mampu menghasilkan produk berkualitas yang baik dengan biaya
yang rendah dan perusahaan harus mampu untuk merespon permintaan pelanggan
dengan tepat waktu serta produk yang memuaskan pelanggan. Just in time
merupakan metode yang cocok untuk diterapkan pada lingkungan bisnis yang ketat
persaingannya.
“JIT operates on a “pull” or demand basis whereby work is pulled from each
step in the process to the next step when the next step has a demand for it,
rather than pushed on to the next step when the work is completed at the
current step”
Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2005)
“Manufaktur JIT adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan yang
membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh permintaan yang ada,
bukan didorong ke dalam sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan
yang diantisipasi”
Buku Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi (2003), Lalu Sumayang
mengurangi semua sumber pemborosan dan segala yang tidak mempuyai nilai
32
tambah bagi kegiatan produksi. Produk dibuat pada saat atau “just in time’’
Menurut Caster Usry (2006) Just In Time adalah filosofi yang berpusat pada
pengurangan biaya melalui eliminasi persediaan dengan tujuan semua bahan baku
dan komponen sebaiknya tiba dilokasi kerja pada saat dibutuhkan-tepat waktu
menginnginkannya.
Manajemen produksi dan Operasi mengungkapkan pada akhirnya konsep just in time
1. Perilaku Pekerja
Satu hal yang sangat penting pada sistem JIT adalah fungsi ganda dari
tugas.
dan kerjasama para pekerja, manajemen harus menjamin bahwa para pekerja
2. Pemasok
Seperti pada pekerja maka pemasok juga harus dapat memahami dan
menerima pendekatan JIT dalam hal ini pemasok dalah juga merupakan bagian pusat
pekerja.
Dengan demikian maka diperlukan pemasok lokal dengan lead time yang
pendek. Pemasok harus mampu mengirim material secara berkali-kali dengan tepat
waktu. Mutu material dijamin oleh pemasok dan langsung dikirim kebagian produksi
dengan container yang telah tersedia dan mempunyai ukuran tertentu. Terdapat
kecenderungan sistem JIT akan menggunakan satu pemsok dengan hubungan jangka
panjang.
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005) di dalam bukunya yang
Sasaran kemitraan JIT yang dikemukakan oleh Jay Heizer dan Barry Render
yaitu sebagai contoh dengan adanya para pemasok yang baik, maka
terkoordinasi.
3. Perubahan teknik
4. Jaminan mutu
36
perusahaan.
Para pemasok sering memilki proses yang dirancang untuk ukuran lot
kepada pemasok.
6. Kedekatan
ekonomis.
produksi lebih konsisten serta pemindahan finished goods yang lebih dapat
diprediksi.
perusahaan akan sulit untuk beralih ke pemasok lain, keterlambatan pengiriman akan
2.1.4 Pembelian
perusahaan, yaitu sebagai bagian utama dari fungsi pengadaan untuk kebutuhan
perusahaan. Tidak terkecuali dalam perusahaan jasa, pembelian juga sangat penting
jawab atas pengadaan barang yang dibutuhkan dengan kualitas, kuantitas, waktu,
38
harga, pemasok dan penempatan yang tepat sesuai dengan yang dibutuhkan. Definisi
“…..the process of buying : learning of the need, locating and selecting a supplier,
negotiating price and other pertinent terms, and following up to ensure delivery”
Pencapaian pembelian yang efektif haruslah diketahui terlebih dahulu tujuan
1. Membantu identifikasi produk dan jasa yang dapat diperoleh secara eksternal.
mekanisme sistem tidak selalu sama, hal ini dipengaruhi dari jenis perusahaan dan
bergerak dalam bidang tertentu. Beberapa yang harus diperhatikan dalam sistem
dokumen – dokumen yang digunakan, bagian yang terkait, jaringan prosedur yang
suatu sistem pembelian dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah diterapkan,
maka pelaksanaan kerja pada bagian yang terkait akan tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.
akuntansi yang dirancang dan digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang
data elektronik dapat digolongkan menjadi dua yaitu : Pembelian lokal adalah
tiap – tiap perusahaan berbeda dan tidak selalu sama, hal tersebut tergantung dari
dibutuhkan oleh berbagai pihak terutama oleh manajemen sebagai salah satu pihak
1. Jenis persediaan yang telah mencapai titik pemesanan kembali (reorder point)
dalam sistem pembelian tersebut. Menurut Mulyadi (2002) fungsi – fungsi yang
1. Bagian gudang
sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan juga berfungsi untuk
2. Bagian pembelian
mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari supplier untuk mementukan barang
dalam register bukti kas keluar dan juga untuk menyelenggarakan arsip dokumen
sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi catatan utang dan fungsi pencatat
persediaan bertanggung jawab atas pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli ke
42
dalam kartu persediaan. Dengan kata lain fungsi ini bertanggung jawab atas
Fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mencatat sediaan dan aktiva
tetap. Dalam pemerolehan sediaan, fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab untuk
mencatat kos sediaan barang yang dibeli kedalam buku pembantu sediaan. Dalam
kos aktiva tetap yang dibeli ke dalam buku pembantu aktiva tetap.
pemasok.
untuk disimpan.
8. Fungsi akuntansi menerima faktur dari pemasok dan atas dasar faktur dari
transaksi pembelian.
Gambar dibawah ini melukiskan jaringan kerja sama antarfungsi yang terkait
Permintaan Permintaan
Fungsi Fungsi
pembelian Penawaran harga
Gudang Pembelian
(2) Pemasok
(1) Penawaran harga
(3)
(6) Penyimpanan
barang
Order Pembelian
(4)
Fungsi
Penerimaan
Penerimaan barang dari pemasok
(5) Fungsi
Laporan
Penerimaan (7) Akuntansi Penerimaan Faktur
Barang Dari Pemasok
Barang
(8)
Gambar 2.1
input, dan berarti pula prosesing sistem tidak berjalan lancar. Setiap transaksi pasti
memerlukan sebuah dokumen yang digunakan sebagai bukti riil. Saat ini, dokumen
tidak hanya berbentuk kertas, melainkan juga berbentuk kertas (hard copy).
pembelian dibagi menjadi dua golongan : dokumen sumber (source documents) yaitu
dokumen yang dipakai sebagai dasar pencatatan kedalam akuntansi, dan dokumen
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh bagian gudang atau bagian
pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang tersebut didalam surat
tersebut. Surat pemesanan pembelian ini biasanya dibuat dua lembar untuk setiap
permintaan, satu lembar untuk bagian purchasing, dan tembusannya untuk arisp
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang
pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi, yang menyangkut jumlah rupiah
pembelian besar.
45
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada supplier yang telah
dipilih. Dokumen ini terdiri dari berbagai tembusan dengan fungsi sebagai berikut :
dikirimkan kepada supplier sebagai order resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan.
tanda tangan dari supplier dan dikirim kembali ke perusahaan sebagai bukti telah
Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi pembelian menurut
tindakan penyelidikan jika barang tidak datang pada waktu yang telah dipesan.
e) Arsip Supplier
Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi pembelian menurut
otorisasi untuk menerima barang yang sejenis, spesifikasi, mutu, kuantitas, dan
salah satu dasar untuk mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukan bahwa barang
yang telah diterima dari supplier telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan
surat order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat
(substitusi) atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan desain atau bisnis.
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi
pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk
pembayaran utang kepada supplier dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat
digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah register bukti kas keluar
2. Jurnal Pembelian
Buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada pemasok jika
Menurut Nugroho (2001) bahwa bagan alir adalah suatu diagram simbol yang
menampilkan aliran data dan rangkaian tahapan operasi dalam suatu sistem.
Jadi,bagan alir merupakan deskripsi berupa aliran data dan rangkaian dari sistem
akuntansi.
Bagian Gudang
mulai 5 6
2
Surat permintaan
pembelian
Kartu
Gudang T
1
N
Gambar 2.2
Bagan Alir Sistem Informasi Sistem Pembelian ( Mulyadi,2002)
49
Bagian Pembelian
1 7 Dari
2
Pemasok
Surat
Penerimaan
Laporan
Pembelian Faktur
Penerimaan
Membuat Barang
surat
order
Pembelian
Membuat n
Surat
Permintaan
Penawaran
Harga 8
Memeriks
a Faktur
Surat PH
Permintaan SPH
Penawaran SPP
Harga 7
6
5
Surat 4
Penawaran 3
Faktur
harga
2
1 Surat Order
Pembelian
Membuat
Perbandin 5
gan Harga
4
Dikirin ke
Pemasok 9
T
3
2 A
Gambar 2.3
3 Dari pemasok
4 8 9 10
Membandingkan
Memeriksa faktur dari pemasok
barang yang dg SOP & LPB
diterima
Membuat Membuat
Bukti kas
laporan kas keluar
keluar
penerimaa
n barang
SP Faktur
SOP LPB
3 SOP
2 3
2
Laporan
Bukti kas
Penerimaan
keluar Buku
barang
pmbantu
N
sediaan
N
T
Registrasi 10
bukti kas
7 6
keluar
Gambar 2.4
Berdasarkan gambar 2.4 diatas salah saji diperkirakan akan terjadi dalam
3. Setiap penerimaan barang harus didasarkan pada surat order pembelian yang
telah diotorisasi.
barang yang diterima dengan data barang yang tercantum dalam surat order
pembelian.
didokumentasi.
6. Bukti kas keluar harus dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap
dan sah.
7. Setiap pencatatan ke register bukti kas keluar harus didukung dengan bukti
sediaan, aktiva tetap, dengan akun control yang bersangkutan dalam buku
besar.
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.1. Populasi
2005). Menurut V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto (2012) Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karesteritik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah data-data pesanan yang
3.1.2 Sampel
adalah Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sample
ScanCom Indonesia yaitu salah satu data shipment plan. Dalam pengambilan sample,
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama
bagi setiap unsur atau anggota populsi untuk dipilih menjadi anggota sample (V.
56
Wiratna Sujarweni dan Poly Endaryanto, 2012). Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Simple Random Sampling yaitu Pengambilan anggota sampel
dan populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang
(Afifudin dan Beni Ahmad, 2009). Sumber data dalam penelitian ini adalah data-data
sekunder yaitu dari data dokumen jumlah stock barang yaitu yang berupa furniture,
carton, hardware dan asesoris perlengkapan lainnya yang ada di area gudang.
(sugiyono,2009)
3.3.1.Observasi
melalui panca indra atau diartikan sebagai pengamatan dalam pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Menurut Afifudin dan
57
Beni Ahmad (2009) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek
penelitian.
dilakukan adalah observasi terhadap subjek, dan hal-hal yang dianggap relevan
antara peneliti dan informan, dalam proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab. Menurut Anwar (2012) wawancara merupakan
teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek
informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan responden (Purhantara, 2010).
yaitu: Manajer HRD, Manajer Produksi, Suprevisior Area, Dalam hal ini peneliti
58
secara terencana. Dalam hal ini, peneliti terlebih dahulu menyiapkan interview guide
peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi atau
studi pustaka. Intinya, dokumentasi atau studi pustaka adalah metode yang
Adapun instrumen penelitian yang dimaksud adalah alat yang dipakai oleh
peneliti dalam mengumpulkan data. Dalam hal ini alat yang dipakai antara lain alat
perekam (tape recorder) untuk wawancara langsung, kamera dan data Shipment
Plan.
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan cara menganalisa data,
diolah, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting berdasarkan
Langkah analisis data akan melalui beberapa tahap yaitu: pengumpulan data,
Analisa data ini berupa narasi dari rangkaian hasil penelitian untuk menjawab
rumusan masalah.
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data
mendapatkan data tersebut membutuhkan waktu dan metode yang tepat, data yang
digunakan penelitian ini adalah untuk mencatat semua data secara objektif dan sesuai
kepada bagian produksi yaitu para Supervisior Area. Sedangkan hasil dari data
penelitian ini.
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya ( Sugiyono, 2009).
Dari data kasar hasil wawancara dengan supervisior setiap area. Semua data tersebut
dipilih dan difokuskan agar dapat memberikan gambaran yang jelas dari hasil
penelitian. Setelah data hasil yang sudah dipilih dan difokuskan dituangkan menjadi
saling berhubungan antara data yang satu dengan data yang lainnya. Sehingga
peneliti dapat menangkap permasalahan dan dinamika yang terjadi pada sistem
setelah melalui tahapan reduksi, penyajian data ini didiskripkan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori dan mudah dipahami (Afifudin dan Saebani
Ahmad, 2010). Penyajian data dalam penelitian ini mengenai sistem pembelian
barang dalam proses dengan sistem jus in time PT. ScanCom Indonesia.
kesimpulan yang saling terkait perlu adanya bukti-bukti yang kuat untuk
kesimpulan dalam penelitian ini dengan melihat kembali catatan yang diperoleh
Indonesia.
data yaitu keabsahan kontruk, keabsahan internal, keabsahan eksternal dan keajengan
berkaitan dengan suatu kepastian yang berukur benar-benar dari variabel yang diukur
( Afifudin dan Saebani Ahmad, 2009). Keabsahan data dapat dicapai dengan proses
pengumpulan data yang tepat, salah satunya dengan proses triangulasi yaitu teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
melalui waktu dan alat yang berbeda,sumber data ini dapat diperoleh dengan
62
berkaitan.
(afifudin dan Saebani Ahmad, 2010). Apabila teknik pengujian data ini
menghasilkan data berbeda, maka peneliti harus melakukan diskusi lebih lanjut
kepada sumber yang bersangkutan untuk memastikan data yang dianggap benar atau
semuanya benar.
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yag
dikumpulkan sudah memenuhi syarat ( Afifudin dan Saebani Ahmad, 2010). Teknik
wawancara yang diperoleh dari informan. Aplikasi langsung yang diperoleh peneliti
BAB IV
ANALISA DATA
dimana merupakan supplier terbesar dari out door (garden) furniture di dunia dengan
Eropa sebagai pasar ekspor terbesar dan berkembang ke Amerika Utara, Amerika
produk dapat dibedakan menjadi 4 grup : furniture kayu, furniture kayu jati, bantal
mebel dan produk kombinasi baja dan kayu. Semua produk kayu jati di produksi di
Indonesia, produk kayu lain dan bantal mebel diproduksi di Vietnam, produk
ketika anggaran dasar pertama diciptakan, kemudian diikuti dengan persetujuan dari
para investor dan dokumen penting lainnya untuk pembentukan pondasi resmi untuk
perusahaan seperti saat ini. Perusahaan mulai beroperasi pada tanggal 1 oktober pada
awal musim tahun 1999. Sejak pendirian, PT. Scancom Indonesia telah tumbuh
kembang menjadi satu-satunya supplier kayu jati furniture yang terbesar di Jawa
Kawasan Industri Terboyo, Semarang Utara. Bergantinya tahun dan pengaruh gejala
alam di Kawasan Industri Terboyo yang mengalami genangan air pasang dari laut
produksinya untuk mengamankan semua aset kekayaan dari dampak gejala alam
tersebut. PT. ScanCom Indonesia sekarang berada di Kawasan Industri Tambak Aji,
misi yang dijadikan pedoman bagi perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya
1. Kita akan dikenal secara global sebagai supplier garden furniture yang terdepan –
kita akan digambarkan dengan jalan – keluar yang inovatif, barang kita bernilai
2. Kita akan menjadi trendsetter di pasar Dengan inisiatif yang konstan untuk
pelanggan yang tinggi, kita akan selalu paling tidak selangkah lebih maju dari
3. Kita akan selalu “ Memberikan Produk Yang Tepat, Dengan Harga Yang Tepat
pesanan pelanggan, kita harus memberikan harga yang bersaing demikian juga
dengan menyediakan barang kita pada waktu yang tepat kepada pelanggan-
pelanggan kita.
menentukan tugas yang jelas untuk semua karyawan. Penemuan baru, penerapan
teknologi yang tepat, handal, pelatihan, pembentukan tim dan system internal yang
keterpaduan antara misi kita dan sasaran kita yang sekarang maupun di masa
mendatang. Kita selalu melaksanakan penilaian pada kekuatan dari produk kita dan
guna memenuhi apa yang telah dikehendaki oleh perusahaan didalam kegiatan
a. Kejujuran :
b. Semangat :
c. Integritas :
orang contoh yang baik bagi semua orang, kita bertindak atas nama
d. Sosial :
- Hak atas kesempatan yang sama serta keadilan yang tidak bisa
dikompromikan.
e. Kesenangan :
67
g. Berani :
jawab.
h. Tim kerja :
- Akan diberikan pada saat kesulitan atau pada masa yang penuh
tekanan.
j. Perhatian :
k. Penghormatan :
l. Kepuasan :
- Kita bangga dengan apa yang kita kerjakan dan dimanapun kita
berada.
68
pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan kemampuan masing
kegiatan organisasi yang fleksibel dan dinamis sehingga mampu menghadapi dan
hubungan antara jabatan – jabatan itu sendiri maupun antara bidang kerja yang satu
dengan yang lain, sehingga kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab masing –
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI
PT. SCANCOM INDONESIA
Managing
Director
Production
HR Administrasy
Accountant IT Officer Assistant
Assistant
Factory Factory
Worker Worker
Gambar 4.2
( Lanjutan )
Managing
Director
Drafter QC
Job Description :
1. Managing Director :
- Budgeting
- Report bulanan
- Cash Flow
3. Account Assistant :
4. TAX Administration :
5. Administration Assistant :
stock
6. IT :
- upgrade komputer,
72
7. HR Supervisor :
ditetapkan,
8. HR Assistant :
-Membantu HR Supervisor
9. Time Keeper :
manager
masing.
ke supplier mebel.
22. Drafter :
-Purchasing mebel, memastikan bahwa mebel yang dibeli datang tepat waktu
memaksimalkan seleksi atau pengecekan barang (furniture) yang akan masuk dalam
area gudang hingga sampai area produksi, area packing dan pengiriman. Pengecekan
kualitas barang dilakukan mulai dari tiap – tiap tempat asal barang ( suplier ) yang
75
jatuh tempo penyimpanan selama 9 bulan dari tanggal penerimaan barang dengan
ketentuan kualitas barang masih tanggungan suplier. Apabila dalam masa produksi
barang mengalami kerusakan bukan karena faktor manusia, barang tersebut akan
dikembalikan pada suplier untuk diganti dengan yang kualitas standart yang
seperti :
ditentukan,
3. Barang yang rejek parah akan dikembalikan kepada suplier atau pihak
perusahaan akan minta komponen yang rejek dari barang tersebut untuk
berikut :
77
Asal barang
(supplier )
Intern QC
Kualitas Ok NO
(dikirim kepabrik)
NO
Diseleksi oleh QC Kembali ke
incoming OK supplier
OK
Area NO
gudang/produksi Quarantine
NO NO
OK Area QE/ERW
NO
Di seleksi QC
final
supplier
OK NO
Area Packing
shipment
Gambar 4.3
Proses pengendalian intern seleksi kualitas barang PT. ScanCom Indonesia ( diolah )
78
dasarnya telah berjalan efektif dan penyerahan barang dengan pembelian sistem just
in time telah tepat waktu penerimaan barang yang dipesan, akan tetapi pada akhir –
akhir ini mengalami kendala pengiriman yang tidak tepat waktu disebabkan oleh
Berbeda apa yang telah dipaparkan dalam teori Caster usry, 2006, dalam
bukunya yang berjudul Akuntansi biaya,” barang tiba dilokasi kerja tepat
dijalankan dengan sangat baik. Dikatakan sangat baik dikarenakan antara lain:
Pembelian yang terjadi atau yang dilakukan oleh PT. ScanCom Indonesia
adalah 100% Pembelian Kredit dengan suplier dengan tempo pembayaran tiga hari
dari tanggal penerimaan barang pesanan, dalam hal ini transaksi pembelian dalam
80
PT.ScanCom Indonesia ini ditandai atau diawali dari adanya permintaan dari masing
– masing buyer yang melihat barang – barang sample yang ada dishowroom
showroom PT. ScanCom Internasional dan permintaan dari setiap buyer untuk
permintaan barang sample. Setiap buyer mulai memesan dalam jangka waktu 1
season produksi ( bulan juli – juli ). Didalam Perusahaan bagian Wood Procurement
Supervisor untuk meminta barang yang sudah habis pada fungsi gudang. Kemudian
fungsi gudang mengecek persediaan barang tersebut melalui data persediaan yang
ada didalam komputer dan jika persediaan telah mencapai batas minimum maka
secara otomatis fungsi pembelian akan membuat surat permintaan pembelian barang
yang akan diotorisasi oleh kepala bagian pembelian kemudian akan dilakukan
1. Purchase Order ( PO )
Pada PT. ScanCom Indonesia dokumen ini digunakan untuk memesan barang
kepada pemasok yang telah dipilih. Dokumen ini berisi nama, atau jenis barang,
jumlah barang yang dipesan, ukuran, harga per unit, dan tanggal pengiriman.
Purcashe Order ini terdiri dari tiga rangkap. Rangkap pertama berwarna putih
dipegang oleh Pemasok, rangkap kedua berwarna merah dipegang oleh Bagian
81
Pembelian, dan rangkap yang ketiga berwarna kuning dipegang oleh Bagian
Keuangan. ( lampiran 1)
Dokumen ini berupa Form Nota B, Form Nota III yang dibuat oleh suplier
(furniture) pada saat pengiriman barang yang selanjutnya ditunjukan pada bagian
penerimaan untuk mengecek bahwa barang yang diterima dari pemasok telah
memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang tercantum dalam
Purcashe Order. Parsial barang masuk terdiri dari 3 rangkap. Rangkap pertama
dipegang oleh Suplier, lembar kedua dipegang oleh bagian gudang, dan lembar
ketiga dipegang oleh bagian keuangan. Sedangkan Memo di buat suplier untuk
Dokumen ini adalah surat intern perusahaan sebagai bukti yang digunakan
untuk perpindahan barang dari bagian penerimaan barang ke gudang, dari area ke
area maupun dari gudang (Qurantine) apabila barang mengalami kerusakan dan
dikembalikan ke suplier. Item movement not terdiri dari rangkap 3 dan rangkap 4
yaitu warna putih untuk arsip pengirim, warna merah untuk penerima, warna biru
untuk arsip administrasi dan yang rangkap 4 ( warna kuning ) untuk barang yang
1. Jurnal Pembelian
2. Kartu Utang
mencatat mutasi dari setiap utang sehingga dapat diketahui saldo utangnya Pada PT.
ScanCom Indonesia.
3. Kartu Persediaan
Dalam menjalankan suatu sistem perlu adanya fungsi – fungsi yang terkait,
pada PT. ScanCom Indonesia ini ada beberapa fungsi yang terkait dalam sistem
pembeliannya yaitu :
1. Fungsi Gudang
pelaksanannya. Sudah sesuai dengan teori fungsi yang terdapat dalam pembelian
2. Fungsi Pembelian
Fungsi ini ditangani oleh bagian pembelian, fungsi ini bertanggung jawab
untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berhak menentukan suplier
mana yang akan dipilih dalam pengadaan barang. Fungsi ini juga mempunyai
wewenang untuk membuat purcashe order dan mengirimkannya kepada suplier yang
telah dipilih.
3. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini ditangani oleh bagian akuntansi. Fungsi ini bertanggung jawab atas
pencatatan transaksi pembelian. Jadi fungsi inilah yang akan mencatat bertambahnya
dilakukan pencatatan transaksi pembelian kedalam register bukti kas keluar dan
untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi
sebagai catatan utang. telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mulyadi,
2002.
4. Fungsi Penerimaan
Fungsi ini ditangani oleh bagian penerimaan. Fungsi ini bertanggung jawab
untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kuantitas barang yang
diterima dari pemasok guna menentukan layak tidaknya barang tersebut diterima
oleh perusahaan. Telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Muyadi,2002.
akan tetapi dalam fungsi ini terjadi kolusi antara Qc yang menentukan masuk dan
84
tidaknya barang dengan suplier agar barang dapat masuk, sesuai yang dikemukakan
Dalam sistem pembelian pada PT. ScanCom Indonesia terdiri dari beberapa
kepada bagian pembelian jika persediaan digudang sudah menipis. Selain itu, bagian
pembelian juga akan melakukan pemesanan barang dengan melihat data persediaan
mutu baik. Jika harga sudah disetujui maka akan dibuatkan surat order pembelian.
barang dengan memperhatikan mutu, kualitas. Telah sesuai dengan teori yang
Dalam prosedur ini, bagian pengadaan barang sebagai fungsi pembelian akan
Pengecekan data persediaan dilakukan setiap seminggu sekali oleh masing - masing
85
bagian atau kategori barang (non furniture). Jika persediaan barang tersebut sudah
mencapai batas minimum maka bagian pembelian membuat purchase order untuk
memesan kembali barang tersebut kepada pemasok yang bersangkutan. Pada saat
purchase order dibuat, bagian pengadaan akan mengisikannya sesuai dengan jenis,
nama barang, kode barang, ukuran. Jangka waktu pembayaran ditetapkan 3 hari kerja
jenis, kuantitas, mutu barang yang diterima dari suplier dan kemudian membuat
surat jalan. Telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mulyadi,2001.
Kelemahan
Kelebihan
operasi.
87
Gambar 4.4
1 mulai
Menerima barang
dari bagian
Membuat peneriman
PO
3
2
3 Item move 1
2
1
PO
Item move 1
ke supplier
N
T
PO : Purchase Order
Gambar 4.5
( lanjutan)
supplier
2
1
Memeriksa
PBM (nota B Pembelian
dan Nota III )
Memeriksa
barang yang
SOP 3
dikirim
Faktur 1
Membuat
item move Kartu
barang hutang
masuk
Kartu
3
2 persediaan
A
Iem move barang
masuk 1
Dicatat ke
N
jurnal
pembelian
T
selesai
89
kegiatan dimulai dari fungsi pembelian yang mana dalam hal ini ditangani oleh
Kemudian setelah barang dikirim oleh suplier dan diterima oleh perusahaan,
yang akan menanganinya adalah fungsi penerimaan untuk memeriksa kualiatas dari
barang tersebut. Fungsi penerimaan akan melakukan pemeriksaan pada barang yang
dikirim supaya dicocokan dengan purchase order yang dibuat oleh bagian pembelian.
(parsial barang masuk). Parsial barang masuk terdiri dari tiga rangkap. Rangkap
pertama dipegang oleh pemasok, rangkap kedua dipegang oleh bagian gudang, dan
berdasarkan tanggal dibuatnya dan nomor urut item move barang masuk tersebut.
90
Langkah selajutnya fungsi gudang dimana dalam hal ini adalah bagian
gudang. pada saat bagian gudang menerima barang bersamaan dengan surat jalan
dari pemasok dan item movement note dari bagian penerimaan maka bagian gudang
akan membuatkan tanda terima barang sebagai bukti bahwa barang telah diterima di
gudang. tanda terima barang ini diotorisasi oleh bagian gudang dan diarsipkan
Kemudian setelah itu fungsi akuntansi yang ditangani oleh bagian akuntansi
dokumen sumber yang berhubungan dengan pembelian seperti faktur, purchase order
dan item movement note barang masuk supaya disesuaikan hasil perkalian antara
harga dengan unit yang dipesan sudah benar sehingga tidak terjadi kesalahan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Quality Control perusahaan yang ada di area income, karena dalam proses
penerimaan barang tersebut dari faktor kualitas barang. Barang yang telah
selanjutnya.
6. Barang yang dalam area gudang akan dicek ulang kualitasnya sebelum jatuh
barang rejek yang dapat diperbaiki oleh karyawan perusahaan dan yang akan
sedang dibutuhkan.
sistem just in time yang dilakukan oleh PT. ScanCom Indonesia secara garis besar
1. Pada PT. ScanCom Indonesia dokumen yang digunakan dalam proses pembelian
adalah surat order pembelian, parsial barang masuk, faktur, bukti kas keluar, dan
tanda terima barang. Surat order pembelian atau purchase order digunakan sebagai
bukti atau lampiran pemesanan barang kepada pemasok yang telah dipilih. Surat
93
Pertelaan barang masuk digunakan sebagai pencatatan atas barang yang diterima
utang karena telah dilakukannya pembelian kredit. Faktur dibuat oleh suplier yang
tanda terima barang, dokumen ini digunakan sebagai bukti bahwa barang yang
dipesan telah diterima di gudang. Tanda terima dibuat oleh bagian gudang dan
2. Pencatatan atas semua proses pembelian pada PT. ScanCom Indonesia dilakukan
digunakan antara lain jurnal pembelian, kartu utang, dan kartu persediaan. Jurnal
oleh PT. ScanCom Indonesia. Kartu utang digunakan untuk mencatat mutasi dari
setiap utang sehingga dapat diketahui saldo utang tiap suplier. Kartu persediaan
digunakan untuk mencatat data persediaan dan mengecek data persediaan. Pada
komputerisasi.
3. Terdapat beberapa prosedur dalam proses pembelian barang pada PT. ScanCom
4. semua bentuk dokumen sama disetiap transaksi penerimaan barang dari fungsi
dijalankan dengan sangat baik. Dikatakan sangat baik dikarenakan antara lain:
Terdapat kelemahan dan kelebihan dari sitem just in time yang diterapkan
yaitu :
Kelebihan
sendiri.
Kekemahan
95
Pembelian barang dengan Sistem Just In Time pada PT. ScanCom Indonesia dapat
Tabel 2.
5.2 Saran
ada ditiap suplier maupun yang ada di QC area Income harus bekerja secara
maksimal dan jujur tanpa adanya praktek kolusi sehingga kualitas barang
terjadinya kolusi.
3. Dalam surat intern perusahaan yaitu item movement note diharapkan setiap
fungsi berbeda.
97
melihat stock barang yang ada digudang dan pengiriman barang dari suplier,
pembuatan jadwal shipping plan jauh – jauh waktu dan mengupayakan untuk
menguntungkan.
produksi, maka hasil penelitian ini bisa terjadi perbedaan isi maupun hasil penelitian
sehingga hasil penelitian ini tidak dapat dijadikan sebagai pedoman. Dalam
barang dengan sistem just in time PT. ScanCom Indonesia secara umum dengan
karena adanya privasi dan norma-norma yang berlaku diperusahaan bersifat rahasia.
98
Mahasiswa maupun peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut dengan topic
dan tema yang sama diharapkan dalam penelitiannya dengan periode waktu yang
lebih singkat, sehingga hasil pengamatan yang berdasarkan situasi dan kondisi saat
DAFTAR PUSTAKA
Iriyadi dan Rianna, 2009, Evaluasi Atas Sistem Pembelian dalam Kaitannya dengan
Pengendalian Intern, Jurnal Ilmiah Rangga Gading, Volume 9, No. 1, April
Tan kwang en dan Suryadi, fransisca Adelyna, 2011, Peranan Sistem Informasi
Akuntansi Terhadap Pengendalian Intern Pembelian Bahan Baku Guna
Mencapai Penyerahan Bahan Baku Yang Tepat Waktu, Akurat Jurnal Ilmiah
Akuntansi, No. 06, Tahun ke-2, September-Desember.
Barry, Render. 2005. Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh. Salemba Empat.
James, A. Hall. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Ketiga. Salemba Empat.
Marshal, B. Romney dan Paul John Steinbart. 2006. Accounting Information System.
Edisi Kesembilan. Salemba Empat.
Usry, Carter. 2006. Akuntansi Biaya. Edisi Tiga Belas. Buku 1. Salemba Empat
Jakarta.
Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Salemba
Empat. Jakarta
Arens, Alvin A, Randal J.Elder, dan Mark S.Beasley. 2005. Auditing and Assurance
Services. New Jersey:Prentice Hall, Inc
Basalamah, Aries S.M. 2008. Auditing PDE Dengan Standar IAI. Depok Timur.
Penerbit Usaha Kami
Bloomberg, David J., Stephen Lemay, Joe B. Hanna. 2002. Logistic. United States of
America: Prentice – Hall, Inc
Romney, M.B, and Paul John Steinbart. 2008. Edisi 11. Accounting Information
Systems. New Jersey:Prentice Hall, Inc
Octriyani Putri, Windi, 2010, Sistem dan Prosedur Pembelian Barang Dagang Pada
PT. Star Internasional Surabaya, Tugas Akhir, Program Diploma Tiga STIE
Perbanas, Surabaya