Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perusahaan Dagang dapat di definisikan sebagai Organisasi yang melakukan

Kegiatan Usaha dengan membeli barang pada Pihak atau Perusahaan lain kemudian

menjualnya kembali kepada Masyarakat. Setiap perusahaan bertujuan untuk

menghasilkan laba yang optimal agar dapat melangsungkan hidupnya, serta

mengembangkan usahanya ketingka yang lebih tinggi.

Perkembangan perusahaan di berbagai dunia saat ini juga semakin pesat, oleh

sebab itu perusahaan diaruskan memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar.

Salah satu unsur yang paling penting dalam perusahaan adalah persediaan.

Perusahaan merupakan barang dagangan yang dibeli kemudian untuk selanjutnya di

jual kembali dalam operasi perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2018) dalam PSAK No. 14, Persediaan

adalah aktiva (1) yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, (2) dalam

proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau (3) dalam bentuk bahan atau

perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Bagian yang penting pada perusahaan dagang dalam menjalankan operasi

perdagangan sehari – hari adalah bagaimana perusahaan mengelola persediaan

(Sambuaga, 2013). Persediaan adalah asset lancer dalam bentuk barang atau

perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan

dan dijual kembali untuk memperoleh keuntungan (Suwanda dan Santosa, 2014:85).

1
2

Kesalahan dalam pencatatan barang masuk atau barang keluar pada perusahaan

dagang akan berpengaruh pada laporan keuangan perusahaan sehingga dapat

menyebabkan kerugian pada perusahaan tersebut. (Sambuaga, 2013).

Untuk menghadapi persaingan ini diperlukan sistem yang terstruktur serta

pengendalian internal yang baik. Sistem yang terstruktur dapat menghasilkan sebuah

informasi yang dibutuhkan oleh pemakainya sehingga dapat bermanfaat bagi

kemajuan perusahaan. Salah satu penerapan sistem yang terstruktur yang berperan

penting dalam kegiatan perusahaan yaitu penerapan system informasi akuntansi.

Penerapan sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal pada

persediaan juga sangat penting karena dapat membantu perusahaan untuk mencapai

keunggulan yang kompetitif. Peranan sistem informasi akuntansi persediaan dalam

perusahaan bertujuan untuk memudahkan manajemen perusahaan mendapatkan

informasi yang relevan, memudahkan fungi – fungsi operasional mendukung

penyediaan informasi yang dapat digunakan untuk merancang dan mengontrol

aktivitas perusahaan.

Peranan sistem akuntansi persediaan yang baik tidak dapat terlepas dari

pengendalian internal atas persediaan. Pengendalian atas persediaan akan membantu

perusahaan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam penanganan jumlah

persediaan.Jika pencatatan dan penilaian jumlah persediaan barang telah dilakukan

dengan benar sejak awal, maka pada akhirnya penjumlahan dalam laporan keuangan

juga benar (Makisurat 2014).

Persediaan juga sangat rentan terhadap kerusakan maupun pencurian. Oleh

karena itu diperlukan suatu pengendalian internal yang bertujuan untuk melindungi
3

persediaan dan juga agar informasi mengenai persediaan lebih dapat di percaya

mengingat aktiva ini tergolong cukup lancar. Tujuan utama dari pengendalian internal

persediaan adalah untuk memastikan bahwa persediaan dalam keadaan aman dan

disajikan dalam laporan keuangan dengan benar.

Dengan adanya sistem informasi persediaan dan pengendalian internal

persediaan di terapkan oleh perusahaan, terutama dalam pengambilan sebuah

keputusan dan dalam menentukan Langkah – Langkah yang akan ditempuh oleh

perusahaan terutama dalam persediaan barang agar berjalan dengan lancar. Kendala

yang sering ditemukan dalam system informasi akuntansi persediaan dan

pengendalian internal persediaan adalah kurangnya dokumen yang diperlukan,

kesalahan dalam membuat catatan laporan serta adanya otorisasi dan organisasi yang

berfungsi dengan baik (Makisurat 2014).

Evaluasi efektifitas system pengendalian internal juga perlu dilakukan guna

memastikan koordinasi yang baik antara fungsi – fungsi pengendalian perseroan

sehingga setiap fungsi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pelaksanaan

pemeriksaan operasi dilakukan untuk mengetahui adanya kelemahan atau

penyimoangan yang ada di dalam setiap fungsi kegiatan operasional.

PT. Makmur Technology Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di

biadang manufaktur dalam perakitan Etalase Handphone. PT. Makmur Technology

Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dapat dilihat perusahaan

yang didirikan oleh tenaga – tenaga ahli yang berpengalaman di bidangnya pada

tahun 2018 yang berada di Kawasan Industri BSB Blok A, 3, Jatibarang, Kec.Mijen,

Kota Semarang, Jawa Tengah 50219. Dengan VISI menginspirasi masyarakat dalam
4

menghadapi kemajuan teknologi, dalam hal ini PT. Makmur Technology Indonesia

menyediakan produk – produk untuk menunjang bidang penjualan dan advertising.

Untuk menjadikan PT. Makmur Technology Indonesia menjadi perusahaan

yang berkualitas dari segi menjaga kelancaran operasional perusahaan, maka

perusahaan melakukan stock opname barang setiap bulannya dan memerlukan audit

di setiap akhir tahun. Audit sendiri memiliki fungsi untuk mengelola dan mengurangi

resiko dalam mengendalikan efektivitas pengawasan implementasi tata kelola serta

pengenadalian internal untuk memastikan penerapan praktik tata kelola berjalan

dengan optimal. Fungsi ini bertujuan untuk meningkatkan operasioal perseroan dan

entitas anak perseroan. Terutama dalam hal pengendalian internal atas persediaan

barang,untuk mengetahui seberapa besar kecocokan data yang ada dalam persediaan

barang pada perusahaan.

Dalam menjalankan operasionalnya, PT. Makmur Technology Indonesia

terkadang mengalami masalah yang salah satunya terjadi pada persediaan yaitu

terdapat perbedaan atara data informasi akuntansi persediaan barang yang berada

dalam sistem dengan stock fisik yang berada di Gudang. Maka terdapat selisih antara

system dengan stock riil yang ada dalam Gudang. Kesalahan tersebut bisa disebabkan

oleh kelalaian karyawan Gudang dalam pencatatan kartu stock atau karena pencatatan

data yang kurang teliti saat barang pertamakali datang atau pada saat pencatatan data

transaksi pengeluaran barang yang terjadi di setiap harinya.

Selain itu, PT. Makmur Technology Indonesia masih kekurangan karyawan

dalam menjalankan operasional perusahannya terutama pada bagian Gudang,

sehingga karyawan masih harus merangkap pekerjaan yang dapat beresiko


5

menimbulkan kesalahan dan pengendalian internal yang masih harus melakukan

perhitungan stock sparepart yang beresiko dapat melakukan manipulasi data karena

tidak adanya pengawasan. Maka untuk mengatasi kendala yang muncul maka

perusahaan harus melakukan stock opname pada setiap bulannya juga melakukan

audit agar semua proses transaksi persediaan di perusahaan terkontrol dengan baik

dan data yang di peroleh sesuai dengan fisik yang ada.

PT. Makmur Technology Indonesia sendiri memiliki 2 Gudang diantaranya

ada Gudang Utama dan Gudang Repair. Gudang Utama sendiri memiliki Stock untuk

menyortir barangnya ke bagian Produksi agar dapat melakukan perakitan Etalase

yang bertujuan untuk di jual kembali. Jadi setiap harinya Gudang utama menyortir

barang sparepart nya ke bagian produksi dengan melampirkan Work Order (WO) dan

Surat Perintah Kerja (SPK) untuk dapat mengeluarkan bukti transaksi barang keluar

dari Gudang Utama. Dan untuk Gudang Repair sendiri memiliki stock untuk

menyortir barang pada bagian Divisi Repair untuk memperbaiki kerusakan barang

yang di kembalikan dari customer. Jadi setiap harinya Teknisi Repair melakukan

transaksi dengan melampirkan Formulir permintaan barang sesuai dengan kerusakan

yang terjadi agar menjadi bukti transaksi keluarnya barang sparepart dari Gudang

Repair.

Berdasarkan hasil Observasi dan fenomena yang terjadi pada PT. Makmur

Technology Indonesia adalah terjadinya selisih antara persediaan barang yang tercatat

pada system dengan jumlah fisik yang ada pada kartu stock Gudang. PT. Makmur

Technology Indonesia terjadi selisih stock persediaan, terutama saat melakukan

transaksi permintaan barang sparepart material untuk di kirim ke Customer luar


6

karena melakukan pembelian barang (sparepart). Juga pada saat Teknisi melakukan

Repair ke Toko, kadang barang yang terpakai tidak sesuai dengan Surat Jalan

keluarnya barang yang di keluarkan berbeda dengan Surat jalan yang dibawa. Yang

menyebabkan pada saat melakukan audit tahunan mengalami selisih antara jumlah

barang di system dan barang yang ada pada kartu srock. Berikut adalah bukti

terjadinya ketidak sesuaian antara stock fisik dengan system pada audit 2020:

Tabel 1.1

Hasil Audit 2020

Jumlah Selisih Barang (Sparepart)

PT. Makmur Technology Indonesia

No Nama Sparepart Gudang Stok Stok Selisih

Sistem Fisik Sparepart

1. Adaptor 24V 5A Material Besar 43 41 2

2. Konektor Material Kecil 51 48 3

3. Adaptor 24V 360 Watt Material Besar 31 32 1

4. Alarm 1*6 Material Besar 50 52 2

5. Saklar Material Kecil 87 88 1

6. Power Plug Material Kecil 28 30 2

7. Kaca Atas Atas Etalase Material Besar 9 7 2

8. Led Atas Etalase Material Besar 10 11 1

Sumber : Hasil Audit PT. Makmur Technology Indonesia (2021)


7

Berdasarkan table 1.1 di atas,dapat dilihat bahwa pelaksanaan pengendalian

internal atas pemisahan tugas antara bagian Penerimaan dengan persediaan PT.

Makmur Technology Indonesia belum bisa di katakan baik, apabila dalam pencatatan

persediaan masih terjadi kesalahan. Kesalahan yang terjadi dalam persediaan yaitu

selisih antara Jumlah stok sistem dan stok fisik barang. Hal ini dapat menyebabkan

kerugian bagi perusahaan yang berpebgaruh pada laba perusahaan.Untuk mengatasi

permasalahan tersebut perlu di lakukan pemantauan dalam setiap penghitungan

barang (sparepart) dan transaksi yang terjadi setiap harinya dengan melakukan Stok

Opname di setiap bulannya.

Bentuk pengendalian atas persediaan yang di terapkan pada PT. Makmur

Technology Indonesia yaitu pemisahan tugas antaranya penerimaan barang, transaksi

barang, pencatatan transaksi brang, penulisan manual pada kartu stok dan juga

pencatatan pada sistem komputerisasi. Untuk pemisahan tugas sesuai dengan

bagiannya, hal ini sangat di perlukan agar tidak terjadi kesalahan dan juga menunjang

kelancaran operasional perusahaan. Dalam hal pengendalian internalnya sudah cukup

efektif karena bagian fungsi penerimaan dan fungsi persediaan barang sudah terpisah

dan terdapat pengawasan dalam hal penerimaan dan pengeluaran transaksi di setiap

harinya. Tetapi masih terjadi kesalahan saat melakukan proses pengeluaran dan pada

saat return barang, terutama saat pencatatan jumlah pada kartu stok manual yang

mengakibatkan kesalahpahaman. Dan pengawasan pada bagian ini masihlah minim

sebab jumlah SDM (Sumber Daya Manusia) Gudang sendiri hanya 3 Orang,

Sedangkan Barng di dalamnya terhitung cukup banyak. Karena tanpa adanya


8

pengawasan ini akan membuat Karyawan bekerja tanpa persetujuan kepala dan

tentunya akan mengakibatkan kesalahan dalam pencatatan Barang (sparepart).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “EVALUASI PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

UNTUK PERSEDIAAN BARANG DAGANG (SPAREPART) PADA PT.

MAKMUR TECHNOLOGY INDONESIA”.


9

1.2. Rumusan Masalah.

Sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada PT. Makmur Technology

Indonesia tidak lain adalah ketidak cocokan antaran kartu stok manual barang dengan

stok yang berada pada sistem. Hal inilah yang menyebabkan aktivitas pengendalian

internal menjadi tidak optimal dan terganggu terhadap pembelian barang menjadi

lemah dan tidak teliti dalam jumlah barang. Maka masalah yang akan di teliti

selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan sistem pengendalian internal dan sistem persediaan barang

dagang pada PT. Makmur Technology Indonesia?

2. Bagaimana timbulnya kesalahan dalam pencatatan persediaan barang dagang

pada PT. Makmur Technology Indonesia?

3. Bagaimana Upaya dalam pencegahan kesalahan dalam pencatatan dan

perhitungan barang dagang pada PT. Makmur Technology Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian.

Sesuai dengan permasalahan yang di ajukan, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk dapat mengetahui bagaimana penerapan sistem pengendalian internal dan

sistem persediaan barang dagang pada PT. Makmur Technology Indonesia.

2. Untuk dapat mengetahui bagaimana timbulnya kesalahan dalam pencatatan

persediaan barang /dagang pada PT. Makmur Technology Indonesia.

3. Untuk dapat mencegah jika teradi kesalahan dalam pencatatan dan perhitungan

barang dagang pada PT. Makmur Technology Indonesia.


10

4. Untuk dapat mengatasi jika terjadi kesalahan dalam pencatatan dan penghitungan

barang dagang pada PT. Makmur Technology Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Di samping tujuan yang telah di lampirkan, maka penelitian ini dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti.

a. Peneliti mendapatkan pengetahuan dalam proses penelitian tentang

penerapan sistem pengendalian internal untuk persediaan barang.

b. Peneliti mendapatkan pengalaman dan pemahaman tentang penerapan

pengendalian internal untuk persediaan barang.

2. Bagi Akademis.

Hasil Penlitian ini di harapkan dapat membantu mengembangkan ilmu

pengetahuan Akuntansi pada umumnya, khususnya dalam menerapkan sistem

pengendalian internal dan sistem informasi akuntansi persediaan barang untuk

mengantisipasi terjadinya kesalahan dalam pencatatan persediaan barang.

3. Bagi Instansi.

Bagi PT. Makmur Technology Indonesia diharapkan dapat menjadi masukan

yang berguna untuk mengurangi kesalahan dalam pencatatan persediaan agar

perusahaan tidak mengalami kerugian.


11

4. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Untuk mendapatkan hasil yang lebiih baik,perlu adanya perbandingan antara

perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang,karena penelitian ini hanya

menggunakan perusahaan dagang.

Anda mungkin juga menyukai